Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (COC) DALAM KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN BALITA

DOSEN PENGAMPU :

NS JASMAWATI, S.Kep, M.Kes


DWI AGUSTININGSIH, SST

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2B

1. MISPUDA 11. SITI NURAINU


2. NATALIA 12. SRI DARMAYANTI
3. NOPYTHA 13. SRI MULYANI
4. NURHASANAH 14. SRI WULAN
5. NURMALINDA 15. SURIANI
6. RIMA FITRIANI 16. SYAMSIAH
7. RISKA 17. SYINTAMI
8. RUSMALENY 18. TRIYATI
9. SALMAWATI 19. YENI PUJI
10. SELINA

PROGRAM STUDI D-1V KEBIDANAN ALIH JENJANG PASE

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahNya makalah ini dapat disusun dengan sebaiknya yang berjudul
‘’Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Balita”.

Pembuatan makalah ini penyusun berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan maka penyusun senantiasa menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan dapat memperbaikin serta melengkapi makalah

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat serta tercatat sebagai suatu
amal sholeh

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang.............................................................................................1

Rumusan Masalah........................................................................................2

Tujuan..........................................................................................................3

BAB II Tinjauan Pustaka

Konsep Dasar Tumbuh Kembang................................................................4

Definisi.........................................................................................................4

Tujuan Umum Ilmu Tumbuh Kembang.......................................................4

Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak...............................................................5

Tahap Tumbuh Kembang Anak...................................................................5

Kebutuhan Dasar Anak................................................................................11

Faktor- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ................................12

BAB III Asuhan kebidanan pada Balita usia 36 Bulan..........................19

BAB IV Dokumen Kebidanan..................................................................25

BAB V Penutup

Kesimpulan..................................................................................................27

Saran.............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 5-25%
anak anak usia prasekolah di dunia menderita disfungsi otak minor,
termasuk gangguan perkembangan motorikhalus(WHO, 2015).
Menurut UNICEF 2015, didapatkan data masih tingginya angka kejadian
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada usia balita khususnya
gangguan perkembangan motorik didapatkan (27,5%) atau 3 juta anak
mengalami gangguan. Data nasional menurut Kementrian Kesehatan
Indonesia bahwa pada tahun 2016 sebanyak 11,5% anak balita di
Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan
(Kemenkes RI 2016).
Depkes RI melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami
gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar,
gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan
bicara(Depkes RI 2014)
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi dengan masalah
gizi buruk yang masih cukup tinggi di Indonesia yaitu peringkat ke-8 dari
33 Provinsi. Diperkirakan gizi buruk sebesar 7,8%, Sedangkan gizi kurang
sebesar 13,5% sehingga totalgizi buruk dan kurang sebesar 21,4%.
Ditargetkan penurunan masalah gizi sebesar 6% selama kurun waktu
2011- 2015 untuk bisa mencapai target MDGs tahun 2015 sebesar 15,5%.
(Dinkes Sumut, 2015).
Data Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2016, menunjukkan bahwa
penderita gizi buruk mencapai 124 orang (4 diantaranya meninggal dunia)
dan 1.896 kasus anak gizi kurang. Deteksi dini penyimpangan perkembangan

1
pada anak merupakan tema global utama dalam pelayanan kesehatan anak
secara modern.
Kegiatan deteksi dimaksudkan untuk penapisan penyambungan tumbuh
kembang anak dan pengkajian factor resiko yang mempengaruhi sehingga
tindakan intervensi dapat dilakukan sedini mungkin. Perangkat skrining
perkembangan terdiri dari beberapa perangkat salah satunya adalah Denver
Development Screening Test (DDST) dan juga pemantauan perkembangan anak
dapat dilakukan dengan menggunakan KPSP (Kuesioner Praskrining
Perkembangan Anak).
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu.Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak(Soetjiningsih, 2015).
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuscular, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi (Depkes, 2016).
Factor yang mempengaruhi tumbuh kembang, faktor genetik akan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat
seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu : perbedaan ras. Etnis atau
bangsa, keluarga, umur jenis kelamin dan kelainan kromosom. Dan faktor
luar gizi, mekanis, toksin/zat kimia, endoktrin, radiasi, infeksi, kelainan
imunologi, anoksiembrio dan psikologi ibu(Rusmil2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pengertian dari tumbuh kembang?
2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang?
3. Bangaimana pendokumentasian tumbuh kembang pada balita?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang pengertian dari tumbuh kembang.
2. Untuk mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang.
3. Untuk mengetahui bangaimana pendokumentasian tumbuh kembang
pada balita.

3
BAB II

TINJAUA PUSTAKA

A. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak


1. Definisi
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi,
biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa.
a. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran
dan struktur organ-organ tubuh dan otak.
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan
hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan prilaku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan
progresif, terarah, dan terpadu/ kohelen.Progresif mengandung arti bahwa
perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan,
tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi saat ini, sebelumnya dan
berikutnya.
2. Tujuan Umum Ilmu Tumbuh Kembang
a. Memahami pola normal tumbuh kembang anak
b. Memahami faktor-faktor yang terkait dengan tumbuh kembang anak
c. Melakukan upaya-upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang
fisik,mental/kognitif, kemampuan sosial-emosional.
d. Melakukan deteksi dini terhadap kelainan tumnuh kembang dengan cara
melakukan skrining rutin serta melakukan assessment untuk menegakkan
diagnosis dan mencari penyebab.
e. Melakukan tatalaksana yang komperhensif terhadap masalah-masalah yang
terkait dengan tumbuh kembang anak,serta melakukan upaya pencegahan.

4
3. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak
Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2016), tumbuh kembang anak
mempunyai cirri-ciri tertentu, yaitu:
a. Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves change)
b. Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan lanjutannya (Early
development more critical than critical than later development Perkembangan
adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (Development is the product of
maturation and the leaning)
c. Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is
predicable)
d. Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat diramalkan(the
developmental pattern has predicable characteristic).
e. Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there individual
defferences the development)
f. Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are periods in the
development pattern)
g. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there are social
expectation for every developmental period).
h. Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of
developmens has potensial hazards).
4. Tahap Tumbuh Kembang Anak
a. Masa perinatal mulai dari konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi tumbuh
kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi mengalami deferenisasi
yang berlangsung cepat hinggga terbentuk organ- organ tubuh yang berfungsi
sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan didalam kandungan. Masa
kombrio berlangsung sejak konsepsi sampai umur 8 minggu (ada yang
mengatakan sampai 12 minggu). Pada saat ini terbentuk organ-organ yang sangat
peka terhadap lingkungan. Pada msa fetus ini, terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia yang sempurna, dan organ-organ tubuh yang telah
terbentuk mulai berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan
berlangsung pesat dan berkembang fungsi organ-organ tubuh.
b. Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri ke
kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ tubuh
berfungsi sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa 7 hari

5
pertama (neonatal dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus, karena angka
kematia pada masa bayi ini tinggi,
c. Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun
kecepatan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi yang berlangsung,
terutama sistem saraf.
d. Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung
stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah serta keterampilan dan proses fikir
meningkat.
e. Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa
remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari
masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan, tinggi
badan dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-
tanda seks sekunder.
Tabel: Tumbuh Kembang utama pada masa anak dan remaja

Tahap/Umur Tumbuh Kembang Utama

Masa prenatal (dari • Pembentukan struktur tubuh asar dan organ-organ


konsepsi sampai • Pertumbuhan fisik tercepat dalam rentang
lahir)
kehidupan anak
• Sangat peka terhadap lingkungan

Masa bayi dan masa • Bayi baru lahir masih tergantung pada orang lain
anak dini (lahir (dependent), tetapi mempunyai kompetensi (competent)
sampai umur 3
• Semua pancaindera berfungsi pada waktu lahir
tahun)
• Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
berlangsung cepat
• Mempunyai kemampuan belajar dan mengingat,
bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan
• Kelekatan terhadap orangtua atau benda lainnya
sampai akhir tahun pertama
• Kesadaran diri (self-awareness) berkembang
dalam tahun kedua
• Komperhensi dan bahasa berkembang pesat
• Rasa tertarik terhadap anak lain meningkat.

Masa prasekolah • Keluarga masih merupakan fokus dalam hidupnya,


6
(3-6 hahun) walaupun anak lain menjadi lebih penting
• Ketermpilan motorik kasar dan halus serta kekuatan
meningkat
• Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan merawat
diri meningkat.
• Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi lebih
berkembang.
• Imaturitas kognitig mengakibatkan pandangan yang
tidak logis terhadap dunia sekitar
• Prilaku pada umumnya masih egosentris, tetapi
pengertian terhadap pandangan orang lain mulai tumbuh.

Masa praremaja • Teman sebaya sangat penting

(6-12 tahun) • Anak mulai berfikir logis, meskipun


masih konkrit operasional
• Egoisentris berkurang
• Memori dan kemampuan berbahasa meningkat
• Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah formal
• Konsep diri tubuh yang mempengaruhi harga dirinya
• Pertumbuhan fisik lambat
• Kekuatan dan kemampun atletik meningkat

Masa remaja • Perubahan fisik cepat dan jelas


(12sampai sekitar • maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai dewasa
20 tahun) • teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan dan
konsep dirinya
• kemampuan berfikir absrak dan menggunakan alasan
yang bersifat ilmiah dan sudah berkembang
• sifat egoisentris menetap pada beberapa perilaku
• hubungan dengan orang tua pada umumnya baik.

7
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) tahap perkembangan anak menurut umur
sebagai berikut:

1) umur 0-3 bulan


 mengangkat kepala setinggi 45⁰
 menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
 melihat dan menatap wajah anda
 mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
 suka tertawa keras
 bereaksi terkejut terhadap suara keras
 bereaksi tersenyum ketika adiajak bicara atau tersenyum
 mengenal ibu dengan pengelihatan, penciuman,pendengaran, kontak.
2) umur 3-6 bulan
 berbalik dari telungkup ke terlentang
 mengangkat kepala setinggi 90⁰
 mempertahankan posisi kepala tatap tegak dan stabil
 menggenggam pensil
 meraih benda yang ada dalam jangkauannya memegang tangannya sendiri
 berusaha memperluas pandangan
 mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
 mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
 tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri
3) umur 6-9 bulan
 duduk (sikap tripoid-sendiri)
 belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
 merangakak meraih mainan atau mendekati seseorang
 memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya
 memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda pada saat bersamaan
 memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
 bersuara tanpa arti, mamama, dadada, tatata
 mencari mainan atau benda yang dijatuhkan
 bermain tapuk tangan atau ciluk ba
 bergembira dengan melempar benda
 makan kue sendiri
4) umur 9-12 bulan
 mengangkat benda keposisi berdiri
8
 belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
 dapat berajalan dengan dituntun
 mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diingikan
 menggenggam erat pensil
 memasukkan benda ke mulut
 mengulang menirukan bunyi ynag didengar
 menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
 mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
 bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
 senang diajak main “ciluk ba”
 mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum dikenal
5) umur 12-18 bulan
 berdiri sendiri tanpa berpegangan
 membungkuk memungut permainan kemudian berdiri Kembali
 berjalan mundur 5 langkah
 memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan kata “mama”
 menumpuk 2 kubus
 memasukkan kubus di kotak
 menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
 memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
6) umur 18-24 bulan
 berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
 berjalan tanpa terhuyung-huyung
 bertepuk tangan, melambai-lambai
 menumpuk 4 buah kubus
 memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 menggelindingkan bola kearah sasaran
 menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
 membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
 memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
7) umur 24-36 bulan
 jalan naik tangga sendiri
 dapat bermain dan menendang bola kecil
 coret-coret pensil pada kertas

9
 baca dengan baik menggunakan 2 kata
 dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
 melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
 membantu memungut mainan sendiri atau mengangkat piring jika diminta
 melepaskan pakaian sendiri
8) umur 36-48 bulan
 berdiri 1 kaki 2 detik
 melompat kedua kaki diangkat
 menggayuh sepeda roda tiga
 menggambar garis lurus
 menumpuk 8 kubus
 mengenal 2-4 warna
 menyebut nama umur dan tempat
 mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan
 mendengarkan cerita
 mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
 bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
 mengenakan sepatu sendiri
 mengenakan celana panjang, kemeja, baju
9) umur 48-60 bulan
 berdiri satu kaki 6 detik
 melompat-lompat satu kaki
 menari
 menggambar tanda silang
 menggambar lingkaran
 menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
 mengancing baju atau pakaian boneka
 menyebut nama lengkap tanpa dibantu
 senang bertanya tentang sesuatu
 menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
 bicaranya mudah dimengerti
 bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
 menyebut angka dan menghitung jari
 menyebut nama-nam hari
 berpakaian sendiri tanpa bantuan

10
 bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu
10) umur 60-72 bulan
 berjalan lurus
 berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
 menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
 menangkap bola kecil dengan kedua tangan
 menggambar segi empat
 mengerti arti lawan kata
 mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
 menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
 mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
 mengenal warna-warni
 mengungkapkan simpati
 mengikuti aturan permainan
 berpakaian sendiri tanpa dibantu

B. Kebutuhan Dasar Anak


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar (Titi 1993) dalam Soetjiningsih (2016):
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan terpenting), perawatan
kesehatan dasar (antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak
yang teratur, pengobatan kalau sakit), papan/pemukiman yang layak, kebersihan
perorangan, sanitasi lingkungan, sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-
lain.
2. Kebutuhan emosi/ kasih sayang (ASIH)
Pada tahun pertama kehidupan, hubungan penuh kasih sayang, erat, mesra, dan
selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental, maupun spikososial. Peran dan
kehadiran ibu/pengasuh sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman
bagi bayi.hubungan ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/tatap mata) dan
psikis sedini mungkin, misal dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah
lahir (inisiasi dini), peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjaga
keharmonisan keluarga juga merupakan media yang bagus untuk tumbuh kembang
anak. Kekurangan kesih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan
11
mempunyai dampak yang negative pada tumbuh kembang anak secara fisik, mental
sosial, emosi, yang disebut syndrome depriviasi maternal.Kasih sayang dari
orangtuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar
(basic trust).
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini merangsang mental spikososial;
kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-
etika, prokduktivitas, dan sebagainya.

C. Faktor- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang


1. Faktor genetic
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang
terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan. Pertumbuhan ditandai dengan intensitas kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang. Faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Faktor
lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi
genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetik,
sedangkan potensi yang tidak baik akan menghambatnya. Faktor lingkungan secara
garis besar dibagi menjadi:
2. Faktor lingkungan prenatal
Berhubungan dengan berbagai cirri pertumbuhan janin selama dalam kandungan
dan msalah-masalah yang mungkin dapat terjadi, maka masa prenatal dibagi:
a. Masa embrionik/masa mudigah: sampai 8/12 minggu
b. Masa fetal/masa janin: 12 sampai dengan 40 minggu
 Periode praviabel: sebelum 24/26 minggu
 Periode viabel: dari 27/28 sampai dengan 40 minggu

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

a. Gizi ibu pada waktu hamil

12
Kenaikan berat badan wanita selama kehamilan harus mencapai sekitar 10-12
kg agar tidak terjadi BBLR.Untuk mencapai itu ibu hamil dianjurkan untuk
meningkatkan kalori yang dimakan dengan menambah 300 kkal/hari atau
sekitar satu porsi makan lebih banyak dari pada sebelum hamil.Suplemen zat
besi juga harus diberikan pada ibu hamil untuk mencegah anemia pada ibu,
yang berdampak negatif pada janin, seperti BBLR dan anemia pada bayi.
b. Obat-obatan, toksin, atau zat kimia
Pengaruh obat yang diberikan kepada ibu hamil terhadap janin sangat
tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, serta waktu dan lamanya
pemberian. Bila pada kehamilan trimester I (masa organogenesis) ibu minum
obat teratogenik, akan terjadi keguguran atau cacat bawaan. Beberapa obat
mempunyai efek sinergistik dengan obat lainnya mungkin akan mempunyai
efek teratogenik. Obat tertentu diberikan pada beberapa minggu terakhir
kehamilan atau pada waktu persalinan dapat mengetahui fungsi organ/sistem
enzim tertentu pada bayi baru lahir.
c. Endokrin
Bayi dari ibu penderita diabetes militus dapat menderita organomegali, berat
lahir di atas 4000 gram, hipertrofi dan hiperplasia sel beta parenkes janin, dan
gangguan metabolik pada neonatus. Diabetes yang tidak dipantau dengan
seksama sering menyebabkan janin mati dalam kandungan bahkan cacat
bawaan.
Demikian pula, angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada ibu yang
mendapat terapi hormon, pada ibu yang waktu hamil usianya lebih dari 35
tahun, dan pada kelainan hormon tiroid.
d. Mekanis
Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat mengakibatkan
cacat bawaan, misal kelainan talipes, mikrognatia, dan lainnya. Kesalahan
implementasi ovum dapat mengakibatkan gangguan nutrisi sehingga terjadi
retardasi pertumbuhan janin.
e. Penyakit pada ibu
 Infeksi
Hampir semua infeksi berat yang diderita ibu pada waktu hamil dapat
mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa
mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan infeksi pada janin, gangguan
pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.

13
 Bukan infeksi
Pada ibu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, mungkin terjadi
retardasi pertumbuhan intrauteri dan lahir mati. Pada ibu penderita
goiterendemik, bayinya bisa menderita hipotiroid kongenital. Fenilketouria
pada ibu hamil yang tidak diobati akan mengakibatkan keguguran, cacat
bawaan, cedera otak pada janin yang tidak menderita fenilketonuria.
f. Radiasi
Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rd dapat menyebabkan
kematian janin. Sebaiknya, hindari penyinaran waktu hamil muda karena dapat
mengakibatkan malformasi janin, seperti mikrosefali, spina fibida, dan
retardasi janin.

