Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA BAYI


DENGAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG DAN IMUNISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan


Fisiologi Holistik pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah (BD 7006)

Oleh :

KADEK INDAH VERENT DWI LESTARI


P07124522013

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

“PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA BAYI


DENGAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG DAN IMUNISASI”

Oleh:
KADEK INDAH VERENT DWI LESTARI
P07124522013

Menyetujui

Pembimbing Akademik
(Mina Yumei Santi, S.ST., M.Kes) (…………………………….)
NIP.
Pembimbing Klinik

( ) (…………………………….)
NIP.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, S.ST., M.Keb


NIP. 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan
komprehensif ini. Penulisan Laporan Pendahuluan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Profesi Bidan pada program studi
Pendidikan Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
laporan pendahuluan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Joko Susilo, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan praktik,
2. Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan
praktik,
3. Hesty Widyasih, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
yang telah mendukung dalam seluruh proses praktik
4. Ibu Mina Yumei Santi, S.ST., M.Kes selaku pembimbing akademik.
5. Tri Rahayu S, S.Tr.Keb.Bdn, selaku pembimbing Klinik

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu sangat diharapkan
masukan dari pembaca baik berupa kritik maupun saran. Semoga laporan ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu khususnya ilmu kebidanan.

Yogyakarta, 21 Agustus 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
TINJAUAN PSUTAKA.........................................................................................1
A. Pertumbuhan dan Perkembangan............................................................1
B. Imunisasi......................................................................................................6
C. Pelayanan Kesehatan..................................................................................7
BAB II...................................................................................................................10
PEMBAHASAN...................................................................................................10
A. Pengkajian.................................................................................................10
B. Analisa........................................................................................................13
C. Penatalaksanaan........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
2

BAB I
TINJAUAN PSUTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Definisi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat.
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,
yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ,
maupun individu. Sebagai contoh, anak bertambah besar bukan saja
secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh
dan otak. Otak anak semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk
belajar lebih besar, mengingat, dan mempergunakan akalnya semakin
meningkat. Anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.5
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat.6
Perkembangan diartikan sebagai perubahan bentuk yang dimulai saat
konsepsi dan terus berlanjut sepanjang satu masa kehidupan.
Perkembangan berkaitan dengan bertambahnya struktur fungsi tubuh
yang meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian5
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.6
2. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

2
3

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, mempunyai


beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri -ciri tersebut
adalahsebaga berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan dan
pertumbuhan berjalan secara bersamaan, setiap pertumbuhan
disertai dengan perkembangan
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan
perkembangan selanjutnya
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Anak yang sehat,
bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta
kepandaiannya. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat maka
perkembanganpun demikian terjadi peningkatan baik memori, daya
nalar dan lain-lain.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi
organ tubuh, terjadi menurut dua hokum yang tetap yaitu sebagai
berikut :
1) Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian
menuju kearah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap
perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Misalnya anak mampu membuat lingkaran dulu sebelum
mampu membuat kotak.
3. Tahap pertumbuhan dan perkembangan
Tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling memerlukan
perhatian dan menentukan kualitas seorang dimasa mendatang adalah
masa anak, karena pada masa ini merupakan masa pertumbuhan dan

3
4

perkembangan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan


perkembangan anak selanjutnya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak sudah dimulai sejak
dalam kandungan sampai usia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan
pengertian anak menurut WHO yaitu sejak terjadinya konsepsi sampai
usia 18 tahun. Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan
pada masa anak. Menurut pedoman SDIDTK Depkes (2012) tahapan
tersebut sebagai berikut :
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Anak
a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak
1) Ras/etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa
Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.6
2) Keluarga. Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.6
3) Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa
prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.6
4) Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah
melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan
lebih cepat.6
5) Genetik. Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak
yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.6
6) Kelainan kromosom. Kelainan kromosom umumnya disertai
dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s
dan sindroma Turner’s.6
b. Faktor luar (eksternal)
1) Faktor prenatal

4
5

a) Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir


kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.6
b) Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan
kelainan kongenital seperti club foot.6 Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid
dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti
palatoskisis.6Endokrin Diabetes melitus dapat
menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia
adrenal.6Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat
mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali,
spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.6Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes
simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin :
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan
kelainan jantung kongenital.6
c) Kelainan imunologi Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar
perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga
ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah
janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang
akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.6
d) Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh
gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.6Psikologi ibu Kehamilan yang tidak diinginkan,
perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-
lain.6
2) Faktor persalinan

5
6

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,


asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.6
3) Faktor pascasalin
a) Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat
makanan yang adekuat.6 Penyakit kronis/ kelainan
kongenital Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.6
Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering disebut
melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri,
rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif
terhadap pertumbuhan anak.6
b) Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya.
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya
atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.6
Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit
hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuhan.
c) Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.6
d) Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan,
interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak
e) Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan/
stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan
alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak.6

6
7

f) Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan


menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.6

5. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau


a. Perkembangan kognitif
Jean Piget membagi perkembangan kognitif menjadi empat yaitu,
tahap sensorigerak (0-24 bulan) dimana anak memahami dunianya
melalui gerak dan inderanya; tahap praoperasional (2-7 tahun)
dimana anak mulai memiliki kecakapan gerak, proses berpikir
anak berkembang meskipun masih dianggap jauh dari logis; tahap
operasional (7-11 tahun) dimana anak mulai berpikir secara logis
tentang kejadian-kejadian konkret; dan tahap operasional formal
(11 tahun ke atas), dalam tahapan ini kemampuan penalaran
abstrak dan imajinasi pada anak telah berkembang.5
b. Perkembangan gerak
Perkembangan gerak terjadi secara sefalokaudal dan
proksmodistal. Pergerakan pertama dimulai dari kepala, kemudian
bahu, badan, dan pinggul. Perkembangan gerak dibagi menjadi
dua yaitu gerak kasar dan gerak halus. Perkembangan gerak kasar
merupakan aspek yang berhubungan dengan perkembangan
lokomosi (gerak) dan postur (posisi tubuh). Keterampilan gerak
halus adalah koordinasi halus pada otot-otot kecil, karena otot-otot
kecil ini memainkan suatu peran utama untuk koordinasi halus. 5
c. Perkembangan social kemandiarian
Sosial kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi, berinteraksi dengan
lingkungan. Perkembangan personal meliputi berbagai
kemampuan yang dikelompokkan sebagai kebiasaan, kepribadian,

7
8

watak, dan emosi. Semuanya mengalami perubahan dan


perkembangannya. Perkembangan sosial adalah perkembangan
kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan
lingkungannya. 5
d. Perkembangan Bahasa
Harus dibedakan antara bicara dan bahasa. Terdapat bebagai
tahapan anak bicara, mulai dari reflective vocalization sampai
dengan true speech. Agar anak lancar berbicara diperlukan
persiapan fisik, maturitas mental, model yang baik untuk ditiru,
kesempatan berpraktik, motivasi, dan bimbingan. 5
6. Tes menggunakan KPSP
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan atau disebut KPSP
merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada
para orangtua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan balita usia 3 bulan sampai
dengan 72 bulan. Bagi setiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan
untuk orang tua atau pengasuh anak. Untuk memudahkan, KPSP
dipakai untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.2
Tes perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP). Pertama, menentukan umur anak,
lalu memilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. Kemudian
menanyakan pertanyaan dalam formulir KPSP secara berurutan.
Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ”Ya” atau ”Tidak”.
Selanjutnya menginterpretasi hasil KPSP, dengan kategori:
1) Bila jumlah jawaban ”Ya” = 9 atau 10, berarti perkembangan
anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
2) Bila jawaban ”Ya” = 7 atau 8, berarti perkembangan anak
meragukan (M).
3) Bila jawaban ”Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).

8
9

4) Untuk jawaban “Tidak”, dirinci jumlah jawaban “Tidak”


menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).3
B. Imunisasi
1. Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak
diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit
tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum
tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya
untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.3
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,
masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah
diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi
toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
infeksi tertentu. 3
2. Jenis imunisasi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi
dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin
lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar
saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak.4
Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam
diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG
dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia
3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan

9
10

(DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan
diberikan (Campak atau MR).4
Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18
bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1
SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan
5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).4
a. HB
Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit
Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang
berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi
BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis.4
b. Polio
Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3
bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio
suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang
terbentuk semakin sempurna.4
c. DPT-HB-HIB
Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang
paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi
kuman Hib.4
d. MR
 Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak
sekaligus rubella. Rubella pada anak merupakan penyakit ringan,
namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal
kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang
dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan
gangguan jantung bawaan.4
3. Prosedur pelayanan Imunisasi3
a. Petugas mencuci tangan sebelum penyuntikan

10
11

b. Membersihkan kulit area penyuntikan dengan air matang, bila


kotor dengan alkohol 70%
c. Baca label dahulu untuk menghindari kekeliruan
d. Kocok dahulu vaksin, jika ada perubahan warna atau gumpalan
ganti vaksin yang baru
e. Tempat suntikan yang dianjurkan : pada bayi : di bagian paha
sebelah luar (anterolateral), pada anak di lengan kanan atasdi
daerah pertengahan musculus deltoideus.
f. Pasca imunisasi dilakukan observasi selama minimal 30 menit

11
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
No register :
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian
Jam : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang
lain dalam suatu ruangan.
Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama : nama bayi/ anak dan nama ibu serta ayah untuk mengenal,
memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina,
2000 :41)
b. Tanggal lahir bayi : untuk mengetahui umur bayi, sehingga dapat
membuat interpretasi data dan tindakan yang sesuai umur bayi.
c. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, untuk mengetahui
tingkat kedewasaan ibu.
d. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
e. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan
carapendekatan serta pemberian asuhan.
f. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dan ayah
sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
g. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / ayah dapat
mempengaruhi kesehatan klien / tidak.

10
h. Penghasilan: untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui
pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
i. Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah
untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk membawa bayi memeriksakan diri.
3. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan bayi yang dirasakan saat pengkajian.
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah bayi pernah dirawat di rumah sakit atau
tidak. Riwayat kesehatan ini dapat berpengaruh pada kesehatan bayi.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah bayi sedang menderita suatu penyakit.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
c. Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan
hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh
karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak
kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba,
2000:265)
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Ibu saat mengandung bayi
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu
apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan
adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi bayi.

10
8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan nutrisi bayi yang memengaruhi
keadaan gizi bayi.
b. Eliminasi
Untuk mengetahui bagaimana eliminasi bayi.
c. Istirahat
Untuk mengetahui bagaimana pola istirahat bayi.
d. Aktivitas
Untuk mengetahui bagaimana pola aktivitas bayi.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
b. Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
c. Panjang badan
d. Berat badan lahir
e. Berat badan sekarang
f. Lingkar lengan atas
g. Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi
b. Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan distribusi
merata
c. Wajah : ada tidaknya tanda kecacatan, bersih tidaknya
d. Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
e. Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis,
gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.

10
f. Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

10
g. Abdomen
1) Inspeksi : tidak ada kemerahan, perut normal, pusar kering

10

Anda mungkin juga menyukai