Oleh:
Nathasa Dessela Pandia
200131146
Pembimbing:
Dr. dr. Juliandi Harahap, M.A
Oleh:
Nathasa Dessela Pandia
200131146
Pembimbing:
Dr. dr. Juliandi Harahap, M.A
“Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan
dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.”
Oleh:
Nathasa Dessela Pandia
200131146
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Penilaian Status Gizi Balita”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi
maupun susunan bahasanya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat berguna dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang ilmu kedokteran di kemudian hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Makalah ........................................................................................ 2
1.3 Manfaat Makalah ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Definisi Balita ........................................................................................... 3
2.2 Definisi Status Gizi ................................................................................... 3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi .................................................... 3
2.4 Penilaian Status Gizi ................................................................................. 5
2.5 Parameter Antropometri ............................................................................ 10
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
a. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthopros (tubuh) dan metros (ukuran).
Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia.
Dalam bidang gizi, antropometri berhubungan dengan pengukuran
dimensi dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Metode antropometri sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan
energi dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik. Parameter yang diukur antara
lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, dan lemak subkutan (Supariasa, 2016). Parameter indeks
antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah
indikator berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U).
i. BB/U
Indeks BB/U menggambarkan berat badan yang relative dibandingkan
dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan
berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely
underweight), tetapi tidak untuk mengklasifikasi anak gemuk atau
sangat gemuk.
ii. TB/U atau PB/U
Indeks TB/U atau PB/U menggambarkan pertumbuhan tinggi atau
panjang anak berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat mengidentifikasi
anak-anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek (severely
stunted) yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama atau
anak sering sakit.
iii. BB/TB atau BB/PB
Indeks BB/TB atau BB/PB ini dapat mengidentifikasi anak gizi
kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted), serta anak yang
berisiko gizi lebih (possible risk of overweight).
7
iv. IMT/U
Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih, dan obesitas. Namun
indeks ini lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas
(Ariati, 2020).
Dalam mengevaluasi pertumbuhan anak dapat digunakan standar sesuai
dengan PMK Nomor 2 tahun 2020 seperti pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas
(Z-Score)
Berat badan sangat < -3 SD
kurang (severely
Berat Badan underweight)
menurut Umur Berat badan kurang -3 SD sd < -2 SD
(BB/U) anak usia 0-60 (underweight)
bulan Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
Risiko berat badan lebih > +1 SD
Tinggi Badan Sangat pendek (severely < -3 SD
atau Panjang Badan stunted)
menurut Umur Pendek (stunted) -3 SD sd < -2 SD
(TB/U atau PB/U) Normal -2 SD sd +3 SD
anak usia 0-60 bulan Tinggi > +3 SD
Gizi buruk (severely < -3 SD
wasted)
Berat Badan Gizi kurang (wasted) -3 SD sd < -2 SD
menurut Tinggi Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Badan atau Panjang Berisiko gizi lebih > +1 SD sd +2 SD
Badan (BB/TB atau (possible risk of
BB/PB) anak usia overweight)
0-60 bulan Gizi lebih (overweight) > +2 SD sd +3 SD
8
kejadian buta senja. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Ana,
2018).
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga, yaitu survei
konsumsi makanan, faktor ekologi, dan statistik vital (Supariasa, 2016).
a. Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah salah satu metode penilaian status gizi
secara tidak langsung dengan melihat dan menghitung jumlah dan jenis
makanan yang dikonsumsi. Data yang didapat berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan
yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat mengetahui frekuensi
makan dan cara memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi.
Tujuan dilakukannya survei konsumsi makanan adalah untuk mengetahui
kebiasaan makan, dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan
zat gizi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (Ana, 2018).
b. Faktor ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah
gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor
biologis, faktor fisik, dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan
faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian masalah
gizi yang nantinya akan sangat berguna untuk intervensi gizi.
c. Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital merupakan metode penilaian
status gizi melalui data-data mengenai statistik kesehatan yang
berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian berdasarkan umur,
angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu, statistik
pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berhubungan
dengan kekurangan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian
dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi (Supariasa, 2016).
10
BAB III
KESIMPULAN
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan
perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan
kualitas yang tinggi. Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi
yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Menurut UNICEF akar masalah faktor
penyebab gizi kurang adalah krisis ekonomi, politik, dan sosia. Hal tersebut
menyebabkan faktor tidak langsung kurang gizi, yaitu tidak tersedianya pangan,
pola asuh orang tua pada anak yang kurang baik, dan pelayanan kesehatan yang
tidak memadai. Ketiga faktor tidak langsung tersebut menyebabkan faktor
langsung kurang gizi, yaitu kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi. Ada
berbagai cara dalam menilai status gizi, yaitu melalui penilaian status gizi secara
langsung yang dibagi dalam empat penilaian, yaitu antropometri, biokimia, klinis,
dan biofisika. Selain itu melalui penilaian status gizi secara tidak langsung yang
dibagi tiga, yaitu survei konsumsi pangan, faktor ekologi, dan statistik vital.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sa’ Diyah, H., Sari, D. L., Nikmah, A. N. 2020. Hubungan Antara Pola Asuh
dengan Status Gizi pada Balita. Kediri: Jurnal Mahasiwa Kesehatan Vol. 1
No.2 Maret 2020, Halaman 151 - 158 e-ISSN: 2686-5300 p-ISSN: 2714-
5409.
Kemenkes RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2020: Standar Antropometri Anak. Jakarta: Direktorat Bina Gizi.
Diperolehdari:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_tt
g_Standar_Antropometri_Anak.pdf.
Kemenkes RI. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kemenkes RI. Diperoleh dari:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/PENILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf.
Ariani, A. P. 2017. Ilmu Gizi Dilengkapi dengan Standar Penilaian Status Gizi
dan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hardiansyah & Supariasa. 2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.
Supariasa, I. D., Bakri, B., Fajar, I. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Par’i, H. M. 2017. Penilaian Status Gizi: Dilengkapi Proses Asuhan Gizi
Terstandar. Jakarta: EGC.
Ana, V., Eko, H. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Ariati, N., Nengah, N. K., Wiardani, A. A. N., Kusumajaya, I. D. N., Supariasa, L.
S. 2020. Buku saku antropometri gizi anak PAUD. Jakarta: Intelegensia
Media.
Aritonang, I. 2013. Memantau dan Menilai Status Gizi Anak. Yogyakarta: Leutika
Books.