Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BELAJAR DAN FASE SERTA ASPEK


PERKEMBANGAN DALAM BELAJAR

DOSEN PENGAMPU : Dra. ROSDIANA, M. Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7

YEHISKIEL ERWIN TAMBUNAN 4223111030


KHAIRUNNISA ROIDAH 4223311024
RIKHA MALIKA MANIK 4223111038

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkatNyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Belajar dan fase
serta aspek perkembangan dalam belajar ” pada mata kuliah Psikologi Pendidikan ini
dengan tepat waktu. Adapun tugas ini yaitu tugas yang diselesaikan secara
berkelompok.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. ROSDIANA, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam
pelajaran Psikologi Pendidikan . Kami juga berterimakasih karena Ibu telah
mempercayakan kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan membuat
makalah ini, kami menjadi lebih tahu apa itu “Belajar dan fase serta aspek
perkembangan dalam belajar“ secara mendalam.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, untuk setiap kritik saran maupun kritik yang membangun kami akan
terima.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Semoga tugas ini bermanfaat baik
bagi penulis maupun pembaca.

Medan, Februari 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5

A. Definisi Perkembangan..........................................................................................5
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan………………………………5

C. Proses perkembangan.............................................................................................7
D. Tugas dan fase perkembangan……………………………………………………7
E. Hukum perkembangan............................................................................................9
F. Perkembangan fisik psikologi siswa……………………………………………..11

BAB III KESIMPULAN........................................................................................…..12

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………12

B. Saran……………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya perkembangan psikologi Pendidikan adalah proses pembentukan peserta
didik. Agar pembentukan tersebut efektif dan berhasil maka pendidik harus memiliki kualifikasi
atau kecakapan dalam Psikologi Pendidikan. Konsep dasar psikologi dalam pendidikan pada
umumnya merupakan sub-disiplin psikologi yang menyelidiki masalah-masalah psikologis dalam
pendidikan yang kemudian di rumuskan dalam bentuk konsep, teori dan metode sebagai solusi dari
masalah-masalah tersebut.

Psikologi Pendidikan juga menjelaskan karakteristik atau pola pembelajaran yang


disesuaikan berdasarkan usia (perkembangan kognitifnya). Jika usia peserta didik masih 5
tahun,maka metode pembelajarannya belajar sambil bermain. begitu juga jika sudah berusia remaja
maka dapat di terapakan metode diskusi kelompok

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan ?
2. Bagaimana tugas dan fase perkembangan psikologi ?
3. Bagaimana proses perkembangan secara fisik seorang siswa ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Definisi dan faktor- faktor apa saja yang
mempengaruhi perkembangan.
2. Untuk Bagaimana tugas dan fase perkembangan psikologi Mempelajari Hubungan mengenai Fungsi
Otak dalam proses belajar.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan secara fisik seorang siswa.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perkembangan
Menurut Monks dkk, suatu proses ke arah yang lebih sempurna pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi, dan tidak dapat terulang lagi. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Muhibbin
Syah yang mendefinisikan perkembangan sebagai proses perubahan mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah. Artinya perkembangan itu menekankan pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan akan terus berlanjut terus hingga
manusia mengakhiri hayatnya. Perkembangan tidak terbatas pada pengertian perubahan secara fisik,
melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus dari fungsi-
fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui
pertumbuhan dan belajar.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan suatu proses
perubahan dari yang belum sempurna ke arah lebih sempurna yang mengacu pada kualitas fungsi–
fungsi jasmaniah dan rohaniah yang akan terus berlanjut hingga akhir hayat. Menurut David G.
Myers, psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan
perkembangan struktut jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia sejak terbentuknya manusia
melalui pembuahan hingga menjelang mati. Lerner merumuskan psikologi perkembangan sebagai
pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup.
Misalnya memelajari bagaimana proses perkembangan dalam berfikir sejak anak-anak sampai
dewasa, bagaiman kepribadian dapat berubah dan lain sebgainya.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Dalam membahas faktor yang mempengaruhi perkembangan terdapat dua aliran besar yang
masing-masing memiliki keyakinan brlawanan dalam menyatakan faktor perkembangan. Pertama
para ahli yang beraliran Nativisme, meyakini bahwa pembawaan seseorang menentukan
perkembangan kehidupannya di masa datang; kedua, aliran Empirisme yang menyatakan
perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan, sedangkan
faktor dasar atau pembawaan sama sekali tidak berpengaruh. Perbedaan pendapat tersebut
melahirkan aliran-aliran yang tampak menengahi keduanya, yaitu aliran Konvergensi dengan
tokohnya yang terkenal William Stern. Menurut aliran ini perkembngan individu sebenrnya
ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut, baik faktor dasar maupun pembawaan maupun faktor
lingkungan atau pendidikan. Keduanya menentukan atau mewujudkan perkembangan kepribadian
seorang individu.
Tokoh pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara juga sependapat dengan pendapat
dari aliran konvergensi. Beliau mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu, yaitu faktor dasar atau pembawaan faktor internal dan faktor ajar atau
lingkungan (faktor eksternal). Menurut Elizabeth B. Hurlock baik faktor kondisi internal maupun
faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/ kecepatan dan sifat atau kualitas
kepribadian seseorang. Tetapi seberapa besar pengaruh kedua faktor itu dapat ditentukan, masih sulit
memperoleh jawaban yang pasti. Adapun faktor yang termasuk ke dalam faktor internal antara lain;
1) Bakat atau pembawaan Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini

5
dapat diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung
dalam diri anak. Setiap individu memiliki bermacam-macam bakat sebagai pembawanya,
seperti bakat musik, seni, akal yang tajam dan sebagainya. Bakat akan berkembang apabila
didukung oeleh pendidikan dan lingkungan yang memadai, sebab bakat hanya berarti
kemungkinan, bukan berarti keharusan.
2) Sifat-sifat keturunan Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek
moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka (hidung),
bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat
pemarah, pendiam, dan sebagainya.
Meskipun demikian, sifat-sifat keturunan dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan yang ada
disekitarnya. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan antara lain mencakup:
1) Posisi dalam keluarga Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat
mempengaruhi perkembangan. Perkembangan anak kedua, ketiga dan seterusnya pada
umumya itu lebih cepat dari pada anak pertama.
2) Makanan Makanan yang bergizi memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, terutama pada masa kanak-kanak.
3) Budaya Faktor budaya sangat besar pengaruhnya, sehingga dapat mempengaruhi sifat
kepribadian dan kedewasaan seseorang. Hal yang termasuk dalam faktor budaya di sini
selain budaya masyarakat termasuk juga pendidikan, agama dan sebagainya.
4) Ekonomi Latar belakang ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua
yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya
dengan baik, sering kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.
Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara ekonomis, sehingga menghambat
pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwa anakanaknya. Bahkan tidak jarang tekanan
ekonomi mengakibatkan pada tekanan jiwa, yang pada gilirannya menimbulkan konflik
antara ibu dan bapak, orang tua dan anaknya, sehingga melahirkan rasa rendah diri pada
anak.
Berikut merupakan faktor umum (unsur-unsur yang dapat digolongkan kedalam keduan penggolongan
di atas, yaitu faktor internal dan eksternal);
1) Intelegensi Intelegensi merupakan kapasitas kognitif yang dimiliki seseorang. Bagaimana
individu mampu berfikir dan memecahkan masalah merupakan wujud dari intelegensi ini.
Intelegensi atau bisa disebut sebagai tingkat kecerdsan termasuk faktor penting, dimana
intelegensi sangat menentukan tingkat kecepatan perkembangan keprbadian.
2) Kematangan seks Kematangan seks juga dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan, anak yang
sangat cerdas mencapai kematangan seks kira-kira satu atau dua tahun lebih dahulu
dibanding dengan anak yang kurang cerdas, dan bagi anak-anak yang kurang kecerdasannya
seperti idiot dan imbicil, kematangan ini sangat lambat atau sama sekali tidak datang.
3) Seks/ jenis kelamin Pada waktu lahir, anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan, tetapi
anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai
kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan umumnya lebih cepat mencapai
kematangan seks kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan fisiknya juga tampak lebih
cepat besar dari pada anak laki-laki. Begitu juga dalam perkembangan mental, anak
perempuan lebih cepat mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.

6
C. Proses Perkembangan
Secara umum, proses dapat diartikan sebagai rentetan perubahan yang terjadi dalam
perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses perkembangan siswa ialah tahapan-tahapan
perubahan yang di alami seorang siswa, baik yang bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Proses
perkambangan meliputi :
1) Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif
dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).
2) Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi
intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak.
3) Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni proses
perkambangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam
berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok.

D. Tugas dan fase perkembangan


Tugas-tugas perkembangan beberapa dianataranya muncul sebagai akibat kematangan fisik,
sedangkan yang lain berkembang karena adanya aspirasi budaya, sementara yang lain lagi yaitu
karena nilai-nilai dan aspirasi individu. Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan
dalam rentang kehidupan individu dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Tugas Perkembangan Usia Bayi dan Kanak-Kanak (0,0-6,0 tahun)
 Belajar berjalan.
 Belajar memakan makanan padat.
 Belajar berbicara.
 Belajar buang air kecil dan buang air besar (toilet training).
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
 Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
 Belajar memahami konsep-konsep sederhana tentang kehidupan sosial dan alam.
 Belajar melakukan hubungan emosioanal dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
 Belajar mengenal konsep baik dan buruk (mengembangkan kata hati).
 Mengenal konsep norma atau ajaran agama secara sederhana.

b) Tugas Perkembangan Usia Sekolah Dasar (7,0 – 12 tahun)


 Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
 Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologi (dapat merawat kersihan dan kesehatan diri).
 Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
 Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
 Belajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) sehari-hari.
 Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benarsalah, baik-buruk).
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri).
 Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan sosial.
 Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari.

c) Tugas Perkembangan Usia Remaja (13-19 tahun)


 Menerima fisiknya sendiri berikut kualitas keragamannya.
7
 Mencapaikemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
 Menegembangkan keterampilan komunikasi interpersonal.
 Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar.
 Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya.
 Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
 Memperoleh self-control (kemampuan mengendalikan sendiri) atas dasar skala
 Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga
Negara.
 Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
 Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

d) Tugas Perkembangan Usia Dewasa Awal (20-40 tahun)


 Mengembangkan sikap wawasan dan pengamalan nilai-nilai agama.
 Memperoleh atau memulai memasuki pekerjaan.
 Memilih pasangan hidup.
 Mulai memasuki pernikahan dan hidup berkeluarga.
 Meneglola hidup rumah tangga.
 Memperoleh kemampuan dan kemantapan karir.
 Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat.
 Mencari kelompok sosial (kolega) yan menyenangkan.

e) Tugas Perkembangan Usia Dewasa Madya (40-60 tahun)


 Memanatapkan pemahaman dan pengamalan nila-nilai agama.
 Mencapai tanggung jawab sosial sebgai warga Negara.
 Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia.
 Menerima dan menyesuaiakan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek fisik.
 Memantapakan keharmonisan hidup berkeluarga.
 Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir.
 Memantapkan peran-perannya sebgai orang dewasa, baik di lingkungan kerja maupun
masyarakat.

f) Tugas Perkembangan Usia Dewasa Tua (Lansia: 60 tahun-mati)


 Lebih memantapkan diri dalam mengamalakan ajaran agama.
 Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemapauan dan kesehatan fisik.
 Dapat menyesuaikan diri dengan masa pensiun (jika pegawai negeri) dan berkurangnya income,
penghasilan keluarga.
 Dapat menysesuaiakan diri dengan kematian pasangan.
 Membentuk huungan dengan orang lain yang seusianya.
 Memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga (istri, anak, menantu,
cucu dan saudara.

8
E. Hukum perkembangan
Proses Perkembangan yang berkesinambungan, beraturan, bergelombang naik dan turun, yang
berjalan dengan kelajuan cepat atau lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan
mengikuti patokan-patoakan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu, yang disebut dengan “hukum
perkembangan”. Hukum perkembangan itu banyak sekali, di antaranya:
1. Hukum Konvergensi
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan yang dicapai
anak selalu dihubung-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang
ada sekarang ternyara pendapat lama itu tidak sesuai dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai
oleh aliran nativisme yang dipelopori oleh Skoper Hauer yang berpendapat bahwa manusia adalah
hasil bentukan dari pembawaannya. Sejak anak lahir membawa bakat kesanggupan (potensi) untuk
dikembangkan sendiri, dalam hal ini pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut aliran
pesimis. Hukum kovergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara pembawaan dan
lingkungan. Tokoh yang berpendapat demikian adalah william Stern yang menyatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan itu adalah hasil pengaruh bersma kedua unsur pembawaan dan
lingkungan.

2. Hukum Kesatuan
Organis Menurut hukum ini yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis adalahbahwa
berkembangnyafungsi fisik maupun mental psikologis pada dari manusia itu tidak berkembang lepas
satu sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan. Tiap-tiap anak itu terdiri dari organ-organ atau
anggota tubuh, yang merupakan satu kesatuan, diantara organ-organ tersebut fungsi dan
bentuknyatidak dapat dipisahkan berdiri integral. Contoh perkembangan kaki yangsemakin besar
dan panjang pasti diiringi perkembangan otak, kepala, tangan, dan lain-lain.

3. Hukum Tempo Perkembangan


Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri.
Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan adapula yang lambat. Tempo
perembangan seorang anak sebenarnya dapat diubah (dipercepat) sedikit, tetapi tidak dapat
dipaksakan.

4. Hukum Irama (ritme) perkembangan


Hukum irama berlaku bagi setiap manusia. Baik perkembangan jasmani maupun perkembangan
rohani tidak selalu dialami perlahanlahan dengan urutan-urutan yang teratur, melainkan
gelombanggelombang besar dan kecil silih berganti. Kelajuan atau keterlambatan dalam
perkembangan itu tidak sama besar pada setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun
perlambatan dalam peralihan perkembangan tidak sama cara berlangsungnya pada setiap anak.
Sehubung dengan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat dibedakan atas tiga golongan,
yaitu:
a) Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun terhambat, melainkan
perkembangannya berlangsung mendatar dan maju secara berangsur-angsur. Semuanya
berlangsung dengan tenang, masa yang satu disambung oleh masa berikutnya dengan tidak
menunjukkan peralihan yang nyata.
b) Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sesudah besar kecepatan
perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya berhenti sama sekali.
9
c) Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin besar (lama)
semakin bertambah kemajuannya.

5. Hukum Masa Peka


Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri keluar, dan peka akan
pengaruh rangsangan yang datang. Hukum masa peka ini diperkenalkan oleh Maria Montessori,
seorang pendidik berkebangsaan italia. Menurutnya, masa peka merupakan masa pertumbuhan
ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi oleh perkembangan. Masa peka ini hanya datang
sekali selama hidupnya. Apabila masa peka ini tidak digunakan sebaikbaiknya atau tidak
mendapatkan kesempatan unuk berkembang, maka fungsi-fungsi tersebut akan mengalami kelainan/
abnormal, dan hal ini akan mengganggu perkembangan selanjutnya. Usia 3 sampai 5 tahun adalah
masa yang baik sekali utnukmempelajari bahasa ibu dan bahasa di daerahnya.

6. Hukum Rekapitulasi
Pengertian rekapitulasi merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupansuatu bangsa yang
berlangsung secara lambat selama berabad-abad. Jikadihubungkan dengan psikologi dapat diartikan
bahwa rekapitulasi ini berarti perkembangan anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah
kehidupan umatmanusia. Hukum rekpaitulasi dapat dibagi dalam beberapa masa.
a) Masa memburu dan menyamun Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun.
Tandatandanyaanak senang bermain kejar-kejaran, perang-peragan, memanah,
danmenangkap binatang.
b) Masa menggembala Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tandatandanya
anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, burung, dan sebagainya.
c) Masa becocok tanam Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12 tahun.
Tandatandanyaanak senang berkebun, menyirami bunga, dan lain-lain.
d) Masa berdagang Dialami ketika anak berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya anaksenang
bertukar menukar perangko dengan temannya, berkirim fotodengan sahabat pena, beramin
jual-jualan, dan sebagainya.

7. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri


Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahankandiri. Dorongan yang
pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan
mengembangkan diri. Dorongan memepertahankan diri terwujud pada dorongan makan, dan
menjaga keselamatan diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus, dan sakitdalam bentuk
menangis. Ia mempertahankan dirinya dengan cara menangis. Jika ibu-ibu mendengar anaknya
menangis, tangisannya itu dianggap sebagai dorongan untuk mempertahankan diri.
Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat dasar untukmengembangkan
pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri ini berbentuk hasrat mengenai
lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan lain-lain. Di kalangan remaja timbul rasa
persaingan dan perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dapat dianggap
sebagai dorongan untuk mengembangkan diri. Tidak seorang pun manusia normal yang
menghendaki kemunduran perkembangan dirinya, ataupun menghendaki kebodohan. Tapi
sebaliknya setiap anak pasti mengehendaki perkembangan diri ke arah suatu kemajuan dalam suatu
tingkat yang lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.

8. Hukum Predistinasi
10
Predistinasi berarti nasib atau takdir. Pada setiap umat ada kepercayaan terhadap nasib atau
takdir yang telah ditetapkan Tuhan baginya. Meskipun mungkin saja terdapat perbedaan penafsiran
mengenai hukum takdir ini sesuai dengan paham agama dan kepercayaan masing-masing, tetapi
pada umumnya semua umat beragama mengakui bahwa segala yang terjadi atas diri manusia, baik
secara kelompok maupun perseorangan, tidak terlepas dari kodrat dan iradat Tuhan, yang harus
diterima manusia sebgai nasib baginya. Berdasarkan hukum ini berarti betapapun sempurnanya
pembawaan, bakat dan sifat-sifat keturunan, betapapun baiknya lingkungan dan pemeliharaan anak,
serta betapapun lengkapnya sarana dan sumber penghidupan, tetapi proses dan jalan perkembangan
itu tidak akan berlangsung sebagaimana yang dikehendaki manusia seandainya nasib tidak
membawanya demikian atau jika tidak ada izin Allah. Jadi perkembangan itu juga sangat bergantung
pada apa yang telah ditakdirkan-Nya.

F. Perkembangan fisik psikologi siswa


Perkembangan motorik (fisik) siswa Perkembangan motor (motor development), yakni proses
perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik
anak (motor skills). Terdapat empat macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor
skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya.
Keempat faktor itu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf Pertumbuhan dan perkembangan kemampuannya
membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan menibulkan pola tingkah laku yang baru.
Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf seorang anak akan semakin baik dan
beragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Akan tetapi organ sitem syaraf ini lain dari
yang lain, karena apabila rusak tidak dapat diganti atau tumbuh lagi.
2. Pertumbuhan otot-otot Otot Merupakan jaringan sel-sel yang dapat berubah memanjang dan juga
sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut. Diantara fungsi-fungsi
pokoknya adalah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang
mendistribusikan sari makanan. Peningkatan tegangan otot anak dapat menimbulkan perubahan dan
peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini sangat tampak dari
anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam
permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat
kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa.
3. Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endokrin Kelenjar adalah alat tubuh yang
mengahasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar keringat. Perubahan fungsi dari kelenjar-kelenjar
endokrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap
lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya bekerja sama dalam belajar atau beolah raga,
perubahan pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis, berubahnya gaya dandanan/
penampilan dan lain-lain.
4. Perubahan struktur jasmani Semakin meningkat usia anak maka akan semakin menigkat pula ukuran
tinggi dan bobot serta proporsi tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh
perubahan fisik seorang siswa juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena
perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri (self-concept) siswa tersebut.

11
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Manusia selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam selamahidupnya.
Perkembangan adalah proses pertambahan fungsi fisik dan psikisdari seseorang secara kualitatif dan
kuantitatif secara maju menujukesempuranaan. Dalam perkembangannya, tidak dapat langsung menuju
kedalam kesempurnaan.Fase perkembangan adalah suatu momen dimana perkembangan
manusiamenyesuaikan dengan lingkungan disekitarnya dan kebutuhan hidupnya.Aristoteles
mengungkapkan bahwa ada 3 fase perkembangan manusia.Kohnstamm berpendapat bahwa ada 5 fase
perkembangan manusia. CharlotteBuhler mengungkapkan ada 5 fase perkembangan manusia.
Hackelmengatakan bahwa ada 4 fase perkembangan berdasarkan teori rekapitulasi.Oswald Kroh
mengungkapkan ada 3 fase perkembangan.

Dengan adanya pedoman psikologi perkembangan, maka orang tua juga akan bisa memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak. Harapannya, materi psikologi anak ini mampu memberi berbagai
model pelayanan kepada anak dari segi psikologisnya hingga usia si anak beranjak dewasa. Selain itu,
anak tersebut juga diharapkan mampu menjalani berbagai tugas mengenai perkembangan dengan baik,
salah satunya perkembangan psikologis berdasarkan berbagai tahapannya. Anak juga diharapkan
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan pola yang baik sehingga tujuan perkembangan tersebut
dapat dijadikan acuan dan tumpuan mengenai gagasan-gagasannya dapat diolah dan diterapkan dengan
sebaik mungkin.

B. Saran
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa
perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Dimasa inilah peserta didik itu mulai gencar
mencaritahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula
sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi.
Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang
untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas. Mereka akan mulai mengetehui masalah-
masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus
pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil
suatu keputusan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).


Bandung: CV Pustaka Setia.
Kartono, Kartini. 1990. PSIKOLOGI ANAK (Psikologi Perkembangan).
Bandung: MANDAR MAJU.
Abu Ahmadi, Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan Jakarta : Rineka Cipta,1991

iv

Anda mungkin juga menyukai