Anda di halaman 1dari 10

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien
2) Umur
3) Jenis Kelamin
4) Alamat
5) Agama
6) Pekerjaan
7) Tanggal pemeriksaan

: Nn. N
: 18 Tahun
: Perempuan
: Jl. Dewi Sartika
: Islam
: Pelajar
: 11 November 2014

II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama : bercak putih disertai rasa gatal pada punggung dan dada
2) Riwayat penyakit sekarang :
Seorang perempuan umur 18 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit dan
kelamin RSUD Undata dengan keluhan bercak putih disertai rasa gatal pada
bagian punggung dan dada yang dialami sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya
bercak putih ini timbul pada bagian punggung kemudian menyebar sampai ke
dada. Bercak putih disertai dengan rasa gatal terutama jika berkeringat. Tidak
ada riwayat demam, tidak ada riwayat alergi dan tidak ada riwayat pengobatan
sebelumnya.
3) Riwayat penyakit dahulu :
Pasien pernah mengalami penyakit serupa yang kemudian hilang
sendirinya.
4) Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. Keadaan Umum
: Sakit Ringan
2. Status Gizi
: Baik
3. Kesadaran
: Kompos Mentis
Tanda-tanda vital

Tidak dilakukan
Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit : Makula hipopigmentasi ukuran lentikular, berbentuk bulat
dan oval dengan batas tegas, skuama halus.
Lokalisasi : punggung dan dada
1. Kepala : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
2. Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
3. Dada : Makula hipopigmentasi ukuran lentikular, berbentuk bulat dan oval
dengan batas tegas, skuama halus.
4. Punggung : Makula hipopigmentasi ukuran lentikular, berbentuk bulat dan
oval dengan batas tegas, skuama halus.
5. Perut : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
6. Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
7. Selangkangan : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
8. Bokong : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
9. Ekstremitas Atas : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
10. Ekstremitas Bawah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)

IV.

GAMBAR

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lampu wood : Tidak ditemukan fluoresensi lesi kulit berwarna kuning
keemasan.
2. Kerokan kulit KOH 20% : Tidak dilakukan
VI. RESUME
Seorang perempuan umur 18 tahun dengan keluhan bercak putih disertai rasa gatal
pada bagian punggung dan dada yang dialami sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya
bercak putih ini timbul pada bagian punggung kemudian menyebar sampai ke dada
dan gatal dirasakan terutama jika berkeringat.
Hasil pemeriksaan fisik : Makula hipopigmentasi ukuran lentikular, berbentuk
bulat dan oval dengan batas tegas, skuama halus pada
daerah punggung dan dada.
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Pitiriasis versikolor
2. Vitiligo
3. Pitiriasis alba
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan mikroskopik : Pengecatan tinta Parker biru-hitam.

2. Biakan Malassezia.
IX. DIAGNOSIS KERJA
Pitiriasis versikolor
X. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
- Menjaga higienitas diri dengan mandi 2 kali sehari dengan menggunakan
-

sabun pribadi.
Mencuci baju dengan baik dan merebus baju.
Menggunakan pakaian yang tidak sempit.
Tidak menggunakan pelumas yang mengandung minyak pada kulit.
Melindungi kulit dari paparan sinar matahari atau kondisi panas.

Medikamentosa :
a. Pengobatan topikal
Ketokonazol shampo 2%, 1 x 5-10 menit/ hari sebelum mandi, selama 2
minggu.
b. Pengobatan sistemik
Ketokonazol 200 mg, 1 tablet / hari selama 7-10 hari.
XI. Prognosis :
Qua ad vitam
Qua ad fungtionam
Qua ad sanationam
Qua ad cosmetikam

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

PEMBAHASAN
Seorang perempuan umur 18 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit dan
kelamin RSUD Undata dengan keluhan bercak putih disertai rasa gatal pada bagian
punggung dan dada yang dialami sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bercak putih ini
timbul pada bagian punggung kemudian menyebar sampai ke dada. Bercak putih
disertai dengan rasa gatal yang paling dirasakan apabila berkeringat. Tidak ada
riwayat demam dan tidak ada riwayat alergi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada daerah punggung dan dada terdapat ujud
kelainan kulit (UKK) makula hipopigmentasi ukuran lentikula, bentuk bulat dan oval
dengan batas tegas. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan
diagnosis kerja yaitu pitiriasis versikolor, walaupun pada pemeriksaan lampu wood
tidak nampak efluoresensi lesi kulit berwarna kuning keemasan.

Pitiriasis versikolor adalah penyakit jamur superfisialis ringan akibat infeksi kulit
yang kronik oleh jamur lipofilik genus Malassezia. Biasanya tidak memberikan
keluhan subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.
Pititriasis versikolor disebabkan organisme normal pada kulit berupa ragi
lipofilik yang dahulu disebut sebagai Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat
atau Pityrosporum ovale yang berbentuk oval, tetapi saat ini telah diklasifikasikan
dalam satu genus Malassezia. Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium.
Faktor predisposisi menjadi patogen adalah faktor endogen dan eksogen, endogen
dapat disebabkan dari defisiensi imun. Sedangkan, eksogen dapat karena faktor suhu,
kelembaban udara dan keringat.
Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superfisial ditemukan biasanya dibadan
kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur
sampai teratur batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berflouresensi warna
kuning bila dilihat dengan lampu wood dan dengan pemeriksaan ini kadangkala dapat
ditunjukkan lesi yang lebih luas/banyak dibandingkan dengan pengamatan biasa.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua lesi pitiriasis versikolor menunjukkan
fluoresensi dengan lampu wood. Bentuk papulovesikuler dapat terlihat walaupun
jarang. kelainan biasanya asimptomatik sehingga adakalanya pasien tidak menyadari
kalau dia mengalami penyakit tersebut. Kadang-kadang penderita merasakan gatal
ringan, yang merupakan alasan berobat. Penyakit ini sering dilihat pada remaja,
walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi
Diagnosis ditegakkan brdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan flouresensi, lesi
kulit dengan lampu wood, dan sediaan langsung. Flouresensi lesi kulit pada
pemeriksaan lampu wood berwarna kuning keemasan dan pada sediaan langsung
kerokan kulit dengan larutan KOH 20% terlihat campuran hifa jamur yang kasar

seperti puntung rokok pendek berbentuk seperti huruf i, j dan v dan spora bulat dalam
jumlah banyak yang cenderung bergerombol, sehingga memberikan gambaran khas
sebagai spagheti and meat ball.
Sebagaian besar obat anti jamur efektif untuk mengobati piriasis versikolor dan
praktis tidak dijumpai perbedaan tingkat keberhasilan berbagai obat tersebut.
Umumnya disepakati bahwa pengobatan selama minimum 2 minggu akan
memberikan hasil yang cukup baik. Di antara berbagai obat anti jamur, golongan azol
merupakan yang paling banyak diresepkan untuk pengobatan pitiriasis versikolor oleh
karena efektivitasnya yang tinggi. Obat golongan azol dan anti jamur tersedia dalam
bentuk krim, sampo atau solusio untuk pemberian topikal. Dapat diberikan preparat
salisil, preparat derivat imidazol (salep mikonazol, isokonazol, salep klotrimazol,
ekonazol), krem terbinafin 1%, solusi siklopiroks 0,1% dan tolnaftat bentuk tinktur
atau salep. Shampo yang mengandung antimikotik juga dapat dipakai seperti
selenium sulfid 2,5%, ketokonazol 2%, dan zinc pyrithione. Shampo dioleskan pada
lesi selama 5-10 menit kemudian dicuci sampai bersih. Pemakaian shampo satu kali
dalam sehari selama 2 minggu dan dapat diulang satu atau dua bulan kemudian.
Pengobatan obat antijamur sistemik umu mnya dianjurkan untuk kasus yang sering
kambuh atau kurang respondif terhadap obat topikal saja. Obat sistemik yang dapat
diberika adalah ketokonazol 200 mg per hari selama 5-7 hari, flukonazol 400 mg
dosis tunggal dan diulang dalam satu minggu serta itrakonazol 200 mg per hari
selama 5-7 hari memberikan hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Parasitologi FKUI. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi Keempat.


Jakarta : FKUI; 2008.
Djuanda, A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Fakultas Kedokteran
Jakarta : Universitas Indonesia; 2008.
Perdoski dan KSDMI. Dermatomikosis Superfisialis. Edisi kedua. Badan Penerbit
Jakarta : FKUI; 2013.
Wolff, Klaus and Johnson, Allen Richard. Fitzpatricks Color Atlasand Synopsis of
Clinical Dermatology. New York : McGraw Hill; 2009.

REFLEKSI KASUS II

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Oleh :

GLADYS HARYANTO
(N 101 10 029)
Pembimbing Klinik :
dr. SENIWATY ISMAIL, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU DAN UNIVERSITAS TADULAKO
2014

Anda mungkin juga menyukai