Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

NTERVENSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK ANTICIPATORY

QUIDENCE UNTUK MENCEGAH dan MENURUNKAN SIDS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Askeb Bayi Balita

DOSEN PENGAMPUH :Afiah S.ST,M.KM

Disusun Oleh:

Ririn Arianti 20152010

Marza Dilla 201501019

Nur Indah Natasya(Nim 20152010

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

BANGKINANG

Tahun Ajaran 2022/2023

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................1
C. Tujuan penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang anak........................................2
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan.................................................2
2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak............3
3. Penyimpangan atau Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Anak.....7
4. Ciri-Ciri dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak..................................11
5. Teori Perkembangan Anak.............................................................................13
B. Anticipatory Quidence untuk Mencegah dan Menurunkan SIDS...............17
1. Pengertian Anticipatory Quidence.................................................................17
2. Penyebab SIDS...............................................................................................17
3. Faktor Resiko SIDS........................................................................................18
4. Gejala SIDS & Pencegahan SIDS..................................................................19
BAB III PENUTUP...........................................................................................................20
Kesimpulan ............................................................................................................20
Saran.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis ucapkan, atas limpahan

rahmat dan karunia serta nikmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul :

“Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Anak Anticipatory Quidence Untuk Mencegah Dan

Menurunkan Sids ’’Shalawat berangkaian salam tak lupa disampaikan kepada Rasulullah SAW yang

mengarahkan pikiran manusia dari tingkat pemikiran manusia yang tidak memiliki pertimbangan

dalam berbuat kepada masa yang penuh tantangan.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai pada mata kuliah Askeb Bayi Balita.

Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua semua pihak yang yang telah

mendukung penulis terutama dosen pengampu Ibu Afiah S.ST,M.KM. selaku dosen pengampu

matakuliah Askeb Bayi Balita.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kelemahan dan

kekurangannya. Dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak, Aamiin.

Bangkinang , 6 Oktober 2022

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan adalah proses perubahan fisik dari suatu makhluk hidup baik ukuran, volume,

massa, dan tinggi. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. pertumbuhan adalah

proses perubahan fisik dari suatu makhluk hidup baik ukuran, volume, massa, dan tinggi.

Perkembangan anak dapat didefinisikan sebagai proses di mana Si Kecil mengalami

perubahan seiring berjalannya waktu. Bisa dikatakan, perkembangan mengacu pada urutan perubahan

fisik, bahasa, emosi, dan pemikiran, yang terjadi pada anak sejak lahir hingga awal masa dewasa.

Manusia tidaklah hidup secara permanen,melainkan terus berubah-ubah.Mulai dari

pembuahan,menjadi janin,bayi,lahir,dewasa,dan akhirnya mati.Saat bayi lahir,belum memiliki

kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus-menerus dengan

lingkungan sekitar,bayi akan lebih menyempurnakan diri,hingga bayi tersebut mangalami perubahan

fisik sampai menjadi lebih seimbang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Cara mencegah gangguan tumbuh kembang anak

2. Cara anticipatory quidence untuk mencegah dan menurunkan SIDS

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan maklah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui masalah tumbuh kembang anak

2. .Untuk mengetahui cara mencegah dan menurunkan SIDS

3. Untuk mengatasi masalah tumbuh kembang anak

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Pertumbuhan Pengembangan

Pertumbuhan adalah proses perubahan fisik anak baik ukuran, volume, massa, dan tinggi.

Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. pertumbuhan adalah proses perubahan

fisik dari suatu makhluk hidup baik ukuran, volume, massa, dan tinggi.

Perkembangan anak dapat didefinisikan sebagai proses di mana anak mengalami perubahan

seiring berjalannya waktu. Bisa dikatakan, perkembangan mengacu pada urutan perubahan fisik,

bahasa, emosi, dan pemikiran, yang terjadi pada anak sejak lahir hingga awal masa dewasa.

Manusia tidaklah hidup secara permanen,melainkan terus berubah-ubah.Mulai dari

pembuahan,menjadi janin,bayi,lahir,dewasa,dan akhirnya mati.Saat bayi lahir,belum memiliki

kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus-menerus dengan

lingkungan sekitar,bayi akan lebih menyempurnakan diri,hingga bayi tersebut mangalami perubahan

fisik sampai menjadi lebih seimbang.

Namun, perubahan yang dialami oleh setiap individu tidak selamanya di katakan sebagai

perkembangan.perubahan dalam arti perkembangan mempunyai maksud dan arti yang berbeda-beda

antara lain:

a. Perubahan yang berakar pada unsur biologis.perubahan ini bukan merupakan

Perkembangan,melainkan di artikan sebagai hasil dari seseorang dalam mencapai

keinginannya. Misal, seseorang terbiasa bernyanyi dan mengolah vokal akan lebih mahir

dibandingkan orang yang tidak terbiasa mengolah vokalnya.(Bjorklund & Bjorkund,

1992)

2
b. Perkembangan meliputi perubahan struktur maupun fungsi (fisik maupun fsikis).

(Bjorklund,1992; Abin Syamsuddin Makmun, 1996).

c. Perkembangan adalah bertambah sempurna nya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai

melalui tumbuh kematangan dan belajar (whalley dan wong, 2000)

d. Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana

menjadi kompleks dan meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik

(sujiningsih 1998).perubahan struktur umumnya merujuk pada perubahan fisik atau

wujud jasadnya,baik ukuran maupun bentuknya.

Perkembangan bersifat unik. Santrock & Yussen (1992) menyatakan" each of us develops in

certain ways like all other individual,like some other individual and like no other individual" yang

artinya masing-masing kita berkembang dalam cara-cara tertentu, seperti semua individu yang lain ,

seperti beberapa individu yang lain,dan seperti tidak ada individu yang lain.selain kesamaan

kesamaan dalam pola-pola perkembangan yang di alami oleh setiap individu, variasi individual dalam

perkembangan anak juga bisa terjadi juga suatu proses perubahan yang kompleks,dan melibatkan

unsur-unsur yang saling terpengaruh satu sama lain (Bjorklund & Bjorkund, 1992, Santrock &

Yussen" ,1992).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

a. Faktor heredital

Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis

kelamin (marlow, 1988 dalam Supartini 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak

dalam kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi

daripada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa

pra pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan

3
perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek

daripada orang Eropa atas suku Asmat dari irian berkulit hitam.

b. Faktor Lingkungan

1. Lingkungan pra-natal

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan

nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik gangguan

endokrin pada ibu (diabetes melitus), ibu yang mendapatkan terapi

sitostatika atau mengalami infeksi rubella, toxoplasmosis, sifilis dan

herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat

menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.

2. Lingkungan pos-natal

Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

setelah bayi lahir adalah:

1. Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam

menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan

perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan

seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral vitamin dan air.

Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka

dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan

nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan

anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan

4
dalam sel atau jaringan bahkan pada pembuluh darah. Penyebab

status nutrisi kurang pada anak:

a. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif

maupun kualitatif

b. Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang

c. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan

nutrisi

d. Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu

makan atau absorpsi makanan tidak adekuat.

2. Budaya lingkungan

Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi

bagian mana mereka dapat mempersepsikan dan memahami

kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil

dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk

makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan

untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan untuk

melahirkan didukung beranak daripada di tenaga kesehatan.

Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan

lingkungan budaya masyarakat setempat.

3. Status sosial dan ekonomi keluarga

Anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi tinggi untuk

pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan

dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang perekonomi sedang

5
atau kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua,

keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima

arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan

perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dan lain-lain

dibandingkan dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan

rendah.

4. Iklim atau cuaca

Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya

musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga

menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan

makanan, timbul penyakit menular dan penyakit kulit yang dapat

menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah

endemik misalnya endemik demam berdarah jika terjadi

perubahan cuaca wabah demam berdarah akan Meningkat.

3. Olahraga atau latihan fisik.

Manfaat olahraga atau latihan fisik yang teratur akan

meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai

oksigen ke seluruh tubuh meningkatkan aktivitas fisik dan

menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel,

4. Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau

anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut

diasuh dan dididik dalam keluarga.

6
5. Status kesehatan

Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak

dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan

perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam

kondisi sakit.

6. Faktor hormonal

Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam

mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan hormon tiroid dengan

menstimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi

menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk

memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen

selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks

baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran

hormonnya. Merupakan masa perkembangan selanjutnya melalui

proses belajar (gunarsa dalam hidayah, 2005)

3. Penyimpangan Atau Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak Meliputi gangguan

pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku.

1. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan diatas normal dan

gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS

7
(kartu menuju sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan

anak. Menurut soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak lebih dari 120%

kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik

berat badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita

penyakit kronis atau kelainan hormonal.

Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi

gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan

isi kepala termasuk otak dan cairan sereprospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal

dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megansefali, tumor otak ataupun

hanya merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal

dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan

variasi normal.

Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan

untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan penglihatan

yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan

refraksi, juling, nistakmus, ambliopia, buta warna, dan kebutuhan akibat katarak,neuritis

optik ,glaukoma dan lain sebagainya.(soetjiningsih,2003).

Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli

sensorineural. Menurut Hendarmin (2000), tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor

prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi

TORCH yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor pos natal yang sering

mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media.

2. Gangguan Perkembangan Motorik

8
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu

penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit

neuromuskular. Anak dengan cerebral palsy dapat mengalami keterbatasan perkembangan

motorik sebagai akibat sepastitisitas ,atheitosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum

tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan

motorik.

Penyakit neuromuscular seperti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan

dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik

selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga

dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak

mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby

walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.

4. Gangguan Perkembangan Bahasa

Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan anak.

Kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis,emosional, dan

perilaku (Widyastuti ,2008). Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan

berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia

rendah ,kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor

keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik

seperti bibir sumbing dan serepral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan

perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan dari orang tua agar

anak bisa jelas (soetejingsih,2003).

4. Gangguan Emosi dan Perilaku

9
Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang

terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak

dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruhi interaksi sosial dan

perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah

kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan

perkembangan persuasif pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi

sosial. Menurut Widyastuti (2008) autism adalah kelainan neurobiologis yang

menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan

terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh seperti berputar-

putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab.

5. Perawakan pendek

Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi

badan berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada

populasi tersebut menyebabkan dapat karena variasi normal, gangguan gizi kelainan

kromosom penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.

6. Sindrowm Down

Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan

mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21

yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor

seperti kelainan jantung bawaan ,hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan

lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk

menolong diri sendiri.

7. Gangguan autisme

10
Merupakan gangguan perkembangan pers pasif pada anak yang gejalanya muncul

sebelum anak berumur 3 tahun. Per pasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan

sehingga anggun tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara

mendalam gangguan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial

komunikasi ,dan perilaku.

8. Retardasi mental

Merupakan kondisi yang ditandai dengan intelegensia yang rendah (IQ <70) yang

menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan

masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

9. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)

Merupakan gangguan di mana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian

yang sering kali disertai dengan, hiperaktivitas.

4. Ciri-Ciri Dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri ciri

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan menimbulkan perubahan.Perkembangan terjadi bersamaan dengan

pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertaipertumbuhan otak dan

serabut saraf.

2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan

selanjutnya.Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan

sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki

11
dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu

perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan

perkembangan selanjutnya.

3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.Sebagaimana

pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbedabeda, baik dalam

pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada

masing-masing anak.

4. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.Pada saat pertumbuhan berlangsung

cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar,

asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi

badannya serta bertambah kepandaiannya.

5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi

menurut dua hukum yang tetap, yaitu:

a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah

kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).

b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu

berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan

gerak halus (pola proksimodistal).

6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.Tahap perkembangan seorang anak

mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahaptersebut tidak bisa terjadi

terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu

membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

12
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.Prinsip-

prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.Kematangan merupakan

proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang adapada individu.

Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak

memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki

anak.

2. Pola perkembangan dapat diramalkan.Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua

anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan

berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

5. Teori Perkembangan Anak

1. Perkembangan koognitif (Piaget)

a. Tahap sensori motor (0-2 tahun)

Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh

dan aktivitas motorik. Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dengan

merasa keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat, didengar, disentuh

dan lain-lain.

b. Tahap prauperasional(2-7 tahun)

Anak belum mampu mengoparisionalkan apa yang dipikirkan melalui

tindakan dalam pikiran anak perkembangan anak masih bersifat

egosentris. Pada masa ini pikiran bersifat transduktif menganggap

13
semuanya sama. Seperti semua pria di keluarga adalah Ayah maka

semua pria adalah ayah. Selain itu ada pikiran animisme, ya itu selalu

memperhatikan adanya benda mati. Seperti anak jatuh dan terbentur

batu, dia akan menyalakan batu tersebut dan memukulnya.

c. Tahap kongkret (7-11 tahun).

Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai

anggapan yang sama dengan orang lain ,sifat egosentrik sudah hilang,

karena anak sudah mengerti tentang keterbatasan diri sendiri. Ana

sudah mengenal konsep tentang waktu dan mengingat kejadian yang

lalu. Pemahaman belum mendalam dan akan berkembang di akhir usia

sekolah (masa remaja).

d. Tahap formal oparesional (>11 tahun)

Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan

tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka

dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikirannya yang

abstrak, teoritis dan filosofis. Pola berpikir logis membuat mereka

mampu berpikir tentang apa yang orang lain juga memikirkannya dan

berpikir untuk memecahkan masalah.

2. Perkembangan psikoseksual Anak(Freud)

a. Tahap oral (0-1 tahun )

Pada masa ini kepuasan dan kesenangan ,kenikmatan dapat melalui

dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara,

14
ketergantungan sangat tinggi ,dan selalu minta dilindungi untuk

mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini adalah

menyapih dan makanan.

b. Tahap anal(1-3 tahun)

Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja. Ana akan

menunjukkan keakuannya dan sikapnya sangat naristik yaitu cinta

terhadap dirinya sendiri dan sangat egosentrik, mulai mempelajari

struktur tubuhnya. Masalah pada saat ini adalah obesitas, introvert,

kurang pengendaliandiri, dan tidak rapi.

c. Tahap oedipal atau phalik (2-5 tahun)

Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu

meraba-raba, merasa kenikmatan dan beberapa daerah erogennya, suka

pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dan anak

perempuan cenderung suka pada ayahnya.

d. Tahap laten (5-12 tahun)

Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas

dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial seperti suka hubungan

dengan kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.

e. Tahap Genital( >12 tahun)

Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada

perasaan cinta matang terhadap lawan jenis.

15
3. Perkembangan psikososial(Erikson)

a. Tahap percaya tidak percaya (0-1 tahun)

Bayi sudah berbentuk rasa percaya kepada seorang baik orang tua maupun orang yang

mengasuh ataupun tenaga kesehatan yang merawatnya. Kegagalan pada tahap ini

apabila terjadi kesalahan dalam mengasuh atau merawat maka akan timbul rasa tidak

percaya.

b. Tahap kemandirian ,rasa malundan ragu (1-3 tahun)

Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti

kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan kebebasan

anak akan merasa malu.

c. Tahap inisiatif rasa bersalah (4-6 tahun)

Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam

aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa bersalah.

d. Tahap rajin dan rendah diri(6-12 tahun)

Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau presentasinya

sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila pada tahap

ini gagal anak akan rendah diri.

e. Tahap identitas dan kebingungan peran pada masa adolescence.

Anak mengalami perubahan diri, perubahan hormonal.

f. Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada masa dewasa.

Anak mencoba melakukan hubungan dengan teman sebaya atau kelompok masyarakat

dalam kehidupan sosial.

16
g. Tahap generasi dan penghentian terjadi pada dewasa pertengahan.

seorang ingin mencoba memperhatikan generasi berikutnya dalam kegiatan

aktivitasnya.

B. Anticipatory Quidence untuk Mencegah dan Menurunkan SIDS

1. Pengertian Anticipatory Quidence

Menurut t Amalia (2017) Anticipatory guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih

dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak

dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Manfaat :

Anticipatory guidance dapat dijadikan pedoman bagi orang tua dalam mendidik dan

mengasuh anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga anak dapat

melewati tahapan tumbuh kembang secara optimal (Susilawati, 2013).

SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) adalah kematian mendadak pada bayi yang tidak

diketahui penyebabnya. SIDS dikenal juga dengan istilah crib death atau cot death, karena sering

terjadi ketika bayi sedang tidur. Namun, tidak menutup kemungkinan SIDS juga terjadi ketika bayi

sedang tidak tidur.

SIDS adalah salah satu penyebab utama kematian bayi, terutama usia 2–4 bulan. Beberapa

penelitian menyebutkan bahwa SIDS disebabkan oleh gangguan pada metabolisme dan gangguan

irama jantung (aritmia). Akan tetapi, banyak kasus SIDS yang tidak diketahui penyebab pastinya.

2. Penyebab SIDS

Penyebab SIDS belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa kematian

mendadak ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

a. Mutasi atau kelainan pada gen

17
b. Gangguan di otak

c. Berat badan lahir rendah

d. Infeksi paru

Selain beberapa kondisi di atas, risiko terjadinya SIDS juga terkait dengan faktor-faktor

berikut:

1. Posisi tidur.Posisi tidur menyamping atau telungkup dapat membuat bayi sulit

bernapas, terutama jika ditidurkan di permukaan atau kasur yang terlalu empuk.

2. Suhu ruangan.Suhu ruangan yang terlalu panas saat bayi sedang tidur dipercaya dapat

meningkatkan risiko SIDS.

3. Tidur di ranjang yang sama.Tidur di ranjang yang sama dengan orang tua atau orang

lain berisiko membuat pernapasan bayi terhalang atau bayi tertindih.

2. Risiko SIDS juga diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor pada ibu, seperti:

1. Mengandung saat masih berusia di bawah 20 tahun

2. Merokok selama kehamilan

3. Mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA

4. Tidak melakukan kontrol rutin ke fasilitas kesehatan selama kehamilan

5. Pernah melahirkan anak yang meninggal akibat SIDS

Ada pula faktor pada bayi yang diduga dapat meningkatkan risiko terkena SIDS, yaitu:

1. Berjenis kelamin laki-laki

2. Berusia 2–4 bulan

3. Terlahir prematur

4. Terpapar asap rokok

3. Gejala SIDS

18
SIDS terjadi secara mendadak. Oleh sebab itu, kondisi ini tidak menunjukkan gejala apa pun.

Bayi yang tampak sehat dan tidak menderita penyakit juga bisa mengalami SIDS.

4. Pencegahan SIDS

Belum ada metode yang secara pasti dapat mencegah SIDS. Namun, ada beberapa upaya

yang dapat menurunkan risikonya, yakni:

1. Tidurkan bayi pada posisi telentang, setidaknya untuk tahun pertamanya.

2. Jangan memakai tempat tidur yang tebal dan terlalu empuk untuk bayi.

3. Hindari meninggalkan bantal atau mainan yang empuk di boks bayi.

4. Berikan bayi pakaian yang mampu menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, agar tidak

perlu dibalut lagi dengan selimut tambahan.

5. Hindari menyelimuti kepala bayi dengan benda apa pun.

6. Tidurkan bayi di kamar yang sama dengan orang tua tetapi dengan tempat tidur

terpisah.

7. Berikan bayi ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa perkembangan

merupakan perubahan individu baik fisik maupun psikis yang berlangsung sepanjang hayat dan

terjadi secara teratur dan terpola. Sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan yang terbatas pada

pola fisik yang dialami oleh individu.

Perkembangan tidak hanya mencakup evolusi, tetapi juga mencakup involusi atau penurunan

dan perusakan ke arah kematian. Sedangkan pertumbuhan terbatas pada perubahan yang bersifat

evolusi atau perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju.

Sudden infant death syndrome atau SIDS merupakan kondisi yang teradi pada bayi di bawah

usia satu tahun. SIDS ini menyebaban hilangnya nyawa secara tidak terduga. Dalam sebagian besar

kasusnya, SIDS ini terjadi ketika bayi sedang dalam posisi tidur.Jadi jangan memakai tempat tidur

yang tebal dan terlalu empuk untuk bayi. Hindari meninggalkan bantal atau mainan yang empuk di

boks bayi. Berikan bayi pakaian yang mampu menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, agar tidak perlu

dibalut lagi dengan selimut tambahan.

B. SARAN

1) Perlunya seorang bidan memberikan asuhan atau arahan tentang masalah

perkembangan dan pertumbuhan anak meliputi gangguan pertumbuhan

fisik,perkembangan motorik,bahasa,emosi,dan perilaku

2) Memberi dukungan mental pada ibu yang bayi terkena SIDS

3) Memberi tahu ibu penyebab SIDS dan cara pencegahan SIDS

20
DAFTAR PUSTAKA

Marmi,Kukuh Rahardjo.(2012)Neonatus,Bayi,Balita,dan Anak Prasekolah.Celeban Timur,

21

Anda mungkin juga menyukai