S Preseptor:
Dr. Yola Fadilla, Sp.DV
ATOPIK Presentan:
Widia Ika Melrisda
Risqi
Arief Dewantara
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Bayi C
Umur : 4 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan :-
Alamat : Bukittinggi
Tanggal masuk : Rabu, 26 Oktober 2022
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
alloanamnesis
Seorang bayi perempuan berusia 4 bulan bersama ibunya
datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSAM Bukittinggi
dengan keluhan beruntus – beruntus kemerahan yang
tampak terasa gatal di kedua pipi sejak 1 minggu yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
alloanamnesis
Beruntus – beruntus kemerahan pada kedua pipi muncul secara tiba-tiba sejak
1 minggu yang lalu dan semakin bertambah setiap hari.
Beruntusan tampak disertai rasa gatal karena ada bekas garukan.
Rasa gatal bertambah parah saat pasien berkeringat
Tidur pasien kadang terganggu karena rasa gatal
Kulit pasien terlihat tampak kering dan bersisik
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
alloanamnesis
Pasien belum pernah ada Riwayat seperti ini
sebelumnya
Pasien memiliki Riwayat asma yang sering kambuh
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
alloanamnesis
Keluhan yang sama pada kakak pasien yang berusia 12 tahun di area
lipatan siku
Riwayat asma pada ibu pasien
RIWAYAT PENGOBATAN
alloanamnesis
Pasien belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya
Riwayat mengoleskan obat-obatan sebelum lesi muncul disangkal
RIWAYAT ALERGI
alloanamnesis
Riwayat bersin-bersin pada pagi hari
Riwayat alergi obat-obatan disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
RIWAYAT SOSIAL DAN KEBIASAAN
alloanamnesis
STATUS GENERALISATA
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA UMUM
• Edukasi ibu pasien bahwa penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor =
genetik, sawar kulit, faktor predisposisi, faktor pencetus, serta faktor lingkungan.
• Edukasi ibu pasien bahwa DA ini tidak dapat disembuhkan tapi dapat di
kendalikan.
• Edukasi ibu pasien untuk mengenali dan menghindari faktor pencetus
• Edukasi ibu pasien untuk menghindari menggaruk lesi
• Edukasi ibu pasien untuk menjaga kebersihan kulit pasien agar tidak terjadi infeksi
sekunder
TATALAKSANA KHUSUS
Topical :
Hidrocortisone cream 1% 2x perhari dioleskan tipis pada lesi
setelah mandi.
lanolin cream 10 % 2x perhari dioleskan tipis pada lesi setelah
mandi.
Sistemik
• Cetirizine syr 0,25 mg /KgBB
RESEP
RSUD. ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. X
SIP No. 123/sip/2022
S.ue
S.ue
S.1 dd cth ½
Pro : By. C
Umur : 4 bulan
Alamat : Bukittinggi 18
PROGNOSIS
Penyakit ini cenderung diturunkan secara genetik. > ¼ anak dari seorang ibu yang
menderita atopi akan mengalami penyakit ini pada masa kehidupan 3 bulan
pertama.
Di Indonesia, angka prevalensi kasus dermatitis atopik menurut Kelompok Studi
Dermatologi Anak (KSDAI) yaitu sebesar 23,67% dimana dermatitis atopic
menempati menempati peringkat pertama dari 10 besar penyakit kulit anak.
Dermatitis atopik lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki dengan ratio
kira-kira 1,3:1.
ETIOLOGI
Etiologi dermatitis atopik sampai saat ini belum diketahui dengan jelas
namun berbagai faktor ikut berinteraksi dalam patogenesis dermatitis atopik.
Faktor penyebab dermatitis atopik merupakan kombinasi faktor genetik (turunan)
dan lingkungan seperti kerusakan fungsi kulit, infeksi, stres, dan lain-lain. Konsep
dasar terjadinya dermatitis atopik adalah melalui reaksi imunologi yang
diperantarai oleh sel – sel yang berasal dari sumsum tulang.
Fase akut
Predileksi utama diwajah diikuti kedua pipi, meluas ke dahi kulit kepala, telinga,
leher, pergelangan tangan dan tungkai bagian fleksor. Bila anak mulai merangkak,
lesi dapat ditemukan pada daerah ekstensor, misalnya lutut, siku, atau tempat
yang mengalami trauma.
Lesi berupa eritema, papulovesikel yang halus dan gatal. Bila di garuk akan pecah
→ eksudat → krusta
Fase infatil dapat mereda dan sembuh. Pada sebagian pasien dapat berkembang
menjadi tipe anak dan dewasa.
DA Fase Anak (2-10 tahun)
Kelanjutan dari DA infatil atau timbul sendiri.
Predileksi sering di fossa cubiti dan poplitea, fleksor pergelangan tangan,
kelopak mata dan leher yang tersebar simetris.
Kulit pasien dan kulit pada lesi cenderung kering.
Lesi cenderung menjadi kronis, disertai hiperkeratosis, hiperpigmentasi, erosi,
ekskoriasi, krusta dan skuama.
Skor
• SCORAD
keparahan
Diagnosis Wiliam = 1+3 dari II
I. Harus ada : Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)
II. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut :
Riwayat perubahan kulit/ kering di fossa kubiti, fossa poplitea, bagian anterior
dorsum pedis, atau sekitar leher (termasuk kedua pipi pada anak < 10 tahun).
Riwayat asma / hay fever pada anak (riwayat atopi pada anak <4 tahun pada
generasi ke-1 dalam keluarga).
Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun.
Dermatitis fleksural ( pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak <4 tahun).
Awitan dibawah usia 2 tahun (tidak dinyatakan pada anak <4 tahun).
Kriteria Hanifin-Rajka = 3 mayor + 3 minor atau lebih
Mayor Minor
Pruritus Kulit kering Keratokonus
Dermatitis wajah / Iktiosis / hiperlinier palmaris / Katarak
ekstensor bayi dan anak keratosis pilaris Hiperpigmentasi area orbita
Dermatitis fleksura pada Peningkatan kadar serum IgE Muka pucat / eritem
dewasa Keilitis Lipatan leher bagian anterior
Dermatitis kronik / residif eczema puting susu Gatal bila berkeringat
Riwayat atopi pada rentan mendapat infeksi Intolerans terhadap wol / pelarut
penderita atau keluarganya Staphylococcus dan Herpes Simplex lemak
perifokular hiperkeratosis Aksentuasi perifolikular
Usia awitan dini Intoleransi makanan
Rekuren konjungtivitis Perjalanan penyakit dipengaruhi
Lipatan infra orbital Dennie – oleh emosi dan lingkungan
Morgan Demografisme putih / delayed
blanch
Kriteria Svensson = ≥ 15
Kelompok Pertama (p<0.001, bernilai 3) : Kelompok Kedua (p<0.001, bernilai 2) :
Keterangan :
A = adalah jumlah luas permukaan kulit yang terkena dermatitis atopik di luar kulit kering
dengan mengikuti rule of nine dengan jumlah skor tertinggi kategori A adalah 100.
C = adalah jumlah dari nilai gatal dan gangguan tidur dengan skala 0 – 10 dengan jumlah skor
tertinggi kategori C adalah 10.
rule of nine
Berdasarkan dari penilaian SCORAD dermatitis atopik digolongkan menjadi:
Dermatitis atopik ringan (skor SCORAD <15): perubahan warna kulit menjadi
kemerahan, kulit kering yang ringan, gatal ringan, tidak ada infeksi sekunder.
Pada dewasa:
• Neurodermatitis atau liken simpleks kronikus
Dermatitis Atopi Dermatitis Seboroik Psoariasis
• Idiopatik
• Genetik
Lingkungan • Mikroba
• Hormonal
Etiologi Sawar kulit • Autoimun genetik
• Iklim
• Imunologik •
Psikologis • Infeksi Jamur
• • Pytysporum Orde
• Fase infatil → wajah dan ekstensor Daerah yang banyak kelenjar sebasea
• Fase anak → fossa cubiti dan poplitea, a. Bayi : Scalp, Dada
kelopak mata dan leher yang tersebar Kepala, Ekstensor ekstremitas,
Predileksi simetris. b. Dewasa : Scalp, Dada, Wajah, siku, lutut, mukosa dan kuku
Generalisata
• Fase dewasa → ekstremitas, bibir, leher
bagian anterior, scalp, dan puting susu
• Panas udara/lingkungan
Gigitan serangga Kontaminasi dengan cairan tubuh seperti
Etiologi
• Riwayat Dermatitis Atopi inkontinensia urin
• Psikologi/Stress
Daerah yang dapat dijangkau oleh tangan, biasanya scalp, Di area lipatan kulit : leher, aksilla, fossa,
tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubir, antecubital, perineum, sela-sela jari tangan dan
Predileksi vulva, scrotum, perianal, tungkai atas, lutut, tungkai kaki, abdomen dan bawah payudara, terutama
bawah, pergelangan kaki, dan punggung kaki pada pasien yang obesitas
DKA
Dermatitis Popok
Neurodermatitis
sirkumkripta( liken
simplek kronik)
Dermatitis Intertriginosa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Lesi terkontrol KST 1 kali sehari pagi dan IKT sore hari atau IKT dapat
diganti dengan pelembap
Lini 1 :
Rawat inap:
Eritroderma, infeksi sistemik berat
KOMPLIKASI