Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GIZI DAN DIET

NUTRISI ANAK USIA 4-5 TAHUN


Dosen Pengampu: Jawiah, S. Kp., M. Kes.

Disusun Oleh:

Kelompok III

1. Citra Amelia Sari (PO7120123054)


2. Delsa Imellya (PO7120123055)
3. Alia Wahida (PO7120123056)
4. Zalfa Maharani (PO7120123064)
5. Naya Azzahra (PO7120123068)
6. Dhea Salsabilla (PO7120123069)
7. Indah Ayu Prasetyo (PO7120123073)
8. Dian Afrilia (PO7120123076)
9. Imelda Wulandari (PO7120123079)
10. Fitri waliya (PO7120123087)
11. Tania Rivayanti (PO7120123095)
12. Meika Liyana (PO7120123094)
13. Khairul Lintang Damaran (PO7120123093)
14. Dian Dwi Cahyani (PO7120123098)
15. Puja Adhe Pratama (PO7120123099)
16. Rahma Anjeli (PO7120123100)
17. Nurjanah (PO7120123152)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG PROGRAM


STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat serta
karunia-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Gizi dan Diet dengan
judul “Nutrisi Anak Usia 4-5 Tahun”.

Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk ini Penulis
mengharapkan kritik serta saran dari ibu dosen pembimbing mata kuliah ini dan para
pembaca, agar dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis memohon maaf sebesar-besarnya.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khusunya kepada
Ibu Jawiah S. Kp., M. Kes. yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.

Palembang, 12 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2


1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3


2.1 Pentingnya Nutrisi pada Anak Usia 4-5 Tahun ........................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ......................................................... 7

2.3 Pemenuhan Nutrisi Anak Usia 4-5 Tahun .................................................................. 8


2.3.1 Karbohidrat ...................................................................................................... 8

2.3.2 Protein .............................................................................................................. 8


2.3.3 Lemak .............................................................................................................. 8

2.3.4 Serat ................................................................................................................. 9


2.3.5 Vitamin dan Mineral .........................................................................................10

BAB III: PENUTUP ......................................................................................................11


3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
LAMPIRAN ..................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asupan nutrisi pada anak memegang peranan penting dalam tumbuh kembang pada
anak, keadekuatan asupan nutrisi dapat dinilai dengan keadaan status gizi. Anak Usia 3-5 tahun
merupakan tahapan dimana anak mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang pesat, serta
masih bergantung pada orang tua dalam hal pemberian makan, anak sudah bisa memilih
makanan yang disukainya. Peran orang tua sangat menentukan asupan nutrisi pada anak,
asupan nutrisi yang tidak sesuai akan menyebabkan anak kekurangan gizi (Perdani et al., 2017).
Asupan nutrisi pada anak memegang peranan penting dalam optimalisasi tumbuh
kembang pada anak (Sulistyoningsih, 2011). Keadekuatan asupan nutrisi pada anak dapat
dinilai dengan keadaan status gizi yang ditandai dengan anak kurus, normal, dan gemuk
(Sulistyoningsih, 2011; Supriasa, 2012).
Asupan nutrisi yang kurang akan menyebabkan kondisi kesehatan anak menjadi
kurang baik, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta dapat menyebabkan kematian
(Barasi, E.M, 2009). Balita yang kekurangan nutrisi mudah terkena infeksi dan berpengaruh
pada nafsu makan, jika pola makan tidak terpenuhi maka tumbuh kembang anak akan
terganggu (Sulistyoningsih dalam Purwani, 2013).
Kebutuhan gizi anak usia balita (bawah lima tahun) sangat penting, karena
pertumbuhan dan perkembangan secara pesat terjadi pada kelompok usia ini. 1 Pemberian gizi
seimbang pada periode ini dilakukan untuk mendukung perkembangannya secara optimal.
Periode ini bersifat irreversible, yang berarti tidak dapat diperbaiki di fase kehidupan
berikutnya dan akan memengaruhi outcome pada masa anak-anak dan dewasa. Idealnya
perkembangan anak sejalan dengan pertumbuhan. Kompleksitas sistem jaringan otot, sistem
syaraf serta sistem fungsi organ tubuh sejalan dengan proses pematangan fisik atau
pertumbuhan. Kekurangan gizi pada anak balita berdampak pada gangguan pertumbuhan yang
mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan anak. 3 Dengan demikian status gizi sangat
menentukan perkembangan di kemudian hari. (Davidson et al., 2020)
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa nutrisi pada anak usia 4-5 tahun itu penting?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gizi anak?
3. Apa saja pemenuhan nutrisi pada anak usia 4-5 tahun?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami nutrisi pada anak usia 4-5 tahun itu penting.
2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi gizi anak.
3. Mengetahui dan memahami pemenuhan nutrisi pada anak usia 4-5 tahun.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pentingnya Nutrisi pada Anak Usia 4-5 Tahun


