2. Pengobatan MDT pada keadaan khususu ( ibu hamil, TB, dan HIV )
Pengobatan kusta selama kehamilan dan menyusui.
Kusta seringkali mengalami eksaserbasi pada masa kehamilan, oleh karena itu MDT
harus tetap diberikan. Menurut WHO, obat-obatan MDT standar aman dipakai selama
masa kehamilan dan menyusui baik untuk ibu maupun bayinya. Tidak diperlukan
perubahan dosis pada MDT. Obat dapat melalui air susu ibu dalam jumlah kecil,
belum ada laporan mengenai efek simpang obat pada bayi kecuali pewarnaan kulit
akibat klofazimin.
Pengobatan kusta pada pasien yang menderita tuberkulosis (TB) saat yang sama.
Bila pada saat yang sama pasien kusta juga menderita TB aktif, pengobatan
harus ditujukan untuk kedua penyakit. Obat anti TB tetap diberikan bersamaan
dengan pengobatan MDT untuk kusta.
Pasien TB yang menderita kusta tipe PB.
Untuk pengobatan kusta cukup ditambahkan dapson 100 mg karena rifampisin
sudah diperoleh dari obat TB. Lama pengobatan tetap sesuai dengan jangka
waktu pengobatan PB.
Pasien TB yang menderita kusta tipe MB.
Pengobatan kusta cukup dengan dapson dan lampren karena rifampisin sudah
diperoleh dari obat TB. Lama pengobatan tetap disesuaikan dengan jangka
waktu pengobatan MB. Jika pengobatan TB sudah selesai, maka pengobatan
kusta kembali sesuai blister MDT.
Pengobatan kusta pada penderita yang disertai infeksi HIV pada saat yang sama.
Manajemen pengobatan pasien kusta yang disertai infeksi HIV sama dengan
menajemen untuk penderita non HIV.
3. bagaimana pada pasien yang tidak bisa mengonsumsi rifampisin, dapson, klofazimin?
Dengan pemberian dosis standar WHO, kesembuhan dapat tidak tercapai dan sering
terjadi rekurensi. Durasi pemberian steroid yang lama dapat memberikan perbaikan
yang lebih baik dan bertahan lebih lama. Pada sebuah studi acak membandingkan
pemberian prednisolon 30 mg yang diturunkan dosisnya dalam 20 minggu jauh lebih
baik dibandingkan dengan pemberian predsinolon 60 mg yang diturunkan dalam 12
minggu.