Anda di halaman 1dari 4

SMF KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN

RSMTH
KEPANITERAAN KLINIK FK USAKTI

STATUS PASIEN

Nama Mahasiswa : Nanda Lisisina


NIM : 030.15.130
Periode : 14 Desember 2020 – 02 Januari 2021

A. IDENTITAS
Nama : Ny. A
JenisKelamin : Perempuan
TanggalLahir : 32 tahun
Alamat : Jakarta Barat
No Telpon :-

B. ANAMNESIS
Pasien datang mengeluh muncul bintil-bintil kemerahan di wajah terutama di
bagian sekitar mulut sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai
dengan adanya rasa gatal dan perih apabila digaruk oleh pasien. Pasien rutin
salep chloramfecort untuk mengobati jerawat yang muncul disekitar mulutnya.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan atau pun obat obatan.

C. DIAGNOSIS BANDING
- Dermatitis perioral
- Rosasea
- Dermatitis kontakalergik (ICD 10: L 23.0)
- Dermatitis kontakiritan (ICD 10: L 24.0)

D. PEMERIKSAAN FISIK
KU :Tampak sakit ringan
Kesadaran: Compos Mentis
Kesangizi: Gizi normal
Tanda Vital
TD: 110/80 mmHg Nadi: 80x/mnt RR: 18x/mnt S: 36,40C
TB:160 cm BB: 50 kg
Status Dermatologi :
Lesi Kulit region perioral tampak papul eritem dengan papulopustul dan
papulovesikel berukuran 1-2 mm

E. RESUME
Perempuan, 35 tahun, 50 kg, papul eritem (+) sejak 2 minggu yang lalu. Lesi
Kulit region perioral tampak papul eritem dengan papulopustul dan
papulovesikel berukuran 1-2 mm.

F. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis perioral(ICD X: L 71.0)

G. TERAPI
R/ Eritromisin cream tube no. I
∫ 2 dd u.e

H. EDUKASI
“Baik ibu,saat ini bapak sedang mengalami peradangan pada kulit sekitar mulut yang
dinamakan dermatitis perioral. Pada kasus ibu, kemungkinan besar penyebabnya
adalah penggunaan obat kortiko steroid jangka panjang. Untuk saat ini saya sarankan
untuk dihentikan terlebih dahulu untuk penggunaan salep chloramfecort. Saya juga
akan memberikan salep antibiotic untuk meredakan peradangan pada wajah bapak,
penggunaannya cukup dioles tipis pada daerah yang dikeluhkan setiap pagi dan
malam hari.”

I. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : bonam
Ad kosmetikum : dubia ad bonam

J. TINJAUAN PUSTAKA
PPK Mintohardjo

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA KASUS


SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN
RSAL Dr. MINTOHARDJO, JAKARTA
2016 - 2018

DERMATITIS PERIORAL (ICD 10: L 71.0)

Dermatitis perioral adalah dermatitis yang ditandai dengan


1. Pengertian (Definisi) papul dan pustul yang kecil dan diskret dengan distribusi
periorfisial, terutama disekitar mulut.
 Kemerahan disekitar mulut kadang disertai gatal dan rasa
2. Anamnesis perih seperti terbakar. Riwayat sering menggunakan steroid
topikal untuk mengobati erupsi yang berulang.

 Ditemukan makula-patch-papul eritem, vesikel, dan pustul


yang diskret di area perioral
3. Pemeriksaan Fisik  Lesi biasanya multipel, simetris tapi dapat juga unilateral
 Predileksi di regio perioral, perinasal dan periokular

a. Sesuai kriteria anamnesis


4. Kriteria Diagnosis b. Sesuai hasil pemeriksaan fisik

5. Diagnosis Kerja Dermatitis Perioral (ICD 10: L 71.0)

- Rosasea (ICD 10 : L 71.0)


- Dermatitis seboroik (ICD 10 : L 21)
6. Diagnosis Banding
- Dermatitis kontak alergik (ICD 10: L 23.0)
- Dermatitis kontak iritan (ICD 10: L 24.0)
7. Pemeriksaan Penunjang Tidak perlu pemeriksaan penunjang khusus
Non Medikamentosa:
 Menghentikan penggunaan kortikosteroid dan mengedukasi
pasien tentang penyebab perluasan penyakit ini karena
penggunaan kortikosteroid topikal
 Edukasi bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam
beberapa minggu

Medikamentosa:
8. Terapi  Prinsip: menekan inflamasi dan infeksi.

Topikal berupa:
 Eritromisin gel diapikasikan dua kali sehari

Sistemik:
 Tetrasiklin 250 mg-500 mg dua kali sehari
 Doksisiklin 50-100 mg dua kali sehari
 Eritromisin 400 mg tiga kali sehari

9. Edukasi  Penjelasan tentang penyebab penyakit


(Hospital Health Promotion)  Penjelasan tentang pencegahan kekambuhan

Ad Vitam : bonam
10. Prognosis Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : bonam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C

a. dr. Suswardana, M.Kes Sp.KK


13. Penelaah Kritis b. dr. Hendra Widjajanto, Sp.KK
c. dr. Abdul Gayum, Sp.KK

Kasus dermatitis perioralterdiagnosis dengan tepat dan sembuh


tanpa komplikasi setelah terapi rawat jalan selama 7 hari.
14. Indikator Medis Target: 80% Kasus dermatitis perioralterdiagnosis dengan tepat
dan sembuh tanpa komplikasi setelah terapi rawat jalan selama 7
hari.

1. Goldsmith LA,Katz SI,Gilchrest BA,Paller AS,Leffell


DJ,Wolff K. PerioralDermatitis in Fitzpatrick’s
15. Kepustakaan
Dermatology in General Medicine. Eight Edition; New
York: Mc Graw Hill; 2012. p.1301-5

Anda mungkin juga menyukai