Anda di halaman 1dari 22

ERITRODERMA

ARNI PAHLAWANI AMIR/11120172105


PEMBIMBING : dr. Asnawi Madjid, Sp. KK, MARS
SKIN
Histology
?
physiologi
Eritroderma / dermatitis
eksfoliatif. Penyakit sekunder pada kulit yang
termasuk dalam kelompok papulosquamous
eruption, dengan karakteristik eritema dan
skuama pada lebih dari 90% area permukaan
tubuh
Dilaporkan 50 pasien terdiagnosis
eritroderma, 33 (66%) sudah
mengalami penyakit kulit
sebelumnya yang sudah
dibuktikan dari riwayat pasien
dan didukung dari hasil
histopatologi pasien. Penyebab
eritroderma juga di laporkan
berupa reaksi obat 6 (12%), CTCL
2 (4%) dan eritroderma idiopatik
9 (18%).
Angka kejadian kasus eritroderma pada laki-laki lebih
banyak dari pada perempuan dengan perbandingan 2:1-
4:1.
ETIOLOGI
Potensi Gagal HIPOTERMI
CO  ERITEMA
Jantung

Kehilangan panas

Dilatasi PD
Penguapan cairan 
SUHU BADAN 

Respon metabolik DEHIDRASI

Hipermetabolisme
kompensator
ERITRODERMA kehilangan skuama

Laju metabolisme Hipoproteinemia


EDEMA
Basal  Albumin <, globulin ɣ >
GEJALA
KLINIK ERITRODERMA
Ada demam, pruritus, kelelahan, kelemahan, anoreksia,
penurunan berat badan, malaise, merasa dingin, dan
menggigil.
Lesi kulit : Kulit merah, menebal, berskuama.
Telapak tangan dan telapak kaki : Biasanya terlibat, dengan
hiperkeratosis besar dan celah yang dalam
Rambut : Alopecia
Kuku :Penebalan piring kuku, onycholysis, peluruhan kuku.
Pigmentasi : Pada eritroderma kronis, mungkin ada
hiperpigmentasi atau kehilangan pigmen secara tidak
sempurna pada pasien yang kulit normalnya coklat atau
hitam.
Eritroderma akibat alergi obat sistemik
• Eritema universal dan skuama akan
timbul di stadium penyembuhan.
Terjadinya cenderung tiba-tiba,
dan resolusinya lebih cepat dari
penyebab yang lain.
• Carbamazepine dan allopurinol
sebagai agen potensial terbesar
pencetus eritroderma
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit
• Eritroderma akibat psoriasis
Eritroderma lebih sering terjadi pada psoriasis
lama. Yang disebabkan oleh penyakitnya sendiri
atau karena pengobatan yang terlalu kuat,
misalnya pengobatan topical dengan ter dengan
konsentrasi yang terlalu tinggi.

• Penyakit leiner
Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi
umumnya penyakit ini disebabkan oleh
dermatitis seboroik yang meluas. Kelainan kulit
berupa eritema universal disertai skuama yang
kasar.
Penyakit leiner
Eritroderma akibat psoriasis
Eritroderma akibat penyakit sistemik
termasuk keganasan

Berbagai penyakit atau kelainan


alat dalam dapat menyebabkan
kelainan kulit berupa eritroderma.
Jadi setiap kasus eritroderma yang
tidak termasuk golongan I dan II
harus dicari penyebabnya.
Termasuk di dalam golongan ini
adalah sindrom Sézary.
DIAGNOSIS

• Riwayat penyakit utama (misalnya,


psoriasis, dermatitis atopik).
Anamnesis • Riwayat pemakaian obat atau medikasi
lain.

• Eritema yang menyeluruh.


Pemeriksaan • Skuama muncul 2-6 hari setelah timbulnya
eritema
Fisik • Pruritus biasanya menyebabkan ekskoriasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Anemia, leukositosis, limfositosis,


eosinofilia, peningkatan IgE, dan
Laboratorium peningkatan sedimentasi eritrosit.
• Gangguan elektrolit

• Biopsi kulit tergantung berat dan durasi proses


inflamasi.
Pemeriksaan • Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis
menonjol, sehingga terjadi edema.
Histopatologi • Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan
rete ridge lebih dominan
Diagnosis Banding
• Dermatitis Atopik
– Peradangan kulit berupa dermatitis
yang kronis residif, disertai rasa gatal.
– Mengenai bagian tubuh tertentu
terutama di wajah pada bayi dan
bagian fleksural extremitas (pada fase
anak).
– Karakterisik pada umumnya ditandai
oleh kulit kering dan gatal, seringnya
menggaruk yang berujung pada
inflamasi dan likenifikasi
– Berkaitan erat dengan penyakit atopi
lainnya, yakni asma bronkial, rhinitis
alergi, urtikaria, dan hay fever.
Diagnosis Banding

• Psoriasis
– Penyakit yang penyebabnya autoimun
bersifat kronik dan residif.
– Umumnya lesi berupa plak
eritematosa berskuama berlapis
berwarna putih keperakan dengan
batas yang tegas.
– Letaknya terlokalisir, misalnya pada
siku, lutut atau kulit kepala (scalp)
atau menyerang hampir 100% luas
tubuh
Diagnosis Banding

• Dermatitis Seboroik
– Kelainan kulit papuloskuamosa
dengan predileksi di daerah kaya
kelenjar sebasea, scalp, wajah dan
badan.
– Penyebaran lesi dimulai dari derajat
ringan, misalnya ketombe sampai
dengan bentuk eritroderma.
– Karakteristiknya ditandai oleh
eritema, skuama, dan terjadi di
daerah kelenjar sebasea yang sangat
aktif, seperti wajah dan kulit kepala,
area presternal, dan di lipatan tubuh.
Penatalaksanaan
 Golongan I : kortiksteroid (prednison 4 x 10 mg,
penyembuhan dalam beberapa hari – minggu)
 Golongan II : kortikosteroid (prednison 4 x 10 mg – 4
x 15 mg sehari); asetretin untuk psoriasis;
penyembuhan dalam minggu – bulan
 Sindrom Sezary: kortikosteroid (prednison 30 mg
sehari) atau metilprednisolon ekuivalen dengan
sitostatik (klorambusil dengan dosis 2 - 6 mg sehari).
 Eritroderma kronik: diberikan diet tinggi protein
 Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk
mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema
misalnya dengan salap lanolin 10% atau krim urea 10%
REFERENSI
• Oktarlina, RZ. et al. 2017. Eritroderma et causa Alergi Obat. Majority volume 6 nomor 2.
• Wolff Klaus, Johnson RA, Saavedra AP. Exfoliative Erythroderma Syndrome. Fitzpatrick’s Color Atlas
And Synopsis Of Clinical Dermatology 7th eds. New York: McGraw-Hill; 2013. Pg. 127.
• Mistry Nisha, Gupta Ambika, Alavi Afsenah. A Review of the Diagnosis and Management of
Erythroderma (Generalized Red Skin). Advances in Skin & Wound Care. 2015;28(5). Pg. 228-236.
• Djuanda A. Eritroderma. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ketujuh Cetakan ketiga. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. Hlm.228.
• Earlia, N. et al. 2009. Penderita Eritroderma di Instalasi Rawat Inap Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2005–2007. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 21 No.
2 Agustus 2009.
• Caesar A, Cruz M, Mota A, Azevedo F. Erythroderma. A Clinical And Etiological Study Of 103
Patients. Journal of Dermatological Case Reports. 2016; 10(1): 1-9)
• Mescher, AL. Junqueira's Basic Histology, edisi 13. 2016. 2016. McGraw-Hill Education
• Humaira T, Urooj Z, Zarnaz W. A frequency of common etiologies of erythroderma in patients
visiting a tertiary care hospital in Karachi. J Pakistan assoc dermatol. 2016; 26(1):48-52.
• Boediardja SA. Dermatitis Atopik. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ketujuh Cetakan ketiga.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. Hlm. 167.
• Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Atopic Dermatitis. Fitzpatrick’s Color Atlas And Synopsis Of
Clinical Dermatology 7th eds. New York:
• Habif Thomas, Denulos James. Atopic Dermatitis. Skin Disease Diagnosis and Treatment. 4th Eds.
Edinburgh. Elsevier: 2018. Pg. 75
• McGraw-Hill; 2013. Pg. 31.
• Jacoeb TNA. Psoriasis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ketujuh Cetakan ketiga.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. Hlm. 213.
• Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Atopic Dermatitis. Fitzpatrick’s Color Atlas And
Synopsis Of Clinical Dermatology 7th eds. New York: McGraw-Hill; 2013. Pg. 49.
• Jacoeb TNA. Dermatitis Seboroik. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ketujuh
Cetakan ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. Hlm.
232.
• Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Seborrhoeic Dermatitis. Fitzpatrick’s Color Atlas
And Synopsis Of Clinical Dermatology 7th eds. New York: McGraw-Hill; 2013. Pg. 45.
• James William, Berger Thimoty, Elston Dirk, Neuhaus Isaac. Skin: Basic Structure
and Function. Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology. 11th Eds.
Philadelphia: Elsevier; 2016. Pg. 11
• Angelina Jesica, Penyakit Leiner: Tinjauan Imunologi, Diagnosis, dan
Penatalaksanaan. RSD Madani: Palu, Sulawesi Tengah. Vol. 44 No. 4. 2017; 261
• James William, Berger Thimoty, Elston Dirk, Neuhaus Isaac. Seborrheic Dermatitis,
Psoriasis, Recalcitrant Palmoplantar Eruptions, Pustular Dermatitis, and
Erythroderma. Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology. 11th Eds.
Philadelphia: Elsevier; 2016. Pg. 189
• James William, Berger Thimoty, Elston Dirk, Neuhaus Isaac. Cutaneous Lymphoid
Hyperplasia, Cutaneous T-Cell Lymphoma, Other Malignant Lymphomas, and Allied
Disease. Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology. 11th Eds. Philadelphia:
Elsevier; 2016. Pg. 746
• Handler MZ. Seborrheic Dermatitis. Department of Dermatology, Texas Tech
University Health Sciences Center. 2018
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai