Anda di halaman 1dari 16

REFARAT

TARSAL TUNNEL SYNDROME


Oleh:
Dewi Sartika Muliadi
Arnia Poerbasari

Pembimbing:
dr. Ruslan R. Rusli, Sp. S
dr. Manal Al’amri
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2017
Anatomi
Definisi

Tarsal tunnel syndrome adalah kompresi


pada nervus tibialis posterior atau cabang
yang melewati sepanjang fleksor
retinakulum pada pergelangan kaki atau
distal.
Epidemiologi
 Penyebab tarsal tunnel syndrome dapat
diidentifikasi pada 60-80 % kasus, dimana
penyebab terbanyak yaitu trauma (17%)
 Insiden pada wanita lebih tinggi dari pada
pria
Etiologi

Trauma

Tumor Obesitas
Tarsal
tunnel
syndrome

Anomali
Inflamasi
anatomi
Patofisiologi
Faktor mekanik Faktor vaskuler

Tekanan berulang dan lama pada


saraf

Peningkatan tekanan intravesikuler

Aliran vena terhambat dan


kerusakan endotel

Gangguan mikrovaskuler

Hilangnya lapisan mielin

Keterlambatan konduksi pada kaki


Gambar 1. Peningkatan tekanan
dan beban berat yang dipikul
sendi dapat mengakibatkan TTS

Gambar (a) posisi kaki yang


baik (b) postur kaki yang terlalu
dalam


GEJALA KLINIS

Gejala dari tarsal tunnel syndrome bervariasi


dari masing-masing individu, tetapi dari klinis
umumnya:
1. Gangguan sensorik yang bervariasi dari
mulai sharp pain sampai hilangnya sensasi,
2. Gangguan motorik Overpronation dan
pincang karena nyeri.
Diagnosis
 Anamnesis : Nyeri saat berjalan, Parastesi,
Nyeri berkurang saat istirahat,
 Pemeriksaan Fisik :
Tinel Sign
Dorsofleksi-Eversion test
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Electromyography(EMG) dan nerve


conduction velocity (NCV) dapatlah berguna
untuk mengevaluasi penyebab dari tarsal tunnel
syndrome dan untuk memastikan adanya
neuropathy.
 Magnetic resonance imaging (MRI) dan
ultrasonography dapat cukup membantu yang
berhubungan dengan kasus soft-tissue masses dan
space-occupying lesion lainnya pada tarsal
tunnel.
PENATALAKSANAAN

 Medikamentosa
Terapi medikamentosa ini bertujuan mengurangi
inflamasi dan nyeri. Pemberian injeksi steroid intra
canal tarsal sering dikombinasikan dengan anestesi
lokal seperti lidokain.
 Terapi konservatif (nonbedah)
Prinsip terapi ini adalah menurunkan tekanan pada
n.tibialis posterior pemakaian orthoses,seperti
pembidaian atau penyangga (brace), untuk mengurangi
tekanan pada kaki dan membatasi gerakan kaki.
 Terapi Operatif
Differensial Diagnosa
 Plantar Fasciitis
Plantar fascitis merupakan kekakuan dan
inflamasi pada plantar fascia. Plantar fascia
merupakan kumpulan ligament yang berfungsi
untuk meredam benturan pada telapak kaki.
Kondisi plantar fascia yang terlalu tegang
berpotensi memicu munculnya sobekan-
sobekan kecil. Jika proses ini terjadi berulang
kali, urat tersebut akan mengalami inflamasi
atau iritasi.
 Polineuropati
Polineuropati adalah kelainan fungsi saraf tepi
diseluruh tubuh yang terjadi secara
bersamaan. Polineuropati bisa bersifat akut
(terjadi secara tiba-tiba) atau kronis (terjadi
secara bertahap, biasanya beberapa bulan
sampai tahun). Polineuropati dapat
disebabkan oleh herediter, metabolik
(diabetes dan malnutrisi), penyakit autoimun,
maupun infeksi.
PROGNOSIS
 Biasanya baik, jika gejalanya menetap selama
beberapa bulan, operasi dapat diindikasikan.
Penyebab yang mendasari dari kompresi saraf
yang lebih penting daripada sindrom itu
sendiri.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai