Diusulkan oleh:
Monica Keydia (1500029372 / 2015)
Elisda Septiyani (1600029244 / 2016)
Vionika Marthasari (1600029226 / 2016)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa ka-
rena atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul JellyS : Solusi Jajanan Sehat Un-
tuk Anak-Anak. Karya tulis ilmiah ini ditujukan untuk anak-anak guna mem-
berikan alternatif solusi jajanan yang sehat.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
kami tidak bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Atas motivasi,
semangat serta dukungan moral maupun materil dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ni, maka kami mengucapkan banyak berterima kasih kepada :
1. Ibu Yuniar Wardhani, S.KM. MPH sebagai Wakil Dekan Bidang Kemaha-
siswaan.
2. Bapak Oktomi Wijaya, S. K.M., M.Sc sebagai dosen pembimbing.
3. Bapak ibu yang telah memberikan dukungan berupa do’a dan semangat
serta teman-teman Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad
Dahlan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memban-
tu dan mendukung penyusunan karya tulis ilmiah sehingga kami dapat me-
nyelesaikan sesuai pada waktunya. Kami menyadari bahwa karya tulis kami masih
jauh dari sempurna, masih ada kekurangan baik dalam susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, pendapat, saran, dan kritik dari para pembaca
sangat diharapkan guna untuk memperbaiki dan menyempurnakan karya ilmiah
ini.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah tentang JellyS : Solusi Jajanan Sehat
Untuk Anak-Anak bisa memberikan informasi kepada masyarakat dan bermanfaat
untuk masyarakat serta bagi pengembangan ilmu pengetahuan sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan.................................................................................................. ii
Daftar Isi................................................................................................................. iv
Abstrak .....................................................................................................................v
LAMPIRAN ...........................................................................................................30
JellyS : Jelly Aneka Sayur sebagai Solusi Jajanan Sehat Untuk Anak-Anak
Abstrak
Anak sekolah dasar merupakan golongan yang rentan akan kesehatan dan
gizi. Tingginya tingkat konsumsi makanan tidak sehat yang dijajakan di sekolah
menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan yang cukup serius. Peranan
pangan menduduki tempat yang strategis untuk anak-anak. Mereka lebih
menyukai jajanan yang menarik dari bentuk hingga warnanya tanpa
memperdulikan sehat atau tidaknya jajanan tersebut. Merurut hasil survei BPOM
2013 mendapatkan data bahwa 80% anak sekolah mengkonsumsi makanan
jajanan di lingkungan sekolah. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa insiden
dan period prevalence diare untuk anak usia sekolah (5-14 tahun) adalah 2 %.
Selain itu, anak-anak pun menyukai junk food seperti minuman bersoda, keripik,
nugget, sosis, permen, dan makanan cepat saji lainnya. Dengan mengonsumsi
jajanan tidak sehat akan meningkatkan beberapa risiko penyakit kolesterol tinggi
dan atherosclerosis bahkan akan terkena penyakit serius seperti penyakit jantung
dan obesitas. Menurut data RISKESDAS tahun 2013, secara nasional prevalensi
status gizi gemuk pada anak umur 5-12 tahun secara nasional masih tinggi yaitu
18,8% yang terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mencari solusi jajanan anak
sehat dan disukai anak-anak. Metode yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini
dengan cara studi pustaka menggunakan hasil penelitian yang sudah ada, jurnal
dan juga buku. Hasil dari studi pustaka kami lakukan pembahasan dan dijabarkan
secara kronologis dan sistematis.
cenderung membeli jajanan yang berada di sekitar dan yang tersedia adalah
jajanan yang tidak sehat. Tidak tersedianya jajanan yang tidak sehat
menyebabakan anak-anak mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat yang
menggandung zat-zat 5P (pewarna, pengawet, pemanis, penyedap, pemutih) yang
tidak baik untuk kesehatan anak jangka pendek dan jangka panjang serta
pertumbuhan dan perkembangan pada anak akan terganggu.
Melihat permasalahan jajanan anak yang tidak sehat penulis memberikan solusi
untuk membuat jelly sayur; JellyS. JellyS merupakan jelly yang dicampurkan
dengan sayur. Sayur yang digunakan adalah wortel, brokoli, jagung, tomat dan
seledri. Jelly sayur dapat digunakan sebagai jajanan pengganti yang sehat, karena
didalam jelly sayur terdapat kandungan gizi dan vitamin. Wortel, brokoli, jagung,
tomat dan seledri sayuran yang seharusnya sering di konsumsi oleh anak-anak,
karena kaya akan vitamin A, B dan C. Vitamin A, B dan C harus banyak di
konsumsi untuk tumbuh kembang anak, serta mengatasi permasalahan gizi pada
anak.
BAB I
PENDAHULUAN
stunting bisa dibilang cukup besar, karena melebihi 35%.Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi pendek (stunting)
pada balita secara nasional 36,6 persen. Stunting adalah perawakan pendek yang
timbul akibat malnutrisi yang lama. Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek
dan sangat pendek sehingga melampaui deficit -2 SD dibawah median panjang
atau tinggi badan (Manary & Solomons, 2009).
Faktor zat gizi merupakan salah satu factor utama penyebab stunting.
Balita harus dipenuhi kebutuhan gizi nya sejak dalam kandungan hingga lahir dan
masa pertumbuhan. Menurut UNICEF factor penyebab utama stunting adalah ku-
rangnya zat gizi pada anak sejak masa pregnancy dan masa laktasi (UNICEF,
2010).
Gizi anak harus terpenuhi, tetapi anak-anak kurang suka dengan makanan
yang sehat karena lidahnya yang sudah terpapar makanan yang tidah sehat dengan
penambahan bahan yang berbahaya dan tidak azman di konsumsi. Terlebih lagi
anak-anak sanagat sulit untuk mengkonsumsi sayuran. Padahal sayuran mengan-
dung zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini kami mencari solusi bagaimana anak-anak tetap makan sayur melalui
makanan yang mereka sukai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia dini umur 1- 3 tahun dikenal usia terpenting dalam tahap
perkembangan, sehingga disebut sebagai golden ages period (periode masa emas)
dimana perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, dan social
sangat cepat. Anak usia ini memiliki potensi yang sangat besar, tetapi potensi ter-
sebuat akan muncul apabila didukung dengan aspek makanan dan gizi yang sehat,
perhatian, kasih sayang, dan pendidikan yang memadai. Jaringan otak yang tum-
buh dengan normal mencapai 80% dari berat otak orang dewasa sebelum umur 3
tahun.
Anak-anak adalah masa yang perlu perhatian khusus oleh orang tua teru-
tama dalam hal makanan. Gizi yang dibutuhkan pada masa ini sangat menentukan
perkembangan fisik, motorik, dan emosionalnya. Dengan memperhatikan tumbuh
6
kembang anak sejak dalam kandungan hingga anak dewasa maka orang tua harus
mengontrol dan mengawasi anak. Fase anak-anak adalah fase perkemangan ter-
penting dalam kehidupan, didalamnya terdapat fase emas (golden ages). Fase ini
dimulai sejak anak usia 0-6 tahun. Pada usia ini anak-anak mengalami perkem-
bangan paling cepat dalam pertumbuhannya. Ia mampu menerima setiap informa-
si dan mengingatnya dengan sangat baik. Setiap informasi akan diserap anak
dengan baik tanpa mengetahui baik buruknya dan akan menjadi dasar ter-
bentuknya suatu kepribadian, karakter, serta kemampuan kognitif.
Temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam lima tahun
terakhir (2006-2010) menunjukkan, sebanyak 48% jajanan anak di sekolah tidak
memenuhi syarat keamanan pangan karena mengandung bahan kimia yang berba-
haya. Bahan tambahan pangan (BTP) dalam jajan sekolah telah melebihi batas
aman serta cemaran mikrobiologi. Sedang berdasarkan pengambilan sampel pan-
gan jajanan anak sekolah yang dilakukan di 6 ibu kota provinsi (DKI Jakarta, Se-
rang, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya), ditemukan 72,08 persen
positif mengandung zat berbahaya. Temuan lain yang lebih mencengangkan lagi,
berdasarkan data kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan yang dihimpun
oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM RI dari Balai
Besar/Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010 menunjukkan bah-
wa 17,26% - 25,15% kasus terjadi di lingkungan sekolah dengan kelompok
tertinggi siswa sekolah dasar (SD).
syaratan serta sebanyak 49,43 % tidak memenuhi persyaratan terhadap satu atau
lebih dari beberapa parameter yang diuji (Hakim dan Lumalang, 2015).
umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi yang baik dapat dicapai dengan
berbagai cara.