Kebutuhan gizi anak usia balita (bawah lima tahun) sangat penting, karena pertumbuhan
dan perkembangan secara pesat terjadi pada kelompok usia ini.1 Pemberian gizi seimbang
pada periode ini dilakukan untuk mendukung perkembangannya secara optimal. Periode ini
bersifat irreversible, yang berarti tidak dapat diperbaiki di fase kehidupan berikutnya dan akan
memengaruhi outcome pada masa anak-anak dan dewasa.2Idealnya perkembangan anak
sejalan dengan pertumbuhan. Kompleksitas sistem jaringan otot, sistem syaraf serta sistem
fungsi organ tubuh sejalan dengan proses pematangan fisik atau pertumbuhan. Kekurangan
gizi pada anak balita berdampak pada gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan gangguan
terhadap perkembangan anak. Dengan demikian status gizi sangat menentukan perkembangan
di kemudian hari. (Davidson et al., 2020)
Optimalisasi tumbuh kembang anak menjadi anak yang sehat dan memiliki produktivitas
yang tinggi sangat ditunjang oleh asupan gizi yang seimbang. Pemenuhan gizi seimbang ini
sangat ditentukan oleh pola makan sehat anak yang dapat dilakukan melalui pendidikan gizi.
Pendidikan gizi dapat dibentuk oleh sekolah dalam rangka memberikan lingkungan yang
kondusif bagi orang tua untuk menyiapkan dan memberi motivasi makan sehat untuk anak
dan bagi guru untuk memberikan stimulus pendidikan gizi bagi anak dalam memilih makanan
yang sehat sebagai dasar pembentukan pola makan sehat. Pendidikan gizi merupakan
pengajaran mengenai pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk makan yang sehat, bergizi
dan sopan sewaktu makan (Santoso, S. dan Ranti, 2009).
Pendidikan gizi ini bagi anak usia dini penting dalam membangun kesadaran akan nutrisi
yang baik untuk tubuh dan membangun pola makan yang sehat. Namun masih banyak
permasalahan mengenai minimnya kesadaran orang dewasa khususnya orang tua dalam
pemenuhan kebutuhan akan gizi yang seimbang. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018 pada usia balita 0-59 bulan sebanyak 3,9 persen anak di Indonesia mengalami gizi
buruk sedangkan yang mengalami gizi kurang sebanyak 13,8 persen. Hal tersebut tidak
3
berbeda jauh dengan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang diselenggarakan oleh
Kementerian Kesehatan tahun 2017, yaitu sebanyak 3,8 persen anak mengalami gizi buruk dan
gizi kurang sebesar 14,0 (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019., 2020)
Berdasarkan data tersebut selain pemerintah yang terus berupaya meningkatkan
Kesehatan masyakat melalui gerakan nasional percepatan perbaikan gizi juga setiap keluarga
(orang tua) dapat mencegah dan mengatasi permasalahan gizi ini. Keterlibatan orang tua dalam
pendidikan bukan hanya sebatas pada menyekolahkan saja, namun orang tua mempunyai
kewajiban untuk memperhatikan pola makan sehat. Pola makan yang sehat berhubungan
dengan pola mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan
hidup individu sehari-hari. Dasar pembentukan pola makan sehat bagi anak adalah pengetahuan
anak tentang gizi dan makanan serta kebiasaan makan. Kebiasan makan anak terbentuk dari
paparan awal anak dengan makanan (Birch & Fisher, 1998).
Kriteria makanan sehat adalah sebagai berikut (Irianto, 2007): cukup kuantitas,
proporsional, cukup kualitas, sehat dam higienis, makanan segar alami, makanan golongan
nabati lebih menyehatkan dibanding hewani, cara memasak jangan berlebihan, teratur dalam
penyajian, frekuensi lima (5) kali sehari, minum enam gelas air dalam sehari. Untuk memenuhi
kritera makanan sehat tersebut, maka orang tua perlu mengetahui beberapa hal yang harus
diperhatikan agar anak memiliki pola makan sehat, antara lain (1) karakteristik anak usia taman
kanak-kanak dan (2) pengetahuan gizi seimbang.
Anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) memiliki karakteristik yang khas. Beberapa
karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut (Aisyah, 2009): a) memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi; b) merupakan pribadi yang unik; c) suka berfantasi dan berimajinasi; d) masa
potensial untuk belajar; e) menunjukkan sikap egosentris; f) memiliki rentang daya konsentrasi
yang pendek dan, g) sebagai bagian dari makhluk sosial. Berdasarkan karakteristik anak usia
taman kanak
kanak ini tersebut maka, perlu adanya peran orang tua dan pendidik dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya. Tumbuh kembang anak yang sehat akan dapat
mengoptimalkan potensinya. Sebaliknya anak yang kurang sehat atau tidak sehat akan
mengalami hambatan di dalam mengembangkan dan mengotimalkan potensinya. Optimalisasi
4
tumbuh kembang anak menjadi anak yang sehat dan kelak memiliki produktivitas yang tinggi
sangat menunjang oleh asupan gizi yang seimbang. Sebaliknya pemenuhan gizi yang tidak
seimbang akan menimbulkan berbagai penyakit gizi yang dikenal dengan istilah malnutrisi
yaitu penyakit gizi kurang atau gizi lebih. Pemahaman menu gizi seimbang dapat diukur dari
pengetahuan, motivasi, sikap, perilaku dan kenyakinan orang tua dalam membangun dan
menyediakan pola makan sehat anak.
Oleh karena itu orang tua perlu memiiliki berbagai hal baik pengetahuan, pengalaman dan
kegiatan atau upaya-upaya dalam memberikan pemeliharaan kesehatan serta pemberian gizi
seimbang untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pengetahuan
gizi seimbang dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya yaitu (1) pengertian gizi seimbang;
(2) pentingnya gizi seimbang; (3) 4 Pilar gizi seimbang; (4) visualisasi gizi seimbang; macam-
macam gizi seimbang; (5) kebutuhan gizi berkaitan dengan proses tubuh; dan (6) akibat gizi
kurang pada tubuh.
Pemberian gizi seimbang pada anak-anak usia sekolah dapat dilakukan dengan
pendekatan regulasi diri yang menghasilkan dampak yang signifikan terhadap regulasi diri anak
dalam memilih makanan dan meningkatkan self-efficacy ibu dalam menyediakan makanan di
rumah (Kolopaking, R., Agus, F., Jahja, U., Umi, 2010). Lingkungan keluarga menjadi
pengalaman pertama anak dalam menentukan makanan yang disukainya. Akumulasi
pengalaman pertama anak dengan makan dan makanan bergizi dapat mempengaruhi
perkembangan preferensi (kesukaan) yang mendorong pemilihan makanan dan regulasi diri
anak sehingga terbentuk pola makan sehat. Kedua hal inilah yang menjadi pondasi
pembentukan makan sehat pada anak (Contento, 2011).
Pemilihan makanan dipengaruhi oleh factor eksternal dan factor internal. orang tua
merupakan salah satu factor eksternal yang menentukan kebiasaan makan anak. Penyiapan
makanan yang sehat dengan menu gizi seimbang akan membentuk pola hidup sehat pada anak,
tidak hanya membimbing dan memberi contoh perilaku pola hidup sehat, namun memahami
pentingnya menu gizi seimbang juga perlu diperhatikan. Menu seimbang adalah menu yang
terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga
memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses
5
kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2009).
Sedangkan gizi lengkap dan seimbang harus mengandung: 1) bahan makanan sumber
tenaga yang berfungsi untuk beraktifitas, contoh: beras, roti, kentang, mie, 2) bahan makanan
sumber zat pembangun, yang berfungsi untuk pembentukan, pertumbuhan dan pemeliharaan
sel tubuh, contoh: daging, ikan, telur (protein hewani), tempe, tahu (protein nabati) dan 3)
bahan makanan sumber zat pengatur yang berfungsi untuk mengatur metabolism, contoh:
sayuran seperti bayam, buncis, wortel, tomat dan buah-buahan seperti pisang, papaya, jeruk
dan apel.
Pemenuhan gizi seimbang masih merupakan masalah yang utama pada anak usia dini.
Orang tua masih menyediakan menu makanan instan, seperti mie goreng, sosis, goreng-
gorengan, dan lain-lain. Kenyataan ini memberikan informasi pemahaman orang tua siswa
terhadap pentingnya gizi seimbang masih rendah. Masalah ini pun terjadi pada siswa TK A
Nurul Huda Pangalengan-Bandung. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dari
bulan Agustus 2020 sampai dengan September 2020. Kondisi bekal makanan kurang dari
pemenuhan gizi seimbang. Makan makanan yang disediakan oleh orang tua di rumah kurang
memenuhi syarat untuk pola makan sehat. Sedangkan tubuh yang sehat salah satunya ditunjang
oleh asupan guzi yang memenuhi kebutuhan masing-masing individu.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Inten & Permatasari, 2019) dalam penelitiannya,
kesehatan dan gizi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan anak.
Manakala kebutuhan kesehatan dan gizi anak tidak terpenuhi dapat mengganggu dan
menghambat berbagai perkembangannya.

Sedangkan penelitian dari (Natalia, L.D, Rahayuning, D, 2013) memunculkan adanya


hubungan yang positif antara status gizi dengan ketahanan pangan tingkat keluarga dimana
kecenderungan keluarga yang tahan pangan mampu mencukupi kebutuhan gizi batita dalam
keluarga sehingga dapat meningkatkan status gizi batita tersebut. Kondisi ketahanan pangan
keluarga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang dapat mencukupi kebutuhan anggota
keluarganya berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi dan secara tidak langsung juga
akan berpengaruh terhadap status gizi (Putri Ramadhani et al., 2018).

6
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Menurut UNICEF (1998) dalam Supariasa (2012), menggambarkan faktor yang


berhubungan dengan status gizi, pertama penyebab langsung adalah konsumsi makanan dan
penyakit infeksi. Kedua penyebab tidak langsung yaitu ketahanan keluarga yang memadai, pola
pengasuhan anak kurang memadai, tingkat pendapatan, pengetahuan gizi, sanitasi lingkungan,
umur, jenis kelamin dan aktivitas. kebersihan balita dan mencari pelayanan kesehatan (Core, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam memahami gizi seimbang diantaranya;
1) kebiasaan makan (food habit) yang ditentukan oleh pembiasaan yang dilakukan oleh
keluarga terutama ibu dalam menyediakan makanan sehari-hari. Apabila mengkonsumsi
makanan yang sehat maka diharapkan dapat terbentuk pola makan sehat; 2) pengetahuan gizi
yang dapat merubah perilaku sikap/perilaku individu mengenai makanan bergizi dan seimbang.
Pengetahuan gizi merupakan salah satu pertimbangan seseorang dalam memilih dan
mengkonsumsi makanan. Semakin seseorang berpengetahuan gizi makan semakin
memperhatikan kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi (Sediaoetama, 2008).
Pemilihan makanan yang dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Kebiasaan ini akan
membentuk pola makan apabila dilakukan terus menerus. Pembiasaan dalam membentuk pola
makan sehat oleh orang tua atau orang dewasa untuk anak usia dini dapat dilakukan dengan
pemberian reward sebagai salah satu bentuk penghargaan dan motivasi supaya anak belajar
disiplin dan bersedia mengkonsumsi makanan bergizi. Penerapan Reward untuk menerapkan
disiplin anak dalam belajar dapat diberikan dengan berbagai macam bentuk, diantaranya dalam
bentuk ucapan pujian, tepuk tangan, dan dalam bentuk point/angka. Implikasi atau dampak dari
penerapan reward ini dapat membuat anak-anak menjadi lebih disiplin dalam belajar (Nafisah
& Kirana, 2021).
Kedisiplinan anak dalam belajar mengkonsummsi makanan yang bergizi dipengaruhi
pula oleh perilaku orang tua dalam menyediakan dan memilih makanan yang sehat. Pemilihan
makanan dan pola makan dipengaruhi oleh beberapa factor (Contento, 2011) yaitu; a) factor
biologis yang mencakup citarasa utama, perbedaan individu, rasa lapar/kenyang, dan sensor
spesifik terhadap rasa kenyang; b) factor individu yang meliputi persepsi, perilaku, keyakinan,
motivasi dan nilai, pemahaman diri, pengetahuan dan kemampuan. Norma social, norma
7
budaya, keluarga dan situasi social; c) Faktor social dan lingkungan meliputi ketersediaan
makanan, produsen makanan, struktur social, lingkungan dan kebijakan pangan dan; d) factor
ekonomi meliputi penghasilan, harga makanan, pendidikan dan, tren belanja.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka pemahaman orang tua tentang gizi seimbang
menitiberatkan pada persepsi, perilaku, keyakinan, arti, norma social, dan self-efficacy yang
masih rendah tentang gizi seimbang sehingga mengakibatkan dalam memilih makanan dan
mengkonsumsi makanan belum sesuai dengan yang seharusnya (Siti Maulani et al., 2021).

2.3 Pemenuhan Nutrisi Anak Usia 4-5 Tahun

Anak yang sudah berusia di antara 4–5 tahun artinya sudah mendekati masa sekolah.
Karenanya, asupan makanan yang diberikan tidak lagi hanya untuk menjaga tubuh tetap sehat.
Pada usia tersebut, penting juga untuk memberi makanan yang bisa membantu perkembangan
otak dan kemampuan belajar anak.

Pada usia ini, anak sudah mulai lebih banyak mengonsumsi makanan dan sudah mulai
sama dengan apa yang dikonsumsi orang dewasa. Namun, bukan berarti ibu dan ayah bisa
sembarangan memberi makan pada anak. Selain memperhatikan jenisnya, penting juga untuk
mengetahui takaran atau kebutuhan anak terhadap nutrisi tertentu.

Anak yang berusia 4–5 tahun umumnya membutuhkan asupan gizi setidaknya 1.600
kalori (sesuai dengan AKG dari Kementerian Kesehatan RI). Sebenarnya, jenis asupan nutrisi
yang dibutuhkan anak pada usia ini tidak berubah, tetapi takarannya harus disesuaikan. Berikut
ini rinciannya:

2.3.1 Karbohidrat

Pada usia ini, anak membutuhkan asupan karbohidrat untuk diubah menjadi
energi. Sebisa mungkin, pastikan dalam satu hari anak mendapat asupan

8
karbohidrat sebanyak 220 gram. Ada dua jenis karbohidrat yang perlu diketahui,
yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks.

Karbohidrat sederhana adalah jenis karbohidrat yang paling mudah diserap,


hingga kemudian diubah menjadi gula darah. Sementara karbohidrat kompleks
adalah jenis karbohidrat yang terbuat dari rantai molekul gula panjang, sehingga
perlu waktu lama untuk dicerna. Jenis karbohidrat ini bisa menyediakan tingkat
energi yang stabil untuk anak beraktivitas sepanjang hari.

2.3.2 Protein

Selain karbohidrat, pastikan juga untuk memenuhi kebutuhan protein anak.


Pada usia ini, anak setidaknya membutuhkan sebanyak 35 gram asupan protein
setiap hari. Supaya terpenuhi dengan baik, ada dua jenis protein yang bisa orangtua
berikan pada si kecil, yaitu protein hewani dan protein nabati.

2.3.3 Lemak

Sementara untuk asupan lemak, anak usia 4–5 tahun membutuhkan setidaknya
62 gram setiap hari. Namun hati-hati, tidak sembarang lemak bisa diberikan begitu
saja pada anak. Ada beberapa jenis lemak, yaitu lemak baik dan lemak jahat. Anak
membutuhkan asupan lemak baik, yaitu lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak
tak jenuh ganda. Jenis lemak ini bisa didapatkan dari buah alpukat, kacang almond,
minyak zaitun, ikan salmon, tofu, dan lainnya.

2.3.4 Serat

Anak usia 4–5 tahun membutuhkan asupan serat sebanyak 22 gram dalam
satu hari. Untuk memenuhinya, ibu bisa membiasakan agar Si Kecil mengonsumsi
setidaknya 2–3 porsi sayuran dan buah setiap harinya. Satu porsi buah adalah satu
buah yang berukuran sedang atau dua buah ukuran kecil.

9
2.3.5 Vitamin dan Mineral

Memasuki usia sekolah, asupan vitamin dan mineral pun menjadi lebih
penting pada anak. Maka dari itu, pastikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral anak dalam sehari dengan memberikannya sumber makanan bergizi. Ibu
bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin dengan mineral anak, di antaranya
zat besi, seng, kalsium, natrium, tembaga, vitamin A, vitamin B, serta segudang
vitamin dan mineral lainnya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan gizi anak usia balita sangat penting, karena pertumbuhan dan perkembangan
secara pesat terjadi pada kelompok usia ini. Periode ini bersifat irreversible, yang berarti tidak
dapat diperbaiki di fase kehidupan berikutnya dan akan memengaruhi outcome pada masa
anak-anak dan dewasa. 2Idealnya perkembangan anak sejalan dengan pertumbuhan.
Kekurangan gizi pada anak balita berdampak pada gangguan pertumbuhan yang
mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan anak.
Kedua penyebab tidak langsung yaitu ketahanan keluarga yang memadai, pola
pengasuhan anak kurang memadai, tingkat pendapatan, pengetahuan gizi, sanitasi lingkungan,
umur, jenis kelamin dan aktivitas. Pembiasaan dalam membentuk pola makan sehat oleh orang
tua atau orang dewasa untuk anak usia dini dapat dilakukan dengan pemberian reward sebagai
salah satu bentuk penghargaan dan motivasi supaya anak belajar disiplin dan bersedia
mengkonsumsi makanan bergizi. Penerapan Reward untuk menerapkan disiplin anak dalam
belajar dapat diberikan dengan berbagai macam bentuk, diantaranya dalam bentuk ucapan
pujian, tepuk tangan, dan dalam bentuk point/angka. Implikasi atau dampak dari penerapan
reward ini dapat membuat anak-anak menjadi lebih disiplin dalam belajar.
Anak yang sudah berusia di antara 4–5 tahun artinya sudah mendekati masa sekolah.
Pada usia tersebut, penting juga untuk memberi makanan yang bisa membantu perkembangan
otak dan kemampuan belajar anak. Pada usia ini, anak sudah mulai lebih banyak mengonsumsi
makanan dan sudah mulai sama dengan apa yang dikonsumsi orang dewasa. Namun, bukan
berarti ibu dan ayah bisa sembarangan memberi makan pada anak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Barasi, E.,M. (2009). At a Glace Ilmu Gizi. Erlangga: PT. Glora Aksara Pratama.
Davidson, S. M., Khomsan, A., & Riyadi, H. (2020). Status gizi dan perkembangan anak usia
3-5 tahun di Kabupaten Bogor. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of
Nutrition), 8(2), 143–148. https://doi.org/10.14710/jgi.8.2.143-148
Perdani, Z. P., Hasan, R., & Nurhasanah, N. (2017). Hubungan Praktik Pemberian Makan
Dengan Status Gizi Anak Usia 3-5 Tahun Di Pos Gizi Desa Tegal Kunir Lor Mauk. Jurnal
JKFT, 1(2), 9. https://doi.org/10.31000/jkft.v2i2.59
Putri Ramadhani, H., Ratnawati, M., & Alie, H. Y. (2018). Hubungan Status Gizi Dengan
Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun Di Pendidikan Anak Usia Dini (Paud)
Midanutta’Lim Desa Mayangan Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Journal of
Health Sciences, 10(1). https://doi.org/10.33086/jhs.v10i1.145
Siti Maulani, Fanny Rizkiyani, & Sari, D. Y. (2021). Pemahaman Orang Tua Mengenai Gizi
Seimbang pada Anak Usia 4-5 Tahun. Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
2(2), 154–168. https://doi.org/10.19105/kiddo.v2i2.4186
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyoningsih. (2011). Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: TIM.
Supriasa, et al. (2013). Penilain Status Gizi. Jakarta: EGC.

