Oleh :
PEMBIMBING
Laporan ini membahas mengenai hasil Journal Reading yang berjudul “Vitamin
D insufficiency and its contributing factors in primary school-aged children in
Indonesia, a sun-rich country” Penyusunan laporan ini tidak akan berjalan lancar
tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
iii
BAB I
ISI JURNAL
1.1 Judul
“Vitamin D insufficiency and its contributing factors in primary school-aged
children in Indonesia, a sun-rich country”
1.2 Abstrak
Tujuan: Prevalensi rakhitis meningkat di seluruh dunia sehubungan dengan
peningkatan kekurangan vitamin D. Penelitian jurna ini bertujuan untuk
menyelidiki profil vitamin D pada anak-anak usia sekolah yang sehat di negara
kaya sinar matahari dan faktor kontribusinya
Metode:Studi cross-sectional ini dilakukan pada 120 anak sehat berusia 7-12 tahun
yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Status demografi, durasi paparan sinar matahari,
dan gaya hidup mereka dicatat menggunakan kuesioner terstruktur. Kalsium serum,
fosfat, tulang-alkaline fosfatase (B-ALP), dan 25-hidroksi vitamin D (25(OH)2D3)
level diukur. Sampel dikategorikan ke dalam kelompok yang cukup vitamin D dan
kelompok yang tidak cukup vitamin D, dan peneliti jurnal menganalisis variabel
yang berkontribusi terhadap 25(OH)2D3tingkat.
1.3 Hightlight
• Kekurangan vitamin D banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar di
Indonesia meskipun ada sinar matahari sepanjang tahun.
• Durasi paparan sinar matahari merupakan faktor kecukupan vitamin D.
• Penting untuk memastikan kecukupan vitamin D untuk tumbuh kembang
anak.
1.4 Pendahuluan
Tingkat vitamin D yang cukup selama masa kanak-kanak telah dikaitkan
dengan kerangka normal pertumbuhan dan perkembangan, namun data yang ada
mengenai manfaat ekstraskeletal vitamin D masih terbatas.Defisiensi vitamin D
yang parah selama masa pertumbuhan menyebabkan rakhitis nutrisi, kelainan
apoptosis kondrosit lempeng pertumbuhan dan mineralisasi matriks.Manifestasi
rakhitis sangat bervariasi dan mencakup ciri-ciri tulang dan non-tulang. Manifestasi
dari penyakit ini meliputi pembengkakan pergelangan tangan dan pergelangan kaki,
penutupan ubun-ubun yang tertunda, erupsi gigi yang tertunda, kelainan bentuk
kaki, rosario rachitic, dan nyeri tulang. Gambaran nonosseous termasuk kejang
hipokalsemia, kardiomiopati, gagal tumbuh, keterlambatan perkembangan motorik
kasar, dan tekanan intrakranial yang tinggi. Oleh karena itu, pencegahan
kekurangan vitamin D sangatlah penting dan akan berkontribusi pada upaya
pemenuhan Tujuan Sustainable Development Goal (Pembangunan Berkelanjutan)
ketiga, yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
bagi semua orang.
2
Target kadar vitamin D masih kontroversial, dan rekomendasi untuk tingkat
vitamin D yang cukup sangat bervariasi.Pada tahun 2016, Rekomendasi Konsensus
Global tentang Pencegahan dan Penatalaksanaan Rakhitis Gizi diterbitkan sebagai
panduan universal untuk mencegah rakhitis. Berdasarkan Konsensus Global, kadar
vitamin D serum (25(OH)2D3) > 20 ng/mL (50 nmol/L) cukup untuk mencegah
rakhitis pada anak-anak dan remaja. Prevalensi kekurangan vitamin D dianggap
tinggi di seluruh dunia, bahkan di negara-negara kaya sinar matahari, dan berkisar
antara 1% –95% dibandingkan dengan ambang batas yang digunakan untuk
mendefinisikan kekurangan vitamin DTingginya prevalensi kekurangan vitamin D
di negara-negara kaya sinar matahari disebabkan oleh terbatasnya paparan sinar
matahari dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, sedangkan kurangnya
makanan yang diperkaya dan letak geografis dianggap sebagai faktor penyebab
yang signifikan di negara-negara dengan empat musim.
3
1.5 Metode
Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang dilakukan pada 120
anak sehat berusia 7-12 tahun di sekolah dasar negeri dan sekolah dasar Islam
swasta di Jakarta, Indonesia, pada tahun 2012. Informed consent diperoleh dari
wali sah anak-anak tersebut. Penelitian ini disetujui secara etis oleh Institutional
Review Board Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum
Cipto Mangunkusumo di Jakarta, Indonesia.
Usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, gaya pakaian, penggunaan tabir
surya, durasi paparan sinar matahari, dan asupan susu dan jus diperoleh dengan
menggunakan kuesioner laporan mandiri terstruktur oleh wali sah anak selama
tahap perekrutan. Peneliti jurnal mengklasifikasikan warna kulit anak-anak
menggunakan klasifikasi fototipe kulit Fitzpatrick, yang didasarkan pada respons
kulit terhadap sinar ultraviolet.Jenis kulitnya adalah sebagai berikut: tipe I=kulit
sangat pucat, mudah terbakar, tidak pernah kecoklatan; tipe II=kulit putih, mudah
terbakar, jarang menjadi cokelat; tipe III=kulit putih/cokelat muda, kadang
terbakar, berangsur-angsur menjadi kecokelatan; tipe IV=kulit berwarna coklat
sedang hingga gelap, hampir tidak pernah terbakar, sangat mudah menjadi
kecokelatan; tipe V=kulit coklat tua, jarang terbakar, mudah dan cepat kecoklatan;
tipe VI=kulit hitam, tidak pernah terbakar, warnanya kecokelatan.Status sosial
ekonomi anak ditentukan berdasarkan pekerjaan orang tuanya.
4
gizi diklasifikasikan berdasarkan grafik pertumbuhan BMI Centers for Disease
Control and Prevention tahun 2000 sebagai berikut: berat badan kurang <persentil
ke-5, persentil ke-5-85 normal, kelebihan berat badan ke-85-95, dan obesitas >
persentil ke-95.12)
Sepuluh juta liter darah Peneliti jurnal kumpulkan dari masing-masing peserta
untuk mengukur serum kalsium, fosfat, bonealkaline fosfatase (B-ALP), dan 25-
hidroksi vitamin D (25(OH)2D3) tingkat. 25(OH)2D3kadarnya ditentukan dengan
menggunakan metode radioimmunoassay (DiaSorin, Saluggia, Italia), sedangkan
B-ALP diperoleh dengan menggunakan kit MetraBAP (OSTEO Medical Partner).
Serum 25(OH)2D3≥20 ng/ mL dianggap cukup, 12–20 ng/mL dianggap
insufficient, dan ≤12 ng/mL dianggap deficient.
2. Analisis statistik
5
1.6 Hasil
Terdapat 75 anak perempuan dari total 120 peserta yang dilibatkan dalam
penelitian ini, dan mereka memiliki usia rata-rata 9,6 tahun. Seluruh peserta
Peneliti jurnal adalah orang Asia Tenggara (100%). Sekitar setengah dari orang
tua anak-anak tersebut bekerja di perusahaan swasta, dan 29 dari 120 peserta
adalah siswa di sekolah dasar negeri. Sekitar 65,8% memiliki BMI normal, dan
25% kelebihan berat badan atau obesitas. Dari seluruh peserta, 73 (60,8%)
memiliki sufficient vitamin D, dan hanya 2 (1,7%) yang memiliki defisiensi
vitamin D.Terdapat 45 anak (37,5%) dengan insufficiency vitamin D (Tabel 1).
Jenis kelamin, usia, BMI, status gizi, jenis kulit Fitzpatrick, asupan susu harian,
dan jenis pakaian tidak berbeda antara kelompok sufficient dan nonsufficient
vitamin D. Waktu paparan sinar matahari secara signifikan lebih lama pada
kelompok sufficient vitamin D (masing-masing 511,4 menit/minggu vs. 318,7
menit/minggu,P =0,004) dibandingkan dengan kelompok nonsufficient (Tabel 2).
Lebih banyak peserta dalam kelompok sufficient yang tidak menggunakan tabir
surya (59 peserta vs. 27 peserta,P=0,02). Kadar kalsium, fosfat, dan B-ALP serum
tidak berbeda antar kelompok.
6
Tabel 1.Karateristik Subjek
Etnis
Sekolah negeri/swasta
7
Gendut 9 (20.0) 6 (8.0)
IV 37 (82.2) 55 (73.3)
Status vitamin D
8
Tabel 2. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap status vitamin D
Tidak mencukupi Cukup P-
Variabel (n=47) (n=73) nilai
Jenis kelamin perempuan 31 (65.9) 44 (60.3) 0,53†
Usia (tahun) 9,7±1,3 9,5±1,7 0,65‡
IMT (kg/m2) 18,6±4,1 17,4±3,4 0,09
Status gizi berdasarkan
persentil BMI 0,15†
Kurang gizi 2 (4.3) 9 (12.3)
Normal 29 (61.7) 50 (68,5)
Kegemukan 9 (19.1) 6 (8.2)
Gendut 7 (14.9) 8 (11.0)
Kulit Fitzpatrick tipe IV 32 (68.1) 60 (83.2) 0,08†
Pekerjaan orang tua 0,74†
Pegawai negri Sipil 2 (4.3) 5 (6.8)
Perusahaan swasta 23 (48.9) 32 (43.8)
Pengusaha 11 (23.4) 25 (34.2)
Di TNI/Polri 1 (2.1) 2 (2.7)
Dokter/perawat 1 (2.1) 1 (1.4)
Ibu rumah tangga 4 (8.5) 3 (4.1)
Pensiun 1 (2.1) 0 (0)
Tidak dikenal 4 (8.5) 5 (6.8)
Sekolah negeri/swasta 0,142†
Sekolah negeri 8 (28) 21 (72)
Sekolah swasta 37 (40) 54 (59)
Paparan sinar matahari
(menit/minggu) 318,7±286 511,4±355 0,004‡
Tidak ada tabir surya yang
digunakan 27 (57.4) 59 (80.8) 0,02†
9
Asupan susu harian (mL/hari) 325±268) 327(250) 0,97‡
Jenis pakaian 0,28†
Lengan panjang 10 (4.3) 59 (80.8)
Celana/rok panjang 17 (36.2) 22 (30.1)
Kadar kalsium (mg/dL) 9,50±0,32 9,46±0,39 0,51‡
Kadar fosfat (mg/dL) 4,73±0,44 4,64±0,47 0,33‡
B-ALP (mg/dL) 164,9±40,7 172,2±59,4 0,47‡
Nilai disajikan sebagai angka (%) atau mean±standar deviasi. BMI,indeks massa
tubuh; B-ALP, fosfatase alkali tulang.Uji chi-kuadrat IndependentT-tes.
Tabel 3. Analisis univariat dan multivariat terhadap faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap status vitamin D
Analisis Analisis
univariat multivariat
Variabel
P-
OR(95% CI) P-value OR (95% CI) value
Jenis kelamin laki-laki 1.277 (0.595–2.742) 0,531 1,099 (0,453–2,664) 0,835
Usia 0,944 (0,741–1,203) 0,643 0,835 (0,626–1,115) 0,257
Indeks massa tubuh 0,919 (0,832–1,015) 0,094 0,908 (0,811–1,017) 0,095
Kulit Fitzpatrick tipe III,
III vs IV 0,462 (0,196–1,090) 0,078 0,565 (0,211–1,517) 0,257
Paparan sinar matahari 0,004
(menit/minggu) 1.002 (1.000–1.003) 0,006* 1,002 (1,001–1,003) *
Tidak menggunakan tabir
surya, tidak vs. ya 0,928 (0,837–1,028) 0,122 0,917 (0,820–1,025) 0,084
OR, rasio peluang; CI, interval kepercayaan P<0,05, perbedaan signifikan secara
statistik.
10
1.7 Diskusi
Dalam studi cross-sectional ini, peneliti jurnal mengidentifikasi proporsi
kasus kekurangan vitamin D yang signifikan pada anak-anak sekolah dasar yang
sehat di Indonesia, negara yang kaya akan sinar matahari, dan faktor-faktor yang
terkait dengan kadar vitamin D serum. Meskipun sinar matahari tersedia sepanjang
tahun, penelitian peneliti jurnal menunjukkan 47 dari 120 anak (39,17%)
mengalami insufficient vitamin D, termasuk 2 peserta dengan deficiency vitamin
D. Peneliti jurnal menemukan durasi paparan sinar matahari menjadi satu-satunya
faktor yang secara konsisten berkontribusi terhadap tingkat vitamin D.
11
merupakan hal yang biasa. Perilaku menghindari sinar matahari, seperti berteduh,
menggunakan payung sebagai perlindungan terhadap sinar matahari, dan memilih
aktivitas di dalam ruangan, adalah hal biasa. Meskipun peneliti jurnal tidak
menemukan perbedaan yang signifikan dalam jenis pakaian yang dikenakan antara
anak-anak yang kekurangan vitamin D dan anak-anak yang cukup vitamin D,
norma budaya, seperti mengenakan baju lengan panjang, rok panjang, dan jilbab
pada wanita Muslim juga dapat berkontribusi untuk meminimalkan paparan sinar
matahari dan menyebabkan kekurangan vitamin. tingkat D.
