Anda di halaman 1dari 28

MORBUS

HANSEN
Definisi

Penyakit infeksi kronik


Mycobacterium leprae (M. leprae)

Afinitas utama  Saraf perifer dan kulit


Diagnosis dan Klasifikasi

- Gejala klinis
- Pemeriksaan Bakteri
- Histopatologi
- Tes Serologi  Elisa
- Polymerase Chain Reaction (PCR)
Gejala Klinis dan Pemeriksaan

1. Makula hipoestesia/anestesia
2. Pembesaran / gangguan fungsi saraf perifer
3. BTA (+)
Pausibasiler (PB)

Lesi : Makula, papul, nodus  1-5


Hipopigmentasi atau eritematosa
Distribusi tidak simetris
Hipoestesia /anestesia

Saraf : 1 gangguan saraf


BTA (-)
Multibasiler (MB)
Lesi : > 5 lesions
distribusi > simetris
Hipoestesia / anestesia
Saraf : > 1 kerusakan saraf
BTA (+)
Ridley-Jopling’s Classification

• I Indeterminated
• TT  Tuberculoid leprosy
• BT  Borderline tuberculoid leprosy
• BB  Borderline leprosy
• BL  Borderline lepromatous leprosy
• LL  Lepromatous Leprosy
APUSAN KULIT (rutin)

• Bagian yang mengalami undurasi atau bag.tepi dari


makula yang agak menonjol, bisa juga pada cuping
telinga atau hidung
• Lesi dibersihkan pakai alkohol 70%, dijepit antara ibu
jari dan jari telunjuk erat (cegah perdarahan)
• Irisan dgn skalpel tajam sepanjang 5 mm ,kedalaman
2 mm, pisau diputar 90 drjat, lalu mengorek jaringan
dalam 1 arah tadi dengan cara menyusur irisan tadi
sambil mengerok serum
• Dibuat apusan pada obyek gelas dan dibiarkan kering
Sediaan dari selaput lendir hidung sebaiknya dihindarkan
karena :
• Tidak menyenangkan(mukosa hidung yang
dikerok;bagian depan yang menonjol kerongga
hidung,setiap sisi dikerok 1 kali, bahan yg didapat
biasanya bercampur darah sedikit)
• False positif karena ada Mycobacterium lain.
• Pada R/, pem. bakterioskopis selaput lendir hidung,
lebih dahulu (-) daripada sediaan kulit.
Jenis pewarnaan yg dapat digunakan :

1. Ziehl Neelsen

2. Modifikasi Ziehl Neelsen


Cara pewarnaan Ziehl Neelsen

1.Sediaan diteteskan Carbol Fuchsin sampai mengenai


seluruh bagian objek glass
2. Panaskan selama 3-5 menit, jangan sampai mendidih
3. Biarkan dingin selama 5 menit lalu bilas dengan air
mengalir
4. Dekolorisasi dengan alkohol asam 3% (alkohol + 10-30
detik lalu cuci dengan air mengalir
5. Teteskan methylen blue selama 20-30 detik lalu cuci
dengan air mengalir
Bentuk-bentuk kuman lepra yg mungkin
ditemukan dalam lapangan mikroskop:

1. Bentuk utuh (solid)


2. Bentuk granular (titik titik tersusun garis atau
berkelompok)
3. Bentuk pecahan (fragment)
4. Globus (beberapa BTA utuh atau fragment
berkelompok
5. Clumb (beberapa bentuk granular membentuk
pulau tersendiri)
Cara menghitung BTA dalam
lapangan mikroskop :
• Sebaiknya dicari lapangan penglihatan
yg paling baik artinya tdk / paling
sedikit mengandung globus ataupun
clumps.
• Apabila diketemukan globus atau
clumps jangan dihitung.
Kita dapat menggunakan cara :
1. Cara zig zag (zig zag method).

2. Cara huruf Z (Z method).

3. Cara setengah atau seperempat lingkaran (hall

or quarter circle method).


Indeks bakteri (IB)

Pada pem. bakteriologik, yg penting 

perhitungan indeks bakteriologi (IB) &

indeks morfologi (IM).


IB (Bacterial Index)  angka yg
menunjukkan banyaknya kuman M.leprae pd
tiap satuan lapangan tertentu, baik kuman yg
mati maupun kuman yg hidup.

IB seseorang  IB rata-rata semua lesi yg


dibuat sediaan.
Kegunaan menghitung IB:
1. Membantu menentukan klasifikasi lepra.
2. Membantu menilai daya berat ringannya
infeksi pada kulit.
3. Membantu mencurigai terjadinya resistensi
obat.
Penilaian dilakukan menurut skala
logaritma Ridley :

Negatif (-) = Tidak ditemukan BTA pada 100


lapangan penglihatan (LP)
1 (+) = 1 - 10 basil / 100 LP
2 (+) = 1 - 10 basil / 10 LP
3 (+) = 1 - 10 basil / 1 LP
4 (+) = 10 - 100 basil / 1 LP
5 (+) = 100 -1000 basil / 1 LP
6 (+) = > 1000 basil / 1 LP
Indeks morfologi (IM)

Merupakan prosentase basil lepra bentuk


utuh (solid) terhadap seluruh BTA.

IM gunanya u/ mengetahui daya penularan


kuman juga u/ menilai hasil R/, membantu
menentukan resistensi terhadap obat.
Jumlah BTA yg utuh
IM = _________________ x 100%
Jumlah seluruh BTA

Lokasi pengambilan Kepadatan Solid Fragmented / Granulated

1. Daun telinga kiri 5+ 5 95

2. Daun telinga kanan 4+ 6 94

3. Paha kiri 4+ 3 97

4. Bokong kanan 4+ 4 96

17 + 18 382
17 +
IB = _________ = 4,25 +
4

18
IM = _____________ x 100% = 4,50%
18 + 382
Bacterial Index (BI)
 density of bacilli without differentiate between solid
& non solid (grade 0-6 according to Ridley)
0 :-
1+ : 1 – 10 bacilli in 100 field
2+ : 1 – 10 bacilli in 100 field
3+ : 1 – 10 bacilli in each field
4+ : 11 – 100 bacilli in each field
5+ : 101 – 1000 bacilli in each field
6+ : > 1000 bacilli in each field
Morphology Index (MI):
percentages of solid is compared with totally solid & non
solid

Formula : Solid
X 100 % =
Solid + Non solid

Regulation of calculation MI:


Minimal bacilli each lesion is 100 bacilli
BI 1+  Don’t make MI
BI 3+ / > Must look for MI
Terapi

1. WHO/MDT for paucibacillary (PB)


leprosy (MDT-PB)

2. WHO/MDT for multibacillary (MB)


leprosy (MDT-MB)
LEPRA REACTIONS

Non-lepromatous lepra Erythema nodosum


reaction (Type I) leprosum (Type II)
Seen in borderline patients Seen in 50% of patients
treated with Lepromatous
leprosy
Type IV Delayed Type III Hypersensitivity-
Hypersensitivity Humoral antibody response

skin lesions become swollen Fever, arthralgia and painful


and erythematous erythematous nodules

Anda mungkin juga menyukai