12
LAMPIRAN

1. Apa saja makanan yang sebaiknya diberikan pada bayi usia 3-5 tahun untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangannya?
Jawab:
Makanan seimbang seperti sayur-sayuran, buah-buahan, protein, dan sumber
karbohidrat.

2. Berapa kebutuhan cairan harian yang disarankan untuk bayi usia 3-5 tahun?
Jawab:
Kira-kira 1.000-1.200 ml cairan setiap hari, termasuk air dan minuman sehat.

3. Mengapa penting memberikan makanan tinggi kalsium pada bayi usia 3-5 tahun?
Jawab:
Kalsium mendukung pertumbuhan tulang dan perkembangan gigi yang optimal.

4. Apa peran zat besi dalam nutrisi bayi usia 3-5 tahun?
Jawab:
Zat besi diperlukan untuk mencegah anemia dan mendukung perkembangan otak.

5. Bagaimana cara memastikan bayi mendapatkan cukup asam lemak omega-3?


Jawab:
Berikan makanan seperti ikan berlemak, kenari, dan biji chia yang kaya akan omega-3.

6. Apa yang harus diperhatikan dalam memilih camilan sehat untuk bayi usia 3-5
tahun?
Jawab:
Pilih camilan yang rendah gula, tinggi serat, dan mengandung nutrisi penting.

13
7. Mengapa perlu membatasi konsumsi gula tambahan pada anak usia 3-5 tahun?
Jawab:
Mengurangi risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya serta mendukung gigi yang
sehat.

8. Apa peran vitamin D dalam pertumbuhan bayi usia 3-5 tahun?


Jawab:
Vitamin D membantu penyerapan kalsium, penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

9. Bagaimana cara memperkenalkan makanan baru pada bayi agar dapat


mengembangkan variasi dietnya?
Jawab:
Perkenalkan satu makanan baru pada satu waktu, amati reaksi, dan berikan waktu untuk
beradaptasi.

10. Apa pentingnya memperhatikan porsinya saat memberi makan bayi usia 3-5 tahun?
Jawab:
Mengontrol porsi membantu mencegah kelebihan berat badan dan menciptakan
kebiasaan makan sehat.

14

Anda mungkin juga menyukai