Anda di halaman 1dari 26

INTOKSIKASI AKUT ZAT

PSIKOAKTIF
Kondisi yang terjadi pada
pengguna napza
Intoksikasi akut

Toleransi zat

NAPZA Efek

Ketergantungan

Withdrawal
syndrome
(putus zat)
Kondisi peralihan dari
penggunaaan NAPZA, sehingga
menimbulkan gangguan
INTOKSIKASI
kesadaran, kognitif, presepsi,
AKUT
afek, fungsi prilaku dan respon
psikologis.
Toleransi zat : berkurangnya respon biologis
atau prilaku terhadap penggunaan NAPZA
(menunjukan homeostasis tubuh terhadap
efek NAPZA

Ketergantungan zat : suatu pola maladaptif


dari penggunaan NAPZA yang menimbulkan
hendaya (ketidakmampuan yang memberi
makna klinis)

Putus zat : timbulnya gangguan fisik maupun


psikologis akibat dihentikannya penggunaan
NAPZA yang sebelumnya digunakan secara
terus menerus
Kriteria DSM IV untuk intoksikasi zat
A.      Terjadinya sindroma reversible zat
spesifik karena barusan menelannya atau
terpapar olehnya.cat. zat yang berbeda
dapat memberi sindroma yang mirip atau
sama.
B.      Tingkah laku maladaptif yang
bermakna secara klinis atau perobahan
psikologis karena efek dari zat terhadap
sitim saraf pusat (mis. keadaan siap
tempur,labilitas mood,gangguan kognitif,
penilaian,sosial dan fungsi pekerjaan) yang
terjadi segera setelah penggunaan zat.
C.      Gejala-gejalanya tidak karena kondisi
Beberapa jenis napza
dan kriteria
intoksikasinya
menurut DSM IV
Rehabilitasi. Mencakup
Pengobatan
3 komponen yaitu:
 Benzodiazepin
Upaya berkelanjutan
 Disulfiram 250 mg
untuk meningkatkan
dan memertahankan sblm pasien pulang
kadar motivasi  Antagonis opioid
abstinensi yang tinggi naltrekson
Bekerja membantu Prognosis, dubia ad
psien menyesuaikan bonam jika
kembali ke gaya penanganan baik.
hidup bebas alkohol.
Pencegahan relaps.2
Penanganan dan Rehabilitasi
abstinensi dari zat, yang sangat
memperkuat dan menginduksi ketagihan.
Situasi rawat inap dan penggunaan metode
terapeutik multipel (psikoterapi individual,
keluarga, dan kelompok). diazepam (Valium)
berguna untuk menangani agitasi dan
hiperaktivitas pasien.
Penanganan
Analgesik, seperti aspirin cukup untuk
mengendalikan sakit kepala dan nyeri otot yang
dapat menyertai keadaan putus kafein.
Benzodiazepin jarang digunakan untuk
meredakan gejala putus obat, benzodiazepin
sebaiknya digunakan dalam dosis kecil untuk
waktu singkat, paling lama 7-10 hari.
Mengurangi atau menghentikan konsumsi kafein
adalah meminta pasien menentukan konsumsi
kafein hari-harian. Hal yang paling baik
. Abstinensi dapat dicapai melalui intervensi
langsung seperti rawat inap, atau melalui
pemantauan ketat berbasi rawat jalandengn
menggunakan penapisan zat dlam urin yang
dapat mendeteksi kanabis hinggi 4 minggu
setelah penggunaan. Dukungan dapat dicapai
melalui psikoterapi individual, keluarga atau
kelompok. Obat antiansietas mungkin
berguna sebagai pereda jangka pendek gejala
putus zat
Penanganan dan Rehabilitasi
Abstinensia memerlukan rawat inap komplet
atu parsial untuk menjauhkan pasien dari
situasi sosial, intervensi psikologis mencakup
modalitas kelompok, individu, dan keluarga.
Ajuvan farmakologis. Penggunaan kokain yang
diduga memiliki gangguan pemusatan
perhatian/hiperaktivitas atau gangguan mood
yang telah ada diterapi dengan metilfenidat,
dan lithium.
Penanganan
Kebingungan, panik, psikosis, agitasi berat
memerlukan pengendalian ketat dengan
haloperidol (5mg secra IM per 70kg BB). Obat
sedatif sebaiknya dihindari karena dapat
memperparah psikosis. Gagnguan ansietas dapat
mempersipitasi ide bunuh diri dan psien sebaiknya
dievaluasi dengan cermat terhadap adanya
kemungkinan tersebut. Antiansietas dan
antidepressan tidak bermanfaat pada fase akut,
dapat digunakana jika hal tersebut terjdi
bersamaan. 2
Penanganan dan Rehabilitasi
Penanganan Overdosis
Memastikan jalan napas yang adekuat. Sekret trakofaringeal harus
diaspirasi, alat bantu napas dapat dimasukkan. Pasien sebaiknya
diberi ventilasi mekanik sampai nalokson, antagonis opioid spesifik,
dapat diberikan. Nalokson diberikan secara IV dengan laju rendah
awalnya sekitar 0,8 mg per 70 mg per 70 kg berat badan. Tanda
perbaikan (peningkatan laju napas dan dilatasi papil) seharusnya
terjadi dengan cepat. Pada pasien ketergantungan opioid, terlalu
banyak nalokson dapat menimbulkan gejala putus zat dan
pembalikan overdosis. Jika tidak ada respons yang teramati setelah
4 sampai 5 mg, depresi sistem saraf pusat mungkin hanya
disebabkan opioid. Durasi kerja nalokson pendek dibanding banyak
opioid lain seperti metadon dan levometadil asetat, dan pemberian
berulang mungkin diperlukan untuk mencegah rekurensi toksisitas
opioid. 2
Penanganan dan Rehabilitasi
Golongan benzodiazepin dan antagonis
reseptor dopamin merupakan obat pilihan
untuk mengendalikan perilaku secara
farmakologis. Fiksasi empat titik dapat
menyebabkan rhabdomyolisis, benzodiazepin
efektif mengurangi agitasi, pasien dengan
psikotik diberikan haloperidol, untuk pasien
hipertensi berat diberikan obat induksi
hipotensi seperti fentolamin. Amonium klorida
dapat digunakan untuk stadium awal dan
asam askorbat atau jus canberry untuk
mengasamkan urin pasien dan mempercepat
eliminasi zat.
BAB III
KESIMPULAN