Konsumsi anak masih belum sesuai dengan gizi seimbang. Hasil penelitian
Riskesdas 2010 menyatakan gambaran bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan
pada kelompok usia di atas 10 tahun masih rendah, yaitu masing-masing sebesar
36,7% dan 37,9%. Berikut merupakan data anak sekolah yang kurang mengkon-
sumsi buah dan khususnya sayur berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 (Tabel
2.4.1).
Kedua, kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata perorang per hari masih
rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan ka-
cang-kacangan. Ketiga, konsumsi makanan dan minuman berkadar gula tinggi,
garam tinggi dan lemak tinggi, baik pada masyarakat perkotaan maupun
perdesaan, masih cukup tinggi. Keempat, konsumsi cairan pada remaja masih ren-
dah. Kelima, cakupan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (ASI Eksklusif) pada ba-
yi 0-6 bulan masih rendah (61,5%).
Menurut data Kemenkes pada tahun 2016 Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua
orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Rata-rata kecukupan energi dan protein
10
bagi penduduk Indonesia sebesar 2.150 kilo kalori dan 57 gram per orang per hari.
AKG rata-rata per orang per hari menurut kelompok umur, jenis kelamin, berat
badan dan tinggi badan tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2013. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke-IV menganjur-
kan gizi rata-rata anak sekolah yaitu angka kebutuhan energy sebesar 1860-1950
Kkal dan angka kebutuhan protein anak sekolah sebesar 36 - 45 gram.
Gambar 2.4.1 Proporsi Sumber Asupan Energi Penduduk Indonesia Tahun 2014
Kebutuhan energi bagi anak terdiri dari zat-zat yang mengandung energi
disebut makronutrien. Makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.
Tiap gram karbohidrat memberi energi sebesar 4 kilokalori. Kebutuhan akan pro-
tein sekitar 1,5 - 2,0 gram bagi anak sekolah sampai remaja, dan kebutuhan vita-
min dan mineral pun dibutuhkan sekitar 0,7 – 0,8 gram. Kebutuhan zat gizi sangat
berhubungan dengan besarnya tubuh dan tinggi tubuh. Pertumbuhan cepat
(Growth spurt) pada anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh bertambahnya aktivitas fisik hing-
ga kebutuhan akan zat gizi juga meningkat (Pudjiadi, 2005).
longan bahan itu terdiri atas makanan pokok seperti nasi, jagung, sagu dan lainnya
yang berfungsi sebagai sumber zat energi atau tenaga, kemudian sebagai sumber
zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buahan, serta sebagai sumber zat pembangun
misalnya makanan yang mengandung protein, contohnya ikan, susu, tempe, tahu,
dan lain-lain (Almatsier, 2010).
Tabel 2.4.2 Ketersediaan Pangan per Kapita Menurut Kelompok Pangan Neraca
Bahan Tahun 2012 - 2013
cerdas dan unggul. Kekurangan asupan gizi usia muda akan berpengaruh terhadap
perkembangan mental dan kemampuan kognitifnya. Anak-anak usia ini adalah
fase golden ages. Kemampuan otak akan meningkat pesat pada fase ini. Apabila
kurang asupan gizi makan akan terganggu fungsi otak secara permanent. Ber-
dasarkan Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih mem-
iliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak
balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan
prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi
gizi kurang (underweight) berturut-turut 18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi ku-
rus anak sekolah sampai remaja pada tahun 2010 sebesar 28,5%. Berdasarkan
hasil riset kekurangan gizi masih menjadi masalah di Indonesia. Jika anak keku-
rangan gizi akan berdampak pada kemampuan belajar nya di sekolah menjadi ter-
ganggu sehingga prestasi di sekolah akan menurun. Anak usia sekolah adalah
manifestasi bangsa sebagai generasi penerus bangsa dimana kualitas bangsa masa
depan ditentukan oleh mereka.
Gambar 2.5.1 Presentase Gizi Buruk dan Gizi Kurang Menurut BB/U di
Indonesia
Status gizi anak sekolah dasar umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan
IMT yang dibedakan menurut umur dan jenis kelamin. Sebagai rujukan untuk
menentukan kurus, apabila nilai IMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai
13
rerata, dan berat badan (BB) lebih jika nilai IMT lebih dari 2 SD nilai rerata
standar WHO 2007 (Tabel 2.5.1).
Tabel 2.5.1 Standar Penentuan Kurus dan Berat Badan (BB) Lebih Menurut Nilai
Rerata IMT, Umur dan Jenis Kelamin, WHO 2007
Berdasarkan standar WHO di atas, secara nasional prevalensi kurus adalah 13,3%
pada laki-laki dan 10,9% pada perempuan. Sedangkan prevalensi BB lebih pada
laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%.
Pada tahun-tahun terakhir ini prevalensi obesitas pada anak, terutama dari
golongan sosio-ekonomi baik. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyara-
kat tertentu terutama perkotaan mempengaruhi perubahan gaya hidup khususnya
pola makan. Pola makan yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan
rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat
kasar, dan tinggi lemak sehingga mengarahkan ketidakseimbangan pada gizi.
14
Makin bertambah hingga sudah harus menjadi perhatian lebih banyak. Obesitas
merupakan masalah gizi lebih di Indonesia dan menjadi penyebab utama dari be-
berapa penyakit degeneratif. Menurut Maaser (1973) obesitas adalah keadaan pa-
tologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang di-
perlukan untuk fungsi tubuh . Obesitas terjadi karena makanan yang dimakan
sehari-sehari berlebihan sehingga melebihi kebutuhan anak yang bersangkutan.
Biasanya mereka merasa cepat lapar dan tidak mau menahan rasa lapar.
(EIU) dari tiga survai terakhir berkisar antara 200-230 g/L, dan proporsi anak
dengan EIU < 100 g/L dibawah 20%. Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita
stunting (tubuh pendek) karena kurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Risk-
esdas) 2013 mencatat angka kejadian stunting nasional mencapai 37,3 persen.
Angka ini meningkat dari 2010 sebesar 35,6 persen.
Stunting terjadi sejak bayi dalam kandungan karena saat hamil sang ibu
kurang mengonsumsi makanan bergizi. Kurangnya asupan gizi di masa-masa ter-
sebut dapat meningkatkan kematian bayi dan anak apabila terjadi di usia dini.
Stunting tidak hanya mengakibatkan tubuh anak yang pendek, tetapi juga memen-
garuhi pertumbuhan anak saat dewasa menjadi tidak maksimal.
Jajanan yang dijual di jalan-jalan dalam keadaan terbuka pun bisa ter-
kontaminasi oleh berbagai kuman sehingga akan menyebabkan penyakit food-
borne diasease. Jajanan yang dilihat menarik dengan warna-warna mencolok akan
manerik perhatian anak dan mereka cenderung ingin mencoba jajanan tersebut
tanpa mempertimbangkan hygiene jajanan tersebut. Foodborne disease adalah
penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang
tercemar. Foodborne disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme
atau mikroba patogen yang mengkontaminasi makanan. Selain itu, zat kimia
16
beracun, atau zat berbahaya lain dapat menyebabkan foodborne disease jika zat-
zat tersebut terdapat dalam makanan. Makanan yang berasal baik dari hewan
maupun tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisme
penyebab penyakit pada manusia (Deptan RI, 2007). Dari semua penyakit yang
ditularkan melalui makanan, yang paling sering terjadi adalah diare. Penyakit di-
are menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Hal ini ter-
lihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO mem-
perkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta dian-
taranya meninggal. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya
kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat (Adis-
asmito, 2007).
BAB III
METODE PENULISAN
Anak-anak lebih
menyukai jajanan
tidak sehat.
Seperti permen,
coklat, es krim
dan makanan siap
saji
Ter-
Jelly Solusi ja-
penuhinya
Sayur janan sehat
zat gizi
BAB IV
sekolah dasar dibekali dengan makanan yang bergizi sebagai penunjang untuk
tumbuh kembangnya. Anak usia sekolah dasar sangat membutuhkan makanan
yang bergizi, jika anak kekurangan gizi maka sistem kekebalan tubuhnya akan
menurun sehingga akan mudah terserang penyakit.
Pola konsumsi anak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor lingkungan. Faktor internal meliputi karakteristik anak tersebut seperti usia,
jenis kelamin, dan pengetahuan gizi anak. Sedangkan faktor lingkungan meliputi
teman sebaya, karakteristik orang tua seperti pendidikan dan pendapatan, kebia-
saan jajan dan sarapan, aktivitas fisik, besarnya uang saku, ketersediaan makanan
jajanan di sekolah, iklan dan pengetahuan gizi orang tua.
Anak usia sekolah dasar memiliki kegemaran membeli jajanan baik di
sekolah maupun di rumah. Mereka sudah dapat memilih dan menentukan ma-
kanan apa yang disukai dan tidak disukai. Anak-anak memiliki selera yang beru-
bah-ubah terhadap makanan. Mereka cenderung memilih jajanan dari sisi tampi-
lan. Apabila makanan itu dilihatnya menarik dan memikat, maka anak-anak akan
memiliki keinginana yang besar untuk mencobanya. Disamping itu, kurangnya
pengawasan orang tua menyebabkan anak-anak seringkali memilih makanan yang
kurang bergizi untuk kesehatannya. Selain itu, anak-anak lebih banyak mengha-
biskan waktu di luar rumah, sehingga lebih mudah menjumpai aneka bentuk dan
jenis jajanan, baik yang dijual di sekitar sekolah, lingkungan bermain ataupun
pemberian teman. Anak usia sekolah dasar selalu ingin mencoba makanan yang
baru dikenalnya
Makanan memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi tam-
bahan untuk memenuhi kecukupan gizi, khususnya energi dan protein. Kontribusi
jajanan yang memiliki kandungan gizi yang baik sebaiknya tidak dihilangkan dari
konsumsi harian, karena memberikan sumbangan yang cukup berarti. Jajanan juga
dapat dijadikan salah satu alternatif pemenuhan sumber zat gizi yang kurang dari
konsumsi hariannya. Sebaiknya jajanan yang dikonsumsi menyumbangkan 10-20
% energi atau sebesar 192-384 kkal.
Makanan jajanan bermanfaat untuk penganekaragaman makanan sejak
kecil dalam rangka peningkatan mutu makanan yang dikonsumsi. Makanan ja-
janan digunakan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah
22
karena keterbatasan waktu orang tua mengolah makanan di rumah. Selain murah
makanan jajanan juga mudah didapat. Berdasarkan kondisi ini seharusnya ma-
kanan jajanan dapat dikelola menjadi produk sehat yang aman dikonsumsi.
Melihat permasalahan jajanan anak yang tidak sehat, maka penulis mem-
berikan solusi JellyS sebagai jajanan yang sehat untuk anak-anak. JellyS adalah
makanan yang terbuat dari jelly yang di campur dengan sayur. Sayur yang
digunakan yaitu wortel, sawi dan jagung. Jelly merupakan jajanan yang banyak
disukai anak-anak karena teksturnya yang lembut dan kenyal dan juga banyak
disukai oleh orang dewasa. JellyS menggunakan bahan makanan yang sehat dan
juga aman karena menggunakan sayuran.
terbentuknya beberapa gangguan penyakit pada mata. Kandungan folat dan beta
karoten pada jagung bagus bagi kesehatan mata anak. Jagung jenis sayuran yang
digunakan sebagai salah satu alternatif yang bagus sebagai sumber kalori bagi
anak-anak. Kandungan serat yang cukup tinggi dalam jagung sehingga bagus un-
tuk kesehatan pencernaan pada anak-anak.
Kandungan zat gizi alami dalam sayur hijau sangat banyak salah satunya
yaitu sawi hijau. Selain kaya akan vitamin A dan vitamin C sayuran hiaju juga
mengandung berbagai unsur mineral seperti zat kapur, zat besi, magnesium dan
fosfor. Sayuran hijau mengandung antioksidan, bahkan antioksidan yang banyak
ditemukan dalam sayuran hijau dapat melindungi sel mata dari cahaya ultraviolet
yang merupakan penyebab utama katarak. Sayuran hijau salh satunya sawi sangat
dianjurkan dikonsumsi oleh anak-anak karena, kaya akan kandungan zat gizinya.
