Oleh
Raditya Kurnia L. & Riza Maulida
Flat (Malignant) smallpox, Hemorrhagic smallpox Modifikasi varian cacar Diagnosis bnding Varicella, Erupsi obat, Gigitan serangga, dll
Tata Laksana
Variola
Komplikasi
Epidemiologi Etiologi
Gjl Klinis
Person-toperson transmission
Sejarah
Wabah lama jutaan tewas Pemberantasan global pada tahun 1977
Epidemiologi
Tidak ada vektor dan reservoir binatang Mortalitas25-30% Person-to-person transmission
Melalui droplet pernapasan kontak tatap muka Resiko tinggi penyebaran nosokomial
Etiologi
Orthopoxvirus (DNA Virus)
Jenis Variola
Variola major mortalitas tinggi Variola minor mortalitas rendah, Abad ke 20
Patogenesis
Virus kontak dgn mukosa pernapasan Dibawa ke limfa nodi Viremia Berkembang di organ Infeksi leukosit Invasi dermis Vesikel Sepsis (terjadi peradangan
Gejala Klinis
Tahap Inkubasi
Asymptomatic 10-12 hari
Gejala Klinis
Tahap Prodromal
Penyakit seperti flu non spesifik yg tiba 2
Demam tinggi Sakit kepala Nyeri punggung Lesu
Gejala Klinis
Tahap Erupsi
Timbul ruam dengan ciri
Lokasi sentrifugal (dari muka ke tubuh) Bergerombol Lesi dalam
Discrete Smallpox
Semi-Confluent Smallpox
Confluent Smallpox
Komplikasi Smallpox
Infeksi mata atau kebutaan Arthritis Encephalitis Infeksi sekunder bakteri
Diagnosis Banding
Varicella (chickenpox) Erupsi obat Gigitan serangga Molluscum contagiosum Sifilis sekunder
Chickenpox
Erythema Multiforme
Molluscum Contagiosum
Secondary Syphilis
Modified Smallpox
Hemorrhagic smallpox
<5% dari semua kasus Lesi menjadi hemoragik (perdarahan) sebelum pustula terbentuk Predileksi ibu hamil Diagnosis banding:
Menigococcemia Hemorrhagic Chickenpox
Hemorrhagic Smallpox
Meningococcemia
Hemorrhagic Chickenpox
Uji Klinis
Mikroskop elektron kehadiran virion antigen virus dapat diidentifikasi, bentuk batu bata dari virus variola membedakannya dari virus varicella-zoster uji untuk gen orthopoxvirus (identifikasi virus variola)
Kerokan lesi kulit, papular, vesikular, atau cairan pustular, sampel darah, dan tonsil
Electron Micrographs of Variola Virus (Panel A, 200,000) and VaricellaZoster Virus (Panel B, 200,000).
Variola Virus
Pencegahan
Vaksinasi dengan metode multiple puncture (menggunakan media jarum kecil dan halus dalam jumlah banyak) merupakan teknik yang dianggap terbaik. NHMRC (National Health and Medical Research Council) menganjurkan satu dosis tunggal vaksin variola diberikan kepada semua anak yang berumur 18 bulan. Pada waktu pemberian vaksin, tempat tersebut tidak perlu diberikan alkohol, cukup dengan eter atau aseton. Vaksinasi tidak boleh diberikan jika atopi, penderita sedang mendapatkan kortikosteroid, dan defisiensi imunologik.
Tata Laksana
Pasien harus dikarantina. Pengobatan secara sistemik bisa dilakukan dengan pemberian obat antiviral seperti isoprinosin dan interferon, bisa juga dengan globulin gama. Obat yang bersifat simptomatik, misalnya analgetik/antipiretik. Harus diperhatikan juga kemungkinan munculnya infeksi sekunder maupun infeksi nosokomial, serta cairan tubuh dan elektrolit. Jika masih ada lesi di mulut, diberikan makanan lunak. Pengobatan topikal bersifat penunjang, misalnya kompres dengan antiseptik atau salap antibiotik
Good Bye