Anda di halaman 1dari 11

SMF KULIT DAN PENY KELAMIN

RSMTHKEPANITERAAN KLINIK FK
USAKTI

Nama Mahasiswa : Nanda Lisisina


NIM : 03015130
Periode : 14 Desember 2020 – 02

Januari2021

IDENTITAS
Nama : Ny M. (pasien simulasi)

Nomor rekam medik :-


Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/usia : 24 tahun
Alamat : Jelambar, Jakarta Barat
Nomor telepon :-

ANAMNESIS
Pasien datang ke poli kulit dengan keluhan utama kulit rambut kepala terkelupas dan gatal.
Keluhan ini sudah dirasakan hampir 6 bulan. Awalnya dirasakan pasien hanya di bagian belakang
kepala, lama-lama sampai ke bagian depan dan samping kanan kiri dekat kedua telinga. Semakin
hari semakin tambah banyak dan gatal. Pasien juga mengaku awalnya timbul bercak kemerahan
dibagian belakang kepala dan terasa semakin gatal apabila berkeringat, disertai rambut yang rontok.
Rasa gatal berkurang apabila pasien menggaruk-garuk rambut kepalanya dan setelah itu
mengeluarkan sisik berwarna putih serta berminyak. Pasien belum pernah berobat sebelumnya,
tetapi sudah pakai shampoo selsun dan tidak sembuh. Teman-teman pasien ada yang mengeluhkan
seperti ini sebelumnya.

DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Seboroik
Psoriasis
Tinea Kapitis
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : normal
 Tinggi Badan: 160 cm
 Berat Badan : 55
 Kesan Gizi : Gizi baik

Tanda vital

 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Nadi : 83 kali/mnt

 Pernapasan : 20 kali/mnt

 Suhu : 36,5°C

Status Dermatologi
Regio: kepala frontal dan oksipital, dahi, aurikula dextra sinistra,
Lesi: Skuama tebal pada regio frontalis berdasar eritema berbentuk bulat-bulat dengan diameter
0,5cm dan luas seluruhnya 3cmx6cm, skuama halus pada regio auricle eksterna dengan luas
0,2x0,4cm, dan post auricle dengan luas 1x5 cm serta eritema pada regio occipitalis dengan luas
3x5 cm.

RESUME
Keluhan pasien berupa kulit rambut kepala terkelupas dan gatal. Keluhan ini sudah dirasakan
hampir 6 bulan. Awalnya dirasakan pasien hanya di bagian belakang kepala, lama-lama sampai ke
bagian depan dan samping kanan kiri dekat kedua telinga. Semakin hari semakin tambah banyak
dan gatal. Rasa gatal berkurang apabila pasien menggaruk-garuk rambut kepalanya dan setelah itu
mengeluarkan sisik berwarna putih serta berminyak.

Pada pemeriksaan terdapat skuama tebal pada regio frontalis berdasar eritema berbentuk
bulat-bulat dengan diameter 0,5cm dan luas seluruhnya 3cmx6cm, skuama halus pada regio auricle
eksterna dengan luas 0,2x0,4cm, dan post auricle dengan luas 1x5 cm serta eritema pada regio
occipitalis dengan luas 3x5 cm.

DIAGNOSA KERJA
Dermatitis Seboroik ICD-X L 21.9

PENTALAKSANAAN
R/ Cetirizin tab 10mg No. VII
∫ 1 dd I p.c malam
R/ Prednison 20mg no : VII

∫ 1 dd I p.c malam
R/ Vaselin album 20gr

Hidrocortison 2,5% 10gr

Mf unguentum

∫ Ue pagi dan malam


Hindari mandi dengan menggunakan air hangat karena dapat memperparah penyakit

EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit ini belum diketahui pasti namun ada
beberapa factor predisposisi yang harus dihindari pasien, yaitu factor kelelahan, stress
emosional, infeksi atau defisiensi imun. Pasien juga disuruh untuk menjaga hygiene dan tidak
menggaruk dengan kasar untuk mencegah terjadinya infeksi.

PROGNOSIS
Ad Vitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : bonam
Ad kosmetikum : bonam
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS
SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN
RSAL Dr. MINTOHARDJO, JAKARTA
2014 – 2016

Dermatitis Atopik (ICD 10 : L20)

1. Pengertian (Definisi) Dermatitis seboroik (DS) adalah kelainan kulit


papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai pada anak dan
dewasa. Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang memiliki
banyak kelenjar sebasea seperti wajah, kulit kepala, telinga,
tubuh bagian atas dan fleksura (inguinal, inframammae, dan
aksila).

2. Anamnesis  Pada anak dan dewasa, biasanya yang menjadi keluhan utama
adalah kemerahan dan sisik di kulit kepala, lipatan nasolabial,
alis mata, area post aurikula, dahi dan dada. Lesi lebih jarang
ditemukan di area umbilikus, interskapula, perineum dan
anogenital. Area kulit yang kemerahan biasanya gatal. Pasien
juga dapat mengeluhkan ketombe (Pitiriasis sika). Keluhan
dapat memburuk jika terdapat stressor atau cuaca dingin.

 Pada bayi umumnya bersifat swasirna sementara cenderung


menjadi kronis pada dewasa.

3. Pemeriksaan Fisik  Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih
yang berminyak dan tidak gatal. Skuama biasanya terbatas
pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan di
belakang telinga dan area alis mata. Lesi lebih jarang
ditemukan di lipatan fleksura, area popok dan wajah.

 Pada anak dan dewasa dapat bervariasi mulai dari:

- Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan


menempel pada kulit kepala

- Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial


dengan skuama terutama di kulit kepala, wajah dan
tubuh

- Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau


pitiriasiformis.

- Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai


dengan blefaritis.

- Dapat meluas hingga menjadi eritroderma.

1. Sesuai kriteria anamnesis


4. Kriteria Diagnosis
2. Sesuai hasil pemeriksaan fisik

5. Diagnosis Kerja Dermatitis Seboroik ICD-X L 21.9


Psoriasis
6. Diagnosis Banding Tinea Capitis
7. Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk diagnosis.
Apabila diagnosis meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
kerokan kulit dengan pewarnaan KOH untuk menyingkirkan
infeksi jamur atau biopsi kulit.
Medikamentosa:
8. Terapi
 Antijamur topikal: sampo ciclopirox 1-5% ketokonazol sampo
, , .
1-2% foaming gel 2% hydrogel 20 mg/gel 2-3 kali/minggu

 AIAFp: sampo piroctone olamine/bisabolol/glychirretic


acid/lactoferrin 2- 3 kali/minggu

 Keratolitik:
5-6
- Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu , sampo tar 1-2%
1-2 kali/minggu

Bahan lainnya:

 Sampo selenium sulfida 2,5% 2-3 kali/minggu

 Sampo zinc pyrithione 1-2% 2-3 kali/minggu

o Kortikosteroid topikal kelas I: linimentum dan solusio


hidrokortison 1%, losion hidrokortison 0,1% 1 kali sehari selama
.
4 minggu minggu
o Kortikosteroid topikal kelas II: salep aclometasone 0,05%, krim
desonide 0,05%, 1 kali sehari selama 4 minggu
Urutan pilihan terapi

o Lini pertama
5-7,19
- Sampo ketokonazol
5-7,19
- Sampo ciclopirox
5-6,23
- Sampo zinc pyrithione

o Lini kedua
5-6,26
- Propylene glycol lotion
5-6,25
- Kortikosteroid topikal potensi kuat-sangat kuat - Salep
5-6,10,12
tacrolimus
5-7,27
- Mikonazol
5-6,22
- Sampo selenium sulfida
9. Edukasi 1. Menghindari factor pemicu/pencetus misalnya:
(Hospital Health Promotion)
o Penggunaan pendingin ruangan (air conditioner)
atau udara dengan kelembapan rendah di lingkungan kerja

o Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi


iritasi

o Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan


iritasi

o Mengkonsumsi makanan rendah lemak

o Tetap menjaga higiene kulit

2. Mencari factor predisposisi yang diduga sebagai

3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai


perjalanan penyakit (tujuan pengobatan, hasil pengobatan
yang diharapkan, lama terapi, cara penggunaan obat, dan efek
samping obat yang mungkin terjadi)

4. Edukasi mengenai pentingnya perawatan kulit dan


menghindari pengobatan diluar yang diresepkan

10. Prognosis Ad Vitam : bonam


Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : bonam

11. Kepustakaan 1. Goldsmith LA,Katz SI,Gilchrest BA,Paller AS,Leffell


DJ,Wolff K. Dermatitis Seborrheic in Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. Eight Edition; New
York: Mc Graw Hill; 2012. p.107.
2. Panduan Praktik Klinis, Dermatitis di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer, Kemenkes RI, Jakarta: 2014. p.467-471
PPK di Fasilititas Pelayanan Kesehatan Primer
15. DERMATITIS ATOPIK

No. ICPC-2 : S86 Dermatitis Seboroik


No. ICD-10 : L21.9 Dermatitis Seboroik

Tingkat Kemampuan Dermatitis Seboroik 4A

Masalah Kesehatan
Dermatitis seboroik (DS) adalah kelainan kulit papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai
pada anak dan dewasa. Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang memiliki banyak kelenjar
sebasea seperti wajah, kulit kepala, telinga, tubuh bagian atas dan fleksura (inguinal,
inframammae, dan aksila).
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pada anak dan dewasa, biasanya yang menjadi keluhan utama adalah kemerahan dan sisik di
kulit kepala, lipatan nasolabial, alis mata, area post aurikula, dahi dan dada. Lesi lebih jarang
ditemukan di area umbilikus, interskapula, perineum dan anogenital. Area kulit yang kemerahan
biasanya gatal. Pasien juga dapat mengeluhkan ketombe (Pitiriasis sika). Keluhan dapat
memburuk jika terdapat stressor atau cuaca dingin.
Faktor Risiko
1. Pria lebih banyak menderita DS dibandingkan wanita
2. Faktor lingkungan: pendingin ruangan, cuaca dingin dan kering, obesitas, stress
3. Genetik
4. Daya tahan tubuh yang lemah

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik

 Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang berminyak dan tidak gatal.
Skuama biasanya terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan di belakang
telinga dan area alis mata. Lesi lebih jarang ditemukan di lipatan fleksura, area popok dan wajah.

 Pada anak dan dewasa dapat bervariasi mulai dari:

- Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel pada kulit kepala

- Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama terutama di kulit kepala,
wajah dan tubuh

- Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis.

- Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis.

- Dapat meluas hingga menjadi eritroderma.

Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk diagnosis. Apabila diagnosis meragukan, dapat
dilakukan pemeriksaan kerokan kulit dengan pewarnaan KOH untuk menyingkirkan infeksi
jamur atau biopsi kulit
Diagnosis banding
1. Pada bayi : dermatitis atopik, skabies, psoriasis
2. Pada anak dan dewasa: psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak, impetigo, tinea
3. Di lipatan: dermatitis intertriginosa, kandidosis kutis Harus disingkirkan: histiositosis sel Langerhans
(pada bayi)

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan

, ,
 Antijamur topikal: sampo ciclopirox 1-5% ketokonazol sampo 1-2% foaming gel 2% hydrogel
.
20 mg/gel 2-3 kali/minggu

 AIAFp: sampo piroctone olamine/bisabolol/glychirretic acid/lactoferrin 2- 3 kali/minggu


 Keratolitik: Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu, sampo tar 1-2% 1-2 kali/minggu

Bahan lainnya:

 Sampo selenium sulfida 2,5% 2-3 kali/minggu

 Sampo zinc pyrithione 1-2% 2-3 kali/minggu

- Kortikosteroid topikal kelas I: linimentum dan solusio hidrokortison 1%, losion


.
hidrokortison 0,1% 1 kali sehari selama 4 minggu minggu
- Kortikosteroid topikal kelas II: salep aclometasone 0,05%, krim desonide 0,05%, 1 kali
sehari selama 4 minggu

Konseling dan Edukasi

- Menghindari factor pemicu/pencetus misalnya:

o Penggunaan pendingin ruangan (air conditioner) atau udara dengan kelembapan


rendah di lingkungan kerja

o Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi

o Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi

o Mengkonsumsi makanan rendah lemak

o Tetap menjaga higiene kulit

- Mencari factor predisposisi yang diduga sebagai penyebab

- Edukasi
kepada pasien dan keluarga mengenai perjalanan penyakit (tujuan pengobatan, hasil
pengobatan yang diharapkan, lama terapi, cara penggunaan obat, dan efek samping obat yang
mungkin terjadi)

Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit ini.

Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam. DS pada bayi bersifat swasirna. Sementara pada dewasa
bersifat kronis dan dapat kambuh.

Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.
Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical
Dermatology. 10th Ed. Canada. Saunders Elsevier.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.PedomanPelayanan Medik. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai