Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PATOFISIOLOGI

PERKEMBANGAN REPRODUKSI ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pengampu: Ns. Dwi Mulianda, M.Kep

Disusun oleh :

1. Fitriana Noor Sabrina (20101440119048)


2. Mareta Invika Anggani (20101440119067)
3. Putri Anisa Salsabila (20101440119084)
4. Putri Sekar Ayuningrum (20101440119086)
5. Restu Hidayat Jati (20101440119088)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020

0
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ Perkembagan Reproduksi Anak ” ini.
Tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman terang
benderang ini.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan
tugas pada mata kuliah Patofisiologi dan kami telah semaksimal mungkin dalam
mengerjakan makalah ini.
Namun kami masih merasa banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi kami guna meningkatkan kinerja untuk kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca
umunnya.

Semarang, 14 Febuari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN................................................................................................3

1.1. Latar Belakang........................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4

1.3. Tujuan.......................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI.............................................................................................5

2.1 Pengertian................................................................................................5

2.2 Faktor Kesehatan Reproduksi...............................................................5

2.3. Proses Menstruasi pada Anak................................................................6

2.4. Gangguan dan penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi anak..7

2.5. Cara mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada anak..............10

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP..........................................................................................................13

3.1. SIMPULAN............................................................................................13

3.2. SARAN...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, industrialisasi dan
modernisasi, telah mengakibatkan perubahan-perubahan sosial yang amat
cepat. Perubahan sosial antara lain meningkatnya perilaku seks sebelum
menikah, kehamilan di luar nikah. Akibat berubahnya nilai-nilai kehidupan
keluarga dan masyarakat menjadikan masa anak-anak menjadi masa yang
tidak begitu menguntungkan. Terjadi kehamilan yang tidak diinginkan,
praktik aborsi yang dapat membawa resiko kematian pada ibu dan anak.

Rendahnya pemenuhan hak-hak reproduksi dapat diketahui dengan


masih tingginya Angka Kematian Bawah Lima Tahun (AK Balita).
Masalah kesehatan reproduksi bagi perempuan, termasuk perencanaan
kehamilan dan persalinan yang aman secara medis juga harus menjadi
perhatian bersama, bukan hanya kaum perempuan saja karena hal ini akan
berdampak luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan yang menjadi
tolok ukur dalam pelayanan kesehatan.

Data tingginya angka perniikahan dini, kasus hamil di luar nikah,


tingkat aborsi, dan orang terinfeksi HIV/AIDS menunjukkan fakta yang
memprihatinkan, terlebih realitas ini dialami kaum muda sebagai generasi
bangsa. Rendahnya pemahaman remaja mengenai peran penting kesehatan
reproduksi bagi kehidupannya, sehingga berdampak pada berbagai
perilaku menyimpang yang membahayakan diri dan masa depannya. Maka
dari itu, memberikan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi bagi
anak mutlak diperlukan, agar anak mampu memiliki kesadaran untuk
menjaga memelihara dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan
seksual yang lebih dalam.

3
1.2. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian dari anakdan kesehatan reproduksi?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi?

4. Apa sajakah ganguan atau penyakit yang terjadi pada sistem


reproduksi pada anak?

5. Bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada anak?

1.3. Tujuan
Tujuan Umum

Mampu memberikan pendidikan kesehatan demi tercapainya derajat


kesehatan pada semua anak baik laki –laki maupau perempuan.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian dari anak dan kesehatan reproduksi.

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi.

3. Mengetahui gangguan dan penyakit yang terjadi pada sistem


reproduksi anak.

4. Mengetahui cara mengtasi masalah kesehatan reproduksi pada anak.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Anak adalah makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih
sayang, dan tempat bagi perkembanganya (Damayanti, 1992).

Dari prerspektif Augustinus (dalam Suryabrata, 1987) yang


dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan
bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai
kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang
disebabkan oleh keterbatasan penegtahuan dan penegrtian terhadap realita
kehidupan anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang
diterimanya dan aturan-aturan yang memaksanya.

Menurut WHO (2013) mendefinisikan anak-anak antara usia 0-14


tahun karena di usi ainilah resiko cenderung menjadi berat.

Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan sejahtera fisik, mental dan


sosoial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran
dan sistem reproduksi (Konferensi Internasional Kependudukan dan
Pembangauan, 1994).

