RSMTH
KEPANITERAAN KLINIK FK USAKTI
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. A
JenisKelamin : Perempuan
TanggalLahir : 32 tahun
Alamat : Jakarta Barat
No Telpon :-
B. ANAMNESIS
Pasien datang mengeluh muncul bintil-bintil kemerahan di wajah terutama di
bagian sekitar mulut sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai
dengan adanya rasa gatal dan perih apabila digaruk oleh pasien. Pasien rutin
salep chloramfecort untuk mengobati jerawat yang muncul disekitar mulutnya.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan atau pun obat obatan.
C. DIAGNOSIS BANDING
- Dermatitis perioral
- Rosasea
- Dermatitis kontakalergik (ICD 10: L 23.0)
- Dermatitis kontakiritan (ICD 10: L 24.0)
D. PEMERIKSAAN FISIK
KU :Tampak sakit ringan
Kesadaran: Compos Mentis
Kesangizi: Gizi normal
Tanda Vital
TD: 110/80 mmHg Nadi: 80x/mnt RR: 18x/mnt S: 36,40C
TB:160 cm BB: 50 kg
Status Dermatologi :
Lesi Kulit region perioral tampak papul eritem dengan papulopustul dan
papulovesikel berukuran 1-2 mm
E. RESUME
Perempuan, 35 tahun, 50 kg, papul eritem (+) sejak 2 minggu yang lalu. Lesi
Kulit region perioral tampak papul eritem dengan papulopustul dan
papulovesikel berukuran 1-2 mm.
F. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis perioral(ICD X: L 71.0)
G. TERAPI
R/ Eritromisin cream tube no. I
∫ 2 dd u.e
H. EDUKASI
“Baik ibu,saat ini bapak sedang mengalami peradangan pada kulit sekitar mulut yang
dinamakan dermatitis perioral. Pada kasus ibu, kemungkinan besar penyebabnya
adalah penggunaan obat kortiko steroid jangka panjang. Untuk saat ini saya sarankan
untuk dihentikan terlebih dahulu untuk penggunaan salep chloramfecort. Saya juga
akan memberikan salep antibiotic untuk meredakan peradangan pada wajah bapak,
penggunaannya cukup dioles tipis pada daerah yang dikeluhkan setiap pagi dan
malam hari.”
I. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : bonam
Ad kosmetikum : dubia ad bonam
J. TINJAUAN PUSTAKA
PPK Mintohardjo
Medikamentosa:
8. Terapi Prinsip: menekan inflamasi dan infeksi.
Topikal berupa:
Eritromisin gel diapikasikan dua kali sehari
Sistemik:
Tetrasiklin 250 mg-500 mg dua kali sehari
Doksisiklin 50-100 mg dua kali sehari
Eritromisin 400 mg tiga kali sehari
Ad Vitam : bonam
10. Prognosis Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : bonam