Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

Tahapan Perkembangan Dan Perubahan Kesehatan


“Perkembangan Reproduksi Dewasa”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Mulianda, M.Kep

Disusun Oleh :

Heru Prastiyo (20101440120048)


Beny Setiyo Aji (20101440120017)
Erissa Feliana (20101440120036)
Indy Amelia (20101440120050)
Putri Nur Uritriani ()20101440120071
Tingkat 1B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO
2021
PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “Tahapan Perkembangan Dan Perubahan Kesehatan,
Perkembangan Reproduksi Dewasa”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Patofisiologi.
Adapun maksud dan tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Patofisiologi. Selain itu, pembuatan makalah ini kami buat
untuk menambah pengetahuan tahapan perkembangan dan perubahan kesehatan
khususnya perkembangan reproduksi dewasa. Akhirnya penulis sampaikan
terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan khususnya pembaca pada
umumnya. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan dari para pembaca guna
meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan waktu mendatang.

Semarang, 04 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Definisi................................................................................... 3
B. Hak hak Reproduksi............................................................... 4
C. Tahap Remaja......................................................................... 4
D. Faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi....... 5
E. Unsur unsur kesehatan reproduksi remaja.............................. 6

BAB III

PENUTUP..................................................................................... 9

A. Kesimpulan............................................................................. 9
B. Saran....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia akan mengalami masa tumbuh kembang dalam kehidupannya
mulai dari bayi sampai lansia dan akan terjadi beberapa perubahan di setiap
tahapan usia seorang manusia, salah satu tahapan petumbuhan dan
perkembangan manusia yang paling terlihat perubahannya yaitu pada masa
remaja.
Menurut Peraturan Kemenkes RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah (BKKBN, 2016). Istilah Adolescents merujuk kepada
kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk kepada saat
dimana telah ada kemampuan reproduksi (Potter & Perry, Fundamental
Keperawatan edisi 7, 2010).
Kesehatan reproduksi mengacu pada keadaan fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial dalam semua hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya pada semua tahap kehidupan (WHO, 2014).
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komperhensif (PKRK) meliputi Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR), Pencegahan dan Penangulangan IMS termasuk HIV/AIDS
dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut (Fatoni, et al., 2015).
Remaja memerlukan informasi yang akurat mengenai topik-topik seperti
perubahan tubuh, aktivitas seksual, respon emosi terhadap hubungan intim

1
seksual, Penyakit Menular Seksual (PMS), kontrasepsi, dan kehamilan (Potter
& Perry, Fundamental Keperawatan edisi 7, 2010).
Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa
pemeliharaan kesehatan reproduksi remaja ditujukan untuk mempersiapkan
remaja menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif, baik secara sosial
maupun ekonomi (pasal 136 ayat 1) dan hal ini dilakukan dengan tujuan agar
remaja terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat
kemampuan menjalani kehidupan reproduksi secara sehat (ayat 2) (Pakasi &
Kartikawati, 2013). Pemerintah Indonesia sudah mengadakan beberapa
program untuk menunjang Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja (PKRK),
namun untuk Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) masih kurang
diperhatikan karena hal tersebut dianggap sensitif untuk disampaikan terutama
pada remaja (Masfiah, Shaluhiyah, & Suryoputro, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi?
2. Apa saja hak-hak reproduksi?
3. Seperti apa Tahap perkembangan remaja?
4. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi?
5. Apa saja Unsur-unsur kesehatan reproduksi remaja?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami tentang Kesehatan Reproduksi
2. Mengetahui dan memahami tentang hak-hak reproduksi
3. Mengetahui tahap perkembangan remaja
4. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi
5. Mengetahui unsur-unsur kesehatan reproduksi remaja

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defisini
Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health Organizations)
adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas
dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman (Nugroho, 2010, p.4)
Kesehatan reproduksi menurut Kemenkes RI (2015) adalah keadaan sehat
secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
reproduksi. Ruang lingkup pelayanan kesehatan repoduksi menurut
International Conference Population and Development (ICPD) tahun 1994 di
Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan
penanganan infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan
reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan komplikasi aborsi,
pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi usia lanjut,
deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi lainnya
seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya
Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolscere yang berarti
tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.

3
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.

B. Hak-hak Reproduksi
Guna mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses
sistem reproduksi, maka setiap orang (khususnya remaja) perlu mengenal dan
memahami tentang hak-hak reproduksi berikut ini.
1) Hak untuk hidup
2) Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
3) Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
4) Hak privasi
5) Hak kebebasan berpikir
6) Hak atas informasi dan edukasi
7) Hak memilih untuk menikah atau tidak, serta untuk membentuk dan
merencanakan sebuah keluarga
8) Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan mempunyai anak
9) Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
10) Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan

C. Tahap Remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun.
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai
berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.

4
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari
teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa
cinta, pengungkapan kebebasan diri.
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing
individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak
mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan
secara berkesinambungan.
Perubahan Fisik Yang Mulai Menandai Kematangan Reproduksi
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan
organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan,
sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini
ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut.
1. Perubahan seks primer
Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi yaitu ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah
pada laki-laki.
2. Perubahan seks sekunder
Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, payudara membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar
kemaluan atau pubis. Pada remaja laki-laki yaitu terjadi perubahan
suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,
terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
(Kemenkes RI, 2010).

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi


Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi (Taufan, 2010) yaitu:
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi

5
terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya
pengetahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi,
serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.
2. Faktor budaya dan lingkungan
misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan
reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang
fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling
berlawanan satu dengan yang lain, kurangnya peran orang tua dalam
mendidik dan menawasi anak, dsb.
3. Faktor psikologis
dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang
memberi kebebasan secara materi.
4. Faktor biologis
cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual.

E. Unsur- Unsur Kesehatan Reproduksi Remaja


Masalah kesehatan seksual dan reproduksi adalah isu-isu seksual remaja,
termasuk kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman, penyakit
menular melalui seks, dan HIV/AIDS, dilakukan pendekatan melalui promosi
perilaku seksual yang bertanggung jawab dan reproduksi yang sehat, termasuk
disiplin pribadi yang mandiri serta dukungan pelayanan yang layak dan
konseling yang sesuai secara spesifik untuk umur mereka. Hal-hal yang ada
seputar kesehatan reproduksi remaja antara lain.
1. Kesehatan Alat-Alat Reproduksi
Masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi kesehatan alat-alat
reproduksi ini menyentuh remaja perempuan juga remaja laki-laki.
Masalah- 17 masalah yang dihadapi remaja perempuan antara lain adalah
payudara mengeluarkan cairan, benjolan pada payudara, masalah seputar
haid (nyeri haid yang tidak teratur), keputihan, dan infeksi saluran

6
reproduksi. Selain itu juga diajukan pertanyaan-pertanyaan, seputar siklus
haid, waktu terjadinya masa subur, masalah keperawanan dan masalah
jerawat (Widyastuti, 2012).

2. Hubungan dengan Pacar


Persoalan-persoalan yang mewarnai hubungan dengan pacar adalah
masalah kekerasan oleh pacar, tekanan untuk melakukan hubungan
seksual, pacar cemburuan, pacar berselingkuh dan bagai mana menghadapi
pacar yang pemarah. Tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai
tindak kekerasan dalam percintaan bila salah satu pihak merasa terpaksa,
tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah di lakukan pasangannya
(Irianto, 2014).
3. Masturbasi
Masturbasi atau onani adalah salah satu cara yang dilakukan jika
seseorang tidak mampu mengendalikan dorongan seksual yang
dirasakannya. Jika dibandingkan dengan melakukan hubungan seksual,
maka onani dapat dikatakan mengandung resiko yang lebih kecil bagi
pelakunya untuk menghadapi kehamilan yang tidak dikehendaki dan
penularan penyakit menular seksual. Bahaya onani adalah apabila
dilakukan dengan cara tidak sehat misalnya menggunakan alat yang bisa
menyebabkan luka atau infeksi. Onani juga bisa menimbulkan masalah
bila terjadi ketergantungan/ketagihan, bisa juga menimbulkan perasaan
bersalah (Irianto, 2014).
4. Hubungan Seksual Sebelum Nikah
Para remaja berpacaran dewasa ini berkisar dari melakukan ciuman bibir,
raba-raba daerah sensitif, saling menggesekkan alat kelamin (petting)
sampai ada pula yang melakukan senggama. Perkembangan zaman juga
mmpengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran para remaja. Hal ini
dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan remaja pada beberapa tahun
yang lalu seperti berciuman dan bercumbu, kini sudah dianggap biasa.
Bahkan, ada sebagian kecil dari mereka setuju dengan free sex. Perubahan

7
dalam nilai ini, misalnya terjadi dengan pandangan mereka terhadap
hubungan seksual sebelum menikah (Irianto, 2014).

5. Penyakit Menular Seksual


Hubungan seksual sebelum menikah juga berisiko terkena penyakit
menular seksual seperti sifilis, gonorhoe (kencing nanah), herps sampai
terinfeksi HIV.
6. Aborsi
Salah satu cara menghadapi kehamilan yang tidak di inginkan adalah
dengan melakukan tindakan aborsi. Aborsi masih merupakan tindakan
yang ilegal di Indonesia. Upaya sendiri untuk melakukan aborsi banyak
dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu, jamu, dan lain-lain
(Irianto, 2014).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health Organizations)


adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas
dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Guna
mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem
reproduksi, maka setiap orang (khususnya remaja) perlu mengenal dan
memahami tentang hak-hak reproduksi. Tumbuh kembangnya menuju
dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan
melewati tahapan berikut : Masa remaja awal/dini (early adolescence), Masa
remaja pertengahan (middle adolescence) ,Masa remaja lanjut (late
adolescence).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi antara lain:
Faktor sosial-ekonomi dan demografi, Faktor budaya dan lingkungan , Faktor
psikologis, Faktor biologis. Unsur- Unsur yang dapat mempengaruhi
Kesehatan Reproduksi Remaja antara lain: Kesehatan Alat-Alat Reproduksi,
Hubungan dengan Pacar, Masturbasi, Hubungan Seksual Sebelum Nikah ,
Penyakit Menular Seksual, Aborsi.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penulisa makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat

9
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi yang membutuhkan,
Aamiin

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah A. 2019. Kesehatan Reproduksi.repository.ac.id

http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/165/7.%20BA
B%20II.pdf?sequence=10&isAllowed=y

nn. Kesehatan Reproduksi Remaja. repository.ac.id

http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/165/7.%20BAB%20II.pdf?
sequence=10&isAllowed=y

Andriana. 2020. Kesehatan Reproduksi. eprints.ac.id

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2314/2/BAB%20I.pdf

nn. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja.simdos.ac.id

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0443995b367dffbecf85c4
c153cc5031.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai