Dosen Pengampu
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat alloh SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “memahami masa perkembangan pertengahan pada anak- anak ”.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita beliau
nabi muhamad SAW suri tauladan, penegak keadilan dan kebenaran, perombak
kebatilan dan kemungkaran.
Makalah ini kami ajuakan untuk memenuhi sala satu tugas mata kuliah
“PSIKOLOGI PENGEMBANGAN”
Selesainya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan trima kasih yang setulus-
tulusnya kepada:
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu,
krtitik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh peyusun. Akhirnya
saya sebagai penysun berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca.
Kelompok VIII
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
1. Kesimpulan........................................................................................14
2. Saran...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya tiap- tiap individu manusia adalah unik, satu sama lain berbeda
dari yang lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat tersen
diri yang membedakannya dari manusia-manusia lainya. Dari keunikan tersebut
sehingga muncul berbagai pertannyan yang berkaitan dengan yang menjadi ciri-ciri
perkembangan fisik anak.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu masa perkembangan pertengahan dan akhir pada anak-anak.
2. Apa itu perkembagan fisik .
3. Apa itu perkembangan motorik .
1
2
C. TUJUAN MASALAH
1. Agar mahasiswa mengetaui perkembagan pertengahan dan akhir pada
anak-anak.
2. Agar mahsiswa mengetahui perkembangan fisik pada anak-anak.
3. Agar mahasiswa mengetahui perkembagan motorik pada aanak-anak.
4. Agar mahasiswa mengetahui perkembangan kognitif pada anak-anak.
5. Agar mahasiswa mengetahui perkembanagan psikosial pada anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-anak ini ditandai dengan masuknya
anak ke kelas satu dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan
besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk ke kelas satu merupakan
peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
sikap, nilai, dan perilaku.1 Sebagaimana firman allah surat al ‘alaq ayat 4-5 :
ٱلَّ ِذي عَلَّ َم بِ ۡٱلقَلَ ِم عَلَّ َم ٱِإۡل ن ٰ َسنَ َما لَمۡ يَ ۡعلَ ۡم
Adapun Rentang usia siswa sekolah dasar berkisar antara 6 tahun hingga 12
tahun. Pada rentang usia tersebut maka siswa sekolah dasar dapat dikategorikan
berada di tahap perkembangan masa kanak-kanak pertengahan dan akhir. Masa
kanak-kanak dibagi menjadi dua periode, yaitu awal masa kanak-kanak, sekitar umur
2 tahun – 6 tahun, dan akhir masa kanak-kanak sekitar umur 6 tahun- 12 tahun
(Rumini & Sundari, 2004).
1
Irwan Adi Prasetiyo, Lilis Sina Yulianti, dan Freni Yaluwo, PERKEMBANGAN MASA PERTENGAHAN DAN AKHIR
ANAK ( Merauke : Universitas Mesamus, 2018), hlm. 2.
3
4
B. Perkembagan Fisik .
2
Seifert dan Hoffnung ( 1994 ).
3
Gasell dan Ames (1940) Sella Illingsworth (1983).
4
Sarlito Wirawan
5
Pada Masa Kanak kanak ( 0-5 tahun) Perkembangan kemampuan fisik pada
anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar
yang semakin baik, yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat, meloncat,
berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih
basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu, perkembangan
juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Pada
Masa Anak ( 5-11 tahun ) Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa
kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum
mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah
sakit, rentan dan daya tahan kurang.
Usia 8-9 tahun Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah,
anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan
bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem peredaran darah masih belum
kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dalam segi psikologi anak wanita
lebih maju satu tahun dari lelaki. Usia 10-11 tahun Kekuatan anak laki laki lebih kuat
dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolism yang tajam. Wanita mulai
mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai
kematangan seksual. Pada masa Remaja Perkembangan fisik yang paling menonjol
yaitu perkembangan kekuatan, ketahanan, dan organ seksual pada masa remaja.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan
berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-
kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder. Pengaruh
Keluarga Pengaruh Gizi Kematangan Pertumbuhan Gangguan emosional Jenis
Kelamin Status sosial Ekonomi Kesehatan Stimulasi. Perkembangan fisik peserta
didik akan memengaruhi proses belajar peserta didik. Peserta didik melakukan
berbagai aktivitas fisik sebagai pengalaman belajar. Kondisi panca indra, normalitas
6
anggota tubuh, asupan gizi dan keadaan kesehatan secara menyeluruh mempengaruhi
proses belajar. Penglihatan dan pendengaran sangat diperlukan dalam belajar.
Gangguan pada fungsi panca indra menyebabkan perhatian individu tidak optimal
dalam belajar. perubahan bentuk dan berat badan, suara yang membesar, gerakan
fisik yang semakin lamban, mudah mengantuk, perasaan tidak nyaman ketika
mengalami haid, semua ini memberi pengaruh terhadap suasana belajar peserta didik.
Demikian halnya dengan perkembangan fisik yang terlalu cepat atau terlambat dari
ukuran peserta didik seusianya akan dapat mempengaruhi perilaku peserta didik di
antara sebayanya. Pendidik perlu menyadari bahwa perkembangan fisik yang dialami
peserta didik dalam proses perkembangannya mempengaruhi proses belajar peserta
didik. Maka dari itu, Pendidik dapat memahami ciri khas perkembangan fisik dari
peserta didik, Pendidik dapat mengerti tahap-tahap perkembangan dari peserta didik,
dan Pendidik juga dapat memahami perilaku peserta didiknya akibat dari
perkembangan fisik peserta didik. Allah swt telah menyebutkan perkembangan
ataupun pertumbuhan fisik seperti ini dalam kitabnya surat ar-rum ayat 54:
هّٰللَا
َوaُ ۤا ۚ ُء َوهaا يَ َشaق َم
ُ aُ ْيبَةً ۗيَ ْخلaَّش َ َّو ٍةaُ ِد قaْل ِم ۢ ْن بَعa
َ ْعفًا وaض َ ْف قُ َّوةً ثُ َّم َج َع َ ْف ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد
ٍ ضع َ ُ الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن
ٍ ضع
ْال َعلِ ْي ُم ْالقَ ِد ْي ُر
Artinya: Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan
apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.
C. Perkembangan Motorik .
5
perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan
pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas
5
Elizabeth B Hurlock (1978: 159)
7
dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Di pengertian lain dinyatakan 6 bahwa
perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung
melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang
mampu menggerakkan dan proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu
menggerakan tubuhnya. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan motorik merupakan perubahan keterampilan motorik dari lahir sampai
umur lima tahun yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan keterampilan motorik.
D. Perkembangan Kognitif.
Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa kognitif adalah suatu
proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan
dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai
minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Perkembangan kognitif
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian
aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah berpikir. Menurut
Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin (2008: 20) perkembangan kognitif
menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja.
Dalam kehidupannya, mungkin saja anak dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah
yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan
anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya. Husdarta dan
Nurlan (2010: 169) berpendapat bahwa perkembangan kognitif adalah suatu proses
menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil
yang telah dicapai sebelumnya.
6
Menurut Emdang Rini Sukamti (200:15)
8
Hasil-hasil tersebut berbeda secara kualitatif antara yang satu dengan yang lain.
Anak akan melewati tahapan-tahapan perkembangan kognitif atau periode
perkembangan. Setiap periode perkembangan, anak berusaha mencari keseimbangan
antara struktur kognitifnya dengan pengalaman-pengalaman baru.
Ketidakseimbangan memerlukan pengakomodasian baru serta merupakan
transformasi keperiode berikutnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas
disimpulkan bahwa faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan
anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan
dengan masalah mengingat dan berpikir. Perkembangan kognitif dimaksudkan agar
anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya
sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak dapat
melangsungkan hidupnya. Maka dari itu, Allah SWT berfirman dalam surat az zumar
ayat 9: هَلْ يَ ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر اُولُوا ااْل َ ْلبَاب
7
Erikson,TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL.
10
saat sekarang dan ingin menjadi apakah ia di masa yang akan datang
( masa untuk membuat rencana-rencana karier ). Freud menamakannya
fase genital. Masa ini mengembangkan perasaan identitas ego yang
mantap pada kutup positif dan identitas ego yang kacau pada kutub
negatif.
6. Keintiman versus Isolasi.
Masa Dewasa Muda, berlangsung antara usia 20-24 tahun. Pada masa
ini, mereka mengorientasikan dirinya terhadap pekerjaan dan teman
hidupnya. Menurut Erickson, masa ini menumbuhkan kemampuan dan
kesediaan meleburkan diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut
merugi atau kehilangan sesuatu yang ada pada dirinya yang disebut
Intimasi. Ketidakmampuan untuk masuk kedalam hubungan yang
menyenangkan serta akrab dapat menimbulkan hubungan sosial yang
hampa dan terisolasi atau tertutup ( menutup diri ).
7. Generativitas versus Stagnasi
Masa Dewasa Tengah, berlangsung pada usia 25-45 tahun.
Generativitas yang ditandai jika individu mulai menunjukkan
perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk-produk,
ide-ide, dan keadaan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan
generasi-generasi mendatang adalah merupakan hal yang positif.
Sebaliknya, apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka
kepribadian akan mundur dan mengalami kemiskinan serta stagnasi, jika
pada usia ini kehidupan individu didominasi oleh pemuasan dan
kesenangan diri sendiri saja. Individu negatif tidak menunjukkan fungsi-
fungsi produktif, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota
masyarakat.
8. Integritas versus Keputusasaan
13
Masa Usia Tua, berlangsung diatas usia 65 tahun. Tahap terakhir dalam
proses epigenetis perkembangan disebut Integritas. Integritas paling
tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah
memelihara benda-benda dan orang-orang, produk-produk dan ide-ide,
dan setelah berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan-
keberhasilan dan kegagalan-kegagalan dalam hidup. Sedangkan
keputusasaan tertentu menghadapi perubahan-perubahan siklus
kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, belum
lagi kefanaan hidup dihadapkan kematian, ini dapat memperburuk
perasaan bahwa kehidupan ini tak berarti, bahwa ajal sudah dekat,
ketakutan akan, dan bahkan keinginan untuk mati.
Masa ini menunjukkan positif, jika memiliki kepribadian yang bulat utuh
yang ditandai sikap bijaksana, rasa puas terhadap masa hidupnya dan tidak takut
menghadapi kematian. Sebaliknya, kepribadian yang pecah selalu menunjukkan
pribadi yang penuh keraguan, merasa selalu akan menerima kegagalan dan merasa
selalu dibayangi kematian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-anak ini ditandai dengan masuknya
anak ke kelas satu dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan
besar dalam pola kehidupannya.
14
15
Disini kami sebagai penulis makalah tentang Ibadah. Kami sangat berharap
tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik dan saran anda apabila tanpa sengaja saya
kurang tepat dalam menulis makalah tentang Ibadah. Sekian dari kami terimakasih.
16
DAFTAR PUSTAKA