Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEMAHAMI MASA PERKEMBANGAN PERTENGAHAN DAN


AKHIR PADA ANAK - ANAK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pengembangan

Dosen Pengampu

Dewi Hidayati M.Pd.I

Disusun oleh :

1. MUHAMMAD ASMUNI 2021.080.01.0060


2. M. KHAZIM MUBAROK 2021.080.01.0063
3. NURULLAH SANUSI F. 2021.080.01.0027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO
(STAI DIPONOGORO) TULUNGAGUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat alloh SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “memahami masa perkembangan pertengahan pada anak- anak ”.

Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita beliau
nabi muhamad SAW suri tauladan, penegak keadilan dan kebenaran, perombak
kebatilan dan kemungkaran.

Makalah ini kami ajuakan untuk memenuhi sala satu tugas mata kuliah
“PSIKOLOGI PENGEMBANGAN”

Selesainya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan trima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:

1. Bapak sukarji, M.Ag. selaku kepala STAI diponogoro tulungagung yang


telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di STAI
diponogoro tulungagung

2. Ibu dewi hidayati mpd.i selaku pengampu mata kuliah PSIKOLOGI


PENGEMBANGAN yang membimbing dan mengarahkan kami dalam proses
pembelajaran mata kuliah PSIKOLGI PENGEMANGAN

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu,
krtitik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh peyusun. Akhirnya
saya sebagai penysun berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca.

Tulungggung 22 februari 2022

Kelompok VIII

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1. Latar belakang masalah.....................................................................1


2. Rumusan masalah..............................................................................1
3. Tujuan masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

1. Memahai perkembangan pertengahan pada anak-anak......................3


2. Perkembangan fisik............................................................................ 4
3. Perkembangan motoric.......................................................................6
4. Perkembangan kognitif......................................................................7
5. Perkembangan psikososial..................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................14

1. Kesimpulan........................................................................................14
2. Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Permulaan masa pertegahan pada anak –anak ialah priode perkembangan


yang merentang dari usia kira-kira enam hingga sebelas tahun. Atau dintandai dengan
masuknya anak ke kelas satu dasar, dengan keterempilan fundamental seperti
membaca,menulis, dan berhitung yang telah dikuasai anak. Bagi sebaigan besar anak
hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupanya. Sebab masuknya
didalam kelas merupakan peristiwa penting bagi setiap anak dalam perkembanganya
baik itu sikap, prilaku, nilai, dan perkembangan.

Pada dasarnya tiap- tiap individu manusia adalah unik, satu sama lain berbeda
dari yang lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat tersen
diri yang membedakannya dari manusia-manusia lainya. Dari keunikan tersebut
sehingga muncul berbagai pertannyan yang berkaitan dengan yang menjadi ciri-ciri
perkembangan fisik anak.

Pada masa perkembangan pertengahan anak-anak akan meliputi pertumbuhan


yang lambat dan konsisten. Masa ini adalah suatu periode tenang sebelum
pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja. Masa ini akan berakhir pada
kisaran usia 7 hingga12 tahun, yang disebut degan tahun-tahun sekolah dasar
ketrampialan fendumental, seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu masa perkembangan pertengahan dan akhir pada anak-anak.
2. Apa itu perkembagan fisik .
3. Apa itu perkembangan motorik .

1
2

4. Apa itu perkembangan kognitif.


5. Apa itu perkembangan Psikosial.

C. TUJUAN MASALAH
1. Agar mahasiswa mengetaui perkembagan pertengahan dan akhir pada
anak-anak.
2. Agar mahsiswa mengetahui perkembangan fisik pada anak-anak.
3. Agar mahasiswa mengetahui perkembagan motorik pada aanak-anak.
4. Agar mahasiswa mengetahui perkembangan kognitif pada anak-anak.
5. Agar mahasiswa mengetahui perkembanagan psikosial pada anak-anak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa Perkembangan Pertengahan dan Akhir pada Anak-anak.

Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-anak ini ditandai dengan masuknya
anak ke kelas satu dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan
besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk ke kelas satu merupakan
peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
sikap, nilai, dan perilaku.1 Sebagaimana firman allah surat al ‘alaq ayat 4-5 :

‫ٱلَّ ِذي عَلَّ َم بِ ۡٱلقَلَ ِم عَلَّ َم ٱِإۡل ن ٰ َسنَ َما لَمۡ يَ ۡعلَ ۡم‬

Artinya:Allah mengajar kepada manusia melalui pena yang hasilnya adalah


tulisan-tulisan. Allah juga mengajarkan suatu ilmu kepada manusia baik melalui
wahyu (pada Nabi), mimpi, ilmu laduni, dan ilmu dengan usaha dari manusia
sendiri, bahwa Allah lah yang Maha Mengajarkan dari apa yang tidak diketahui
manusia.

Adapun Rentang usia siswa sekolah dasar berkisar antara 6 tahun hingga 12
tahun. Pada rentang usia tersebut maka siswa sekolah dasar dapat dikategorikan
berada di tahap perkembangan masa kanak-kanak pertengahan dan akhir. Masa
kanak-kanak dibagi menjadi dua periode, yaitu awal masa kanak-kanak, sekitar umur
2 tahun – 6 tahun, dan akhir masa kanak-kanak sekitar umur 6 tahun- 12 tahun
(Rumini & Sundari, 2004).

1
Irwan Adi Prasetiyo, Lilis Sina Yulianti, dan Freni Yaluwo, PERKEMBANGAN MASA PERTENGAHAN DAN AKHIR
ANAK ( Merauke : Universitas Mesamus, 2018), hlm. 2.

3
4

B. Perkembagan Fisik .

Perkembangan fisik adalah Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis


(biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembanagan individu
yang meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, system syaraf
dan lain- lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (perkembangan keterampilan motorik), serta perubahan dalam kemampuan
fisik (penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya) 2. Perkembangan fisik
mencakup berat badan, tinggi badan, termasuk perkembangan motorik. Dalam
pendidikan perkembangan anak mencakup: kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan
keseimbangan3 Adapun urutan perubahan-perubahan fisik adalah:

1. Pada anak laki-laki:


a. Pertumbuhan tulang-tulang.
b. Awal perubahan suara
c. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
d. Tumbuh rambut-rambut halus di wajah
e. Tumbuh bulu ketiak
f. Akhir perubahan suara
g. Rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap
h. Tumbuh bulu di dada.4
2. Pada anak perempuan:
a. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, dan anggota- anggota
badan menjadi panjang).
b. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap
tahunnya
c. Menstruasi atau haid.

2
Seifert dan Hoffnung ( 1994 ).
3
Gasell dan Ames (1940) Sella Illingsworth (1983).
4
Sarlito Wirawan
5

d. Tumbuh bulu-bulu ketiak

Pada Masa Kanak kanak ( 0-5 tahun) Perkembangan kemampuan fisik pada
anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar
yang semakin baik, yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat, meloncat,
berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih
basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu, perkembangan
juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Pada
Masa Anak ( 5-11 tahun ) Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa
kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum
mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah
sakit, rentan dan daya tahan kurang.

Usia 8-9 tahun Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah,
anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan
bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem peredaran darah masih belum
kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dalam segi psikologi anak wanita
lebih maju satu tahun dari lelaki. Usia 10-11 tahun Kekuatan anak laki laki lebih kuat
dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolism yang tajam. Wanita mulai
mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai
kematangan seksual. Pada masa Remaja Perkembangan fisik yang paling menonjol
yaitu perkembangan kekuatan, ketahanan, dan organ seksual pada masa remaja.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan
berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-
kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder. Pengaruh
Keluarga Pengaruh Gizi Kematangan Pertumbuhan Gangguan emosional Jenis
Kelamin Status sosial Ekonomi Kesehatan Stimulasi. Perkembangan fisik peserta
didik akan memengaruhi proses belajar peserta didik. Peserta didik melakukan
berbagai aktivitas fisik sebagai pengalaman belajar. Kondisi panca indra, normalitas
6

anggota tubuh, asupan gizi dan keadaan kesehatan secara menyeluruh mempengaruhi
proses belajar. Penglihatan dan pendengaran sangat diperlukan dalam belajar.
Gangguan pada fungsi panca indra menyebabkan perhatian individu tidak optimal
dalam belajar. perubahan bentuk dan berat badan, suara yang membesar, gerakan
fisik yang semakin lamban, mudah mengantuk, perasaan tidak nyaman ketika
mengalami haid, semua ini memberi pengaruh terhadap suasana belajar peserta didik.
Demikian halnya dengan perkembangan fisik yang terlalu cepat atau terlambat dari
ukuran peserta didik seusianya akan dapat mempengaruhi perilaku peserta didik di
antara sebayanya. Pendidik perlu menyadari bahwa perkembangan fisik yang dialami
peserta didik dalam proses perkembangannya mempengaruhi proses belajar peserta
didik. Maka dari itu, Pendidik dapat memahami ciri khas perkembangan fisik dari
peserta didik, Pendidik dapat mengerti tahap-tahap perkembangan dari peserta didik,
dan Pendidik juga dapat memahami perilaku peserta didiknya akibat dari
perkembangan fisik peserta didik. Allah swt telah menyebutkan perkembangan
ataupun pertumbuhan fisik seperti ini dalam kitabnya surat ar-rum ayat 54:

‫هّٰللَا‬
 ‫ َو‬aُ‫ ۤا ۚ ُء َوه‬a‫ا يَ َش‬a‫ق َم‬
ُ aُ‫ ْيبَةً ۗيَ ْخل‬a‫َّش‬ َ ‫ َّو ٍة‬aُ‫ ِد ق‬aْ‫ل ِم ۢ ْن بَع‬a
َ ‫ ْعفًا و‬a‫ض‬ َ ‫ْف قُ َّوةً ثُ َّم َج َع‬ َ ‫ْف ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد‬
ٍ ‫ضع‬ َ ‫ُ الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن‬
ٍ ‫ضع‬
‫ْال َعلِ ْي ُم ْالقَ ِد ْي ُر‬

Artinya: Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan
apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.

C. Perkembangan Motorik .

5
perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan
pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas

5
Elizabeth B Hurlock (1978: 159)
7

dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Di pengertian lain dinyatakan 6 bahwa
perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung
melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang
mampu menggerakkan dan proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu
menggerakan tubuhnya. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan motorik merupakan perubahan keterampilan motorik dari lahir sampai
umur lima tahun yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan keterampilan motorik.

D. Perkembangan Kognitif.

Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa kognitif adalah suatu
proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan
dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai
minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Perkembangan kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian
aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah berpikir. Menurut
Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin (2008: 20) perkembangan kognitif
menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja.
Dalam kehidupannya, mungkin saja anak dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah
yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan
anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya. Husdarta dan
Nurlan (2010: 169) berpendapat bahwa perkembangan kognitif adalah suatu proses
menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil
yang telah dicapai sebelumnya.

6
Menurut Emdang Rini Sukamti (200:15)
8

Hasil-hasil tersebut berbeda secara kualitatif antara yang satu dengan yang lain.
Anak akan melewati tahapan-tahapan perkembangan kognitif atau periode
perkembangan. Setiap periode perkembangan, anak berusaha mencari keseimbangan
antara struktur kognitifnya dengan pengalaman-pengalaman baru.
Ketidakseimbangan memerlukan pengakomodasian baru serta merupakan
transformasi keperiode berikutnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas
disimpulkan bahwa faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan
anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan
dengan masalah mengingat dan berpikir. Perkembangan kognitif dimaksudkan agar
anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya
sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak dapat
melangsungkan hidupnya. Maka dari itu, Allah SWT berfirman dalam surat az zumar
ayat 9: ‫هَلْ يَ ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر اُولُوا ااْل َ ْلبَاب‬

Artinya: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang


tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat
menerima pelajaran.

E. Apa itu perkembangan Psikosial.

Psikososial (Psychosocial) adalah hubungan antara kesehatan mental atau


emosional seseorang dengan kondisi sosialnya. Istilah psikososial merupakan
gabungan antara psikologis dan sosial. Dengan demikian, pengertian perkembangan
psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi atau mental
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Jadi, perkembangan psikososial
merupakan perubahan atau perkembangan kepribadian yang berkaitan dengan
hubungan sosial.
Perkembangan Psikososial menurut Erikson didasarkan atas prinsip Epigenetik
yakni bahwa perkembangan manusia itu terbagi atas beberapa tahap dan setiap
tahap mempuyai masa optimal atau masa kritis yang harus dikembangkan dan
9

diselesaikan.7Perkembangan Psikososial menurut Erikson dibagi dalam 8 tahap,


sebagai berikut :

1. Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar.


Masa Bayi, berlangsung antara 0-1 tahun, kepercayaan dasar yang
paling awal terbentuk selama tahap sensorik-oral yang ditunjukkan oleh
bayi lewat kapasitasnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan
dengan nyaman dan membuang kotoran dengan santai. Setiap hari jam-
jam jaganya meningkat, bayi itu menjadi semakin biasa dengan
kebiasaannya dan pengalaman-pengalaman inderawi yang dibarengi
dengan perasaan yang menyenangkan dan orang -orang yang
bertanggung jawab menimbulkan kenyamanan ini menjadi akrab dan
dikenal oleh bayi. Berkat kepercayaan dan keakrabannya dengan orang
yang menjalankan fungsi keibuan ini, maka bayi tersebut mampu
menerima bahwa orang tersebut mungkin tidak ada untuk sementara
waktu. Prestasi sosial pertama yang dicapai bayi tersebut mungkin
karena ia mengembangkan suatu kepastian dan kepercayaan dalam
dirinya bahwa orang bersifat keibuan itu akan kembali. Kebiasaan-
kebiasaan, konsistensi, dan kontinuitas sehari -hari dalam lingkungan
bayi merupakan dasar paling awal bagi berkembangnya suatu identitas
psikososial. Perkembangan pada masa ini, sangat tergantung pada
kualitas pemeliharaan ibu. Apabila kualitas pemeliharaan atau
pengetahuan tentang perawatan anak ibu cukup maka akan dapat
menumbuhkan kepribadian yang penuh kepercayaan, baik terhadap
dunia luar maupun terhadap diri sendiri. Sebaliknya, jika tidak terpenuh

7
Erikson,TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL.
10

anak akan memungkinkan jadi penakut, ragu-ragu dan khawatir terhadap


dunia luar, terutama kepada manusia yang lain.
2. Otonomi versus Perasaan Malu dan Keragu-raguan.
Masa Kanak- Kanak Permulaan, berlangsung pada usia 2-3 tahun yang
menentukan tumbuhnya kemauan baik dan kemauan keras, anak
mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban-
kewajiban dan hak-haknya disertai apakah pembatasan-pembatasan
yang dikenakan pada dirinya, inilah tahap saat berkembangnya
kebebasan pengungkapan diri dan sifat penuh kasih sayang, rasa mampu
mengendalikan diri akan menimbulkan dalam diri anak rasa memiliki
kemauan baik dan bangga yang bersifat menetap, jika orang tua dapat
menolak anak untuk melakukan apa yang dapat dilakukannya, tetapi
tidak patut dilakukan. Sebaliknya, orang tua dapat mendorong atau
memaksa anak melakukan yang patut, sesuai batas kemampuannya. Hal
ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Apabila orang tua
melindungi anak berlebihan atau tidak peka terhadap rasa malu anak di
hadapan orang lain dapat menumbuhkan pribadi pemalu dan ragu-ragu
yang bersifat menetap.
3. Inisiatif versus Kesalahan
Masa Bermain, berlangsung pada usia 4 tahun sampai usia sekolah.
Tahap ini menumbuhkan inisiatif, suatu masa untuk memperluas
penguasaan dan tanggung jawab. Selama tahap ini anak menampilkan
diri lebih maju dan lebih seimbang secara fisik maupun kejiwaan, jika
orang tua mampu mendorong atau memperkuat kreativitas inisiatif dari
anak. Akan tetapi jika orang tua tidak memberikan kesempatan anak
untuk menyelesaikan tugas- tugasnya atau terlalu banyak menggunakan
hukuman verbal atas inisiatif anak, maka anak akan tumbuh sebagai
pribadi yang selalu takut salah. Masa bermain ini bercirikan ritualisasi
11

dramatik, anak secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan bermain,


memakai pakaian, meniru kepribadian-kepribadian orang dewasa, dan
berpura-pura menjadi apa saja mulai dari ekor kucing sampai seorang
astronot. Jika pada masa bermain ini terjadi keterasingan batin yang
dapat timbul pada tahap kanak-kanak ini ialah suatu perasaan bersalah
4. Kerajinan versus Inferioritas.
Masa Usia Sekolah, berlangsung antara usia 6-11 tahun, pada masa ini
berkembang kemampuan berfikir deduktif, disiplin diri dan kemampuan
berhubungan dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu akan meningkat.
Ia mengembangkan suatu sikap rajin dan mempelajari ganjaran dari
ketekunan dan kerajinan, perhatian pada alat-alat permainan dan
kegiatan bermain berangsur- angsur digantikan oleh perhatian pada
situasi-situasi produktif dan alat-alat serta perkakas-perkakas yang
dipakai untuk berkerja. Apabila lingkungan orang tua dan sekitarnya,
termasuk sekolah dapat menunjang akan menumbuhkan pribadi yang
rajin dan ulet serta kompeten. Akan tetapi lingkungan yang tidak
menunjang menumbuhkan pribadi-pribadi anak yang penuh
ketidakyakinan atas kemampuannya ( inkompeten atau inferior ).
5. Identitas versus Kekacauan Identitas
Masa Adolesen, berlangsung pada usia 12/13-20 tahun. Selama masa
ini individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya
sendiri, perasaan bahwa ia adalah manusia unik, namun siap untuk
memasuki suatu peranan yang berarti di tengah masyarakat, entah
peranan ini bersifat menyesuaikan diri atau sifat memperbaharui, mulai
menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya sendiri, seperti aneka
kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan-tujuan yang dikejarnya di masa
depan kekuatan dan hasrat untuk mengontrol nasibnya sendiri. Inilah
masa dalam kehidupan ketika orang ingin menentukan siapakah ia pada
12

saat sekarang dan ingin menjadi apakah ia di masa yang akan datang
( masa untuk membuat rencana-rencana karier ). Freud menamakannya
fase genital. Masa ini mengembangkan perasaan identitas ego yang
mantap pada kutup positif dan identitas ego yang kacau pada kutub
negatif.
6. Keintiman versus Isolasi.
Masa Dewasa Muda, berlangsung antara usia 20-24 tahun. Pada masa
ini, mereka mengorientasikan dirinya terhadap pekerjaan dan teman
hidupnya. Menurut Erickson, masa ini menumbuhkan kemampuan dan
kesediaan meleburkan diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut
merugi atau kehilangan sesuatu yang ada pada dirinya yang disebut
Intimasi. Ketidakmampuan untuk masuk kedalam hubungan yang
menyenangkan serta akrab dapat menimbulkan hubungan sosial yang
hampa dan terisolasi atau tertutup ( menutup diri ).
7. Generativitas versus Stagnasi
Masa Dewasa Tengah, berlangsung pada usia 25-45 tahun.
Generativitas yang ditandai jika individu mulai menunjukkan
perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk-produk,
ide-ide, dan keadaan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan
generasi-generasi mendatang adalah merupakan hal yang positif.
Sebaliknya, apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka
kepribadian akan mundur dan mengalami kemiskinan serta stagnasi, jika
pada usia ini kehidupan individu didominasi oleh pemuasan dan
kesenangan diri sendiri saja. Individu negatif tidak menunjukkan fungsi-
fungsi produktif, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota
masyarakat.
8. Integritas versus Keputusasaan
13

Masa Usia Tua, berlangsung diatas usia 65 tahun. Tahap terakhir dalam
proses epigenetis perkembangan disebut Integritas. Integritas paling
tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah
memelihara benda-benda dan orang-orang, produk-produk dan ide-ide,
dan setelah berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan-
keberhasilan dan kegagalan-kegagalan dalam hidup. Sedangkan
keputusasaan tertentu menghadapi perubahan-perubahan siklus
kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, belum
lagi kefanaan hidup dihadapkan kematian, ini dapat memperburuk
perasaan bahwa kehidupan ini tak berarti, bahwa ajal sudah dekat,
ketakutan akan, dan bahkan keinginan untuk mati.

Masa ini menunjukkan positif, jika memiliki kepribadian yang bulat utuh
yang ditandai sikap bijaksana, rasa puas terhadap masa hidupnya dan tidak takut
menghadapi kematian. Sebaliknya, kepribadian yang pecah selalu menunjukkan
pribadi yang penuh keraguan, merasa selalu akan menerima kegagalan dan merasa
selalu dibayangi kematian.

 
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-anak ini ditandai dengan masuknya
anak ke kelas satu dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan
besar dalam pola kehidupannya.

Sebab, masuk ke kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat


mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku Perkembangan
fisik adalah Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis (biological growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembanagan individu yang meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, system syaraf dan lain- lain),
dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(perkembangan keterampilan motorik), serta perubahan dalam kemampuan fisik
(penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan


pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas
dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Perkembangan kognitif merupakan dasar
bagi kemampuan anak untuk berpikir. kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu
kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu
kejadian atau peristiwa. Psikososial (Psychosocial) adalah hubungan antara kesehatan
mental atau emosional seseorang dengan kondisi sosialnya. Perkembangan
Psikososial menurut Erikson dibagi dalam 8 tahap, sebagai berikut :

1. Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar.


2. Otonomi versus Perasaan Malu dan Keragu-raguan.
3. Inisiatif versus Kesalahan.
4. Kerajinan versus Inferioritas.

14
15

5. Identitas versus Kekacauan Identitas.


6. Keintiman versus Isolasi.
7. Generativitas versus Stagnasi.
8. Integritas versus Keputusasaan.
B. SARAN

Disini kami sebagai penulis makalah tentang Ibadah. Kami sangat berharap
tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik dan saran anda apabila tanpa sengaja saya
kurang tepat dalam menulis makalah tentang Ibadah. Sekian dari kami terimakasih.
16

DAFTAR PUSTAKA

Prasetiyo, Irwan Adi, dkk, PERKEMBANGAN MASA PERTENGAHAN DAN

AKHIR ANAK, Merauke : Universitas Mesamus, 2018), hlm. 2.

https://slideplayer.info › Di akses pada hari minggu, 27 February 2022 jam 21.00

https://eprints.uny.ac.id › Di akses pada hari minggu, 27 February 2022 jam 21.30

https://www.gramedia.com Di akses pada hari minggu, 27 February 2022 jam 22.00

https://www.popmama.com Di akses pada hari minggu 27 February jam 23.00

syihab, muhammad quraisy, TAFSIR MISHBAH, Lentera Hati. 2001.

Anda mungkin juga menyukai