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik,


mental dan sosial yang utuh, bukan hanya dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusi adapat menikmati
kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman.

2.2 Faktor Kesehatan Reproduksi


Pada remaja, organ reproduksi mulai mengalami perkembangan
dan pertumbuhan. Organ reproduksi meruupakan bagian tubuh seseorang

5
yang digunakan untuk menjalankan reproduksi. Organ reproduksi adalah
organ seksualitas baik pada laki-laki dan perempuan dibagian dalam
maupun bagian luar tubuh manusia. Faktor-faktor yang dapat berdampak
buruk bagi kesehatan reproduksi, yaitu:

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi : kemiskinan,tingakat


pendidikan rendah, dan ketiak tahuan tentang perkembangan
seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil.

2. Faktor budaya dan lingkungan : praktek tradisional yang


berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan
banayak amak banyak rejeki informasi tentang fungsi reproduksi
yang membingungkan anak dan remaja karen saling berlawana
dengan yang lain.

3. Faktro psikologis : dampak pada keretakan orang tua pada anak,


depresi karena ketidakseimbangan hormonal.

4. Faktor biologis : cacat sejak lahir pada saluran reproduksi pasca


penyakit menular seksual.

Mempersiapkan masa depan yang sehat dan cerah dapat dilakukan


dengan memelihara dan memahami masalah kesehatan reproduksi.
Kondisi ini diarahkan pada upaya preventif bagi seorang anak untuk
mengembangkan organ reproduksinya secara matang, bebas dari cacat dan
penyakit menular seksual lainnya, yang tentu akan berdampak pada masa
depan.

2.3. Proses Menstruasi pada Anak


Menstruasi adalah pengeluaran darah yang terjadi akibat perubahan
hormon yang terus menerus dan mengarah pada pembentukan
endometrium, ovuulasi sehingga terjadi peluruhan dinding rahim jika
kehamilan tidka terjadi (Verawaty,2012).

6
Siklus menstruasi pertama terjadi pada gadis saat mereka
memasuki masa pubertas, biasanya diawali pada usia 12 tahun atau sekitar
2-3 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Usia pertama menstruasi yang
dialami oleh seorang anak juga umumnya terjadi pada usia yang sama
dengan ibu atau kakak perempuan mereka.Menstruasi pertama bisa datang
lebih cepat atau lambat. Ada yang mengalaminya sejak sekitar usia 8
tahun, dan ada yang baru mengalaminya di atas usia 12 tahun. Meski
demikian, sebagian besar gadis remaja sudah mengalami menstruasi secara
rutin pada usia 16 hingga 18 tahun.

Dalam siklus menstruasi, perubahan kadar hormon dalam tubuh


wanita akan terjadi. Berubahnya jumlah hormon bisa memengaruhi fisik
dan emosi, yang dapat muncul beberapa hari sebelum menstruasi. Gejala
ini disebut sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS).
Sejumlah perubahan fisik dan emosi yang biasanya muncul sebelum
menstruasi adalah : lelah, sakit kepala, perut kembung, payudara menjadi
sensitif,kenaikan berat badan, nyeri pada otot dan sendi, diare atau
konstipasi, muncul jerawat dan keluarnya cairan dari vagina atau
keputihan pada saat wanita mengalami PMS. Sementara, perubahan emosi
yang bisa terjadi pada saat wanita mengalami PMS adalah :uring uringan,
suasana hati tidak stabil, sulit konsentrasi, mudah menangis, sulit tidur,
perubahan nafsu makan, kecemasan berlebihan, turunya rasa percaya diri,
dan gairah seks yang menurun.

2.4. Gangguan dan penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi anak.

Berikut beberapa penyebab penyakit kelamin pada anak-anak :

a. Pelecehan seksual atau pemerkosaan

Pelecehan seksual atau pemerkosaan pada anak dapat menyebabkan


penyakit karena dapat penularan Penyakit Menular Seksual (PMS) dari
orang yang memperkosa.

7
b. Faktor keturunan

Sindrom Klinefelter, adalah kelainan genetik yang hanya terjadi pada


laki-laki. Pengidap kelainan ini memiliki gejala berupa bentuk Mr.P
dan testis yang kecil, rambut hanya tumbuh sedikit ditubuh, memilki
payudara yang besar, badan tinggi dan berbentuk kurang proposional.
Ciri khas lain pada kelainan ini adalah kurang nya hormon testos dan
infertilitas.

c. Berbagi jarum untuk transfusi darah

Penggunaan jarum suntik secara bergantian dapat menyebabkan


terkena penyakit sifilis. Sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular
seksual akibat bakteri treponema pallidum.

Pada tahap primer, sifilis menimbulkan gejala ulkus durum atau luka
dangkal pada penis, vagina, atau mulut tanpa diertai rasa nyeri. Meski
gejala hilang, bakteri tetap berada pada ditubuh penderita atau
menimbulkan kerusakan secara bertahap.

Pada stadium sekunder, akan muncul benjolan serupa jengger ayam


pada daerah kemaluan.

Sedangka pada stadium laten, organ dalam bakal mengalami kerusakan


sedikit demi sedikit tanpa gejala yang diperlihatkan.

Adapun beberapa jenis penyakit yang dapat terjadi di saluran reproduksi,


sebagai berikut :

1. Sipilis

Penyakit ini dapat ditandai dengan munculnya ulkus atau luka yang
terlihat seperti sariawan di alat kelamin, anus, maupun rongga mulut.
Namun luka tersebut tidak terasa nyeri. Gejala ini akan muncul pada
10-90 hari setelah terjadinya infeksi.

8
2. Chancroid

Kondisi ini dapat ditandai dengan munculnya luka seperti sariawan


berwarna keabuan yang lembek pada alat kelamin. Kondisi ini kerap
tidak menimbulkan gejala. Namuan saat muncul, gejala umumnya baru
timbul pada 3-10 hari setelah terjadinya infeksi.

3. Herpes genital

Gejala yang dapat timbul adalah muncul benjolan-benjolan kecil pada


alat kelamin. Benjolan tersebut dapat pecah dan menyebabkan
timbulnya luka, seperti cekungan yang terasa nyeri. Munculnya tanda
ini juga dapat disertai oleh demam dan nyeri saat buang air kecil.

4. Gonore

Gejala gonore akan muncul pada 1-14 hari setelah infeksi. Gejala
gonore pada pria akan terasa nyeri saat buang air kecil dan diseratai
keluarnya cairan berwarna putih atau kuning (nanah) bersamaan
dengan keluarnya urine. Sedangkan gejala yang terjadi pada wanita
dapat terjadi keputihan tidak normal, nyri saat buang air kecil, dan
munculnya bercak darah setelah melakukan hubungan seksual. Selain
itu, nyeri pada perut bawah dan nyeri saat menstruasi juga bisa jadi
merupakan gejala gonore pada wanita.

5. Chlamidya

Pada chlamidya, gejala akan muncul pada 7-21 hai setelah trinfeksi.
Kondisis ini dapat ditandai dengan timbulnya cairan seperti keputihan
yang lebih encer, timbul bercak-bercak daah setelah berhubungan
seksual, serta nyeri saat buang air kecil.

6. Trichomoniasis

Trichomoniasis memiliki gejala yang khas yaitu munculnya keputihan


berwana hijau atau kuning dengan bau yang tidak sedap, dapat juga
disertai dengan rasa gatal, lebam, dan nyeri saat buang air kecil.

9
7. HPV

Infeksi HPV dapat terlihat seperti ruam-ruam yang berbeda warna dari
warna kulit, dengan konsistensi yang kering dan tidak terasa nyeri.
Tanda tersebut dapat muncul di penis, anus, area vulvovaginal, saluran
kemih, hingga uretra.

8. Candidiasis

Pada beberapa orang, kondisi ini tidak menmbulkan gejala tertentu.


Namun saat gejala muncul, penderita dapat merasakan gatal, iritsi, dan
nyeri pada bagian luar alat kelamin.

9. Vaginosis bakteri

Gejala paling khas dari kondisi ini adalah keluarnya cairan serupa
keputihan dari vagina yang berbau sangat nenyengat. Selain itu,
muncul juga kemerahan serta rasa gatal pada vagina.

2.5. Cara mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada anak

Salah satu cara untuk mengatasi masalah pada kesehatan


reproduksi anak adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan
reproduksi pada anak. Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada
anak dapat dimulai pada anak usia 7-12 tahun atau pada saat anak
disekolah dasar. Pada rentan ini anak akan mengalami transisi atau
peralihan dari masa kanak-kanak menuju remaja. Perempuan biasanya
mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki
13-14 tahun. Perubahan badaniah yang terjadi pada perempuan, yaitu :
tubuh menjadi tiggi, rambut tmbuh di sekiter kemaluan dan ketiak, buah
dada membesar, pinggul melebar, dan mengalami menstruasi pertama.
Sedangakan perubahan badaniah pada laki-laki, yaitu : bertambah berat
dan tinggi, suara membesar, rambut tumbuh di ketiak dan kealuan, tangan,
kaki, dan wajah(kumis dan jenggot), serta mengalami mimpi basah.

10
Menurut Ahlul (2008), sebelum mencapai usia pubertas, hala-hal
yang perlu diketahui anak adalah :

1. Nama dan fungsi organ reproduksi

2. Perubahan yang akan dialami saat memsuki masa remaja

3. Hubungan seksual dan kehamilan (imbangi dngan moral dan


agama yang kuat)

4. Bagaimana mencegah kehamilan (berikan mengenai


dampaknya, jangan lupa masukkan unsur moral dan agama)

5. Masturbasi (hal yang normal, namun berikan batasan-batasan


pada anak)

6. Harapan dn niali-nilai orangtua (mengenai pergaulan, yang


boleh dan tidak boleh).

Ada beberapa hal penting dalam menyampaikan pendidikan


kesehatan reproduksi, menurt Singgih (1995), yaitu :

1. Cara menyampaikan harus wajar dan sederhana, jangan terlihat


ragu-ragu atau malu.

2. Isi uraian yang isampaikan harus obyektif. Seolah-olah


bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, bisa
menggunakan contoh atau simbol.

3. Dangkal atau mendalaminya isi uraian harus disesuaikan denga


kebutuhan dan tahap perkmbangan anak. Terhadap anakumur 9
tahun atau 10 tahun belum perlu menerangkan secara lengkap
mengenai perilaku atau tindakan hubungan kelamin.

4. Pendidikan seksual harus diberikan secara peribadi, karena luas


sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap
perkembangan tidak sama pada setiap anak.

11
5. Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan mlaksanakan
pendidikan seksual perlu diulang-ulang. Selain itu juga perlu
untukmengetahui seberapa jauh suatu pengertian baru dapat
diserap oleh anak. Perlu juga mengingatkan memperkuat apa
yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari
pengetahuan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Anak adalah makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih


sayang, dan tempat bagi perkembanganya (Damayanti, 1992). Menurut
WHO (2013) mendefinisikan anak-anak antara usia 0-14 tahun karena di
usia inilah resiko cenderung menjadi berat. Kesehatan reproduksi menurut
WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan
hanya dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Dan kesimpulan yang dapat diambil selain itu dapat mengetahui


faktor dan gangguan yang mempengaruhi kesehatan reproduksi pada anak.
Dan dapat mengetahui proses menstruasi yang terjadi pada anak, serta
dapat mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan reproduksi anak.

3.2. SARAN

Dari pembahasan pada makalah bahwa kesehatanreproduksi pada anak


itu sangat berkaitan dengan pertumbuhan masa remaja. Saran kami
peran orang tua dan guru serta institusi pendidikan dasar sangat
penting, karena untuk menambahkan pengetahuan kepada anak agar
anak mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh anak lakuka demi
kebaikan kesehatan reproduksinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11847121/MAKALAH_KESEHATAN_REPRODUKS
I_REMAJA

http://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/viewFile/1456/1080

https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2018/11/hari-anak-pengertian-
anak-menurut-para-ahli.html

https://www.kompasiana.com/alesmana/55107a56813311573bbc6520/definisi-
anak?page=all

https://www.alodokter.com/menstruasi

https://www.alodokter.com/seperti-ini-proses-menstruasi-pada-wanita-setiap-
bulan

http://repository.unimus.ac.id/953/3/BAB%20II.pdf

https://www.halodoc.com/anak-kena-penyakit-kelamin-karena-3-hal-ini

https://www.sehatq.com/penyakit/infeksi-saluran-reproduksi

https://law.ui.ac.id/v3/bahaya-dampak-kejahatan-seksual/

https://www.halodoc.com/inilah-6-penyakit-yang-disebabkan-genetik

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180926165112-255-
333428/penyakit-penyakit-yang-ditularkan-melalui-jarum-suntik

http://repository.ump.ac.id/6106/3/Asif%20Sulistyo%20BAB%20II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai