Disusun Oleh :
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “Tahapan Perkembangan Dan Perubahan Kesehatan,
Perkembangan Reproduksi Dewasa”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Patofisiologi.
Adapun maksud dan tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Patofisiologi. Selain itu, pembuatan makalah ini kami buat
untuk menambah pengetahuan tahapan perkembangan dan perubahan kesehatan
khususnya perkembangan reproduksi dewasa. Akhirnya penulis sampaikan
terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan khususnya pembaca pada
umumnya. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan dari para pembaca guna
meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan waktu mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Definisi................................................................................... 3
B. Hak hak Reproduksi............................................................... 4
C. Tahap Remaja......................................................................... 4
D. Faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi....... 5
E. Unsur unsur kesehatan reproduksi remaja.............................. 6
BAB III
PENUTUP..................................................................................... 9
A. Kesimpulan............................................................................. 9
B. Saran....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia akan mengalami masa tumbuh kembang dalam kehidupannya
mulai dari bayi sampai lansia dan akan terjadi beberapa perubahan di setiap
tahapan usia seorang manusia, salah satu tahapan petumbuhan dan
perkembangan manusia yang paling terlihat perubahannya yaitu pada masa
remaja.
Menurut Peraturan Kemenkes RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah (BKKBN, 2016). Istilah Adolescents merujuk kepada
kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk kepada saat
dimana telah ada kemampuan reproduksi (Potter & Perry, Fundamental
Keperawatan edisi 7, 2010).
Kesehatan reproduksi mengacu pada keadaan fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial dalam semua hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya pada semua tahap kehidupan (WHO, 2014).
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komperhensif (PKRK) meliputi Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR), Pencegahan dan Penangulangan IMS termasuk HIV/AIDS
dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut (Fatoni, et al., 2015).
Remaja memerlukan informasi yang akurat mengenai topik-topik seperti
perubahan tubuh, aktivitas seksual, respon emosi terhadap hubungan intim
1
seksual, Penyakit Menular Seksual (PMS), kontrasepsi, dan kehamilan (Potter
& Perry, Fundamental Keperawatan edisi 7, 2010).
Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa
pemeliharaan kesehatan reproduksi remaja ditujukan untuk mempersiapkan
remaja menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif, baik secara sosial
maupun ekonomi (pasal 136 ayat 1) dan hal ini dilakukan dengan tujuan agar
remaja terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat
kemampuan menjalani kehidupan reproduksi secara sehat (ayat 2) (Pakasi &
Kartikawati, 2013). Pemerintah Indonesia sudah mengadakan beberapa
program untuk menunjang Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja (PKRK),
namun untuk Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) masih kurang
diperhatikan karena hal tersebut dianggap sensitif untuk disampaikan terutama
pada remaja (Masfiah, Shaluhiyah, & Suryoputro, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi?
2. Apa saja hak-hak reproduksi?
3. Seperti apa Tahap perkembangan remaja?
4. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi?
5. Apa saja Unsur-unsur kesehatan reproduksi remaja?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami tentang Kesehatan Reproduksi
2. Mengetahui dan memahami tentang hak-hak reproduksi
3. Mengetahui tahap perkembangan remaja
4. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi
5. Mengetahui unsur-unsur kesehatan reproduksi remaja
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defisini
Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health Organizations)
adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas
dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman (Nugroho, 2010, p.4)
Kesehatan reproduksi menurut Kemenkes RI (2015) adalah keadaan sehat
secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
reproduksi. Ruang lingkup pelayanan kesehatan repoduksi menurut
International Conference Population and Development (ICPD) tahun 1994 di
Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan
penanganan infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan
reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan komplikasi aborsi,
pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan reproduksi usia lanjut,
deteksi dini kanker saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi lainnya
seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya
Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolscere yang berarti
tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
3
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
B. Hak-hak Reproduksi
Guna mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses
sistem reproduksi, maka setiap orang (khususnya remaja) perlu mengenal dan
memahami tentang hak-hak reproduksi berikut ini.
1) Hak untuk hidup
2) Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
3) Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
4) Hak privasi
5) Hak kebebasan berpikir
6) Hak atas informasi dan edukasi
7) Hak memilih untuk menikah atau tidak, serta untuk membentuk dan
merencanakan sebuah keluarga
8) Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan mempunyai anak
9) Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
10) Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan
C. Tahap Remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun.
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai
berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
4
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari
teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa
cinta, pengungkapan kebebasan diri.
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing
individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak
mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan
secara berkesinambungan.
Perubahan Fisik Yang Mulai Menandai Kematangan Reproduksi
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan
organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan,
sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini
ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut.
1. Perubahan seks primer
Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi yaitu ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah
pada laki-laki.
2. Perubahan seks sekunder
Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, payudara membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar
kemaluan atau pubis. Pada remaja laki-laki yaitu terjadi perubahan
suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,
terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
(Kemenkes RI, 2010).
5
terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya
pengetahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi,
serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.
2. Faktor budaya dan lingkungan
misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan
reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang
fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling
berlawanan satu dengan yang lain, kurangnya peran orang tua dalam
mendidik dan menawasi anak, dsb.
3. Faktor psikologis
dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang
memberi kebebasan secara materi.
4. Faktor biologis
cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual.
6
reproduksi. Selain itu juga diajukan pertanyaan-pertanyaan, seputar siklus
haid, waktu terjadinya masa subur, masalah keperawanan dan masalah
jerawat (Widyastuti, 2012).
7
dalam nilai ini, misalnya terjadi dengan pandangan mereka terhadap
hubungan seksual sebelum menikah (Irianto, 2014).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penulisa makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
9
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi yang membutuhkan,
Aamiin
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/165/7.%20BA
B%20II.pdf?sequence=10&isAllowed=y
http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/165/7.%20BAB%20II.pdf?
sequence=10&isAllowed=y
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2314/2/BAB%20I.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0443995b367dffbecf85c4
c153cc5031.pdf
10