Sayuran merupakan salah satu zat gizi yang sangat tidak disukaai oleh
anak-anak, bahkan jarang untuk di konsumsi. Hal itu terjadi karena rasa sayuran
yang sangat tidak enak dan juga tidak menarik untuk dimakan oleh anak-anak.
Rendahnya minat anak untuk mengkonsumsi sayur yang terkadang di pengaruhi
oleh lingkungan sekitar seperti ibu tidak memperkenalkan sayur pada anak dari
bayi dan rendahnya potensi untuk olahan makanan terhadap sayur. Agar anak-
anak mau mengkonsumsi sayur maka perlu adanya pengolahan makanan sayur ke
dalam bentuk yang menarik yang lama kelamaan anak-anak akan menyukai sayur.
Bentuk yang unik akan menarik selera terutama bagi anak-anak yang sangat me-
nyukai hal-hal yang unik. Dengan begitu penulis memiliki solusi untuk
mengkolaborasi jelly dan sayur dalam satu adonan yang nantinya akan menjadi
jajan yang sehat bagi anak-anak.
anak yang saat ini masih menjadi permasalahan di Indonesia. Dengan adanya Jel-
lyS penulis berharap akan menurunkan angka kekurangan gizi pada anak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dilihat dari jajanan yang disukai dan makanan yang tidak disukai anak
penulis memiliki solusi menggabungkan makanan yang disukai dan kurang di
sukai anak. Penulis mengabungkan jelly dan sayur menjadi produk JellyS ( Jelly
Sayur) sebagai solusi jajanan sehat untuk anak. Dengan JellyS kebutuhan gizi
anak-anak tetap terpenuhi.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna karena masih
dalam proses belajar. Penulis mengharapkan pengembangan terhadap karya tulis
ilmiah ini untuk kedepannya. Diharapkan orang tua dan guru lebih mempehatikan
jajanan yang dikonsumsi anak. Penulis menginginkan agar Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia dan pemerintah yang berwenang untuk meningkatkan per-
hatian terhadap jajanan yang dikonsumsi anak.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. 2007. Faktor Risiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia:
Alatas, Sarah Salim. 2009. Status Gizi Anak Sekolah (7-12 tahun) dan
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Cetakan Pertama. PT. Gramedia
Anzarkusuma ,Indah Suci et.al. 2014. Status Gizi Berdasarkan Pola Makan Anak
www.ijhn.ub.ac.id
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi Edisi Kedua.
EGC : Jakarta
27
http://www.bin.go.id/awas/detil/132/4/11/08/2012/jajanan-berbahaya-di-
sekitar-anak
April)
Gunarsa, D. Singgih. 2008. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. PT. BPK
Hakim, Abd. Dan Yance Lumalang. 2015. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap
Memilih Makanan Jajanan dengan Status Gizi Siswa SMP Negeri 1 Palu.
file:///C:/Users/USER/Downloads/5733-18943-1-PB%20(1).pdf
Junaidi dan Yovanda. 2016. Kebiasaan Konsumsi Fast Food Terhadap Obesitas
Pada Anak Sekolah Dasar Banda Aceh. Jurnal Action : Aceh Nutrisions
Journal Vol. 1. No. 2. Hal. 78-82
28
Jakarta
Kesehatan R. I : Jakarta
____________. 2015. Info Datin Situasi dan Analisis Gizi . Pusat Data dan
____________. 2016. Info Datin Situasi Gizi.. Pusat Data dan Informasi
Manary, M. J., dan Solomons, N. W. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat, Gizi dan
Noviani, Kurnia, Effatul Afifah, dan Dewi Astiti. 2016. Kebiasaan Kebiasaan
Jajan dan Pola Makan serta Hubungannya dengan Status Gizi Anak Usia
Sekolah di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Dietetik In-
donesia Vol. 4 No. 2. Hal. 97-104.
http://ejournal.alamaata.ac.id/index.php/IJND.
journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/download/369/pdf
Pudjiadi, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi Keempat.
Bandung
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi
www.publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/download/672/465
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/11902
UNICEF. 2010. Challenges for a new generation, the situation of children and
LAMPIRAN
4. NIM 1500029372
6. Email monicakeydia@gmail.com
7. Nomor Hp 085265162883
B. Riwayat Pendidikan
Riwayat Pendidi-
SD SMP SMA
kan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015
Institusi pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
penghargaan
32
- - - -
Semua data yang diisi dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Gaga-
san Tertulis (PKM – GT)
(Monica Keydia)
NIM.1500029372
33
Penulis 2
A. Identitas Diri
4. NIM 1600029244
6. Email elisdaseptiyani13@gmail.com
7. Nomor Hp 087729194813
B. Riwayat Pendidikan
Institusi pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
penghargaan
- - - -
34
Semua data yang diisi dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Gaga-
san Tertulis (PKM-GT).
(Elisda Septiyani)
NIM. 1600029244
35
Penulis 3
A. Identitas Diri
4. NIM 1600029226
6. Email vionika1600029226@webmail.uad.ac.id
7. Nomor Hp 082213700768
B. Riwayat Pendidikan
Riwayat Pendidi-
SD SMP SMA
kan
SDN 04 Ciang- SMP N 3 SMK Bina Hu-
Nama Institusi
sana Gunungputri sada Mandiri
Jurusan - - Farmasi
Tahun Masuk-
2004-2010 2010-2013 2013-2016
Lulus
Institusi pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
penghargaan
- - - -
36
Semua data yang diisi dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa
Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
(Vionika Marthasari)
NIM.1600029226
37
Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Oktomi Wijaya, S.K.M., M.Sc
4. NIDN 0502108702
6. Email Oktomi.wijaya@gmail.com
7. Nomor Hp 081314843515
B. Riwayat Pendidikan
Riwayat
SD SMP SMA S1 S2
Pendidikan
SDN 25 SMPN 3 SMAN 1 Universitas
Nama Insti- Universitas
tiga Kam- Tilatang Tilatang Gadjah
tusi Indonesia
pung Kamang Kamang Mada
Kesehatan Manajemen
Jurusan - - IPA
Masyarakat Bencana
Tahun Ma- 1994- 2000- 2000-
2006-2010 2012-2014
suk-Lulus 2000 2003 2006
An Assessment of
2.
Health Sector Yogyakarta, Mei
2nd Annual Scientific Meet-
Preparedness for 2015
ing on Disaster Research
Disaster in East
Aceh District,
Aceh Province.
Health Sector
Preparedness for
Makassar, Febru-
Disaster in Small
2nd International Conference ari 2015
3. Island, Case Study
on Environmental Risks and
in West Seram
Public Health,
District, Maluku
Province
Institusi pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
penghargaan
- - - -
39
Semua data yang diisi dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Gaga-
san Tertulis (PKM-GT).
Yogyakarta, 8 April 2017
LAMPIRAN
JellyS
41
Judul Karya : JellyS: Jelly Aneka Sayur sebagai Solusi Jajanan Sehat
Untuk
Anak-Anak
Ketua Tim : Monica Keydia
Anggota Tim : 1. Elisda Septiyani
2. Vionika Marthasari
Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan
Skor
No Kriteria Penilaian Bobot Skor
Terbobot
Format Abstrak
- Tata penyajian tulisan: ukuran kertas,
topografi, kerapihan ketik, tata letak,
kesesuaian jumlah halaman.
- Pengungkapan ide dan gagasan : siste-
1. matika tulisan, ketepatan dan kejelasan 10
ungkapan, bahasa baku yang baik dan
benar sesuai dengan EYD, tidak
mengandung unsure SARA, tidak ada
metode penulisan, arti penting ide dan
gagasan.
Kreatifitas ide dan gagasan yang dikemuka-
kan
- Kesesuaian tema
- Komprehensif, keunikan, inovatif, dan
orosinil
- Struktur gagasan (gagasan muncul di
2. 40
dukung oleh argumentasi ilmiah)
- Ketepatan solusi (focus, atraktif, dan ap-
likatif)
- Ramah lingkungan
- Memiliki nilai manfaat untuk menguji
kebenaran
Cara penyajian gagasan dan tulisan
- Sifat topic, rumusah judul dan kes-
esuaian dengan iheal bahasa, aktualisasi
3. 20
- Kejelasan uraian permasalahan
- Relevansi topic terhadap tema dan men-
cakup aspek penilaian
4. Implementasi gagasan 30
42
(…Juri…)