g. Imunitas
Antagonisme rhesus dan ABO sering mengakibatkan hydrops foetalis, bayi
lahir yaitu mati. Pada umumnya, kematian terjadi setelah plasenta terbentuk,
yaitu pada trimester II kehamilan. Penatalaksanaannya adalah melahirkan bayi
sebelum waktunya untuk menjaga jangan sampai terjadi hydrops foetalis, atau
melakukan tranfusi sel darah merah dan Rh negatif intraperioneal, agar janin
dapat tumuh sempurna dan mempunyai kemungkinan hidup lebih besar.
h. Anoreksia
Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan pada plasenta dan tali pusat
dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini dapat terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit jantung, ginjal,
asma, diabetes militus. Ibu yang menderita toksemia pada waktu hamil akan
melahirkan bayi KMK, prematur, atau terjadi kematian intrauterin.
i. Stres
Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang
dikandungnya. Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar
dikehendaki.
3. Faktor Lingkungan Perinatal
a. Asfiksia
Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan ketika bayi tidak dapat bernafas secara
spontan, teratur, dan adekuat. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan
biokimiawi dalam darah bayi, yang dapat menyebabkan kematian atau
kerusakan permanen pada SSP, sehingga bayi bisa cacat seumur hidup.
14
Akibatnya, bayi-bayi ini mempunyai IQ rendah dan bahkan ada yang
menderita retardasi mental.
b. Trauma lahir
Beberapa faktor resiko tinggi terjadinya trauma lahir antara lain adalah
primigravida, letak janin abnormal, penilaian feto-pelvik yang meragukan, dan
oligohidramnion. Demikian pula dengan jenis prsalinan akan turut menentukan
berat ringannya trauma pasca lahir.
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi bila kadar mukosa darah kurang dari 20 mg% pada BBLR
30 mg% pada bayi cukup bulan.keadaan ini dapat disertai dengan oleh gejala
klinik dan, bila tidak diobati dengan segera, dapat menyebabkan kematian atau
kerusakan berat pada otak. Kadar glukosa setiap bayi beresiko tinggi yang baru
lahir harus dimonitor.

d. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah
melewati sawar otak, sehingga bisa terjadi kern ikterus atau esenfalopati
bilarialis yang bisa menyebabkan atetosis yang disertai dengan gangguan
pendengaran dan retardasi mental di kemudian hari. Bayi berat lahir rendah
(BBLR = berat badan kurang dari 2500 gram)
BBLR tergolong bayi dengan resiko tinggi, karena angka kesakitan dan
kematiannya tinggi. Oleh sebab itu, pencegahan BBLR sangat penting, yaitu
pemeriksaan pranatal yang baik dan memperhatikan gizi ibu.
e. Infeksi
Bayi baru lahir, terutama BBLR, sangat peka terhadap infeksi. Infeksi pada
bayi baru lahir ini pada umumnya menyebabkan mortalitas yang tinggi,
sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan dititiberatkan pada cara kerja
aseptik, misalnya alat- alat minum, alat-alat resusitasi, alat pemberian oksigen
yang steril, perawatan tali pusat yang baik, dan kebiasaan mencuci tangan oleh
petugas di ruang perawatan bayi, baik sebelum maupun sesudah memeriksa
bayi. Ibu perlu diberi kesempatan untuk menyusui seawal mungkin (inisiasi
dini) dan rawat gabung sehingga morbiditas dan mortalitas perinatal dapat
diturunkan.
4. Faktor Lingkungan Pascanatal
a. Gizi anak
15
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Karena
anak sedang tumbuh, kebutuhannya akan makanan berbeda denganorang
dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi
pertumbuhan anak. Makanan berlebih juga tidak baik, karena akan
menyebabkan obesitas. Kedua-duanya ini dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas anak.
b. Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari para orangtua dengan cara
segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang
terdekat. Jangan sampai penyakit anak sudah menjadi parah, yang bisa
membahayakan jiwa anak.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan
anak yang biasanya sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan terganggu.
Pada umumnya anak, anak yang berpenyakit kronis disertai dengan gangguan
kejiwaan akibat stres yang berkepanjangan karena penyakitnya.
c. Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak penting untuk mengurangi morbilitasi dan
mortalitas terhadap penyakit=penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi,
misalnya penyakit TBC (imunisasi BCG), rotavirus, diphteria, tetanus, pertusis,
polio, campak, hepatitis B, MMR, HIB, Influenza, demam tifoid, hepatitis A,
cacar air, IPD (invasive pneumococal disease), dan HPV (human papilloma
virus). Dengan dilaksanakannya imunisasi yang lengkap, kita harapkan dapat
dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menyebabkan cacat dan kematian.
d. Perumahan
Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi pembangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan penghininya.
Misalnya rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak
sesak dan cukup leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas polusi akan
menjamin tumbuh kembang anak
e. Sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kesersihan lingkungan,
memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan
perorangan yng kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran
pencernaan (diare, cacing, dan lainya). Sementara itu kebersihan lingkungan
erat hubungan dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan serta

