Anda di halaman 1dari 3

Cutaneus Larva Migrans

No. ICPC-2 : D96 Worms/other parasites


No. ICD-10 : B76.9 Hookworm disease, unspecified

Tingkat Kemampuan : 4A
RS. USADA INSANI
No. PPK No. Revisi Halaman
00 1/3
PANDUAN Tanggal Terbit Ditetapkan
PRAKTEK Direktur
KLINIS 17 Februari 2016

dr. Clara Pelita Sri Hexanini

Masalah Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan


Kesehatan kulit berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Penularan melalui
kontak langsung dengan larva. Prevalensi Cutaneus Larva Migran di
Indonesia yang dilaporkan oleh sebuah penelitian pada tahun 2012 di
Kulon Progo adalah sekitar 15%..

Hasil Anamnesis Keluhan


(Subjective) Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada awal
infeksi, lesi berbentuk papul yang kemudian diikuti dengan lesi
berbentuk linear atau berkelok- kelok yang terus menjalar memanjang.
Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah terpajan.
Faktor Risiko
Orang yang berjalan tanpa alas kaki, atau sering berkontak dengan tanah
atau pasir.

Hasil Pemeriksaan Fisik Patognomonis


Pemeriksaan Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun linear
Fisik dan atau berkelok- kelok meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm per
Penunjang hari.
Sederhana Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki, bokong,
(Objective)
genital dan tangan.
Cutaneus Larva Migrans

No. ICPC-2 : D96 Worms/other parasites


No. ICD-10 : B76.9 Hookworm disease, unspecified

Tingkat Kemampuan : 4A
RS. USADA INSANI
No. PPK No. Revisi Halaman
00 2/3

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang khusus tidak ada.

Penegakan
Diagnosis Klinis
Diagnosis
(Assessment) Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
Dermatofitosis, Dermatitis, Dermatosis
Komplikasi
Dapat terjadi infeksi sekunder.

Gambar 11.36. Cutaneous Larva Migrans

Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Komprehensif 1. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan
(Plan) sarung tangan pada saat melakukan aktifitas yang berkontak
dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain.
2. Terapi farmakologi dengan: Tiabendazol 50mg/kgBB/hari, 2x
sehari, selama 2 hari; atau Albendazol 400 mg sekali sehari, selama
3 hari.
Cutaneus Larva Migrans

No. ICPC-2 : D96 Worms/other parasites


No. ICD-10 : B76.9 Hookworm disease, unspecified

Tingkat Kemampuan : 4A
RS. USADA INSANI
No. PPK No. Revisi Halaman
00 3/3
3. Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan
penyemprotan Etil Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini tidak
membunuh larva.
4. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan tatalaksana
pioderma.
Konseling dan Edukasi
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit
dengan menjaga kebersihan diri.
Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila dalam waktu 8 minggu tidak membaik dengan
terapi.

Peralatan Lup

Prognosis Prognosis umumnya bonam. Penyakit ini bersifat self-limited, karena


sebagian besar larva mati dan lesi membaik dalam 2-8 minggu, jarang
hingga 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai