Anda di halaman 1dari 34

PEMBERIAN PUDING BUAH SALAK SEBAGAI JAJANAN SEHAT UNTUK A

NAK REMAJA DESA TATENGESAN DI KECAMATAN PUSOMAEN

Usulan penelitian untuk skripsi


Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Diajukan Oleh :
Ni Wayan Ayu Candrika Kamara Wati
711331119046

Kepada
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2022
LEMBARAN PERSETUJUAN
Usulan Penelitian Untuk Skripsi

Pemberian Puding Buah Salak Sebagai Jajanan Untuk Anak Remaja Desa Tatengesan D
i Kecamatan Pusomaen

yang diajukan oleh :

Ni Wayan Ayu Candrika Kamara Wati


NIM : 711331119046

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Jufri Sineke S.Pd, SST, M.Si Tanggal……..


NIP. 196406241989031003

Pembimbing II

Ana Barnetje Montol, S.Pd.,M.Si Tanggal………


NIP. 196608171989032002

2
1 DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………………………………….5
1. Tujuan Umum…………………………………………………………………………………………………………5
2. Tujuan Khusus…………………………………………………………………………………………………………5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………………………………….6
1. Manfaat Teoritis……………………………………………………………………………………………………..6
2. Manfaat Praktis………………………………………………………………………………………………………6
E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………………………………………………………7
1. Definisi Status Gizi…………………………………………………………………………………………………..7
2. Definisi dan Karakteristik Anak Remaja…………………………………………………………………..7
3. Gizi Anak Remaja…………………………………………………………………………………………………..10
4. Status Gizi Anak Remaja………………………………………………………………………………………..11
5. Definisi Puding………………………………………………………………………………………………………12
6. Manfaat Buah Salak……………………………………………………………………………………………..12

7. Kandungan Gizi Salak…………………………………………………………………………………………….13


8. Kerangka Konsep…………………………………………………………………………………………………..14
9. Hipotesis……………………………………………………………………………………………………………….14
a. Ha (Hipotesis Alternatif)………………………………………………………………………………………..14
10. Metode Penelitian………………………………………………………………………………………………14
a. Jenis/ Rancangan penelitian………………………………………………………………………………….14
b. Waktu dan Tempat……………………………………………………………………………………………….15
c. Variabel Penelitian………………………………………………………………………………………………..15
d. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………………………………….15
e. Teknik Pengambilan Sampel…………………………………………………………………………………16
f. Kriteria Sampel…………………………………………………………………………………………………….16
g. Definisi Operasional……………………………………………………………………………………………..17

3
h. Instrumen Penelitian……………………………………………………………………………………………17
i. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………………………………………17
j. Jalannya Penelitian ……………………………………………………………………………………………..18
k. Prosedur Kerja…………………………………………………………………………………………………….19
l. Tahap Penelitian…………………………………………………………………………………………………..20
m. Pengolahan dan Analisis Data………………………………………………………………………………20
11. Analisis Data……………………………………………………………………………………………………….22
a. Analisis Univariat…………………………………………………………………………………………………..22
b. Analisis Bivariat…………………………………………………………………………………………………….22
12. Jadwal Penelitian……………………………………………………………………………………………………24

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………26

A. Latar Belakang

Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang gizi yaitu gizi

kurang dan gizi lebih, status gizi anak remaja merupakan gambaran apa yang d

ikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Dari sudut zat gizinya, masalah gizi

dapat berupa masalah gizi makro dan masalah gizi mikro. Salah satu golongan

4
yang memerlukan perhatian dalam konsumsi makanan dan zat gizi adalah anak

usia sekolah (Yulni dkk, 2013). Status gizi adalah gambaran yang berasal dari

keseimbangan jumlah asupan makanan dan kebutuhan gizi. Konsumsi zat gizi

yang optimal akan menunjang anak untuk tetap sehat. Namun faktanya masih b

anyak anak sekolah dasar yang mengalami masalah gizi. Gizi yang baik dan bu

ruk yang dialami seorang anak sekolah merupakan pilihan dalam menentukan k

esehatan dan kecerdasan mereka. Terbentuk sumber daya yang berkualitas, yait

u sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif ditentukan oleh beber

apa faktor. Salah satunya yang sangat essensial adalah terpenuhinya kebutuhan

pangan yang bergizi (Devi, 2012). Pada anak usia sekolah dasar, permasalahan

gizi yang terjadi pada anak sekolah dasar di Indonesia yaitu pendek, sangat kur

us/kurus dan kegemukan/obesitas (Wiradnyani et al., 2016). Berdasarkan data

menurut provinsi, di Jawa Timur prevalensi sangat kurus sebesar 1.9% dan kur

us sebesar 6.0% (Kementrian Kesehatan, 2016).

Anak Remaja adalah anak usia 12-15 tahun. Pertumbuhan dan perkemb

angan anak sangat membutuhkan gizi yang cukup agar tidak terjadi penyimpan

gan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Gizi yang kurang juga akan m

embuat sistem imun pada anaklemah. Aktifitas yang cukup tinggi dan kebiasaa

n makan yang tidak teratur pada anak sering mengakibatkan ketidakseimbanga

n antara asupan dan kecukupan gizi. Ketidakseimbangan antara asupan dan kec

ukupan gizi akan menimbulkan masalah gizi, baik itu masalah gizi lebih maupu

n gizi kurang (Seprianty, dkk, 2015). Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh fakto

r makanan (gizi) dan genetik. Pertumbuhan anak-anak dinegara berkembang ter

5
masuk Indonesia ternyata selalu tertinggal dibandingkan anak-anak dinegara m

aju. Penyebabnya tak lain adalah pola makan yang semakin tidak memenuhi sy

arat gizi dan kesehatan (Khomsan, 2012).

Gizi pada anak dan konsumsi makan berhubungan dengan status gizi an

ak, kurangnya pengetahuan tentang gizi merupakan faktor tidak langsung dala

m memicu terjadinya kekurangan dan kelebihan gizi pada anak sekolah dasar,

karena anak cenderung mengkonsumsi makanan yang tidak beragam, bergizi d

an seimbang (De Villiers dkk., 2016; Asakura dkk., 2017). Pada zaman yang se

karang ini semua serba instan, membuat anak-anak kebenyakan tidak mengetah

ui akan makanana jajanan yang berbahaya bagi mereka jika keadaan seperti ini

terus menerus akan berdampak negative pada tubuh anak-anak bangsa ini dan

mengakibatkan status gizi yang buruk,anak-anak merupakan sasaran utama dar

i makanan atau jajanan sekolah karena mereka belum memiliki pengetahuan ya

ng cukup mengenai jajanan yang sehat (Wowor Prisca ddk, 2018).

Status gizi anak remaja perlu adanya perhatian karena pada saat ini anak

mengalami masa transisi dari anak-anak menuju ke dewasa. Proses pertunbuha

n dan perkembangan yang pesat terjadi dimasa remaja sehingga energi juga zat

gizi diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Masalah gizi sangat rent

an terjadi pada remaja karena gaya hidup yang salah karena Sebagian remaja p

utri memiliki keinginan agar tubuhnya sesuai dengan yang diinginkanyaitu dap

at langsing dan tinggi. Hal ini mengakibatkan remaja putri melakukan perubah

an perilaku makan yang tidak sehat agar tercapainya bentuk tubuh yang dikehe

ndaki sehingga membawa dampak negative salah satunya yaitu tidak seimbang

6
nya asupan gizi yang masuk kedalam tubuh dengan kecukupan gizi yang dianju

rkan. Selain itu, masalah gizi rentan terjadi karena aktivitas remaja menjadi leb

ih besar dibandingkan pada saat masih kanak-kanak, tetapi energi yang masuk t

idak sebanding dengan energi yang dikeluarkan. Kebutuhan gizi remaja relativ

e lebih besar karena remaja sedang mengalami masa pertumbuhan sehingga dia

njurkan untuk mengkonsumsi beraneka ragam makanan. Selain itu, tidak sediki

t remaja putri yang mulai membatasi pola makannya karena takut gemuk. Sebal

iknya, gaya hidup yang tidak sehat dan juga kesadaran yang kurang akan keseh

atan membuat sebagian besar remaja putri makan secara belebihan dan menyeb

abkan kegemukan (Yusintha dan Adriyanto Amertha Nutr 2018). Pertambahan

tinggi badan dan berat badan, sehingga pemenuhan gizi yang optimal pada ana

k remaja sangat penting guna menunjang proses tumbuh dan kembang yang bai

k. Status gizi anak remaja diukur berdasarkan umur (U), berat badan (BB), dan

tinggi badan (TB). Prevalensi gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih yang didas

arkan pada indikator berat badan menurut umur (BB/U). Status gizi berdasarka

n indikator tinggi badan menurut umur (TB/U) dinyatakan dalam tinggi badan

normal, pendek, dan sangat pendek. Indikator lain yang dipakai untuk menilai s

tatus gizi anak adalah berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), indikator ini

menyatakan kurus, sangat kurus, dan gemuk (Almatsier dkk, 2011). Pangan me

rupakan kebutuhan dasar pertama yang harus dipenuhi oleh setiap makhluk hid

up. Setiap manusia memerlukan pangan untuk mendapatkan zat gizi karbohidra

t, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanf

aat bagi pertumbuhan dan kesehatannya. Setiap pangan mengandung susunan z

7
at-zat gizi yang berlainan satu dengan lainnya, karenanya manusia memerlukan

beranekaragam pangan untuk mendapatkan zat gizi yang lengkap. Penelitian m

engenai pudding buah salak dilakukan karena pemanfaatan buah salak selain da

ging buahnya yang rasanya manis atau kadang ketika dimakan rasanya kecut at

au asam ternyata dapat diolah untuk produksi pangan. Hal ini dikarenakan buah

salak memiliki kandungan gizi yang terdapat pada buah salak yang sangat bagu

s, yaitu vitamin C, antioksidan, zat besi, kalium, kalsium, juga buah salak mem

iliki kandungan kaya nutrisi yang banyak terkandung dalam buah salak, serta s

enyawa-senyawa aktif yang diketahui dapat mencegah penyakit kanker, dan dis

inyalir dapat mengatasi anemia. (Karta, Eva, Susila, I N. Mastra, P.G. Asnawa

Dikta 2015).

Puding merupakan salah satu hidangan penutup yang terbuat dari berbaga

i bahan makanan yang terdiri dari agar-agar, susu, gula, dan air yang diolah den

gan cara direbus. (Misnaiyah et al. 2018) . Hidangan penutup (dessert) adalah h

idangan yang disajikan paling akhir dalam sajian makanan dan biasanya memp

unyai rasa manis serta menyegarkan. Puding dengan cita rasa yang manis dige

mari oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembuatan puding dengan buah salak pa

da pudding diharapkan dapat meningkatkan kandungan gizi yang terdapat pada

buah salak seperti kandungan kaya nutrisi yang banyak terkandung dalam pudi

ng. Selain itu puding merupakan salah satu makanan/ hidangan penutup yang

dapat dikonsumsi oleh semua umur. Berdasarkan potensi tersebut, dilakukan p

udding dengan bahan dasar buah salak dalam pembuatan puding sehingga diper

8
oleh puding hasil suplementasi pudding buah salak yang tinggi dengan berbaga

i kandungan gizi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan masalah apakah ada pe

ngaruh dalam status gizi dan pemenuhan asupan energi, protein, lemak dan kar

bohidrat sebelum dan selama pemberian puding buah salak pada anak remaja d

i desa Tatengesan di Kecamatan Pusomaen?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui pengaruh Pemberian Puding Buah Salak Sebagai Jajana

n Untuk Anak Remaja Desa Tatengesan Di Kecamatan Pusomaen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Asupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat pada Pem

berian Puding Buah Salak Sebagai Jajanan Untuk Anak Remaja Desa T

atengesan Di Kecamatan Pusomaen.

b. Mengetahui Status Gizi Pada Anak Remaja Sebelum Pemberian Puding

Buah Salak Di Desa Tatengesan

c. Mengetahui kontribusi terhadap asupan energi, protein, lemak dan karb

ohidrat pada Anak Remaja Selama Pemberian Puding Di Desa Tatenges

an.

d. Mengetahui Perbandingan asupan energi, protein, lemak dan karbohidra

t dengan status gizi Anak Remaja Sebelum dan Selama Pemberian Pud

ing Di Desa Tatengesan.

9
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi m

engenai manfaat Pemberian Puding Buah Salak Sebagai Jajanan Untuk An

ak Remaja Desa Tatengesan Di Kecamatan Pusomaen.

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

Dapat menengetahui Karakteristik umur, jenis kelamin, Status Gizi ser

ta pengaruh pemberian pudding dari buah salak sebagai jajanan terha

dap asupan gizi anak remaja Desa Tatengesan Di Kecamatan Pusomae

n.

b. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada

responden akan pentingnya memilih makanan.

c. Peneliti

Mendapatkan pengalaman dalam pelaksanaan penelitian

serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.

E. Tinjauan Pusataka

1. Definisi Status Gizi

Menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar (2016) status gizi adalah eksp

resi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau per

wujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu. Status gizi adalah

ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasi

10
kan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Sedangkan dalam keadaan a

bnormal terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan antara lebih

cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Mengingat karakteristik ber

at badan yang labil, maka penggunaan indikator BB/U lebih menggambar

kan status gizi seseorang saat ini (current nutritional status) atau akut. Pe

ngukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau pe

nurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, orga

n tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status gizi dan tumbu

h kembang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitu

ngan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan (Hi

dayat, 2015).

2. Definisi dan karakteristik anak remaja

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat secara fisik, psikologis, intelektual.Sifat khas r

emaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan,

dan tantangan serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatann

ya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang (Kemenkes RI 2015).

a. Karakteristik Anak Remaja

Menurut Santrock (2003), ciri utama remaja meliputi

pertumbuhan fisik yang pesat, kesadaran diri yang tinggi, dan selalu

tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru. Remaja bukanlah masa

berakhirnya terbentuk kepribadian akan tetapi merupakan salah satu

11
tahap utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Remaja banyak

meluangkan waktunya bersama teman-teman sebaya. Disamping itu,

remaja mulai banyak menerima informasi dari media masa yang sudah

mulai dikenal dan dekat dengan mereka.

b. Pertumbuhan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Anak

Remaja

Seiring bertambahnya usia seorang anak maka bertambah pula ke

butuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi jumlah dan

jenis pangan yang dibeli, konsumsi yang tergantung pada pendapat agam

a, adat istiadat dan pendidikan keluarga yang bersangkutan (Almatsier, 2

009).

Masalah gizi yang sering dialami remaja Antara lain kelebihan berat bada

n dan kekurangan zat gizi. Masalah gizi lebih dapat Berkaitan dengan sri

ngnya mengkonsumsi Makanan olahan dengan nilai gizi kurang, namum

memiliki banyak kalori yang dapat Memicu obesitas pada usia remaja. K

ebiasaan makan remaja akan sangat mempengaruhi kesehatan remaja itu

sendiri,termasuk status gizi. Status gizi sebaiknya berada dalam kondisi y

ang adekuat untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan remaja unt

uk selanjutnya. Masa remaja harus benar-benar di perhatikan karena pada

masa remaja rentan mengalami defisiensi zat gizi misalnya perubahan ga

ya hidup dan kebiasaan makan akan menuntuk penyesuaian asupandan pr

otein yang tidak memenuhi kebutuhan gizi para remaja. Anjuran untuk m

enciptakan pola kebiasaan makan remaja yanga baik dapat dilakukan den

12
gan memberikan penekanan tentang manfaat makanan yang baik. Para or

ang tua umumnya kegiatan makanan aknya, karena anak sudah mulai m

elakukan banyak aktivitas di luar rumah, sehingga untuk pengawasan jeni

s makanan yang mereka konsumsi sedikit sulit Kebutuhan energi remaja

dapat dipenuhi dari konsumsi energi yang berasal dari makanan yang dib

utuhkan untuk menutupi pengeluaran energi sesuai dengan ukuran tubuh

dengan aktivitas fisik yang mereka lakukan misalnya olahraga, bermain,

atau membantu orang tua. Selama remaja Harus dipenuhi dengan makana

n yang bergizi baik dan seimbang Status gizi remaja dapat dinilai secara i

ndividu berdasarkan data yang diambil dari pemeriksaan antopometri ber

upa data berat badan dan tinggi badan yang kemudian diinterpretasikan

menjadi Indeks Massa tubuh (IMT), selanjutnya dilakukan penilaian statu

s gizi remaja dengan cara membandingkan IMT dengan standar antropom

etri berdasarkan indeks IMT menurut umur (IMT/U). (Oktovina Rizky In

drasari, 2020).

3. Gizi Anak Remaja

Pemenuhan nutrisi pada remaja harus sangat diperhatikan, banyak r

emaja membutuhkan gizikhusus seperti remaja yang aktif dalam berolah ra

ga, serta untuk melakukan aktifitas fisik lainnya (Almatsier, Soetardjo & S

oekatri, 2011). Remaja membutuhkan energi/kalori, protein, kalsium, zat b

esi, zinc dan vitamin untuk memenuhi aktifitas fisik seperti kegiatan-kegiat

an disekolah dan kegiatan seharihari. Setiap remaja menginginkan kondisi

13
tubuh yang sehat agar bisa memenuhi aktifitas fisik. Konsumsi energi bera

sal dari makanan, energi yang didapatkan akan menutupi asupan energi ya

ng sudah dikeluarkan oleh tubuh seseorang (Winarsih, 2018). Banyak rem

aja tidak mementingkan antara asupan energi yang dikeluarkan dengan asu

pan energi yang masuk, hal ini akan mengakibatkan permasalahan gizi sep

erti pertambahan berat badan atau sebaliknya jika energi terlalu banyak kel

uar akan mengakibatkan kekurangan gizi (Mardalena, 2017). Masalah gizi

remaja banyak terjadi karena perilaku gizi yang salah seperti ketidak seimb

angan antara gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Kekurangan ene

rgi dan protein berdampak terhadap tubuh yang mengakibatkan obesitas, k

urang energi kronik (gizi buruk) dan anemia. Penilaian status gizi siswa/sis

wi yang bermasalah dapat disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Faktor pe

nyebab langsung masalah gizi seperti makanan tidak sehat, pemahaman gi

zi yang keliru dan penyakit infeksi yang mungkin diderita. Faktor penyeba

b tidak langsung dalam permasalahan gizi seperti pola pengasihan orang tu

a, kesukaan berlebihan terhadap makanan, produk-produk dari negara yang

lain yang lebih menarik dan kebiasaan makan yang buruk. Kebiasaan mak

an yang buruk Sering terjadi pada usia remaja karena meraka makan denga

n seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan zat gizi terhadap Kesehatan.

(Winarsih, 2018).

4. Status Gizi Anak Remaja

Di masa ini,terjadi pertumbuhan maupun perubahan biologis dianta

ranya pematangan seksual,peningkatan berat dan tinggi badan perubahan b

14
entuk juga ukuran tubuh dapat menyebabkan remaja memiliki citra tubuh d

an gangguan makan.proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ter

jadi di masa remaja sehingga energi juga zat gizi diperlukan oleh tubuh dal

am jumlah yang banyak. Masalah gizi sangat rentan terjadi pada remaja di

karenakan gaya hidup yang salah karena sebagian remaja putri memiliki ke

inginan agar tubuhnya sesuai dengan yang Diinginkan yaitu dapat langsing

dan tinggi. Hal ini mengakibatkan remaja puri melakukan perubahan perila

ku makan yang tidak sehat agar tercapainya bentuk tubuh yang dikehendak

i sehingga membawa dampak negatif salah satunya yaitu tidak seimbangny

a asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh dengan kecukupan gizi yang dia

njurkan. Selain itu, masalah gizi rentan terjadi karena aktifitas remaja menj

adi lebih besar dibandingkan pada saat masih kanak-kanak, tetapi energi y

ang masuk tidak sebandingkan dengan energi yang dikeluarkan. Kebutuha

n gizi remaja relative besar karena remaja sedang mengalami masa pertum

buhan sehingga dianjurkan untuk mengonsumsi beraneka ragam makanan.

Banyak sekali akibat dari citra tubuh negatif ini, diantaranya remaja putri

mulai mempunyai persepsi mengenai citra tubuh dan berusaha untuk menj

aga penampilandengan cara berdiet dan tidak memperhatikan kaidah gizi d

an kesehatan sehingga berpengaruh pula terhadap perilaku makan mereka.

Selain itu, tidak sedikit remaja putri yang mulai membatasi pola makannya

karena takut gemuk. Sebaliknya, gaya hidup yangtidak sehat dan juga kesa

daran yang kurang akan kesehatan membuat sebagian besar remaja putri m

15
akan secara berlebihan dan menyebabkan kegemukan.Hal ini akan mempe

ngaruhi status gizi remaja putri.

5. Definisi Puding

Puding adalah produk yang diperoleh yang terbuat dari berbagai ba

han makanan yang terdiri dari agar-agar, susu, gula, dan air yang diolah de

ngan cara direbus (Misnaiyah et al.,2018). Puding memerupaka salah satu j

enis hidangan penutup atau sebagai makanan pencuci mulut (dessert) yang

pada umumnya disajikan pada akhir suatu jamuan makan. Sebagai makana

n penutup,puding banyak diminati karena rasanya yang manis dan teksturn

ya yang lembut (Darmawan, Peranginangin, Syarief, Kusumaningrum, & F

ransiska, 2014).

6. Manfaat Buah Salak

Manfaat salak untuk kesehatan ini datang dari berbagai nutrisi yang

terkandung di dalamnya. Buah ini tidak hanya mengandung karbohidrat

dan serat yang tinggi, tetapi juga mengandung berbagai vitamin dan

mineral yang penting untuk tubuh, misalnya vitamin C, vitamin B2,

kalium, kalsium, fosfor, folat, dan zat besi. Selain itu, ada juga beberapa

kandungan senyawa kimia lain pada buah salak yang bermanfaat, seperti

flavonoid, likopen, dan karotenoid.

7. Kandungan Gizi Buah Salak

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, salak memiliki kandungan

gizi yang baik untuk Kesehatan. Salak memiliki kandungan karbohidrat

16
yang tinggi, vitamin C, Kalsium, fosfor, zat besi, serta antioksidan. Buah

salak memiliki aktifitas antioksidan dan antihiperurikemia yang diekstra

dengan etil asetat. (Afrianti dkk 2010). Penelitian Ariviani dan Parnanto

(2013) menemukan bahwa salak memiliki kadar komponen bioaktif

(vitamin C dan senyawa fenolik).

Tabel 1. Kandungan gizi Daging Buah Salak per 100 gram

No Jenis Zat Gizi Jumlah


1 Kalori 77 kal
2 Protein 0,5 gr
3 Karbohidrat 30,90 gr
4 Kalsium 28,00 mg
5 Fosfor 18,00 mg
6 Zat besi 4,20 mg
7 Vitamin B 0,04 mg
8 Vitamin C 2,00 mg
Sumber: (Qhoiriyah 2018)

8. Kerangka Konsep

Anak Remaja

Status Gizi anak remaja di Desa Tateng


esan

Pemberian Puding Salak

17
Status Gizi Bertambah Status Gizi Tetap

9. Hipotesis

H0 :

Tidak ada pengaruh pemberian puding terhadap Asupan Zat Gizi Makro (Ene

rgi, Protein, Lemak, Karbohidrat) anak remaja di SMP Kr.17 Tatengesan

Ha :

Ada pengaruh pemberian puding terhadap Asupan Zat Gizi Makro (Energi, Prote

in, Lemak, Karbohidrat) anak remaja di SMP Kr.17 Tatengesan .

10. Metode Penelitian

a. Jenis / Rancangan penelitian

Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan desain penelitia

n One Grup Pretest-Posttest. Pengambilan sampel penelitian ini mengguna

kan sampel Consecutive sampling yaitu suatu Teknik pengambilan sampel

dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian untuk tujuan te

rtentu hingga jumlah sampel terpenuhi.

b. Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2023 di SMP Kr. 17 Tatenges

an.

18
Pembuatan Puding buah salak dilakukan dirumah.

c. Variable Penelitian

1. Variable Bebas : Puding Buah Salak

2. Variable Terikat : Asupan zat gizi makro anak remaja

d. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini adalah anak remaja yang ada di SMP Kr. 17 Tate

ngesan yang berusia 12-15 tahun.

2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 sampel yaitu siswa si

swi berusia 12-15 tahun ditentukan dengan menggunakan purposive sa

mpling. Jumlah besar.

sampel yang akan digunakan ditentukan menggunakan rumus slovin ,

sebagai berikut :

- Rumus slovin

N
n ¿ 2
1+ N e

Ket :

n = Jumlah Sampel

N = Total Populasi

e = Marjin Kesalahan (0,1)

19
58
n = 2
1+ 58 x 0 , 1

58
n =
1, 58

n = 37 sampel

Berdasarkan hasil perhitungan sampel, didapatkan jumlah besar sampel yan

g akan diambil sebanyak 37 sampel

e. Teknik pengambilan sampel

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah perijinan m

engurus surat izin penelitian dari Jurusan Gizi Poltekkes kemenkes Manad

o dan meminta surat rekomendasi yang ditunjukan kepada Lembaga Sekol

ah SMP Kr. 17 Tatengesan.

f. Kriteria Sampel

1. Anak remaja yang berumur 12-15 tahun sebanyak 37 sampel.

2. Anak remaja yang bersedia menjadi responden dalam penelitian.

3. Anak remaja yang memiliki perubahan berat badan.

4. Anak remaja yang bersedia menjadi responden penelitian.

g. Definisi Oprasional

1. Puding Salak

Puding salak merupakan salah satu hidangan penutup yang terbuat dari

berbagai bahan makanan yang terdiri dari agar-agar, susu, gula, dan air

yang diolah dengan cara direbus. (Misnaiyah et al. 2018).

20
2. Asupan Zat Gizi Makro

Asupan zat gizi makro merupakan ukuran untuk mengetahui zat gizi ya

ng dikonsumsi anak sekolah. Metode yang digunakan yaitu metode foo

d recall 24 jam. Jika terjadi perubahan asupan zat gizi makro maka ada

pengaruh pada pemberiaan pudding buah salak pada anak remaja

h. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah dalam hal ini Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Formulir Food Recall

2. Nutrisurvey

3. Kuesioner uji organoleptik

4. Puding buah salak

5. Alat tulis menulis

6. Laptop

i. Teknik pengumpulan data

1. Jenis Data

a. Data primer

Data primer meliputi data sampel (Nama, Tanggal Lahir, Umur,) dilak

ukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner, kemudian data

status gizi anak remaja diukur berdasarkan umur (U), berat badan (B

21
B), dan tinggi badan (TB). Prevalensi gizi buruk, gizi kurang, dan gizi

lebih yang didasarkan pada indikator berat badan menurut umur (BB/

U). Status gizi berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur (TB/

U) dinyatakan dalam tinggi badan normal, pendek, dan sangat pendek.

Indikator lain yang dipakai untuk menilai status gizi anak adalah berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB), indikator ini menyatakan kurus,

sangat kurus, dan gemuk. Selanjutnya data asupan energi, protein dan

karbohidrat yang diperoleh melalui metode recall 24 jam dilakukan de

ngan cara wawancara dengan responden.

b. Data Sekunder

yaitu data yang diperoleh berdasarkan studi kasus ke lokasi dengan

melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.

j. Jalannya Penelitian

1. Mensurvei lokasi penelitian .

2. Seminar proposal dan dilanjutkan dengan pengumpulan data.

3. Konsultasi lanjut proposal dan rencana seputar pelaksanaan penelitian.

4. Menyelesaikan izin penelitian dari Ketua Jurusan Gizi atau ketua

program studi Sarjana Terapan Gizi Dan Dietetika.

5. Mengurus kode etik penelitian dari komisi etik Poltekkes Kemenkes

Manado.

6. Mendapatkan rekomendasi izin dari kepala bagian di SMP Kr. 17

Tatengesan.

22
7. Mendapat izin dari orang tua siswa siswi di SMP Kr. 17 Tatengesan.

8. Bekerja sama dengan petugas sekolah/guru yang ada di SMP Kr.17

Tatengesan. Guna memberikan penjelasan dan pemahaman tentang

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

9. Persiapan instrumen untuk pengambilan data.

k. Prosedur Kerja

Pembuatan Puding Buah Salak

Bahan- Bahan:

- Agar-agar 1 bungkus/ 120 gr

- Salak 500 gr

- Susu kental manis 50 ml/ 5 SDM

- Gula pasir 50 gr/ 5 SDM

Cara pembuatan puding buah salak :

- Pertama-tama cuci salak dengan air garam, uleni supaya tidak kaku

- Kemudian cuci sampai bersih dan haluskan dengan menggunakan blen

der

- Tambahkan 500 air matang blender terus hingga benar-benar halus

- Selanjutnya saring dan buang ampasnya

- Masukkan air perasan tadi kedalam panic lalu masakhingga mendidih .

23
- Lalu tambahkan gula pasir, aduk hingga rata aduk hingga rata dan gul

a larut. Angkat dan sisihkan dahulu

- Dalam wadah yang berbeda masak air matang sebanyak 300 ml, agar-

agar, susu putih kental manis aduk-aduk sampai rata

- Jika sudah panas, tambahkan air perasan salak yang telah dididihkan t

adi aduk kembali hingga rata.

l. Tahap Penelitian

a. Melakukan pemilihan sampel yang memenuhi kriteria.

b. Mendapat persetujuan dengan subjek penelitian.

c. Melakukan wawancara langsung untuk mengumpulkan data umum subj

ek penelitian.

d. Melakukan wawancara untuk melihat asupan makanan dengan menggun

akan tabel food recall selama 3 hari.

e. Memberikan biscuit subtitusi tepung kulit buah naga kepada anak

sekolah dan melakukan wawancara untuk melihat asupan makanan selama

3 hari.

m. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data karakteristik responden anak

24
Responden yang di data menjadi sampel dalam penelitian diwawan

carai untuk memperoleh data karakteristik responden tersebut meliputi na

ma, umur, tanggal lahir berat badan tinggi badan, jenis kelamin, data antro

pometri.

b. Data asupan makanan anak

Data meningkatkan asupan makanan responden yang diperoleh secara lang

sung dari responden (anak) dan orang tua yang diukur dengan

menggunakan pengukuran secara langsung. Data asupan energi, protein,

lemak, dan karbohidrat (responden) meliputi data anak sebelum intervensi

dan selama intervensi dan data anak yang di data selama intervensi yang

diklasifikasikan berdasarkan skala pengukuran dengan variasi nilai

antropometri yaitu sebagai berikut:

1= data berat badan

2= data tinggi badan

3= asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat

c. Data Status Gizi

Data status gizi responden (anak remaja) diukur berdasarkan umur (U), b

erat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Prevalensi gizi buruk, gizi kuran

g, dan gizi lebih yang didasarkan pada indikator berat badan menurut um

ur (BB/U). Status gizi berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur

(TB/U) dinyatakan dalam tinggi badan normal, pendek, dan sangat pende

25
k. Indikator lain yang dipakai untuk menilai status gizi anak adalah berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB), indikator ini menyatakan kurus, sa

ngat kurus, dan gemuk Pemberian jajanan untuk asupan makanan akan

ada pengecekan kembali data yang sudah dikumpulkan untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan dan memperbaiki data yang tidak sesuai

selanjutnya akan dilakukan perbaikan.

11. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat bertujuan untuk mesdeskripsikan karakterikstik

subjek penelitian dan variable penelitian. Variabel yang diteliti disajikan

secara deskripsi dalam tabel untuk mengetahui proporsi masing-masing

variable diteliti antara lain jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi

badan, sebelum intervensi dan selama intervensi yang diperoleh dari

pengukuran antropometri secara langsung pada responden

b.Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui interaksi antara variable in

dependent/bebas dengan variable dependen/terikat. Variabel independent

/bebas yaitu pemberian pudding buah salak sebagai jajanan, variabel dep

enden/terikat yaitu asupan energi, protein,lemak dan karbohidrat. Untuk

mengetahui asupan anak sebelum intervensi dan selama intervensi maka

uji yang terhadap dua variabel yang diduga berpengaruh atau berkorelasi,

yaitu asupan zat gizi makro sebelum dan selama pemberian asupan zat gi

26
zi makro selama 12 kali dilakukan dengan menggunakan uji Paired Samp

le T-Test. Pengambilan keputusan hipotesis dilakukan jika p- value ≥ α

(0,05) dan H0 diterima jika p-value < α (0,05).

12. Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan Bulan Maret Bulan April Bulan Mei

Pengurusan izin

Mencari alat dan bahan penelitian

Pembuatan produk

Uji organoleptik

Pemberian produk ke responden

Pengumpulan data

Pengolahan data analisis data

Peyusunan laporan penelitian

Penyajan laporan

27
13. Biaya Penelitian

No Jenis Pengeluaran Jumlah

Bahan Puding buah salak Rp. Rp 450.000

Biaya print, cetak, fotocopy dan jilid Rp. Rp 350.000

Biaya Transportasi Rp. Rp 600.000

Alat tulis menulis Rp. Rp 100.000

Biaya tak terduga Rp. Rp 500.000

Jumlah Rp. Rp 2.000.000

28
DAFTAR PUSTAKA

(Yulni dkk, 2013). Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang gi

zi.

(Devi, 2012). Status gizi adalah gambaran yang berasal dari keseimbangan jumlah

asupan makanan dan kebutuhan gizi. Dan Salah satunya yang sangat essen

sial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi.

(Wiradnyani et al., 2016). permasalahan gizi yang terjadi pada anak sekolah dasar

di Indonesia.

(Kementrian Kesehatan, 2016). Berdasarkan data menurut provinsi, di Jawa Timu

r prevalensi sangat kurus sebesar 1.9% dan kurus sebesar 6.0%.

(Seprianty, dkk, 2015). Anak Remaja adalah anak usia 12-15 tahun.

(Seprianty, dkk, 2015). Ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi aka

n menimbulkan masalah gizi.

(Khomsan, 2012). Pertumbuhan anak-anak dinegara berkembang termasuk Indone

sia.

29
(De Villiers dkk., 2016; Asakura dkk., 2017). Gizi pada anak dan konsumsi maka

n berhubungan dengan status gizi anak.

(Wowor Prisca ddk, 2018). dampak negative pada tubuh anak-anak bangsa ini dan

mengakibatkan status gizi yang buruk,anak-anak merupakan sasaran utam

a dari makanan atau jajanan sekolah karena mereka belum memiliki penge

tahuan yang cukup mengenai jajanan yang sehat.

(Yusintha dan Adriyanto Amertha Nutr 2018). Status gizi anak remaja.

(Almatsier dkk, 2011). Status gizi anak remaja diukur berdasarkan umur (U), bera

t badan (BB), dan tinggi badan (TB).

(Karta, Eva, Susila, I N. Mastra, P.G. Asnawa Dikta 2015). Kandungan gizi buah

salak.

. (Misnaiyah et al. 2018) .pengertian pudding.

Menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar (2016). Definisi Status Gizi.

Kemenkes RI 2015). Definisi dan Karakteristik Anak Remaja

Menurut Santrock (2003), Karakteristik Anak Remaja

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-

HERLINA/PERKEMBANGAN%20MASA%20REMAJA.pdf

(Almatsier, 2009). Faktor yang mempengaruhi status gizi remaja

Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), Vol. X, No. 3, Jul

i 2020.

30
(Almatsier, Soetardjo & Soekatri, 2011). Gizi Anak Remaja

https://scholar.google.co.id/scholar?as_ylo=2018&q=gizi+anak+remaja+&hl=id&

as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1657362751041&u=%23p%3DTYU7C_IfNXwJ

LAMPIRAN

31
Lampiran 1

PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN

Saya Ni Wayan Ayu Candrikan, mahasiswa POLTENIK KESEHATAN MANADO J

urusan Ggizi akan melaakukan penelitian tentang “Pemberian Puding Buah Salak Se

bagai Jajanan Untuk Anak Remaja Desa Tatengesan Di Kecamatan Pusomaen”.

Saya harap saudarah/i bersedia ikut serta dalam penelitian saya.

1. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Asupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat Pada Anak Remaja

di desa Tatengesan

2. Mengetahui Status Gizi Sebelum pemberian pudding buah salak.

3. Mengetahui Status Gizi Sesudah Pemberian Puding buah salak di SMP Kr.17 Tate

ngesan

4. Mengetahui Perbandingan Status Gizi Anak Remaja Sebelum dan Sesudah Pembe

rian Puding Buah Salak di SMP Kr.17 Tatengesan

32
2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi mengenai manfaat p

emberian Puding Buah Salak di SMP Kr.17 Tatengesan Di Kecamatan Pusomaen.

2. Manfaat praktis

i. Sekolah

Dapat menengetahui Status Gizi serta pengaruh pemberian puding terhadap asupan

gizi anak remaja di desa Tatengesan Di Kecamatan Pusomaen.

ii. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada responden akan

pentingnya memilih makanan.

iii. Peneliti

Mendapatkan pengalaman dalam pelaksanaan penelitian serta dapat dijadikan acuan

bagi penelitian selanjutnya.

33
Lampiran 2.

Identitas Responden

No. Responden :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Tempat Tanggal Lahir :

Alamat :

Pendidikan :

34

Anda mungkin juga menyukai