Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TUMBUH KEMBANG ANAK


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Dan Bayi
Dosen Pengampu : Rachma Hamzah S. ST.,M.KEB

Disusun Oleh :

Sri Dewinal Ibrahim Putri Egista Kolopita


Listia Purnamasari Suda’i Rahayu Mokodompit
Nafillah Chairunnisa Katili Sintia Mokodompit
Miranda Sicika Putri Kadir Sitti Nayla Makalalag
Nopelia Lega Vitarisbi Komagian Sri Dewi Supu
Fitri Indri Yani Papising Teysa Mokodompit
Yolanda Haji Djafar Teysi Melani Mamonto
Meyta Indrawaty Loly Vhena Novita Mokoginta
Pika Veronika Bulo Anggriani Winnie Makalalag
Tirsa Mamonto

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU
PRODI DIII KEBIDANAN
T.A 2022/2023

1
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................6
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN
1. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak..............................................7
a. Faktor Herediter..............................................................................................8
b. Faktor Linkungan (Prenatal, Postnatal) .........................................................9
2. Cara Menilai/Indikator Tumbang Bayi, Balita, Dan Anak Sekolah.........................11
a. Pertumbuhan BB&TB..................................................................................12
b. Menggunakan DDST....................................................................................13
c. Menggunakan SDIDTK................................................................................15
3. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak............................................................................20

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN.............................................................................................................23
SARAN.........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena rahmat dan
karunianya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TUMBUH
KEMBANG ANAK”. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menunjang proses
pembelajaran mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS & BAYI. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusus bagi kami dan umumnya bagi
kita semua pembaca.

Kotamobagu 07 September 2022

Kelompok II

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada
masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kualitas anak masa
kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang.
Status kesehatan anak merupakan salah satu indikator kesejahteraan bangsa,
sehingga masalah kesehatan anak merupakan masalah kesehatan masyarakat dan
menjadi salah satu masalah nasional. (1) Anak merupakan penerus masa depan bangsa
yang harus kita jaga dan pelihara dengan baik. Memelihara dan merawat anak agar
tetap sehat dan tumbuh berkembang tak cukup hanya dengan perawatan rutin dan
regular. Merawat dan mengasuh anak bukan saja jasmani yang dibangun, akan tetapi
rohani, mental, aqidah serta kecerdasannya juga merupakan hal hal yang tidak dapat
diabaikan dalam proses perjalanan dan perkembangannya.
Indikator keberhasilan program kesehatan anak mengacu pada Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015–2030 yang secara resmi menggantikan
Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015. Dalam SDGs berisi 17 tujuan
dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat menjawab ketertinggalan
pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju dan negara
berkembang. Indikator kematian bayi dan balita diharapkan dapat diturunkan dimana
untuk Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per
1.000 KH. (2) Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dini Intervensi Tumbuh Kembang pada
Anak saat ini di perkuat melalui Permenkes RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak dan Permenkes RI Nomor 66 Tahun 2014 yang menyatakan
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan anak melalui Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
dilakukan terhadap bayi, anak balita dan anak pra sekolah yang ditujukan untuk
meningkatkan kelangsungan dan kualitas hidup anak. (3)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian
Kesehatan 2018 menunjukkan data kunjungan balita (0-59 bulan) dan yang sesuai
standar sebesar 54,6 %. (4) Untuk angka di tingkat Provinsi aceh data kunjungan

4
balita (0-59 bulan) sesuai standar 40%. (5) Kota Banda Aceh pada tahun 2019 jumlah
balita 20.846 sementara cakupan kunjungan balita (0-59 bulan) yang sesuai standar
sebanyak 14.076 atau sekitar 68%. Data tersebut masih terlihat rendah bila di
bandingkan dengan angka standar pelayanan minimal yang harus dicapai sebesar
90%.
Aspek tumbuh kembang merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses
pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun sebagian orang
tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan
dan sosial ekonomi yang sangat rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak
tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan
dan perkembangan anak tersebut. Sering juga para orang tua mempunyai pemahaman
bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara teratur, berurutan, terus
menerus dan kompleks. Semua manusia mengalami pola pertumbuhan dan tingkat
perkembangan yang sama, tetapi karena pola dan tingkat ini bersifat individual,
variasi yang luas dalam perubahan biologis dan perilaku dianggap normal. Dalam
setiap tingkat perkembangan, capaian pada tahap tertentu yang akan terjadi dapat
diidentifikasi misalnya, kapan pertama kali bayi dapat berguling, merangkak,
berjalan, atau mengucapkan kata-kata pertamanya. Meskipun pertumbuhan dan
pengembangan terjadi secara individual untuk orang yang berbeda, generalisasi
tertentu dapat dibuat tentang sifat pengembangan manusia untuk semua orang.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan
berkaitan dengan fungsi pematangan intelektual dan emosional individu.
Orang tua adalah kunci utama keberhasilan anak. Orang tualah yang pertama
kali dipahami anak sebagai orang yang dimiliki kemampuan luar biasa di luar dirinya
dan dari orang tualah anak pertama kali mengenal dunia. Melalui orang tua anak
mengembangkan seluruh aspek pribadinya. Dalam hal ini orang tua bukanlah hanya
orang tua yang melahirkan anaknya, melainkan orang tua yang mengasuh, melindungi
dan memberikan kasih sayang kepada anak. Pada masa ini orang tua perlu melakukan
pengawasan lebih terhadap gejala penyimpangan yang dapat terjadi pada anak agar
tidak memengaruhi perkembangan anak kedepannya. Penyimpangan perkembangan
yang sering ditemukan pada anak adalah gangguan bicara dan bahasa. Sekitar 1%
hingga 32% anak mengalami gangguan bicara dan bahasa pada populasi normal. (6)

5
Gangguan-gangguan tersebut dapat menjadi pertanda penyimpangan tumbuh
kembang yang lainnya.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada 10 orang responden
menunjukkan bahwa terdapat orang anak yang memiliki tumbuh kembang yang
meragukan dan 1 orang anak memiliki tumbuh kembang yang menyimpang,
sedangkan 7 orang anak lainnya memiliki tumbuh kembang yang sesuai. Hasil ini
terjadi kemungkinan karena faktor dari ibu si anak yang memiliki pendidikan rendah
sehingga mengakibatkan ibu memiliki pengetahuan, wawasan dan infromasi yang
kurang baik dalam menjaga dan mengawasi anak secara optimal. Selanjutnya ibu
yang bekerja juga merupakan faktor yang kemungkinan menjadi masalah dalam
memantau tumbuh kembang anak secara optimal. Pendapatan dari keluarga juga
menjadi faktor yang sering menyebabkan tumbuh kembang anak terhambat, dimana
ekonomi keluarga yang baik akan berdampak pada asupan gizi yang baik pula bagi si
anak, begitu sebaliknya ekonomi yang rendah akan mengakibatkan asupan gizi yang
diberikan tidak dapat tercukupi secara baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak?
2. Apa Saja Indikator Tumbuh Kembang Bayi, Balita, Dan Anak Sekolah?
3. Apa Saja Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak?
C. Tujuan Masalah
1. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
a. Faktor Hereditas
b. Faktor Linkungan (Prenatal & Postnatal)
2. Indikator Tumbuh Kembang Bayi, Balita Dan Anak Sekolah
a. Pertumbuhan TB & BB
b. Menggunakan DDST
c. Menggunakan SDIDTK
3. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan


Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhana dalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes
R.I, 2012).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes R.I, 2012).
Menurut Soetjiningsih, 1995 Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan
masalah perubahan dalma besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang
(centimeter/cm, meter/m), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan perkembangan (Development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.
Perkembangan menyakut proses adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ untuk dapat memenuhi fungsinya
masing-masing. Perkembangan, emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan juga termasuk dalam perkembangan ini.

7
1. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
a. Faktor Herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras,
dan jenis kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin
ditentukan sejak dalam kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung
lebih besar dan tinggi dari pada anak perempuan, hal ini akan nampak saat
anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia
memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari
Irian berkulit hitam.
Faktor herediter atau hereditas yaitu segala sesuatu yang terdapat dari
dalam diri seseorang yang merupakan warisan atau turunan dari orang tuanya,
baik fisik maupun psikis yang diwariskan melalui gen. seperti pepatah yang
mengatakan, "buah jatuh tidak akan jauh dari induknya". Sesuatu hereditas,
warisan atau turunan yang yang dimiliki seseorang mislanya bentuk tubuh dan
warna kulit, sifat - sifat, kecerdasan, bakat dan penyakit. Sebagai contoh, pada
pewarisan bentuk tubuh dan warna kulit tentu dipengaruhi oleh gen. Seseorang
yang memiliki tubuh gemuk dan kulitnya berwarna putih karena tuurunan dari
orang tuanya. Contoh pada pewarisan sifat, orang trua yang mempunyai sifat
suka menolong, maka pada anaknya pun juga akan suka menolong sesamanya.
Contoh pada perwarisan kecerdasan atau intelegensi, seseorang yang
orang tuanya pintar, selalu menjadi juara kelas, maka anaknya pada waktu
sekolah juga akan meqngikuti kecerdasasn orang tuanya. Contoh pewarisan
bakat, seseorang yang mempunyai bakat music dari orang tuanya. Contoh
pewarisan penyakit. Biasanya penyakit yang terdapat bapaknya akan
menyerang kepada anak perempuannya, sedangkan penyakit yang terdapat
pada ibunya, akan menyerang kepada anak laki - lakinya. Missal saja seorang
ayah yang mempunyai penyakit hemofila, maka penyakit tersebut juga akan
menurun pada anak perempuannya. Memang semua pewarisan itu tidak 100%
sama dengan orang tuanya. Namun secara garis besar, bisa dilihat memang
terdapat pewarisan atau keturunan dari orang tuanya.

8
b. Faktor lingkungam (prenatal, postnatal)
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-
sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai
akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini
secara garis besar dibagi menjadi:
1) Lingkungan pra natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan
nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin
pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau
mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor
lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
organ otak janin.
2) Lingkungan post natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
setelah bayi lahir adalah :
a) Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat
kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang
terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan
anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam
sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah. Penyebab status nutrisi kurang
pada anak :
1) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
2) Hiperaktivitas fisik / istirahat yang kurang
3) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi

9
4) Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
absorbsi makanan tidak adekuat
b) Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka
dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup
sehat. Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya,
misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi
tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di tenaga
kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan
lingkungan budaya masyarakat setempat.
c) Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi tinggi untuk
pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau
kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua, keluarga
dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama
tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan
fasilitas kesehatan, dll dibandingkan dengan keluarga dengan latar
belakang pendidikan rendah.
d) Iklim/cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim
penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan
sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit
menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak.
Anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah,
jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.
e) Olahraga/latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan
sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh,
meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan
jaringan sel
f) Posisi anak dalam keluarga

10
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak
bungsu akan mempengaruhi poa perkembangan anak tersebut diasuh dan
dididik dalam keluarga.
g) Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan
dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat
dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan
lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.

2. Cara menilai/indikator tumbuh kembang bayi, balita dan anak sekolah


Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, neonatus, periode
bayi, pra sekolah, pra remaja dan remaja.
1) Masa pranatal
Masa pranatal terdiri dari masa embrio dan fetus. Pada fase embrio
pertumbuhan dimulai 8 minggu pertama dengan terjadi defensiasi yang cepat
dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu
kedua terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara entoderm
dan ekstoderm, pada minggu ketiga terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa
ini sampai umur tujuh minggu belum tampak terjadi gerakan yang menonjol
hanya denyut jantung janin sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu.
Masa fetus terjadi antara minggu ke-12 sampai 40 terjadi peningkatan fungsi
organ yaitu bertambah panjang dan berat badan terutama pertumbuhan dan
penambahan jaringan subcutan dan jaringan otot.
2) Masa neonatus (0 – 28 hari)
Pada masa neonatus (0 – 28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan
perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan yang
baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem organ
tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari akrivitas pernapasan
yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50
x/menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160x/menit dengan ukuran
jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, terjadi aktivitas
bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya diikuti perkembangan fungsi organ-
organ tubuh lainnya.
3) Masa Bayi (28 hari – 1 tahun)

11
4) Masa anak (1 – 3 tahun)
5) Masa pra sekolah (3 – 5 tahun)
6) Masa sekolah (5 – 12 tahun)
a. Pertumbuhan berat badan dan tinggi badan
1) Berat badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjdai dua yaitu usia 0 –
6 bulan dan usia 6 – 12 bulan. Untuk usia 0 – 6 bulan berat badan akan
mengalami penambahan setiap seminggu sekitar 140 – 200 gram dan berat
badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke 6.
Sedangkan pada usia 6 – 12 bulan terjadi penambahan setiap seminggu sekitar
40 gram dan pada akhir bulan ke 12 akan menjadi penambahan 3 kali lipat
berat badan lahir.
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar 4 kali lipat dari
berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat
badan setiap tahunnya adalah 2-3 kilogram. Pada masa pra sekolah dan
sekolah akan terjadi penambahan berat badan setiap tahunya kurang lebih 2-3
kilogram.
2) Tinggi badan
Pada usia 0 – 6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan
sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6 – 12 bulan akan mengalami
penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir
tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir.
Pada masa bermain penambahan selama tahun ke 2 kurang lebih 12 cm
sedangkan penambahan tahun ketiga rata-rata  4 – 6 cm. Pada masa pra
sekolah, khususnya diakhir usia 4 tahun, terjadi penambahan rata-rata 2 kali
lipat dari tinggi badan waktu lahir dan mengalami penambahan setiap tahunya
kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan mengalami penambahan setiap
tahunnya.setelah usia 6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm,
kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi rata-rata 3 kali lipat dari
tinggi badan waktu lahir.

12
b. Menggunakan DDST
a. Denver Development Screening Test (DDST)
 DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, bukan tes diagnostic atau test IQ.
 Jadwal dilakukan DDST :
o Tahap pertama, dilakukan pada usia 0-6 tahun.
 3-6 bulan
 9-12 bulan
 18-24 bulan
 3 tahun
 4 tahun
 5 tahun
o Tahap kedua
Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan
evaluasi diagnostic yang lengkap.
 Aspek yang dinilai :
o Sektor personal sosial
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
o Sektor gerakan motorik halus
Yaitu aspek yang berhubungan dengankemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-
gerakan tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
o Sektor bahasa
Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
o Sektor gerakan motorik kasar
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar.
 Alat/sarana yang digunakan :
o Gulungan benang wol merah

13
o Kismis/manik-manik
o 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru dengan ukuran
2,5cm x 2,5 cm
o Kerincing dengan gagang yang kecil.
o Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm.
o Bel/lonceng kecil
o Bola tennis
o Pensil merah
o Boneka kecil dengan botol susu
o Cangkir plastik dengan gagang/pegangan
o Kertas kosong
 Cara melakukan pemeriksaan DDST :
o Sapa orang tua/pengasuh anak
o Jelaskan maksud dan tujuan DDST
o Buat komunikasi yang baik dengan anak
o Tanyakan tanggal, bulan, tahun lahir anak dan hitung umur anak
o Tarik garis umur dari atas ke bawah dn cantumkan tanggal
pemeriksaan pada ujung atas garis umur.Siapkan alat , beri anak
mainan sesuai dengan apa yang ingin diteskan.
o Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan
dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas
perkembangan yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian
dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
o Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
 Skoring :
o Passed atau lulus (P/L), bila anak dapat melakukan uji coba dengan
baik.
o Failure atau gagal (F/G), bila anak tidak dapat melakukan uji coba
dengan baik.
o Refuse atau menolak (R/M), bila anak menolak untuk melakukan
uji coba.

14
o No opportunity, anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba karena ada hambatan.
 Interpretasi :
o Lebih (advanced)
Bila anak lewat pada uji coba yang ter;etak di kanan garis umur.
o Normal
Bila anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan di
kanan garis umur. Bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R)
pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara
persentil 25 dan 75.
o Caution (peringatan)
Bila seorang anak menolak (R) atau gagal (F) tugas perkembangan
dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90.
o Delay (keterlambatan)
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) uji coba yang terletak
lengkap di sebelah kiri garis umur.
o No opportunity/tidak ada kesempatan
Bila anak tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan tugas
perkembangan tersebut.

c. Menggunakan SDIDTK
a) Pemeriksaan Perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrinning
Perkembangan (KPSP)
 Tujuan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah
untuk mengetahui perkembangan anak normal ataukah ada
penyimpangan.
 Jadwal pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
 Alat/instrumen yang digunakan adalah :
o Formulir KPSP menurut umur. Sasaran KPSP anak umu 0-72 bulan.
o Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola
tenis, kerincingan, kubus berukuran sis 2,5 cm sebanyak 6 buah,
kismis, kacang tanah, potongan biskuit berukuran 0,5-1 cm.

15
 Cara menggunakan KPSP :
o Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa.
o Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun
anak lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1
bulan.
o Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai umur anak.
o KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.
2) Perintah kepada ibu/pengasuh anak untuk melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP.
o Jelaskan kepada orang tua/pengasuh untuk tidak ragu-ragu atau
takut menjawab.
o Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan. Setiap pertanyaan
hanya ada satu jawaban, “Ya” atau “Tidak”. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
o Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan terdahulu.
o Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
 Interpretasi hasil KPSP
o Jawaban “Ya” bila ibu/pengasuh anak menjawab anak bisa atau
pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
o Jawaban “Tidak” bila ibu/pengasuh anak menjawab anak belum
pernah atau tidak pernah melakukan atau ibu/pengasuh anak tidak
tahu.
o Hitung jumlah jawaban “Ya”.
o Jika jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10 perkembangan anak sesuai
dengan perkembangannya (S).
o Jika jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8 perkembangan anak
meragukan (M).
o Jika jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang kemungkinan ada
penyimpangan (P).

16
o Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “Tidak”
menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
 Intervensi :
o Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
 Beri pujian kepada ibu/pengasuh anak karena telah mengasuh
anak dengan baik.
 Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,
sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
 Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan sekali
pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
o Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :
 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan
pada anak setiap saat dan sesering mungkin.
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan
anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalan.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya.
 Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
 Jika hasil KPSP ulamg jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan (P).
o Bila tahapan perkembangan anak terjadi penyimpangan (P), lakukan
rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
b) Tes Daya Dengar (TDD)
 Tujuan Tes Daya Dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan daya bicara anak.

17
 Jadwal TDD :
Bayi umur kurang dari 12 bulan setiap 3 bulan
Anak umur lebih dari 12 bulan setiap 6 bulan
 Alat/sarana yang diperlukan :
o Instrumen TDD menurut umur anak
o Gambar binatang dan manusia
o Mainan
 Cara melakukan TDD :
o Tanyakan tanggal, bulan, tahun lahir anak, hitung umur anak dalam
bulan.
o Pilih daftar pertanyaan TDD sesuai dengan umur anak.
o Pada umur anak kurang dari 24 bulan :
 Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat
melakukan dalam satu bulan terakhir.
 Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh, anak tidak
pernah, tidak tahu atau tidak dapat melakukannya dalam satu
bulan terakhir.
o Pada umur anak lebih dari 24 bulan atau lebih :
 Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orang
tua/pengasuh.
 Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan
perintah orang tua/pengasuh.
 Interpretasi :
o Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
 Intervensi :
o Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
o Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
c) Tes Daya Lihat
 Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat
agar segera dapat dilakukan lanjutan.

18
 Jadwal TDD dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah umur
36 sampai 72 bulan.
 Alat/sarana yang diperlukan :
o Ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik.
o Dua buah kursi, satu untuk anak satu untuk pemeriksa.
o Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak.
o Alat penunjuk.
 Cara melakukan TDL :
o Pilih ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang cukup.
o Gantungkan poster “E” setinggi anak pada posisi duduk.
o Letakkan kursi sejauh 3 meter dan menghadap poster “E”.
o Pemeriksa memberikan kart “E” pada anak, latih anak dalam
mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri, kanan sesuai
yang ditunjuk pada poster “E”.
o Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas, kemudian tunjuk huruf “E” pada poster satu persatu
sampai pada huruf “E” terkecil yang dapat dilihat.
o Lakukan pada mata yang satunya.

 Interpretasi :
Anak pra sekolah pada umumnya tidak mengalami kesulitan melihat
sampai baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua mata anak tidak dapat
melihat baris ketiga poster “E” artinya tidak dapat mencocokkan arah
kartu “E” yang dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang
ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan
daya lihat.
 Intervensi :
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak
datang lagi untuk pemriksaan ulang. Bil pada pemeriksaan selanjutnya
anak tidak dapat melihat sampai pada baris yang sama dengan kedua
matanya, rujuk ke Rumah Sakit.

19
4. Ciri –ciri tumbuh kembang anak

1) Pertumbuhan Fisik

Salah satu cirri anak yang sehat adalah ia mengalami pertambah an


tinggi badan sesuai dengan usianya. Begitu pun dengan berat badannya. Kedua
hal ini menjadi indicator bahwa anak sehat secara fisik. Jika orang tua
khawatir apakah perkembangan fisik Si Kecil sudah sesuai atau belum, segera
diskusikan dengan dokter untuk mengetahuinya secara pasti.

2) Waspada

Pertumbuhan anak yang sehat ditandai dengan kewaspadaan yang ia


miliki. Dengan kata lain, kewaspadaan pada anak mengindikasikan bahwa
pemenuhan nutrisinya sudah optimal dan diserap dengan baik.

3) Aktif Bergerak

Anak masuk kategori aktif jika ia bermain dan bergerak aktif


setidaknya selama beberapa kali dengan durasi 15 menit pada siang, sore,
ataupun malam. Anak yang aktif bergerak mengindikasikan bahwa ia memiliki
kondisi fisik yang sehat.

4) Bisa Beradaptasi dan Belajar dengan Cepat

Jika anak belajar dengan cepat, itu menunjukkan bahwa ia mendapat


kan nutrisi yang cukup untuk perkembangan otak.

5) Nafsu Makan yang Baik

Anak yang sehat memiliki semangat untuk mengonsumsi sekelompok


makanan. Jika anak tidak memiliki gairah untuk makan makanan sehat dan

20
malah lebih doyan jajan, orang tua perlu mewaspadai hal tersebut. Segera
lakukan perubahan ataupun penetapan pola makan sehat dan teratur supaya
kebiasaan tidak sehat tersebut menjadi berkepanjangan.

6) Gigi yang KuatdanBersih 

Gigi yang kokoh dan bersih menunjukkan bahwa nutrisi dan kebersihan
gigi alami anak dalam kondisi baik.

7) PosturTubuh yang Baik

Penampilan fisik yang baik bisa menjadi cirri anak memiliki


pertumbuhan yang sehat. Salah satu hal yang bisa menjadi indikasinya adalah
anak memiliki postur tubuh yang baik.Selain itu, postur tubuh yang baik juga
mengindikasikan anak mendapatkan cukup nutrisi.

8) Otot dan Tulang yang Kuat 

Bukan hanya berat badan dan tingginya saja, kesehatan tulang dan otot
anak juga bisa menjadi indikasi pertumbuhan anak yang sehat. Hal tersebut
bisa dilihat dari perkembangan tulang kaki, punggung, rusuk, dan giginya.
Nah, kalau ibu dan ayah mendapati kelainan pada tulang anak, segera
diskusikan dengan untuk mencaritahu penyebab dan cara penanganan yang
tepat.

9) BisaTidur Nyenyak

Anak yang mengalami pertumbuhan sehat biasanya memiliki pola tidur


teratur dan nyenyak. Nyenyak dalam arti anak mendapatkan tidur berkualitas,
bisa lelap sampai pagi, tidur tanpa gangguan seperti terbangun tengah malam.

10) Buang Air Besar Teratur 


Orang tua bisa tahu kalau pertumbuhan anak sehat apabila anak buang
air besar secara teratur. BAB yang teratur menunjukkan system kekebalan
tubuh yang sehat.

11) Menjaga Pertumbuhan Anak Sehat

21
Orang tua bisa menjaga pertumbuhan anak tetap sehat dengan
memperhatikan hal-hal berikut :

a) Istirahat yang Cukup 

Pola tidur bervariasi menurut usia dan kondisi kesehatan anak.


Namun, kebanyakan anak membutuhkan rata-rata 10 hingga 12 jam tidur
per malam. Tidur memberi tubuh yang sedang tumbuh istirahat yang
mereka butuhkan untuk tumbuh dengan baik.

b) Nutrisi yang baik 

Diet seimbang yang disertai dengan pemenuhan kebutuhan vitamin


dan mineral dapat membantu anak-anak mencapai potensi maksimal
pertumbuhan mereka.

c) OlahragaTeratur 

Obesitas merupakan masalah bagi banyak anak, karenanya


orangtua harus memastikan bahwa anak – anak berolahraga secara teratur.
Bersepeda, hiking, sepatu roda, atau aktivitas menyenangkan apa pun
yang akan memotivasi anak –anak untuk bergerak dapat meningkatkan
kesehatan dan kebugaran serta membantu mempertahankan berat badan
yang sehat.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan lebih ditekankan padabertambahnya ukuran fisik
(anatomi) dan struktur tubuh karenaadanya multiplikasi (bertambah
banyak) sel-sel tubuh dan bertambah besarnya sel. Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang dipengaruhinya
Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan : Perkembangan
menimbulkan perubahan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap
awal akan menentukan perkembangan selanjutnya.Pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.Perkembangan
berkolerasi dengan pertumbuhan, perkembangan memiliki tahap yang
berurutan dan perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut dua hukum yang tetap
yaitu sebagai berikut:
 Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal)
 Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari beberapa
tahap meliputi : masa intranatal, bayi dan balita
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal

B. Saran
Ibu dan keluarga dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang telah
diberikan oleh penulis sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan

23
menambah pengalaman. Keluarga juga diharpakn dapat membantu ibu
dalam menjalankan peran dan fungsi keluarga untuk tetap
mempertahankan kesehatan ibu dan anak seperti memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi, memberikan dukungan psikologis, dan pemantauan tumbuh
kembang anak.

24
DAFTAR PUSTAKA

Marmi, Rahardjo K. 2012, Asuhan neonatus, bayi balita dan anak prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelaja
2007. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar. Jakarta: Depkes RI.
2012. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Direktorak Jendral Bina Gizi Dan Anak.
Jakarta: Kemenkes. RI.

25

Anda mungkin juga menyukai