Zat psikoaktif memiliki sifat-sifat khusus terhadap


jaringan otak: menekan aktivitas fungsi otak (depressan),
merangsang aktivitas fungsi otak (stimulansia) dan
mendatangkan halusinasi (halusinogenik).
Gejala yang timbul akibat zat psikoaktif dikarenakan
intoksikasi dan putus zat.
Terapi untuk pengguna zat psikoaktif tergantung pada
gejala yang timbul (simptomatik). Dapat diberikan
farmakoterapi, abstinensia dari zat yang dipakai,
psikoterapi individu, keluarga dan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai

  • Acne Vulgaris
    Acne Vulgaris
    Dokumen19 halaman
    Acne Vulgaris
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Bagian Awal Skripsi-Dwi Adharia Saraswati
    Bagian Awal Skripsi-Dwi Adharia Saraswati
    Dokumen14 halaman
    Bagian Awal Skripsi-Dwi Adharia Saraswati
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Koefisien Korelasi
    Koefisien Korelasi
    Dokumen8 halaman
    Koefisien Korelasi
    Kristin C. Gea
    Belum ada peringkat
  • Learning Environments
    Learning Environments
    Dokumen4 halaman
    Learning Environments
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Dressing
    Dressing
    Dokumen13 halaman
    Dressing
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • BAG AWAL SKRIPSI Elika Dwi Cahyani
    BAG AWAL SKRIPSI Elika Dwi Cahyani
    Dokumen13 halaman
    BAG AWAL SKRIPSI Elika Dwi Cahyani
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Prick & Patch Test
    Prick & Patch Test
    Dokumen18 halaman
    Prick & Patch Test
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Prick & Patch Test
    Prick & Patch Test
    Dokumen12 halaman
    Prick & Patch Test
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan BTA
    Pemeriksaan BTA
    Dokumen28 halaman
    Pemeriksaan BTA
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Prick & Patch Test
    Prick & Patch Test
    Dokumen18 halaman
    Prick & Patch Test
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • PSIKOFARMAKOTERAPI
    PSIKOFARMAKOTERAPI
    Dokumen26 halaman
    PSIKOFARMAKOTERAPI
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Bacaan
    Bacaan
    Dokumen25 halaman
    Bacaan
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Slide Eritroderma 1
    Slide Eritroderma 1
    Dokumen13 halaman
    Slide Eritroderma 1
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Deteksi Tungau Sarcoptes Scabiei Pada Penderita Skabies
    Deteksi Tungau Sarcoptes Scabiei Pada Penderita Skabies
    Dokumen24 halaman
    Deteksi Tungau Sarcoptes Scabiei Pada Penderita Skabies
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Mood
    Mood
    Dokumen1 halaman
    Mood
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Slide Eritroderma 1
    Slide Eritroderma 1
    Dokumen13 halaman
    Slide Eritroderma 1
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Referat Eritroderma
    Referat Eritroderma
    Dokumen12 halaman
    Referat Eritroderma
    titin setya ningsih
    Belum ada peringkat
  • DM
    DM
    Dokumen2 halaman
    DM
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Catatan Jiwa
    Catatan Jiwa
    Dokumen7 halaman
    Catatan Jiwa
    adjis
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Di Indonesia
    Imunisasi Di Indonesia
    Dokumen4 halaman
    Imunisasi Di Indonesia
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Bacaan
    Bacaan
    Dokumen20 halaman
    Bacaan
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • DM
    DM
    Dokumen2 halaman
    DM
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • Sampul Neuro
    Sampul Neuro
    Dokumen2 halaman
    Sampul Neuro
    rahmat wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Bacaan
    Bacaan
    Dokumen25 halaman
    Bacaan
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat
  • REFARAT
    REFARAT
    Dokumen16 halaman
    REFARAT
    Anonymous QqGJk2jK5
    Belum ada peringkat