Anda di halaman 1dari 14

TATALAKSANA

KUSTA/LEPRA/MORBUS HANSE
Tatalaksana Non-Medikamentosa

1. Rehabilitasi medik: fisioterapi, penggunaan protese, dan


terapi okupasi
2. Rehabilitias non-medik: rehabilitasi mental, karya dan
sosial
3. Edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat:
menghilangkan stigma dan penggunaan obat
4. Setiap kontrol,harus dilakukan pemeriksaan untuk
pencegahan disabilitas
Tatalaksana Mendikamentosa
Pengobatan kusta diberikan dalam bentuk Multi Drug Therapy (MDT)
untuk tipe PB maupun MB

MDT adalah kombinasi dua atau lebih obat anti Kusta, salah satunya
Rifampisin sebagai anti Kusta yang bersifat bakterisidal kuat sedangkan
obat anti Kusta lain bersifat bakteriostatik. MDT tersedia dalam bentuk 4
macam blister MDT sesuai dengan kelompok umur (PB dewasa, MB
dewasa, PB anak dan MB
Pengobatan Kusta dengan MDT bertujuan
untuk:
a. memutuskan mata rantai penularan
b. mencegah resistensi
c. meningkatkan keteraturan berobat
d. mencegah terjadinya disabilitas atau
mencegah bertambahnya disabilitas yang
sudah ada sebelum pengobatan
Pengobatan Kusta Tipe Pausibasiler (PB)
Pengobatan tipe PB diberikan dosis berdasarkan
golongan umur sesuai tabel di bawah. Pemberian
satu blister untuk 28 hari sehingga dibutuhkan 6
blister yang dapat diminum selama 6–9 bulan
Pengobatan Kusta Tipe Multibasiler (MB)
Efek Samping MDT dan Penanganannya
Efek Samping MDT dan Penanganannya
Pemakaian regimen MDT-WHO pada pasien dengan keadaan
khusus

1. Pengobatan kusta selama kehamilan dan menyusui.


Menurut WHO, obat-obatan MDT standar aman dipakai selama masa
kehamilan dan menyusui baik untuk ibu maupun bayinya. Tidak diperlukan
perubahan dosis pada MDT. Obat dapat melalui air susu ibu dalam jumlah
kecil, belum ada laporan mengenai efek simpang obat pada bayi kecuali
pewarnaan kulit akibat klofazimin.
2. Pengobatan kusta pada pasien yang menderita tuberkulosis (TB) aktif
saat yang sama.
Pengobatan harus ditujukan untuk kedua penyakit. Obat anti TB tetap
diberikan bersamaan dengan pengobatan MDT untuk kusta.
3. Pengobatan kusta pada penderita yang disertai infeksi HIV pada saat
yang sama
Manajemen pengobatan pasien kusta yang disertai infeksi HIV sama dengan
menajemen untuk penderita non HIV.
Pasien TB yang menderita Pasien TB yang menderita
kusta tipe PB kusta tipe MB

 Pengobatan kusta cukup


 Untuk pengobatan
dengan dapson dan
kusta ditambahkan klofazimin karena rifampisisn
dapson 100 mg karena sudah diperoleh dari obat TB.
rifampisin sudah  Lama pengobatan tetap
diperoleh dari obat TB. sesuai dengan jangka waktu
pengobatan PB.
 Lama pengobatan tetap
 Jika pengobatan TB sudah
sesuai dengan jangka selesai, maka pengobatan
waktu pengobatan PB. kusta kembali sesuai blister
MTD
2. Pasien yang menolak
Pengobatan kusta dengan regimen klofazimin
alternatif klofazimin dalam MDT 12 bulan
1. Pasien yang tidak dapat dapat diganti dengan ofloksasin
mengonsumsi rifampisin 400 mg/hari atau minosiklin 100
Penyebabnya : alergi obat, menderita mg/hari selama 12 bulan atau
penyakit penyerta hepatitis kronis, atau rifampisin 600 mg/bulan,
terinfeksi dengan kuman yang resisten ofloksasin dan minosiklin selama
dengan rifampisin 24 bulan.
3. Pasien yang tidak dapat
mengonsumsi DDS
Bila dapson menyebabkan terjadinya
efek simpang berat, seperti sindrom
dapson (sindrom hipersensitivitas
obat), obat ini harus segera dihentikan.
 untuk pasien MB, MDT tetap
dilanjutkan tanpa dapson selama 12
bulan.
 Sedangkan untuk pasien PB, dapson
diganti dengan klofazimin dengan
dosis sama dengan MDT tipe MB
selama 6 bulan
EDUKASI
Saat mulai MTD Saat RFT (release from
treatment)
• Kusta, disebabkan oleh kuman kusta
dan dapat disembuhkan dengan MDT,
bila diminum teratur tiap hari sesuai • Beri selamat karena telah
dosis dan lama terapi yang ditentukan. menyelesaikan pengobatan dan
• Penjelasan tentang efek samping obat berarti telah sembuh sehingga
MDT seperti urin berwarna merah, tidak memerlukan MDT lagi.
bercak kulit gatal, berwarna
kekuningan dan perubahan warna
• Bercak kulit yang masih tersisa
kulit. memerlukan waktu lebih lama
• Penjelasan tentang gejala dan tanda untuk menghilang sebagian
reaksi kusta. menetap selamanya.
• Cacat baru dapat timbul saat atau • Mati rasa, kelemahan otot
setelah pengobatan dan dapat diobati.
karena kerusakan saraf akan
• Penyembuhan cacat yang sudah ada
menetap.
sebelumnya, tergantung pada
lamanya cacat diderita. • Lapor segera apabila timbul
• Cari dan periksa kontak untuk gejala dan tanda reaksi kusta.
konfirmasi dan pengobatan. • Walaupun sangat jarang terjadi,
• Perawatan diri harus dilakukan tiap beri penjelasan tentang gejala
hari secara teratur.
dan tanda relaps.
Upaya Pencegahan Disabilitas
a. Penemuan dini penderita kusta sebelum disabilitas
b. Pengobatan penderita kusta dengan MDT sampai RFT dengan
memberikan MDT sesuai regimen WHO
c. Deteksi dini adanya reaksi kusta dengan pemeriksaan fungsi
saraf secara rutin

Reaksi kusta adalah suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit Kusta
yang merupakan suatu reaksi kekebalan (seluler respons) atau reaksi
antigen-antibodi (Humoral respons) yang dapat merugikan penderita
kusta, terutama pada saraf tepi yang bisa menyebabkan gangguan
fungsi (cacat) yang ditandai dengan peradangan akut baik di kulit
maupun saraf tepi. Reaksi Kusta dapat terjadi sebelum pengobatan,
selama pengobatan, dan sesudah pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai