No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
1. Pengertian Penyakit kulit obstruktif dan inflamasi kronik pada unit pilosebasea
yang sering terjadi pada masa remaja.
2. Tujuan Meningkatkan pelayanan dalam diagnosis dan tatalaksana acne vulgaris
ringan
4. Kebijakan
5. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Primer.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ke 5. Balai Penerbit
FK UI. Jakarta. 2007
6. Prosedur/Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah Pasien datang dengan keluhan adanya wajah berminyak dan komedo
Hasil Pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit berupa komedo, papul, pustul, nodul, kistik bahkan
scar. Daerah predileksi adalah wajah, leher, bahu dan lengan
atas serta punggung.
Pemeriksaan Penunjang
Meskipun androgen berperan penting, sebagian besar penderita
acne tanpa gejala hiperandrogenisme memiliki kadar androgen
serum normal, dan derajat berat acne tidak berkorelasi dengan
kadar androgen serum. Diduga, androgen hanya sebagai faktor
pemicu acne.
Penegakan Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis ditegakan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fisik.
Rencana Penatalaksanaan (Plan)
Penatalaksanaan :
Non Medikamentosa
Mengurangi kebiasaan makan yang dapat meningkatkan produksi
minyak oleh kelenjar sebasea.
Medikamentosa
Topikal terapi : benzoil peroksida 2,5-5% , asam salisilat 0,5-2% ,
asam retinoat 0,05% , sulfur, sabun keratolitik dan antibiotik.
Terapi oral : Asam retinoat, antibiotik ( klindamisisn dan eritromisin) ,
hormonal terapi