Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor
eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritem,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen) misalnya bahan kimia (contoh
detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh sinar dan suhu), mikroorganisme (jamur, bakteri),
dapat pula dari dalam misalnya dermatitis atopik.1

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit T dan sel
mast. Histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal dan eritema. Gambaran klinis dari dermatitis
atopok berupa bercak kemerahan bersisik dengan batas tidak tegas terdapat pada wajah dan daerah
lipatan. Penggarukan menyebabkan rusaknya kulit, infeksi, penebalan kulit, dan likenifikasi. Dermatitis
atopik sering dijumpai pada bayi dan anak, tetapi dapat juga menetap sampai dewasa.2,3

Banyak istilah yang dipakai sebagai sinonim DA yaitu ekzema atopik, eczema konstitusional,
eczema fleksural, neurodermitis diseminata, prurigo Besnier. Prevalensi DA pada orang dewasa adalah
sekitar 1% sampai 3% dengan rasio perempuan : laki-laki secara keseluruhan dari 1.3 : 1.0. Dermatitis
atopik cenderung diturunkan. Lebih dari seperempat anak dari seorang ibu yang menderita atopi akan
mengalami DA. Pada masa kehidupan 3 bulan pertama. Bila salah satu orang tua menderita atopi, lebih
dari separuh jumlah anak akan mengalami gejala alergi sampai 2 tahun, dan meningkat sampai 79%
bila kedua orang tua menderita atopi.1 Dermatitis subakut ditandai dengan eritematosa, eksoriasi,
skala papula. Dermatitis Atopik kronis ditandai oleh plak menebal, penebalan kulit (likenifikasi), dan
fibrosis papula (prurigo nodularis).1

BAB II

LAPORAN KASUS

I Identitas Pasien

Nama : anak agung alit Andika putra

Umur :25 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : dusun kalesan,desa bungbungan, banjarakan,Klungkung

Agama : Hindu

Pekerjaan : Tukang Kebun


Status Perkawinan : Belum Menikah

Tanggal pemeriksaan (poli kulit) :18 Desember 2023

II Anamnesis : Autoanamnesis

A. Keluhan utama : Gatal

B riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien laki-laki berusia 25 tahun datang diantar oleh tantenya ke Poli Kulit & Kelamin RSUD Klungkung
pada tanggal 18 Desember November 2023 mengeluhkan gatal sejak 2 Minggu yang lalu,hilang timbul
dan memberat sejak 4 hari yang lalau SMRS . Gatal timbul secara mendadak pada kedua tangan.
Keluhan pada pasien diperberat jika pasien beraktivitas dan pada malam hari. Gatal pada pasien juga
menjalar pada bagian kedua tangan. Gatal tersebut membaik ketika Pasien menggaruk gatalnya.Pasien
sebelumnya pernah datang ke poli kulit dengan keluhan yang sama, diberikan pengobatan dan keluhan
tidak membaik.

Keluhan gatal tersebut bermula pada saat pasien mengonsumsi babi lalu duahari kemudian muncul
gatal gatal serta pasien mengatakan awalnya muncul gelembung berisi air di telapak tangannya
kemudian digaruk pecah menjadi kemerahan dan kehitaman

Keluhan gatal tersebut juga terjadi pada daerah kepala yang muncul bersama pada daerah tangan.
Pasien menyangkal demam mual muntah

C. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit terdahulu pasien pernah mengeluhkan hal yang serupa
pada daerah kedua kaki sejak tahun 2012

Riwayat asma disangkal

Riwayat rintis alergi disangkal


D riwayat penyakit Keluarga

keluhan yang serupa dalam keluarga yaitu Tante ,ibu kandung dan adik kandung yang tinggal bersama
dengan pasien.

Riwayat asma : ibu pasien

E. Riwayat alergi

Pasien memiliki riwayat alergi seafood dan babi

Riwayat alergi obat disangkal


F sosial dan ekonomi

Pasien merupakan seorang tukang kebun restoran ,Menurut pasien, di sekitar lingkungan rumah ada
orang yang mengalami keluhan serupa dengan pasien.

III Pemeriksaan fisik

A.. Status Presens

Keadaan Umum :Sakit ringan

Kesadaran :E4V5M6 Composmentis

Gizi : Cukup

Hygiene : Baik

B status general

CStatus Dermatologis

1 Regio : Ekstremitas atas bawah k

UKK : plak eritema berbentuk geografikal dengan batas tidak jelas berukuran nummular -
plakat, persebaran regional, disertai erosi dan ekskoriasi

D.2 Dermatitis Atopik

I.Definisi

Dermatitis atopik (DA) merupakan peradangan kulit yang bersifat kronis berulang, disertai rasa gatal,
timbul pada tempat predileksi tertentu dan berhubungan dengan penyakit atopi lainnya, misalnya
rinitis alergi dan asma bronkial. Kelainan dapat terjadi pada semua usia, merupakan salah satu
penyakit tersering pada bayi dan anak, sebanyak 45% terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan.
Terdapat 2 bentuk DA, yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Bentuk ekstrinsik didapatkan pada 70-80% pasien
DA. Pada bentuk ini terjadi sensitisasi terhadap alergen lingkungan disertai serum IgE yang
meningkat.1,2

II.Kriteria Diagnostik

Klinis
 Rasa gatal, dapat sangat berat sehingga mengganggu tidur.2,3
 Efloresensi lesi sangat bergantung pada awitan dan berat penyakit.4
 Riwayat perjalanan penyakit kronis berulang.1-4 Hill dan Sulzberger membagi dalam 3 fase1,3-5
1. Fase bayi (usia 0-2 tahun)
Bentuk lesi: lesi akut, eritematosa, papul, vesikel, erosi, eksudasi/oozing dan krusta. Lokasi lesi: kedua
pipi, kulit kepala, dahi, telinga, leher dan badan dengan bertambah usia, lesi dapat mengenai bagian
ekstensor ekstremitas.

2. Fase anak (usia 2 tahun-pubertas)


Bentuk lesi: lesi subakut, lebih kering, plak eritematosa, skuama, batas tidak tegas dapat disertai
eksudat, krusta dan ekskoriasi.
Lokasi lesi: distribusi lesi simetris, di daerah fleksural pergelangan tangan, pergelangan kaki, daerah
antekubital, popliteal, leher dan infragluteal.
3. Fase dewasa

Bentuk lesi: lesi kronik, kering, papul/plak eritematosa, skuama dan likenifikasi.

Lokasi lesi: lipatan fleksural, wajah, leher, lengan atas, punggung serta bagian dorsal tangan, kaki, jari
tangan dan jari kaki.

Kriteria yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis yaitu kriteria William dan kriteria Hanifin-
Rajka: 3 kriteria major dan 3 minor,1,6 (kriteria Wiliam untuk PPK 1 dan PPK 2, kriteria Hanifin-Rajka
untuk PPK 3).(C,4)

Penilaian derajat keparahan DA dengan indeks SCORAD, sedangkan untuk penilaian DA pada penelitian
epidemiologi menggunakan TIS.

Diagnosis Banding

1. Dermatitis seboroik
2. Dermatitis kontak iritan
3. Dermatitis kontak alergik
4. Skabies
Pemeriksaan Penunjang bilaa diperlukan:

1. Pemeriksaan prick test

2. Pemeriksaan atopy patch test

3. Pemeriksaan serologi: kadar IgE total dan IgE RAST


4. Eliminasi makanan

5. Open challenge test

6. Double blind placebo controlled food challenge test (DBPCFC)

III.Penatalaksanaan

1. Prinsip:
 Edukasi dan empowerment pasien, orang tua, serta caregiver
 Menghindari dan memodifikasi faktor pencetus lingkungan yaitu menghindari bahan iritan dan
alergen.
 Memperkuat dan mempertahankan fungsi sawar kulit yang optimal dengan pemberian sabun
pelembap segera setelah mandi,dilakukan pada setiap fase perjalanan penyakit mulai dari individu
dengan kecenderungan genetik atopi hingga yang telah bermanifestasi DA
 Anti-inflamasi diberikan pada yang telah bermanifestasi, DA intrinsik maupun ekstrinsik (terapi
reaktif) dan pada DA subklinis sebagai terapi pemeliharaan (terapi proaktif).Pada terapi pemelihataan,
anti-inflamasi dapat dioleskan pada lesi yang merah (hot spot) 1-2 kali/minggu (weekend therapy)
sebagai terapi proaktif

 Mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal-garuk, antihistamin sedatif (lebih dianjurkan pada
bayi dan anak), atau non sedatif sebagai terapi adjuvant bila gatal sangat mengganggu.

 Konseling psikologi dapat membantu mengatasi rasa gatal dan merupakan salah satu program
edukasi.23,24 (A,1)

2. Topikal:

Sesuai dengan usia, kelainan klinis,dan lokasi kelainan DA Lesi basah: kompres NaCl 0,9%.

Kortikosteroid topikal (KST) potensi lemah digunakan untuk pasien DA bayi, lemah sampai sedang
untuk DA anak, potensi sedang sampai kuat untuk DA dewasa

.o Gunakan KST mulai potensi rendah yg paling efektif untuk anak


o Usia 0-2 tahun maksimum KST potensi rendah.
o Usia >2 tahun maksimum KST potensi sedang.7,
o Usia pubertas sampai dewasa poten tinggi atau superpoten 2 kali sehari.

o Pada wajah dan fleksura dapat dikontrol dengan pemberian KST potensi sedang selama 5-7 hari,
kemudian diganti menjadi KST potensi lebih ringan atau inhibitor kalsineurin inhibitor (IKT).
 Gunakan KST 2 kali sehari sampai lesi terkontrol atau selama 14 har

 Lesi terkontrol KST 1 kali sehari pagi.10,14,19,20 (A,1) dan IKT sore hari atau IKT dapat diganti
dengan pelembap.10,14,18 (A,1)
 Fase pemeliharaan: KST potensi lemah secara intermiten (2 kali seminggu) dilanjutkan 1 kali
seminggu pada daerah sering timbul lesi atau hot spot.

 IKT digunakan apabila DA sering kambuh, tidak dapat memakai KST, atau untuk mengurangi
pemakaian KST.
 KST kombinasi dapat diberikan pada DA selama 7 hari:

Infeksi lokalisata:
o Bakteri: kombinasi KST dengan asam fusidat, mupirosin

o Jamur: kombinasi KST dengan derivat azol: mikonazol, flukonazol, kotrimazol.7,17 (D,5)
o DA inflamasi berat dan rekalsitran: kombinasi KST dengan asam fusidat atau mupirosin.7,17 (D,5)
 Jumlah kebutuhan aplikasi obat topikal KSTLDiukur dengan finger-tip unit (FTU) ~0,5 gram: jumlah
salep yang dikeluarkan dari tube dengan lubang berdiameter 5 mm, diukur sepanjang ruas jari distal
jari telunjuk, yang dihitung sesuai area tubuh.27 (A,1)

3. Sistemik: (di PPK 2, PPK3)


 Terapi gatal: antihistamin intermiten/jangka pendek. Non sedatif untuk pagi hari/sedatif untuk
malam hari bila menyebabkan gangguan tidur.
 DA dengan infeksi sekunder yg luas atau tidak berespons dengan terapi topikal diberi antibiotik
selama 7 hari.
Lini 1: amoksilin-klavulanat, sefaleksin. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin.
Lini 2: eritromisin, sefalosporin generasi 2, methycillin-resistant Staphylooccus aureus (MRSA).
Kortikosteroid (prednison, metilprednidsolon, triamsinolon) pemberian singkat(sampai dengan 1
minggu)untuk DA eksaserbasi akut/kronik/berat/luas,

Siklosporin-A: DA berat, refrakter terhadap terapi konvensional, pada


pasien DA anak dan dewasa. Dosis 3-5 mg/kgBB/hari atau dewasa 150 mg/300 mg setiap hari23,28
(A,1) di PPK 3.
 Antimetabolit: mofetil mikofenolat (DA refrakter) (A,1), metotreksat (DA rekalsitran) , azatioprin (DA
berat) di PPK 3.
3. Lain-lain:
Fototerapi UVA/PUVA/UVB/NB-UVB21,32,33 (B,2) di PPK 3
4. Rawat inap:Eritroderma, infeksi sistemik berat

IV.EdukasiSangat penting dilakukan.


1. Penjelasan kepada pasien, keluarga, dan/atau caregivers mengenai penyakit, terapi, serta prognosis.
Memberi edukasi cara merawat kulit, menghindari penggunaan obat-obat tanpa sepengetahuan
dokter.9-12

2. Penjelasan mencakup semua masalah yang berkaitan dengan DA; gejala, penyebab, faktor pencetus,
prognosis dan tatalaksana.
3. Perawatan kulit pasien DA: mandi menggunakan air hangat kuku, tidak lebih dari 10 menit,
menggunakan sabun netral, pH rendah, hipoalergenik, berpelembab,14,16 segera setelah mandi 3
menit mengoleskan pelembab 2-3 kali sehari atau bila masih teraba kering.10,15 (B,2) Pelembab
efektif dan aman digunakan untuk terapi DA pada anak dan dewasa dengan gejala ringansedang.
4. Jenis pelembab: mengandung humektan, emolien dan oklusif atau generasi baru yang mengandung
antiinflamasi dan antipruritus (glycerrhectinic acid,ttelmestein dan vitis vinifera)attau yang
mengandung bahan fisiologis (lipid, seramid, Natural Moisturizing Factor.

5. Menghindari faktor pencetus: berdasarkan riwayat (bahan iritan, bahan alergen, suhu ekstrim,
makanan, stres), manifestasi klinis dan hasil tes alergi.
6. Terkait dengan terapi DA, dosis, cara pakai, lama terapi, cara menaikkan dan menurunkan potensi,
serta penghentian terapi.

V.Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam

Quo ad functionam : ad bona

Quo ad sanationa: dubia ad malam, karena merupakan kelainan kulit inflamasi yang bersifat kronis
berulang, namun tergantung dari penatalaksanaan untuk mencegah kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai