Anda di halaman 1dari 14

PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DAN PERKEMBANGAN ANAK

MAKALAH
KEBUTUHAN GIZI

Dosen Pengampu:
Ninna Rohmawati, S.Gz,, M.P.H.

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Chalarisa Emmanuela Tambun 222110102031
2. Adha Dzulhidjatul Izzah 222110102036
3. Yunita Dwi Lestari 222110102039
4. Veda Vania Syahda 222110102041
5. Maritza Rahma Aisyah 222110102045
6. Shabrina Salsabila 222110102046
7. Aulia Dzakiyyah Mamnun 222110102047
8. Hanifah Raudhatul Jannah 222110102051
9. Dola Elisa Silitonga 222110102055
10. Chatyusa Nastiti Dyah Asyafira 222110102056

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Gizi dan Perkembangan Anak” dengan tepat
waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi.


Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ninna Rahmawati S.Gz


selaku dosen pengampu Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun isi materi sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bondowoso, 20 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

Latar Belakang.....................................................................................................4

Tujuan Umum.......................................................................................................4

Tujuan Khusus......................................................................................................4

Rumusan masalah.................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................9

BAB IV PENUTUP...............................................................................................12

Kesimpulan.........................................................................................................12

Saran...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

LAMPIRAN...........................................................................................................14

Jurnal Ilmiah.......................................................................................................14

Job Desk.............................................................................................................14

Video..................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi merupakan salah satu penentu tercapainya status kesehatan.
Status gizi baik pemenuhan secara optimal terjadi apabila tubuh memperoleh
zat zat gizi yang cukup digunakan secara efisien. Gizi baik memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Setiawati, 2013). Salah satu
alasan mengapa kami menjadikan balita sebagai objek pembahasan ini karena
mereka adalah tumpuan masa depan bangsa dan negara. Pembentukan kualitas
pada sumber daya manusia terutama pada balita sangat tergantung pada proses
pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak usia dini, pembentukan
pemenuhan gizi merupakan salah satu pengaruh paling penting pada
pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita (Khofiah N. 2019)

B. Tujuan Umum
 Untuk mengetahui kebutuhan gizi yang diperlukan oleh anak
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada
anak
 Untuk menambah wawasan terkait dengan pencegahan masalah gizi pada
anak

C. Tujuan Khusus
 Untuk menganalisis kebutuhan gizi yang diperlukan oleh anak khususnya
usia balita
 Untuk mengidentifikasi pengaruh kebutuhan gizi pada anak terhadap
masalah kesehatan
 Untuk mengetahui solusi terkait dengan pemenuhan gizi pada anak
D. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Kebutuhan gizi pada anak usia balita


 Dampak dari tidak terpenuhinya gizi pada anak usia balita
 Solusi untuk permasalahan pada proses pemenuhan kebutuhan gizi anak

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita dipengaruhi olehh
pemenuhan kebutuhan gizi dan nutrisi. Status gizi pada balita ditentukan oleh gizi
yang terkandung didalam makanan yang dikonsumsi oleh sang anak. Status gizi
baik terjadi apabila tubuh mendapatkan zat zat gizi secara efisien. Pertumbuhan
fisik, kemampuan kerja, perkembangan otak, dan kesehatan merupakan dampak
dari gizi baik. Menurut Riset Kesehatan Dasar 2010 tercatat bahwa 26,7 jiwa
balita di Indonesia. Dari jumlah tersebut 4,7 juta (17,9%) menderita gizi kurang
dan 1,3 juta (5,4%) menderita gizi buruk. Dampak langsung dari gizi kurang ialah
kesakitan dan kematian, sedangkan gizi buruk akan memengaruhi pertumbuhan
tinggi anak, perkembangan otak anak yang memengaruhi tingkat kecerdasan.
Dampak lain dari gizi kurang ialah menurunkan produktivitas anak antara 20-30%
(Hernawati, 2011; h.5). masa balita ialah masa petumbuhan yang memerlukan gizi
baik. Kebutuhan gizi pada balita yang utama mempunyai 5 komponen dasar, yaitu
protein, lemak, mineral, vitamin (termasuk asupan air yang cukup), dan hidrat
arang (Merryana, 2012).
Gizi buruk sendiri merupakan keadaan dimana kondisi dari anak tersebut
kekurangan energi dan protein tingkat berat. Gizi buruk dapat ditandai dengan
status gizi yang sangat kurus. Di Indonesia, gizi buruk atau masalah pemenuhan
gizi yang kurang cenderung meningkat setiap tahunnya (Asrar, Hamam, dan
Drajat, 2009). Kebutuhan tubuh dan konsumsi gizi makanan yang tidk seimbang
akan mengakibatkan kesalahan gizi (Miharti, 2013).

Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang seseorang lebih


pendek dibandigkan dengan tinggi orang pada umumnya. Penyebab stunting
karena kurangnya asupan gizi yang diterima oleh bayi atau janin. Dampak dari
stunting diantaranya mudah sakit, tinggi tidak maksimal, kemampuan koognitif
berkurang, dan fungsi fungsi tubuh tidak seimbang. Stunting pada anak dapat
dicegah dengan cara memberikan asi ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan dan mpasi
pada bayi 6-24 bulan, fasilitas sanitasi yang baik dan akses air bersih. Pola makan
dan pola asuh saling memperngaruhi dan berhubungan dengan gizi anak. Maksud
dari pola makan yaitu kebiasaan makan seseorang atau sekelompok seorang untuk
memilih makanan yang akan dikonsumsi, sedangkan pola asuh merupakan
edukasi tentang gizi di keluarga kepada anak hingga calon ibu paham tentang gizi
pada anak. Kebutuhan gizi dipenuhi bukan hanya saat MPASI dimulai, tetapi saat
anak menginjak usia balita. Menurut AKG pada tahun 2013, status kebutuhan gizi
makro balita usia 1-3 tahun, yaitu:
1. Energi: 1125kkal
2. Protein: 26 gram
3. Karbohidrat: 155 gram
4. Lemak: 44 gram
5. Air: 1,2 liter
6. Serat: 16 gram
Kebutuhan zat gizi mikro harian pada balita meliputi:
1. Vitamin A: 400 mikrogram
2. Vitamin D: 15 mikrogram
3. Vitamin E: 6 miligram
4. Vitamin K: 15 mcg
Dan takaran mineral yang diperoleh balita ialah
1. Kalsium: 650 gram
2. Fosfor: 500 gram
3. Magnesium: 60 mg
4. Natrium: 1000 mg
5. Besi: 8 mg

Karbohidrat dibagi menjadi dua jenis, karbohidrat kompleks dan


sederhana. Karbohidrat sederhana dapat ditemukan dari gula putih, buah, susu,
madu hingga permen. Sedangkan karbohidrat kompleks ialah karbohidrat yang
jenisnya sulit dicerna contohnya kentang, ibu, roti, pasta, jagung serta gandum
dan singkong.

Protein pada balita dapat diperoleh dari produk hewani dan nabati. Seperti
susu, telur, daging, ayam, kacang-kacangan, sayuran dan biji-bijian.

Asupan lemak pada balita disesuaikan dengan kebutuhan balita. American


Heart Association merekomendasikan bahwa anak umur 2-3 tahun mengkonsumsi
lemak sekitar 30-35% dari kalorinya.
Survei yang ada didalam Journal of Human Nutrition and Dietics berkata
bahwa 95% balita dan orang dewasa kurang mengkonsumsi serat setiap harinya.
Contoh serat yang dapat dikonsumsi oleh balita ialah pisang, wortel, roti gandum
maupun oatmeal

Berdasarkan AKG tahun 2013, kebutuhan cairan balita usia 1-3 tahun
ialah 1200ml dan usia 4-6 tahun butuh sekiar 1500ml. Kebutuhan cairan anak
balita tidak harus melalui air mineral, susu UHT maupun formula yang
dikonsumsi sehari-hari pun bisa. Anak balita usia 1-5 tahun sangat aktif dan
membutuhkan banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang. Balita lebih
mudah mengalami dehidrasi
BAB III
PEMBAHASAN

Pembentukan kualitas pada sumber daya manusia terutama kepada balita


sangat bergantung pada sebuah proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak
usia dini. Pemenuhan kebutuhan g izi dan nutrisi merupakan salah satu
pengaruh paling penting pada pertumbuhan dan perkembangan pada balita.

Masa balita dimulai sejak anak berusia 1 tahun hingga berakhir di usia 5
tahun. Di rentang usia ini, bukan hanya perkembangan fisik dan kemampuan
dalam diri anak yang perlu orang tua cermati, tapi juga kebutuhan dan asupan gizi
balita. Asupan gizi balita meliputi beberapa aspek diantaranya karbohidrat,
protein, lemak, serat dan cairan.

1. Karbohidrat
Ada dua jenis karbohidrat yang terkandung di dalam makanan,
karbohidrat kompleks dan sederhana. Karbohidrat sederhana adalah nama lain
dari gula yang bisa ditemukan di gula putih, buah, susu, madu, hingga
permen. Sementara karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang
cenderung lebih sulit dicerna, dan membuat anak lebih cepat kenyang.
Beberapa makanan yang termasuk karbohidrat kompleks yaitu: kelompok
umbi-umbian (kentang dan ubi), roti, pasta, jagung, gandum, dan singkong.
Selain mengandung karbohidrat yang bisa melengkapi kebutuhan nutrisi
balita, makanan di atas juga mengandung vitamin, mineral, dan serat yang
dapat membantu sistem pencernaan.

2. Protein
Kebutuhan protein balita dapat dipenuhi dari beberapa jenis makanan,
yaitu produk hewani dan nabati dengan kadar yang berbeda. Kandungan
protein di dalam produk hewani lebih tinggi, beberapa jenisnya seperti susu,
telur, daging, ayam, dan makanan laut. Sementara untuk produk nabati, seperti
kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian, kandungan proteinnya lebih rendah.
3. Lemak
Untuk meningkatkan asupan lemak balita, diperlukan kualitas lemak
yang sesuai dengan kebutuhan kalori balita. Sebaiknya anak usia 2-3 tahun
mengonsumsi lemak total sekitar 30 sampai 35 persen dari kalorinya.
Beberapa sumber lemak tak jenuh bisa didapatkan dari kacang-kacangan,
ikan, dan minyak sayur.

4. Serat
Serat dapat membantu mengendalikan rasa lapar, menjaga kadar gula
darah tetap stabil, dan membantu menjaga berat badan balita agar tetap ideal.
Serat dapat berasal dari pisang, apel, wortel, oatmeal, atau roti gandum.

5. Cairan
Jumlah kebutuhan cairan balita tergantung pada usia, ukuran tubuh
anak, kesehatan, tingkat aktivitas, sampai cuaca (suhu udara dan tingkat
kelembapan). Biasanya, anak balita akan lebih banyak minum ketika ia
sedang bergerak aktif, seperti berolahraga atau bermain permainan fisik.
Kebutuhan cairan anak usia balita berkisar sekitar 1350 ml / hari. Angka
kebutuhan cairan anak balita di atas tidak harus dari air putih atau air mineral,
tetapi dapat diperoleh dari susu UHT atau formula yang dikonsumsi sehari-
hari. Air putih dapat diberikan saat bangun pagi, setelah makan, atau saat
selesai berolahraga. Setelah berolahraga atau berkegiatan aktif anak
membutuhkan cairan untuk mengisi kembali cairan yang hilang lewat
keringat. Susu bisa diberikan sebagai selingan atau ketika anak akan pergi
tidur. Anak balita usia 1-5 tahun sedang dalam fase aktif dan membutuhkan
banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang. Balita cenderung lebih
mudah mengalami dehidrasi karena sering mengabaikan rasa haus ketika
asyik bermain.

Berbagai penyakit gangguan gizi dan gizi buruk akibat buruknya mutu
makanan maupun jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh
masing-masing orang masih sering ditemukan di berbagai tempat di Indonesia.
Rendahnya status gizi jelas berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Kekurangan gizi merupakan kondisi yang sering dialami oleh balita karena
asupan nutrisinya tidak terpenuhi dengan baik. Kekurangan gizi akan
menghambat tumbuh kembang anak dan menyebabkan ia mengalami risiko
penyakit berbahaya. Gejala dari gangguan akibat tidak terpenuhinya gizi yaitu,
mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, saat tua beresiko terkena penyakit
berhubungan dengan pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang,
mengakibatkan kerugian ekomoni, postur tubuh tidak maksimal ketika dewasa.

Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain, kurangnya


pengetahuan orang tua, kondisi ekonomi, kebersihan lingkungan yang buruk,
mengidap penyakit tertentu, dan faktor lainnya.

Cara Mencegah Kekurangan Gizi yang paling utama adalah memberikan


makanan dengan gizi yang seimbang. Yang di dalam setiap makanannya
mengandung sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang seimbang.
Selanjutya melakukan aktivitas fisik yang menyehatkan selain memenuhi nutrisi
dari dalam. Aktivitas ini dapat dilakukan selama kurang lebih 30 menit setiap
harinya. Dengan menjaga kesehatan dari dalam dan luar tubuh, anak akan
terhindar dari kekurangan gizi. Selanjutnya, Memantau Tumbuh Kembang Anak
secara rutin. Memahami pentingnya gizi seimbang untuk anak agar bisa
memantau tumbuh kembangnya dengan baik. Oleh karena itu, orang tua haurs
meningkatkan kepedulian untuk memulai pola hidup sehat.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan gizi dan nutrisi merupakan salah satu hal yang
paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada balita ,
Tingkat Kesehatan atau disebut juga dengan status gizi ditentukan melalui
konsumsi asupan gizi. Gizi berfungsi untuk menghasilkan energi, membangun
dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.

Gizi baik memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,


kemampuan kerja dan kesehatan secara umum untuk meningkatkan
kemampuannya pada lingkup perkembangan karena akan mempengaruhi
rentang kehidupannya. Ada dua jenis karbohidrat yang terkandung di dalam
makanan, karbohidrat kompleks dan sederhana. Karbohidrat sederhana adalah
nama lain dari gula yang bisa ditemukan di gula putih, buah, susu, madu,
sampai permen. Sementara karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat
yang cenderung lebih sulit dicerna dan membuat anak lebih cepat kenyang.
Sanitasi air bersih juga harus diperhatikan oleh orang tua terhadap anak-
anaknya karena rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di
dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, dapat menyebabkan infeksi
pada balita.

B. Saran
1. Hendaknya orang tua dari anak balita lebih memahami dan peduli
terhadap asupan gizi yang dibutuhkan oleh anaknya.
2. Proses pemenuhan kebutuhan gizi anak usia balita tersebut diimbangi
dengan wawasan dan serta pemahaman orangtua yang cukup
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2739/4/Chapter%202.pdf

https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/sarrah-ulfah/kebutuhan-gizi-balita-
usia-1-3-tahun

http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-anak-0-2-tahun/

https://www.vidoran.com/read/kesehatan/kebutuhan-gizi-balita

https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/gizi-balita/nutrisi-gizi-
anak-setiap-usia/

https://doktersehat.com/ibu-dan-anak/nutrisi-ibu-dan-anak/kebutuhan-gizi-anak/

https://www.halodoc.com/artikel/kebutuhan-gizi-yang-tepat-untuk-anak-usia-dini

http://p2ptm.kemkes.go.id/post/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-
pola-asuh-dan-sanitasi

https://primayahospital.com/anak/mencegah-anak-stunting/

https://sardjito.co.id/2019/07/22/kenali-penyebab-stunting-anak/#:~:text=Stunting
%20adalah%20masalah%20gizi%20kronis,saat%20anak%20berusia%20dua
%20tahun.

https://www.alodokter.com/dampak-gizi-buruk-terhadap-kesehatan-dan-daya-
tahan-tubuh

http://eprints.undip.ac.id/37466/
LAMPIRAN

A. Jurnal Ilmiah
https://journal.unwim.ac.id/index.php/sadeli/article/viewFile/443/335

B. Job Desk
1. Makalah
 Chalarisa Emmanuela Tambun (222110102031)
 Maritza Rahma Aisha (222110102045)
 Shabrina Salsabila (222110102046)
 Aulia Dzakiyyah Mamnun (222110102047)
 Hanifah Raudhatul Jannah (222110102051)
 Chatyusa Nastiti Dyah Asyafira (222110102056)

2. PPT
 Adha Dzulhidjatul Izzah (222110102036)
 Yunita Dwi Lestari (222110102039)
 Dola Elisa Silitonga (222110102055)

C. Video
https://youtu.be/L4soDKmb68I

Anda mungkin juga menyukai