16
penyakit akibat nyamuk sebagai vektornya (seperti malaria dan demam
berdarah). Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus
ditunjukkan untuk membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang
anak, sehingga menciptakan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak dalam
menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksporasi lingkungan.
f. Stimulasi
Perkembangan memerlukan suatu rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi anak dan
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap kegiatan anak. Peran
orang tua dalam kegiatan bermain anak sangat penting sehingga anak akan
mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
Stimulasi adalah salah satu perangsangan yang datang dari lingkungan luar
anak. Stimulasi merupakan hal-hal yang sangat penting untuk tumbuh kembang
anak. Anak yang mandapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat dan bermanfaat bagi
perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi sensori seperti stimulasi visual,
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang penting pada awal
perkembangan anak, misalnya dengan mengajak anak bercakap- cakap,
membelai, mencium, bermain dan sebagainya.
Morley (1986) mengatakan bahwa perioritas untuk anak adalah makanan,
kesehatan dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat, dan
kesehatan yang terpelihara memang penting, tetapi perkembangan intelektual
jug perlu. Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga
perkembangan intelektualnya opti. Untuk perkembangan motorik serta
pertumbuhan otot-otot tubuh, diperlukan stimulasi yang terarah dengan
bermain, latihan- latihan, atau olaraga yang teratur, anak perlu diperkenalkan
olahraga sedini mungkin, karena olahraga tidak hanya membentuk fisik anak,
tetapi juga membentuk mentalnya. Olahraga yang baik bagi anak harus juga
memiliki nilai bermain. Olaraga untuk balita antara lain adalah
melempar/menangkap bola, melompat/main tali, main “dengkleng/engklek”
(bermain dengan menggunakan satu kaki untuk berjalan), naik sepeda roda
tiga. Harus dijaga kemungkinan terjadi cedera pada saat bermain/melakukan
aktivitas.

17
verbal, auditif, taktil, dan ras (taste) dapat mengoptimalkan perkembangan
anak. Keluarga berencana
Dengan keluarga berencana (KB), sebuah keluarga dapat merencana kapan
mulai punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak
antara anak satu dengan anak lainnya, dan kapan berhenti tidak hamil lagi. Pada
masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin muda, pasangan suami-istri
dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai paling sedikit ibu berumur 18
tahun. Karena, kehamilan pada umur kurang dari 18 tahun sering melahirkan
BBLR dengan angka kematian tinggi. Disamping itu, resiko terhadap ibunya
juga tinggi. Demikian pula, perlu dianjurkan ibu tidak hamil sesudah usia 35
tahun, karena resiko terhadap bayi maupun ibunya meningkat.
g. Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh
kembang anak. Interaksi orangtua-anak merupakan suatu proses majemuk yang
dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orangtua, sifat bawaan anak,
kelahiran anak yang lain, tingkah laku setiap anggota keluarga, interaksi antar
anggota keluarga, dan pengaruh luar. Beberapa faktor yang memiliki dampak
negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan yang tidak
harmonis, penyakit menahun yang diderita salah satu anggota keluarga, dan
gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga.

18
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA USIA 36 BULAN

DI POSYANDU BINA SEJAHTERA

DESA PADANG PENGRAPAT

Tanggal :11 Juni 2021 Jam: 08.30

A. Data Subjektif
a. Identitas bayi
Nama : By. F
Anak ke :1
Tanggal Lahir : 11 Desember 2017
Jeniskelamin : Laki – Laki
Umur : 31 Bulan

Identitas orang tua

Mama Ibu / ayah : Ny. M/ Tn S


Umur : 28 thn / 30 thn
Agama : islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Padang Pengrapat Blok.A

b. Alasan kunjungan / keluhan utama: ibu ingin memeriksakan


tumbuh kembang anaknya dalam keadaan normal atau tidak.
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
1. Prenatal
2. Keluhan saat hamil TM 1: mual muntah, nafsu makan
menurun, TM II dan TM III tidak ada keluhan pemeriksaan

19
hamil 10 kali dipuskesmas dan ibu mendapatkan imunisasi
TT lengkap, selama hamil ibu mengatakan tidak
mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, minum
alcohol dan minum jamu.
3. Natal
Bayi lahir normal JK Laki – Laki, Lahir tanggal 11
Desember 2017, BB 3000 g, PB: 50 cm LK: 35 cm Apgar
score 8/9, bayi ditolong oleh bidan di Puskesmas rawat inap
4. Postnatal
Bayi lahir sehat minum ASI (Air susu Ibu)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga bayi (ayah maupun ibu) tidak ada yang
mempunyai penyakit menurun, penyakit menahun dan menular
(seperti DM, HT, Jantung, asma, TBC, Hepatitis dll)
e. Riwayat imunisasi bayi
• Imunisasi HB0 pada tanggal 11 Desember 2017
• Imunisasi BCG dan polio 1 pada 11 Januari 2017
• Imunisasi DPT 1 dan Polio 2 pada tanggal 14 Februari
2017
• Imunisasi DPT 2 dan Polio 3 pada tanggal 14 Maret 2017
• Imunisasi DPT 3 dan Polio 4 pada tanggal 16 April 2017
• Imunisasi Campak pada tanggal 17 September 2017
• Imunisasi DPT booster pada tanggal 11 September 2018
• Imunisasi Campak booster pada tanggal 11 Maret 2019
f. Kebutuhan dasar
1. Makan : Anak diberi susu formula dan makan
seperti (nasi,sayur,ikan, telur,tempe dan buah)
2. Pola tidur : tidur siang ±2-3 jam / hari dan malam 8-11
jam dari jam 20.00-06.00 Wita
3. Mandi : 2 kali sehari
4. Eliminasi : BAK ± 7-10 x/hr, BAB ± 1-2 x/hari

20
5. Kebersihan : ganti celana jika basah/ hari (setelah
mandi) atau bila terkena kotoron.
g. Data social,spiritual dan Ekonomi
• Hubungan orang tua dan anak baik
• Ibu mengangap kelahiran anaknya anugerah
• Ibu berharap anaknya tumbuh sehat
• Kebutuhan sehari hari terpenuhi oleh suami dan istri
B. Data objektif
a. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV : RR: 40 x.menit, Suhu 36,5°c
4. BB : 11 kg
5. PB : 80 cm
6. Lingkar Kepala : 48 cm
7. Lingkar Dada : 46 cm
8. Lingkar Lengan : 17 cm
9. Lingkar Perut : 42 cm
10. Kepala :rambut tampak hitam, bersih tidak
ada benjolan dan tidak ada lesi,mata simetris kiri dan
kanan,konjungtiva merah muda dan sclera putih,selama
pemeriksaan anak menatap kontak mata dengan pemeriksa
dan anak tertarik memperhatikan anak lain,hidung tidak ada
benjolan dan tidak ada secret,telinga simetris kiri dan
kanan,lipatan Nampak jelas,tidak ada serumen,
dalampemeriksaan anak dapat menutup mulut menggunakan
biku atau kertas,seperti “pegang mata dan pegang kaki”
Anak dapat melakukan tanpa melihat gerakan mulut seperti
berikan boneka itu pada saya,letakkan letakkan kubus itu
diatas meja atau kursi. Mulut tampak besrih dan
lembab,tidak ada gigi brlubang,jumlah gigi kurang lebih 20

21
reflek menelan baik.Dalam pemeriksaan anak dapat
menggunakan kata seperti minta minum,terima kasih dan
minta gendong dan anak adapat menyebutkan gamba yang
diperlihatkan.
11. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis.
12. Dada dan Perut : Gerakan dada dan perut sesuai dengan Pola
nafas
13. Genetalia dan anus : Genetalia + anak sudah BAB dan
BAK Normal (tidak ada hernia)
14. Ekstramitas : simetris kiri dan kanan,jumlah jari-jari
lengkap dan tidak terdapat fraktur dan kelainan
C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL
 Diagnosa : Anak umur 36 Bulan sesuai masa pertumbuhan
 DS : Ibu datang dengan anaknya yang berumur 36 bulan
dan melakukan pemeriksaan tumbuh kembang
 DO : Keadaan umum baik,kesadaran
composmentis,pemeriksaa TTV : nadi 100x/I,pernafasan 45x/I
suhu: 36.5 c
 Analisa dan intrepretasi data
Dari anamnesa ibu mengatakan ingin memeriksakkan tumbuh
kembang anaknya.

D. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung adanya diagnose masalah
potensial

E. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak adanya data yang mendukung adanya tindakan segers atau
kolaborasi

22
F. RENCANA TINDAKAN/INTERVENSI
1. Tujuan: Tes SDIDTK untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Kriteria: SDIDTK telah dilakukan dan tidak ada kelainan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Keadaan umum baik,kesadaran composmentis,pemeriksaa
TTV : nadi 100x/I,pernafasan 45x/I suhu: 36.5 c
4. Rencana Tindakan
Lakukan pendekatan pada anak dan keluarga agar dapat di
lakukan tes tumbuh kembang dengain baik Rasional: agar
test yang di lakukan dapat berjalan dengan baik
 Berikan penjelasan mengenai tes tumbuh kembang yang di
lakukan
Rasional: test tumbuh kembang di lakukan agar dapat
meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan
anak,sehingga kelainan yang bersifat permanen dapat di
cegah
 Lakukan test KPSP dan CHAT
Rasional: agar dapat mengetahui sejauh mana
pertumbuhan dan perkembangan pada anak di usianya
yang sekarang
 Beritahu pada ibu atau keluarga untuk kembali
memeriksakan tumbuh kembang anaknya
Rasional: agar ibu tidak lupa kapan harus datang kembali
memeriksakan tumbuh kembang anaknya
G. IMPLEMENTASI
Tanggal 11 Juni 2021
 Pukul 09.20 WITA : Melakukan pendekatan pada anak
dan keluarga agar dapat melakukan tes tumbuh kembang
dengan baik

23
 Pukul 09.23 WITA : Berikan penjelasan mengenai test
tumbuh kembang yang dilakukan (Ibu mengerti tentang
penjelasan yang diberikan)
 Pukul 09.27 WITA : Melakukan test KPSP dannCHAT
(hasil test KPSP dan Chat sesuai dengan tumbuh kembang di
usianya sekarang)
 Pukul 09.30 WITA : Memberitahu pada ibu dan keluarga
untuk kembali lagi mengecek tumbuh kembang anaknya pada
usia 48 bulan (ibu mengerti dan akan datang kembali pada
tanggal yang di tentukan)
H. EVALUASI
Tanggal 07 Juli 2021
Keadaan umum baik. Kesadaran composmentis, Pemeriksaa TTV :
nadi 100x/I, pernafasan 45x/I, suhu: 36.5°c. Berat Badan 11 Kg,
PB 80 cm, Lingkar Kepala 48 cm, Lingkar Dada 46 cm, Lingkar
Lengan 17 cm,Lingkar Perut 42 cm.Ibu datang ke posyandu untuk
melakukan test tumbuh kembang pada anaknya dan tidak ada
kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan
anaknya,mengingatkan ibu untuk menimbang berat badan anaknya
sebulan sekali.

24
BAB IV

DOKUMENTASI KEBIDANAN

Tanggal : 11 Juni 2021 Jam : 09.00 WITA

A. Subjektif :
1. By. F anak pertama
2. Ibu by.F datang ingin melakukan penilaian tumbuh kembang pada anaknya
3. By.F dalam keadaan sehat
4. By. F berumur 36 Bulan

B. Objektif:
Keadaan umum baik,kesadaran composmentis,pemeriksaa TTV : nadi 100x/I,
pernafasan 45x/I suhu: 36.5°c. Berat Badan 11 Kg, PB 80 cm, Lingkar Kepala 48 cm,
Lingkar Dada 46 cm, Lingkar Lengan 17 cm, Lingkar Perut 42 cm.

C. Assesment:
Balita umur 36 Bulan sesuai masa pertumbuhan.

D. Penatalaksanaan:
Tanggal 07 Juli 2021
1. Pukul 09.20 WITA : Melakukan pendekatan pada anak dan keluarga agar dapat
melakukan tes tumbuh kembang dengan baik
Evaluasi : Ibu bersedia melakuakn penilaian tumbuh kembang)
2. Pukul 09.23 WITA : Berikan penjelasan mengenai test tumbuh kembang yang
dilakukan
Evaluasi : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
3. Pukul 09.27 WITA : Melakukan test KPSP dan CHAT (hasil test KPSP dan Chat
sesuai dengan tumbuh kembang di usianya sekarang)
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham akn hasil dari penilaian yang telah
dilakukan

25
4. Pukul 09.30 WITA : Memberitahu pada ibu dan keluarga untuk kembali lagi
mengecek tumbuh kembang anaknya pada usia 48 Bulan
Evaluasi : (ibu mengerti dan akan datang kembali pada tanggal yang di
tentukan)

26
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tumbuh (growth) adalah perubahan fisik yang dapat diukur. Kembang
(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks. Masa balita seringkali disebut sebagai periode emas. Pada periode usia 0-
5 tahun, terjadi peningkatan pesat pada pertumbuhan dan perkembangan balita.
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi,
biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa.
Tumbuh dan kembang anak tidak hanya mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak
masa bayi hingga remaja, tapi juga perubahan emosi, kepribadian, perilaku,
pemikiran, dan bicara. Perkembangan anak sejalan dengan pemahaman dan interaksi
mereka terhadap dunia di sekitarnya. Keterampilan seperti tersenyum, merangkak,
atau berjalan untuk pertama kalinya disebut sebagai tonggak tumbuh kembang anak
atau developmental milestones. Orang tua perlu mencatat dan memahami tonggak ini
untuk memastikan perkembangan anak yang optimal.

B. SARAN
Dari penjelasan diatas sangat bermanfaat bagi kita semua bisa menambah ilmu
wawasan dan pengetahuan mahasiswa dan dengan mengerti tentang Tumbuh
kembang Balita dan pendokumentasian pada Bayi dengan tumbuh kembang yang
sehat kita semua sebagai tenaga kesahatan khusus nya bidan bisa lebih mengetahui
berbagai macam tumbuh kembang pada masing-masing usia anak, agar dapat
mengukur, apakah anak tersebut sesuai dengan pertumbuhannya.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://herminahospitals.com/id/articles/5-tahapan-optimalkan-tumbuh-kembang-anak.html

https://herminahospitals.com/id/articles/5-tahapan-optimalkan-tumbuh-kembang-anak.html

https://www.scribd.com/doc/48197728/Asuhan-Kebidanan-Pada-Tumbuh-Kembang-Balita

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/969/10/BAB%20III.pdf

http://repository.mitrahusada.ac.id/items/show/848

28
29
30

Anda mungkin juga menyukai