Anda di halaman 1dari 10

Tabel Perubahan Nilai Laboratoium Akibat Perubahan Fisiologi Wanita Hamil1

Perubahan Fisiologis Perubahan Laboratorium pada Kehamilan


1. hematologi
a. Volume darah Bertambah 40-45% pada akhir kehmailan.
Pertambahan dimulai trimester I dan semakin
bertambah pada trimester II, kemudian pertambahan
tersebut berkurang pada trimester III
b. Hemoglobin Menurun sedikit akibat hemodilusi
c. Hematokrit Menurun sedikit akibat hemodilusi
d. Eritrosit Menurun 15-40%
e. Leukosit Meningkat menjadi 5000-16.000
f. Trombosit Menurun sedikit akibat hemodilusi
2. Fungsi Respirasi Hiperventilasi dan respirasi alkalosis
3. Fungsi Ginjal
a. Kretinin serum Menurun 30%
b. Urea serum Menurun 30-40%
c. Creatinine clearance Tidak berubah pada wanita hamil
4. Fungsi hati
a. Albumin Menurun 10-20%
b. Bilirubin Meningkat 30-40%
c. LDH Tidak berubah pada wanita hamil
d. Alkalin fosfatase Meningkat sampai 10%
5. Metabolisme
a. Insulin Meningkat karena resitensi insulin perifer. Tetapi
pada akhir kehamilan kadarnya berkurang 50-70%
b. Protein Protein plasma meningkat
c. Lemak Lipid, lipoprotein dan apolipoprotein meningkat
mulai pertengahan kehamilan
Tabel Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu2

Pemberian Suplemen dan Pencegahan Penyakit pada Ibu Hamil


Pemberian supplemen dan pencegahan penyakit pada ibu hamil adalah salah satu
kriteria yang masuk pada pelayanan terpadu ANC.3
A. Pencegahan penyakit pada ibu hamil
1. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan. Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu
hamil harus mendapat imunisasi TT.
Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi T- nya.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status
imunisasiTibu saat ini. Ibu hamil minimalmemiliki status imunisasi
T2agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil
dengan status imunisasi T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi
TT lagi. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal,
hanya terdapat interval minimal. Interval minimal pemberian imunisasi TT
dan lama perlindungannya dapat dilihat pada tabel berikut :3

2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah 24
endemis/epidemi (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium
khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan
laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi:3
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan jugauntuk mempersiapkan
calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi
kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar Hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal
sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak
selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin
darah ibu hamil pada trimester kedua dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga.
e. Pemeriksaan darah
Malaria Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu
hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaaan sifilis sebaiknya dilakukan
sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu
hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat
pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan. Di daerah epidemi HIV
rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu
hamil dengan IMS dan TB secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium
rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan Teknik
penawaran ini disebut Provider Initiated Testing and Councelling (PITC)atau
Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling (TIPK).
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila
diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas
rujukan. Mengingat kasus perdarahan dan preeklamsi/eklamsi merupakan
penyebab utama kematian ibu, maka diperlukan pemeriksaan dengan
menggunakan alat deteksi risiko ibu hamil oleh bidan termasuk bidan desa
meliputi alat pemeriksaan laboratorium rutin (golongan darah, Hb), alat
pemeriksaan laboratorium khusus (gluko-protein urin), dan tes hamil.

B. Pemberian supplemen ibu hamil3


1. Pemberian tablet Fe
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah
darah (tablet zat besi)dan Asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang
diberikan sejak kontak pertama.
2. KIE tentang gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup
dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh
kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum
tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.
3. Asam Folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan
sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 26 mikrogram
per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada
ibu hamil.

Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) Daftar Materi KIE dalam pelayanan
antenatal care terpadu3

No. Materi KIE Isi Pesan


1 Persiapan persalinan dan - Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan,
kesiagaan menghadapi persalinan dan nifas.
komplikasi - Tabulin
- Tempat persalinan
- Transportasi rujukan
- Penolong persalinan
- Calon donor darah
- Pendamping persalinan
- Suami SIAGA (siap antar jaga)
2 Inisiasi menyusu dini dan - Skin to skin contact untuk IMD
ASI eksklusif - Kolostrum
- Rawat gabung
- ASI saja 6 bulan
- Tidak diberi susu formula
- Keinginan untuk menyusui
- Penjelasan pentingnya ASI
- Perawatan puting susu
3 KB paska persalinan - Metode yang sesuai dalam masa nifas
4 Masalah gizi - Suplementasi tablet besi
- Mengkonsumsi garam beryodium
- Mengkonsumsi makanan padat kalori
dan kaya zat besi
- Pemberian makanan tambahan
5 Imunisasi TT pada ibu - Pentingnya imunisasi TT pada ibu
hamil hamil sebagai upaya pencegahan dan
perlindungan ibu dan bayi terhadap
tetanus
6 Masalah penyakit kronis - Upaya pencegahan.
dan penyakit menular - Mengenali gejala penyakit
- Menerapkan PHBS
- Kepatuhan minum obat
7 Kelas ibu - Setiap ibu hamil menggunakan buku
KIA
- Bertukar pengalaman diantara ibu
hamil
- Senam hamil
8 Brain booster - Berkomunikasi dengan janin
- Musik untuk menstimulasi janin
- Nutrisi gizi seimbang bagi ibu hamil.
9 Informasi HIV/AIDS - Definisi HIV, AIDS dan IMS
(PPIA/PMTCT) dan IMS - Penularan HIV dan IMS
- Pentingnya tes HIV
10 Informasi KtP - Pengertian kekerasan terhadap
perempuan
- Bentuk-bentuk KtP
- Akibat KtP
- Pencegahan dan penanganan KtP

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIE) wajib dimiliki oleh setiap ibu hamil, karena
materi konseling dan edukasi yang perlu diberikan tercantum di buku tersebut.
a. Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut:3
- Persiapan persalinan, meliputi siapa yang akan menolong persalinan, dimana
akan melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam
persalinan, kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan,
metode transportasi bila diperlukan rujukan dan dukungan biaya.
Pemerintah terus berupaya dalam meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas dengan menyediakan
tenaga kesehatan dalam jumlah yang memadai dan berkualitas, meyediakan
fasilitas layanan kesehatan yang mapu menangani kegawatdaruratan obstetri
dan neonatal sesuai standar di 28 tingkat dasar maupun rujukan melalui
PONED dan PONEK yang dapat diakses 24 jam dalam 7 hari, serta
memobilisasi seluruh lapisan masyarakat terutama untukpelaksanaan Program
Perencanaan Persalinan dengan Pencegahan Komplikasi (P4K). Ibu juga
perlu diedukasi tentang siapa yang akan menolong persalinannya.

- Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan


danpersalinan.

- Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai seperti sakit kepala lebih dari
biasa, perdarahan pervaginam, gangguan penglihatan, pembengkakan pada
wajah/tangan, nyeri abdomen (epigastrium), mual dan muntah berlebihan,
demam, janin tidak bergerak sebanyak biasanya.

- Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu
dini (IMD). Konseling pemberian makanan bayi sebaiknya dimulai sejak usia
kehamilan 12 minggu dan dimantapkan sebelum kehamilan 34 minggu.

- Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya


hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya.

- Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti


merokok dan minum alkohol.

- Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin

- Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan

- Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi. Menjaga


kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari, mengganti pakaian
dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina, minum cukup cairan,
peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang.
Contoh: nasi tim dari 4 sendok makan beras, ½ pasang hati ayam, 1 potong
tahu, wortel parut, bayam, 1 sendok teh minyak goreng, dan 400 ml air.
Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah. Hubungan suami-
istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai kondom).

b. Nutrisi
- Kalori Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya
adalah 2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat
memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara
rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya.
Jumiah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah
pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10 - 12 kg selama hamil.
- Protein Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per
hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi
protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia, dan edema.
- Kalsium Kebutuhan kalsium ibu hamil adaiah 1,5 gram per hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan
rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan
kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi
atau osteomalasia pada ibu.
Identifikasi Komplikasi

No Masalah Komplikasi
1 Anemia saat kehamilan 1. Ibu berisiko melahirkan Bayi dengan
berat badan lahir rendah (yaitu BB
lahir < 2,5 kg)
2. Kematian Ibu. Menurut WHO, 40%
kematian ibu di negara berkembang
berhubungan dengan anemia pada
kehamilan
3. Transfusi darah (jika kehilangan
banyak darah selama persalinan)
4. Depresi pascapersalinan
5. Kelahiran prematur (belum genap
bulan)
6. Lahir bayi dengan anemia
7. Sepsis (infeksi berat) saat nifas
8. Anak dengan keterlambatan
perkembangan
2 Depresi 1. Kematian (bunuh diri)
2. Kehamilan tidak berjalan lama
(keguguran atau janin tidak
berkembang)
3. BBLR (berat badan lahir rendah)
4. Gangguan perkembangan saraf
janin
5. Merusak kualitas dan keefektifan
pengasuhan
6. Prematur (lahir tidak cukup bulan)
3 KEK 1. Menurunkan kekuatan otot untuk
prose persalinan
2. Kemitian janin atau keguguran
3. Prematur atau tidak cukup bulan
4. Lahir cacat
5. Berat badan bayi lahir rendah
6. Gangguan tumbuh kembang otak
janin dan metabolism tubuh janin
7. Stunting
4 Obesitas 1. Keguguran
2. Diabetes Militus
3. Gangguan tumbuh kembang janin
4. Hipertensi dan Eklamsia
5. Peredarahan darah tidak lancer atau
terdapat penggumpaln dalam darah
6. Kematian janin
7. Kegagalan induksi kehamilan
8. Proses perslinan menjadi tidak
lancer karena ada kemungkinan
distosia bahu
9. Ada kemungkinan ibu yang akan
melahirkan tidak dapat lahir secara
normal atau disesar. Namun dokter
perlu melakukan pemeriksaan
penunjang untuk menentukan proses
persalinan ibu seperti USG).
10. Berat badan bayi lahir lebih dari
4000 gram
11. Lahir premature
12. Bayi lahir dengan kondisi yang tidak
sehat atau cacat
13. Kematian bayi
5 Perdarahan 1. Gawat janin
2. Keguguran
3. Kelainan pembekuan darah
4. Anemia
5. Kematian

Rujukan Penangangan dan tindak lanjut kasus3

No Hasil pemeriksaan Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus


1 Ibu hamil BB Lebih Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
(kenaikan BB >
2Kg/bulan).
2 Ibu hamil dengan status Rujuk untuk mendapatkan suntikan
imunisasi tetanus kurang vaksin TT sesuai status imunisasinya
dari T5
3 TFU tidak sesuai dengan Rujuk untuk penanganan gangguan
umur kehamilan. pertumbuhan janin.
4 Kelainan letak janin pada Rujuk untuk penanganan kehamilan
trimester III. dengan kelainan letak janin.
5 Gawat Janin Rujuk untuk penanganan gawat janin
6 Ibu hamil dengan anemia - Rujuk untuk penanganan anemia
sesuai standar
- Konseling gizi, diet makanan kaya
zat besi dan protein
7 Ibu hamil dengan diabetes - Rujuk untuk penanganan DM sesuai
mellitus (DM). standar
- Konseling gizi, diet makanan untuk
ibu hamil DM
8 Ibu hamil dengan Malaria - Konselingtidurmenggunakan
kelambu berinsektisida
- Memberikan pengobatan sesuai
kewenangan
- Rujuk untuk penanganan lebih
lanjut pada malariadengan
komplikasi.
9 Ibu hamil dengan - Rujuk untuk penanganan TB sesuai
Tuberkulosis (TB) standar
- Konseling gizi, diet makanan untuk
ibu hamil TB
- Pemantauan minum obat TB
- Tawarkan Tes HIV
10 Ibu hamil dengan IMS/ - Rujuk untuk penanganan IMS
Sifilis termasuk Sifilis pada ibu hamil dan
suami sesuai standar

Dapus
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi Ibu.
Jakarta; 2014.
2. Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta.2013.
3. Kementerian Kesehatan RI. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. Jakarta; 2014.

Anda mungkin juga menyukai