12
sebesar 1% dikaitkan dengan penurunan serum 25(OH)2D3sebesar 0,46±0,2
ng/mL (1,15±0,55 nmol/L)..Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa serum
25(OH)2D3level menunjukkan korelasi terbalik yang kuat dengan volume lemak
dan korelasi terbalik yang lebih lemah dengan BMI.Tidak ada mekanisme yang
jelas mengapa 25(OH)2D3konsentrasinya menurun pada populasi obesitas, namun
terdapat hipotesis bahwa jaringan adiposa menyerap vitamin D yang larut dalam
lemak.Ukuran penelitian peneliti jurnal yang relatif kecil kemungkinan besar
menyebabkan tidak ditemukannya perbedaan BMI yang signifikan antara
kelompok cukup dan tidak cukup.
Munculnya kembali rakhitis pada anak-anak dan remaja selama dekade terakhir
telah meningkatkan kesadaran akan status vitamin D di seluruh
dunia.Rekomendasi konsensus global menggunakan ambang batas yang sama
13
dengan Pediatric Endocrine Society dan Akademi Pediatri Amerika untuk
menentukan status vitamin D. Pada anak-anak dan remaja, kecukupan adalah
25(OH)2D3ambang batas >20 ng/mL (50 nmol/ L). Satu pertanyaan penting yang
masih harus dijawab adalah apakah kebutuhan vitamin D saat ini sesuai untuk
semua anak atau apakah kebutuhan tersebut harus disesuaikan berdasarkan faktor-
faktor moderat, seperti usia, ras, dan/atau garis lintang.Itu Sumber utama vitamin
D adalah paparan kulit terhadap radiasi UVB matahari,namun belum ada pedoman
global mengenai jumlah paparan sinar matahari yang aman yang diperlukan untuk
mencapai tingkat vitamin D yang cukup pada anak-anak dan remaja.Terdapat
pedoman yang tersedia untuk beberapa negara dengan garis lintang utara yang
lebih rendah, namun tidak di banyak negara lain di dunia. Kurangnya rekomendasi
ini paling jelas terlihat ketika membandingkan 25(OH)2D3tingkat pada anak-anak
yang tinggal di lokasi geografis yang berbeda.
14
statistik semua hubungan antara semua faktor yang mungkin berkontribusi
terhadap kadar vitamin D serum. Pendekatan berbasis kuesioner yang peneliti
jurnal gunakan dalam penelitian ini dapat menyebabkan kesalahan klasifikasi dan
bias mengingat, meskipun peneliti jurnal yakin bahwa jika terjadi, hal tersebut
terjadi secara acak. Pengukuran paparan sinar matahari secara langsung
menggunakan lencana sensitif ultraviolet dapat menjadi alat yang andal untuk
mengukur paparan sinar matahari secara objektif.
Sayangnya alat ini saat ini belum tersedia di Indonesia, sehingga peneliti
jurnal menggunakan metode alternatif. Keterbatasan lain dari penelitian peneliti
jurnal adalah minimnya eksplorasi status sosial ekonomi peserta peneliti jurnal .
Status sosial ekonomi dapat menjadi faktor penyebab kekurangan vitamin D.
Kuesioner peneliti jurnal hanya mencakup pertanyaan tentang pekerjaan orang tua;
oleh karena itu, data peneliti jurnal tidak memadai untuk menyimpulkan status
sosial ekonomi anak-anak.Sampel peneliti jurnal mencakup siswa sekolah dasar
negeri dan sekolah dasar swasta, yang dapat menunjukkan status sosial ekonomi
siswa. Sekolah dasar negeri tidak dipungut biaya dan sebagian besar menerima
anak-anak pekerja kerah biru yang mungkin memiliki pendapatan tidak stabil,
sementara sekolah swasta (terutama yang termasuk dalam penelitian peneliti jurnal
) membebankan biaya sekolah yang besar dan menarik lebih banyak keluarga
pekerja kantoran.
Populasi peneliti jurnal mencakup perbedaan besar dalam jumlah anak dari
sekolah negeri dan swasta, sehingga perbandingan ini menjadi tidak tepat. Lebih
sedikitnya jumlah siswa sekolah negeri yang dimasukkan dalam sampel penelitian
peneliti jurnal disebabkan oleh sedikitnya jumlah siswa yang mengembalikan
formulir persetujuan dan kesulitan peneliti jurnal dalam menghubungi orang tua.
Oleh karena itu, tidak ada kesimpulan yang dapat dibuat mengenai pengaruhnya
status sosial ekonomi pada tingkat vitamin D dalam penelitian peneliti jurnal .
Penelitian lebih lanjut perlu mengeksplorasi parameter sosio-ekonomi (seperti
pendapatan bulanan dan tingkat pendidikan formal orang tua) untuk memberikan
15
informasi lebih lanjut tentang bagaimana faktor-faktor ini berkontribusi terhadap
tingkat vitamin D anak-anak.
16
BAB II
CRITICAL APPARAISAL
2.1 Kajian Isi Jurnal
Sumber https://doi.org/10.6065/apem.2040132.066
Jurnal Ann Pediatr Endocrinol Metab 2021;26:92-98
17
Daftar Daftar pustaka dari jurnal dapat dicantumkan dengan metode
Pustaka Vancover dan terdapat 26 referensi.
Jurnal
Level Of 3b
Evidience
base
2.2 PICO
18
b. Importance
Jurnal ini berisikan infromasi penting semua hasil dilaporkan dengan baik
dan mencantumkan nilai confidence interval (CI) sebesar 95%
c. Aplicable
Jurnal ini dapat menjadi acuan refrensi untuk praktik klinis karena tingginya
pravelensi kekurangan vitamin D di negara kaya sinar matahari terutama
Indonesia terletak di garis khatulistiwa dengan paparan sinar matahari
sepanjang tahun
2. Kekurangan
Jurnal ini perlu dikaji kembali. Dilihat dari metode jurnal yang digunakan
adalah crossectonal dan ukuran sampel yang minimal dari jurnal tersebut
dibutuhkan penelitian yang lebih komprensif seperti systematic riview untuk
mengahasilkan data yang valid dan akurat.
19
Original article
https://doi.org/10.6065/apem.2040132.066
Ann Pediatr Endocrinol Metab 2021;26:92-98
This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution Non-Commercial License (http:// ISSN: 2287-1012(Print)
creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0) which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and reproduction in any ISSN: 2287-1292(Online)
medium, provided the original work is properly cited.
growth and development, but limited data exist regarding We excluded participants who were known to have liver disea
the extraskeletal benefits of vitamin D.1,2) Severe vitamin D ses and malabsorption syndromes or who were prescribed
deficiency during the growth period results in nutritional glucocorticoids, anticonvulsants, or antituberculosis treatment.
rickets, a disorder of defective growth plate chondrocyte We also excluded patients with a history of acute illnesses within
apoptosis and matrix mineralization.1) The manifestations of the 2 weeks before this study began.
rickets vary widely and include both osseous and nonosseous Age, sex, socioeconomic status, clothing style, sunscreen
features.1) Manifestations of the former include wrist and ankle usage, sun exposure duration, and milk and juice intake were
swelling, delayed fontanel closure, delayed tooth eruption, leg obtained using a structured self-report questionnaire by the
deformity, rachitic rosary, and bone pain. Nonosseous features children's legal guardians during the recruitment phase. We
include hypocalcemic seizure, cardiomyopathy, failure to classified the children's skin color using the Fitzpatrick skin
thrive, delayed gross motor development, and high intracranial phototype classification, which was based on the skin's response
pressure. 1) Thus, prevention of vitamin D deficiency is to ultraviolet light.11) The skin types are as follows: type I=very
important and will contribute to the efforts of fulfilling the third pale skin, burns very easily, never tans; type II=fair skin, burns
Sustainable Development Goal of ensuring healthy lives and easily, rarely tans; type III=fair/light brown skin, sometimes
promoting well-being for all. burns, gradually tans; type IV=medium to dark brown skin,
The target vitamin D level is controversial, and recommenda hardly ever burns, tans very easily; type V=dark brown skin,
tions for a sufficient vitamin D level vary widely.1,3,4) In 2016, rarely burns, tans easily and quickly; type VI=black skin, never
the Global Consensus Recommendations on Prevention and burns, tans deeply.11) The children's socioeconomic status was
Management of Nutritional Rickets1) was published as universal assigned based on their parents' occupations. We calculated
guidance to prevent rickets. Based on the Global Consensus, total sun exposure duration as min/wk based on the average
serum vitamin D level (25(OH)2D3) > 20 ng/mL (50 nmol/L) is duration of sun exposure in a day. The participants' clothing
sufficient to prevent rickets in children and adolescents. style was expressed as long/short sleeves and long/short pants/
The prevalence of vitamin D deficiency is considered high skirts. The nutritional status of the participants was measured be
throughout the world, even in sun-rich countries, and ranges calculating the body mass index (BMI). The weight and height
from 1%–95% relative to the threshold used to define vitamin of the participants were assessed using a standard protocol, and
D deficiency.2,4-9) The high prevalence of vitamin D deficiency BMI was calculated as the weight (kg)/height2 (m2). Nutritional
in sun-rich countries has been attributed to limited sun expo
status was classified based on the Centers for Disease Control
sure and a sedentary lifestyle, whereas laxity in fortified food
and Prevention 2000 BMI growth chart as follows: underweight
and geographical latitude have been considered significant
<5th percentile, normal 5th–85th percentile, overweight 85th–
contributing factors in four-season countries.4)
95th, and obese >95th percentile.12)
Even though Indonesia lies on the equator with year-long
sunlight exposure, changes in lifestyle towards more indoor and
1. Measurement of vitamin D level
sedentary activities, consumption of more sweetened beverages,
lack of vitamin D-fortified food, and air pollution increase
the risk of vitamin D deficiency and its skeletal consequences. Ten milliliters of blo o d were collected f rom e ach
The South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) study10) participant to measure serum calcium, phosphate, bone-
showed that just 5.6% of respondents in Indonesia had desirable alkaline phosphatase (B-ALP), and 25-hydroxy vitamin D
vitamin D level, whereas only 16.3%, 19.2%, and 22.4% of (25(OH)2D3) levels. The 25(OH)2D3 level was determined using
participants in Malaysia, Thailand, and Vietnam had desirable radioimmunoassay methods (DiaSorin, Saluggia, Italy), while
vitamin D level, respectively. There were no participants from B-ALP was obtained using a MetraBAP kit (OSTEO Medical
Indonesia who had vitamin D deficiency.10) Until recently, there Partner). Serum 25(OH) 2 D 3 ≥20 ng/mL was considered
have been no reports of data on the vitamin D levels of healthy sufficient, 12–20 ng/mL was regarded as insufficient, and ≤12
school-aged children in Indonesia; thus, we aimed to investigate ng/mL was labeled deficient.1)
the vitamin D profile in healthy school-aged children and any
factors that contributed to their vitamin D status. 2. Statistical analysis
www.e-apem.org 93
Pulungan A, et al. • Vitamin D insufficiency in primary school-aged children in Indonesia
variables were expressed as n (%). Variables with a P-value <0.05 deficiency. There were 45 children (37.5%) with vitamin D
were considered statistically significant, and these variables were insufficiency (Table 1).
analyzed further to determine their association with vitamin D Sex, age, BMI, nutritional status, Fitzpatrick skin type, daily
level. Multivariable logistic regression that had been adjusted for milk intake, and clothing type were not different between the
covariates was performed to examine the association between vitamin D sufficient and nonsufficient groups. The sun exposure
contributing factors with 25(OH)2D3 levels. Age, sex, BMI, and time was significantly longer in the vitamin D sufficient
clothing style were considered possible covariates. Statistical group (511.4 min/wk vs. 318.7 min/wk, respectively, P=0.004)
analyses were conducted using the IBM SPSS Statistics ver. 24.0 compared with that in the nonsufficient group (Table 2). More
for Mac (IBM Co., Armonk, NY, USA). participants in the sufficient group did not use sunscreen
(59 participants vs. 27 participants, P=0.02). Serum calcium,
Results phosphate, and B-ALP levels were not different between the
groups.
There were 75 girls of the 120 total participants included Multivariate analysis showed that sun exposure duration was
in this study, and they had a mean age of 9.6 years. All our consistently associated with vitamin D level after adjustment for
participants were Southeast Asian (100%). Around half of several potential covariates, with an adjusted odds ratio (OR)
the children's parents worked at private companies, and of 1.002 (95% confidence interval [CI], 1.000–1.003), whereas
29 of 120 participants were students at a public primary sunscreen use was not significantly associated with vitamin D
school. Approximately 65.8% had a normal BMI, and 25% level (Table 3).
were overweight or obese. Of all participants, 73 (60.8%)
had sufficient vitamin D, and only 2 (1.7%) had a vitamin D Discussion
94 www.e-apem.org
Pulungan A, et al. • Vitamin D insufficiency in primary school-aged children in Indonesia
sun protection, and choosing indoor activities, are common. participants were students was an Islamic private school, so all
Although we found no significant difference in type of clothing girls wore hijabs (long sleeves, long skirts, and headscarves).
worn between vitamin D insufficient and vitamin D sufficient We identified 2 children with vitamin D deficiency. Upon
children, cultural norms, such as wearing long sleeves, long closer inspection of the characteristics of these 2 participants,
skirts, and headscarves in Muslim women also could contribute no notable differences were found for all parameters. Further
to minimized sun exposure and lead to insufficient vitamin interviews and examinations were needed to investigate these
D level. 14) The private school where the majority of our deficiencies, so these children were recommended for a referral
www.e-apem.org 95
Pulungan A, et al. • Vitamin D insufficiency in primary school-aged children in Indonesia
96 www.e-apem.org
Pulungan A, et al. • Vitamin D insufficiency in primary school-aged children in Indonesia
of socioeconomic status on vitamin D level in our study. lifestyle factors. J Nutr 2015;145:791-8.
Further studies need to explore socioeconomic parameters 3. Saggese G, Vierucci F, Prodam F, Cardinale F, Cetin I,
(such as monthly income and parents' formal education levels) Chiappini E, et al. Vitamin D in pediatric age: consensus
to provide more information on how these factors contribute to of the Italian Pediatric Society and the Italian Society of
children's vitamin D level. Preventive and Social Pediatrics, jointly with the Italian
Studies on vitamin D sufficiency in children and adolescents Federation of Pediatricians. Ital J Pediatr 2018;44:1-40.
are valuable to develop regional guidelines to warrant vitamin 4. Bener A, Al-Ali M, Hoffmann GF. Vitamin D deficiency in
D adequacy in these vulnerable populations. The strategies healthy children in a sunny country: associated factors. Int J
adopted to ensure vitamin D adequacy will differ between Food Sci Nutr 2009;60(Suppl 5):60-70.
sun-rich and non-sun-rich countries.11) To achieve vitamin D 5. Roh YE, Kim BR, Choi WB, Kim YM, Cho MJ, Kim HY,
sufficiency in the absence of sun exposure, children must ingest et al. Vitamin D deficiency in children aged 6 to 12 years:
foods that contain vitamin D (either natural or via fortification) Single center's experience in busan. Ann Pediatr Endocrinol
and/or vitamin D supplements, whereas in sun-rich countries, Metab 2016;21:149-54.
guidance for a safe sunlight exposure amount is needed. An 6. Absoud M, Cummins C, Lim MJ, Wassmer E, Shaw N.
effective public health approach to increase sunlight exposure, Prevalence and predictors of vitamin D insufficiency in
address sun avoidance, and promote food-based strategies to children: a great britain population based study. PLoS One
reach optimal vitamin D status are of paramount importance. 2011;6:6-11.
In summary, our study found that approximately one in 3 7. Khor GL, Chee WS, Zalilah MS, Poh BK, Arumugam M, Ab
primary school-aged children in Indonesia, a sun-rich country, Rahman J, et al. Vitamin D insufficiency and its association
was vitamin D insufficient despite year-round sun exposure. with obesity among primary school children in Kuala
Sun exposure duration is a major contributing factor to vitamin Lumpur, Malaysia. Osteoporos Int 2010;21(Idd):S717-8.
D sufficiency. Efforts should be made to estimate the adequate 8. Kumar J, Muntner P, Kaskel FJ, Hailpern SM, Melamed
UVB exposure required to meet the suggested 25(OH)2D3 ML. Prevalence and associations of 25-hydroxyvitamin D
thresholds in children and whether food fortification with deficiency in US children: NHANES 2001-2004. Pediatrics
vitamin D can be an alternative solution to ensure adequate 2009;124:1-18.
vitamin D level. 9. Rovner AJ, O'Brien KO. Hypovitaminosis D among healthy
children in the United States: a review of the current
Ethical statement evidence. Arch Pediatr Adolesc Med 2008;162:513-9.
10. Poh BK, Rojroongwasinkul N, Nguyen BK, Sandjaja, Ruzita
This study was ethically approved by the Institutional Review AT, Yamborisut U, et al. 25-hydroxy-vitamin D demography
Board of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Cipto and the risk of vitamin D insufficiency in the South East
Mangunkusumo General Hospital in Jakarta, Indonesia. (IRB Asian Nutrition Surveys (SEANUTS). Asia Pac J Clin Nutr
no. 090/UN2.F1/ETIK/PPM.00.42/2011) 2016;25:538-48.
11. Fitzpatrick TB. The validity and practicality of sun-reactive
skin types I through VI. Arch Dermatol 1988;124:869-71.
Conflict of interest 12. Center for Disease Control and Prevention. Defining
childhood obesity [Internet]. Atlanta (GA): Center for
No potential conflict of interest relevant to this article was Disease Control and Prevention; 2018 [cited 2020 Jul 27].
reported. Available from: https://www.cdc.gov/obesity/childhood/
defining.html.
Acknowledgments 13. Nimitphong H, Holick MF. Prevalence of vitamin D
deficiency in Asia vitamin D status and sun exposure in
Laboratory testing for this work was supported by Prodia Southeast Asia. Dermatoendocrinol 2013;5:34-7.
Laboratories, Indonesia. 14. Moy FM. Vitamin D status and its associated factors of
free living Malay adults in a tropical country, Malaysia. J
References Photochem Photobiol B Biol 2011;104:444-8.
15. Al-Othman A, Al-Musharaf S, Al-Daghri NM, Krishnas
1. Munns CF, Shaw N, Kiely M, Specker BL, Thacher TD, wamy S, Yusuf DS, Alkharfy KM, et al. Effect of physical
Ozono K, et al. Global consensus recommendations on activity and sun exposure on vitamin D status of Saudi
prevention and management of nutritional rickets. Horm children and adolescents. BMC Pediatr 2012;12:92.
Res Paediatr 2016;85:83-106. 16. Zakharova I, Klimov L, Kuryaninova V, Nikitina I, Malyav
2. Voortman T, van den Hooven EH, Heijboer AC, Hofman skaya S, Dolbnya S, et al. Vitamin D insufficiency in
A, Jaddoe VW, Franco OH. Vitamin D deficiency in school- overweight and obese children and adolescents. Front
age children is associated with sociodemographic and Endocrinol (Lausanne) 2019;10:103.
17. Kumaratne M, Early G, Cisneros J. Vitamin D deficiency
www.e-apem.org 97
Pulungan A, et al. • Vitamin D insufficiency in primary school-aged children in Indonesia
and association with body mass index and lipid levels Sudoyo H, Hammer MF, et al. The Indonesian archipelago:
in hispanic American adolescents. Glob Pediatr Heal an ancient genetic highway linking Asia and the Pacific. J
2017;4:1-4. Hum Genet 2013;58:165-73.
18. Durá-Travé T, Gallinas-Victoriano F, Chueca-Guindulain 23. Cancer Council Australia. SunSmart position statement
MJ, Berrade-Zubiri S. Prevalence of hypovitaminosis D and | Cancer Council [Internet]. Sydney (Australia): Cancer
associated factors in obese Spanish children. Nutr Diabetes Council; [cited 2020 Jul 27]. Available from: https://www.
2017;7:1-5. cancer.org.au/about-us/policy-and-advocacy/position-
19. Laing EM, Lewis RD. New concepts in vitamin D require statements/sunsmart.
ments for children and adolescents: a controversy revisited. 24. Kanellis VG. Ultraviolet radiation sensors: a review. Biophys
Front Horm Res 2018;50:42-65. Rev 2019;11:895-9.
20. Sawicki CM, Van Rompay MI, Au LE, Gordon CM, Sacheck 25. Tolppanen AM, Fraser A, Fraser WD, Lawlor DA. Risk
JM. Sun-exposed skin color is associated with changes in factors for variation in 25-hydroxyvitamin D 3and D 2
serum 25-hydroxyvitamin d in racially/ethnically diverse concentrations and vitamin D deficiency in children. J Clin
children. J Nutr 2015;146:751-7. Endocrinol Metab 2012;97:1202-10.
21. HUGO Pan-Asian SNP Consortium, Abdulla MA, Ahmed 26. Ikonen H, Palaniswamy S, Nordström T, Järvelin MR,
I, Assawamakin A, Bhak J, Brahmachari SK, et al. Mapping Herzig KH, Jääskeläinen E, et al. Vitamin D status and corre
human genetic diversity in Asia. Science 2009;326:1541-5. lates of low vitamin D in schizophrenia, other psychoses
22. Tumonggor MK, Karafet TM, Hallmark B, Lansing JS, and non-psychotic depression – The Northern Finland
Birth Cohort 1966 study. Psychiatry Res 2019;279:186-94.
98 www.e-apem.org