Anda di halaman 1dari 15

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN !8 Desember 2018


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

REFARAT
“AKNE VULGARIS”
Presenter:
Masriana Mursaling
Nurrasty Liambana
A. Mufidah Darwis
Anugrah Pratama Putra
Pembimbing:
dr. Helena Kendengan , Sp.KK
DEFINISI
Akne vulgaris merupakan penyakit yang
dapat sembuh sendiri, berupa peradangan kronis
folikel polisebasea dengan penyebab
multifactor dan manifestasi klinis berupa
komedo, papul, pustule, nodus serta kista.

Predileksi akne vulgaris terutama pada


daerah wajah, bahu, lengan atas, dada, dan
punggung.
EPIDEMIOLOGI
Akne vulgaris dapat muncul pada bayi oleh karena
pengaruh androgen maternal.

Paling sering pada usia 15 – 18 tahun, baik pada


laki – laki maupun perempuan, namun terkadang
dapat menetap sampai decade- ketiga atau
bahkan pada usia lebih lanjut.
ETIOLOGI
Penyebab dari akne vulgaris masih belum
diketahui.

Beberapa etiologi yang terlibat, berupa faktor


intrinsic yaitu genetic, ras, hormonal, dan faktor
ekstrinsik berupa stress, iklim/suhu/kelembaban,
kosmetik, diet, obat-obatan, dan radiasi
ultraviolet.
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Lesi Inflamasi Lesi non Inflamasi
• Papul • Blackhead Comedoes
• Pustul • Whitehead Comedoes
• Nodus
• Kista
Derajat Acne (india)

Grade 1: Grade 2: Grade 3 : Grade 4:


Komedo dan Papul, Predominan Kista,
sedikit komedo, pustule, abses, dan
terdapat dan nodul, dan scar yang
papul. beberapa abses meluas
pustul
Derajat Acne (Lehman Dkk)
Derajat Lesi
Akne Komedo < 20, atau lesi inflamasi < 15,
ringan atau total lesi < 30

Akne Komedo 20-100, atau lesi inflamasi 15-


sedang 50, atau total lesi 30-125

Akne Kista > 5, atau komedo < 100, atau lesi


berat inflamasi > 50 atau total lesi > 125
Penegakan Diagnosis
 Riwayat konsumsi obat seperti kortikosteroid, lithium, anti-
epilepsi dan obat yang mengandung iodin.

 Riwayat penyakit sebelumnya seperti PCOS dan sindrom cushing.

 Riwayat pekerjaan atau kegiatan yang dapat memicu stress.

 Riwayat penggunaan bahan kosmetik seperti bahan make up


yang berbahan dasar minyak, pelembab kulit, dan tabir surya.

 Riwayat merokok

 Riwayat gizi seperti konsumsi makanan yang memiliki indeks


glikemik tinggi.
DIAGNOSIS
BANDING
Erupsi akneiformis Rosasea stadium
awal
PENATALAKSANAAN
Topikal
a. Retinoid b. Antibiotik
• Adapalene cream, gel, solution • Clindamisin solution, lotion,
and pledgets (0.1%) pledget (1 %)
• Tretinoin cream (0.025%, • Eritromisin solution, gel,
0.05%, 0.1%); gel (0.0196, ointment (1.5 to 2%)
0.025%); liquid (0.05%); • Benzoyl peroxide gel, lotion,
microsphere (0.1% and 0.04% cream, wash, bar (2.5 to 10%)
gel); polymerized (0.025% c. Azelaic acid cr 20%
cream, 0.025% gel)

Sistemik
Antibiotik oral
•Tetrasiklin 250 mg •Dosisiklin 100 mg
•Minosiklin 50 mg •Azitromisin 500 mg
Ringan Sedang Berat

Komedonal Papular/pustular Papular/pustular Nodular Nodular/conglobate

Retinoid topikal Retinoid topikal + Antibiotik oral + Antibiotik Isotretinoin oral


antimikroba retinoid topikal oral +
topikal +/- BPO retinoid
topikal +/-
BPO
Alt : Alt: Alt: Alt : Alt :
retinoid topikal Antimikroba antibiotik oral + isotretinoin Antibiotik oral
/ azelaic acid, topikal + retinoid retinoid topikal oral/ dosis tinggi +
as. salisil topikal / azelaic +/- BPO antibiotik retinoiid topikal +
acid oral + BPO
retinoid
topikal +/-
BPO/
azelaic acid
KOMPLIKASI
Semua jenis lesi memiliki potensi untuk sembuh dengan
gejala sisa. Hampir semua lesi akne vulgaris
meninggalkan bekas makula eritema dan
hiperpigmentasi yang menetap pada kulit yang lebih
gelap. Pada beberapa orang, lesi akne dapat menjadi
sikatriks/jaringan parut yang menetap.
PROGNOSIS
Penatalaksaan pada kasus Akne vulgaris baik
medikamentosa seperti pengobatan topikal dan
sistemik maupun non medikamentosa seperti
gaya hidup harus di lakukan secara seimbang
untuk menghindari maupun mengurangi
keparahan dari Akne vulgaris itu sendiri
khususnya bagi para remaja dan dewasa muda.
DAFTAR PUSTAKA
1.Rimadhani M, Rahmadewi, Pengaruh Hormon Terhadap Akne Vulgaris, vol. 27, Surabaya, 2015
2. Burns, T, Breathnach S, Cox N, Griffiths. Rook’s Textbook Of Dermatology 8th Edition. 2010. UK : John Wiley and Sons. p. 42,39-43
3. Bernadette IS, Wasitatmadja SY, Akne Vulgaris dalam Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
edisi ketujuh, Jakarta, FKUI, 2015, hal.288-92
4. Ayudiantu P, Indramaya DM, Faktor Pencetus Akne Vulgaris, vol. 26, Surabaya, 2014.
5. Hunter, J, Savin J, Dahl M. Clinical Dermatology 3th Edition. 2002. Denmark : Blackwell. p. 154.
6. Noah C. Peter KL, Matthew TZ, Arnold NW, Morton NS, Richard AJ. AcneVulgarisand Acneiform Eruptions. In: Wolf K, Goldsmith
LA, Katz S (eds ). Fitzz’s Patrick Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw Hill; 2008. p.728-38
7.Adityan B, Kumari R, Thappa DM. Scoring System in Acne Vulgaris. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2016;75(3):324-5
8. Daly S. Primary Care Management of Acne Vulgaris. Lenus : The Irish Health Repository. Hal 42
9. Movita T. Acne Vulgaris. Erha Clinic and Erha Apothecary Kelapa Gading. Jakarta. 2016;40(8):2
10. Oberemok SS, Shalita RA. Acne Vulgaris, I: Phatogenesis And Diagnosis.continuing Medical Education. 2002;70:104
11. Trozak, D.J, Tennenhouse J, Russell J.J. Dermatology Skills For Primary Care. 2006. USA : Human Press. p. 351-2.
12. Daily, E.S.S, Menaldi S.L, Wisnu I.M. Penyakit Kulit Umum Di Indonesia. Jakarta : PT Medical Multimedia Indonesia. h. 90-2
13. James, W.D, Berger T.G, Elston D.M. Andrew’s Disease Of The Skin ; Clinical Dermatology 10th Edition. 2006. Canada : ElSEVIER.
p. 234-6
14. Ramdani, R, Sibero HT. Treatment For Acne Vulgaris. 2015. Lmapung : J Majority. h. 92
15. Susetiati, DA, Panggabean FR, Winarni DRA. Terapi Akne Inflamasi dengan Azitromisin dosis Denyut. 2009. Indonesia.
16. Afriyanti RN. Akne Vulgaris Pada Remaja. J Majority: Volume 4 No 6 .2015

Anda mungkin juga menyukai