Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DIMENSI DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPUH : Dr.Margaritje A. Tamara,M.Pd

Disusun Oleh:
Rafael H. Tulung (22105280)
Marshanda Tumarar (22105061)
Veronika E. Sengkey (22105287
Firgi J. toar (22105168)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat selesai
pada waktunya. Penyusunan makalah ini di dasari pada rasa keingintahuan
penulis tentang dimensi dan tugas tugas perkembangan peserta didik dari
Dr.margaritje A. Tamara M.Pd.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi para mahasiswa sebagai sarana
pembelajaran.

Penyusun:

Kelompok 1

1
DAFTAR

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Dimensi perkembangan peserta didik.............................................................................. 5
B. Tugas-tugas perkembangan peserta didik………………………………………………….8
Tahapan Perkembangan Peserta Didik……...........................................................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................................16

2
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Sebuah kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu cara memenuhi fungsi
pendidikan nasional yang mana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas, beriman dan percaya
kepada Tuhan yang Maha Esa. Usaha yang nantinya dapat dilakukan oleh seorang pendidik yang
berkualitas adalah memahami bagaimana peserta didiknya.Dalam kegiatan belajar mengajar,
anak adalah subjek dan objek dari kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran akan tercapai bila
peserta didik berusaha aktif untuk mencapainya. Belajar-mengajar adalah sebuah proses interaksi
antara peserta didik dan guru. Peranan guru sebagai pembimbing mengacu pada banyaknya
peserta didik yang bermasalah (Hamiyah dan Jauhar, 2014:14).Masing-masing peserta didik
memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lain. Peserta didik dapat dilihat dari
perbedaan kemampuan masing-masing anak.Perbedaan perilaku ini bisa dikarenakan perbedaan
kemampuan.Perbedaan kemampuan ini ada yang menganggap disebabkan oleh kemampuan
manusia yang ditakdirkan tidak sama, ada pula yang beranggapan karena perbedaan cara
menyerap informasi dari suatu gejala (Bangsawan, 2006:4). Atau dengan kata lain kecerdasan
menjadi salah satu penyebab masing-masing peserta didik memiliki perbedaan. Entah
pembawaan sejak lahir atau pendidikan serta pengalaman.Betapa tingginya nilai keberhasilan
seorang pendidik, program pengajara yang dilakukan secara baik dan sistematik tidak dapat
berjalan dengan baik jika pendidik tidak mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik
yang dihadapinya.Oleh sebab itu, secara spesifik pendidik harus mengetahui bagaimana anak
didiknya secara mendalam. Perlu dilakukannya evaluasi terpusat dari bagaimana memahami
dimensi, tugas-tugas, tahapan perkembangan bahkan sampai pada problema peserta didik yang
sering terjadi.Sebagai pedoman dalam pencapaian setiap kegiatan belajar-mengajar, pengajar
diwajibkan mampu merumuskan tujuan pembelajarannya serta memahami karakteristik perilaku
dan kemampuan peserta didiknya.

3
Rumusan Masalah

1. Apa sajakah dimensi perkembangan peserta didik?


2. Apakah tugas-tugas perkembangan?
3. Tahapan Perkembangan Peserta Didik

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memaparkan dimensi perkembangan peserta didik.


2. Untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan.
3. Untuk mempelajari tahapan perkembangan peserta didik

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dimensi Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik fisik maupun nonfisik.
Perkembangan itu umumnya berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkelanjutan. Dan
untuk hal-hal yang bersifat nonfisik, bisa saja sifat perkembangannya berlangsung secara acak.
Dimensi-dimensi perkembangan individu, termasuk peserta didik dapat digolongkan menjadi :
1. Perkembangan fisik. Perkembangan fisik individu mencakup aspek-aspek anatomis dan
fisiologis. Perkembangan anatomis berupa perubahan kuantiatif pada struktur tulang, tinggi dan
berat badan, dan lain-lain. Misalnya konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan,
persyarafan sekresi kelenjar, dan pencernaan. Perkembangan keduanya biasanya berjalan relatif
seirama.
2. Perkembangan perilaku psikomotorik. Perkembangan ini menuntut koordinasi fungsional antara
sistem syaraf dan otot, serta fungsi-fungsi psikis.
3. Perkembangan bahasa. Manusia memiliki potensi dasar berbahasa, tergantung pada dimana dia
bermukim dan berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.
4. Perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sama dengan perkembangan kapasitas nalar
otak atau inteligensi. Dan perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa
remaja.
Banyak versi teoritis mengenai tahap perkembangan kemampuan berpikir atau kognitif anak.
Teori tahap perkembangan kognitif dikemukakan oleh psikolog Swiss, Jean Piaget (1896-1980).
Menurut Piaget ada empat tahap perkembangan kognitif manusia :
a. Tahap sensorimotorik (sensorymotor stage), yang berlangsung sejak manusia dilahirkan
sampai kira-kira berusia 2 tahun.
b. Tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung sejak kira-kira anak berusia
2-7 tahun.
c. Tahap operasional kongkrit (cuncrete operational stage), yang berlangsung kira-kira pada
usia 7-11 tahun.
d. Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terjadi antara usia 11-15 tahun
atau seusia sekolah menengah pertama hingga kelas bawah sekolah menengah atas.
5. Perkembangan perilaku sosial. Manusia merupakan makhluk sosial, begitupula dalam perilaku
sosial tampak dalam peran yang ditampilkan, respon interpersoanal yang berkaitan dengan
kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain ataun respon ekspresif yaitu ciri-ciri respon

5
interpersonal yang berkaitan dengan ekspresi diri, kebiasaan-kebiasaan yang khas dan
sebagainya.
6. Perkembangan moralitas. Dalam tahap perkembangan moral ini adalah ukuran dari tinggi atau
rendahnya moral seseorang berdasarkan penalaran moralnya.
7. Perkembangan bidang keagamaan. Manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang “Serba Maha”
di luar dirinya. Sehingga inilah penghayatan dibidang keagamaan, dalam apapun agama yang
dianutnya.
8. Perkembangan konatif. Konatif merupakan perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau faktor
penggerak perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau faktor penggerak perilaku seseorang
yang bersumber dari kebutuhan-kebutuhannya. Dan motivasi ini bisa bersumber dari dorongan
internal dan eksternal.
9. Perkembangan emosional. Dalam perkembangan emosional melibatkan banyak variabel, seperti
rangsangan yang menimbulkan emosi, perubahan fisiologis, suasana lingkungan, kondisi
kesehatan, ketersediaan kebutuhan, iklim interaksi dengan lingkungan dan orang lain

- Perkembangan Peserta Didik dan Lingkungan


Masa depan manusia banyak dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan sekitar. Namun antara
rangsangan lingkungan dulu dan kini sungguh berbeda. Dari lingkungan inilah potensi bawaan
seseorang hampir sering berubah sepanjang perjalanan hidup manusia.
Salah satu contohnya adalah perbedaan manusia sejak ia mulai dilahirkan. Bayi akan
mengadaptasi apapun yang sedang terjadi di lingkungannya, seperti meniru orang tua atau
siapapun yang dekat dengannya. Kesadaran itu bersumber dari dirinya sendiri dan interaksi
sosial dengan orang lain.

Berikut adalah ragam perkembangan anak baik dari faktor bawaan karena bentuk lingkungan itu
sendiri, khususnya lingkungan sosial.

1.Kesadaran diri. Kesadaran diri tergantung pada pematangan sistem sarafnya. Namun pada saat
kesadaran diri digabung dengan kesadaran orang lain akan membentuk inti dari perkembangan
kehidupan sosialnya. Oleh sebab itu seorang anak harus selalu diajarkan melakukan kontak
sosial dengan lingkungannya.
2.Pengacuan sosial. Anak memiliki kemampuan melihat ekspresi wajah orang lain untuk
memutuskan cara untuk menanggapinya. Pada saat akhir tahun pertama, bayi mulai sadar akan
ekspresi orang lain dan mencari bimbingan dari mereka. Kemampuan ini merupakan akar dari
suatu keterampilan sosial penting. Oleh karena itu keterampilan sosial dan perkembangan
emosional ikut dibentuk oleh bagaimana cara pengasuhan.
3. Periode kritis. Akibat pengaruh lingkungan, kadar kesensitivitas seorang anak dapat meningkat,
baik itu secara positif atau bahkan negatif. Peristiwa-peristiwa yang nantinya terjadi selama
periode kritis dapat menentukan apakah anak berkembang secara normal atau sebaliknya. Pada
periode kritis ini sentuhan lingkungan menjadi pengalaman awal yang memberikan efek pada
kehidupan anak di kemudian hari.

6
4. Perawatan primer. Anak mendapatkan perawatan primer dari lingkungannya, terutama orang tua
atau pengasuh. Mereka mengembangkan dan mengajarkan hubungan emosional serta fisik
dengan orang lain di lingkungannya.
5. Pengayaan dalam pengembangan. Lingkungan merangsang perkembangan fisik, emosi, persepsi,
dan intelektual anak. Salah satu contohnya adalah saat anak berusia 5 bulan, yang mana ia ingin
menyentuh apa saja di sekitarnya. Bagian inilah sedang terjadi perkembangan motorik, asalkan
tidak berbahaya.(Danim, 2013:95)

B. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik

Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnya. Harus
dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan. Cita-
cita dan norma-norma agama. Di bawah ini dikemukakan Havighurat (1948) mengenai tugas-
tugas perkembangan. Selanjutnya, dikemukakan juga tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik
Usia sekolah. Materinya dikembangkan dari berbagai sumber.

1. Masa Usia Prasekolah

a. Menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.


b. Masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu atau masa oral (mulut) , karena
mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi
dan belajar.
c. Belajar berjalan sehungga anak belajar menguasai ruang, mulaidari yang paling dekat sampai
yang paling jauh.
d. Pembiasaan terhadap kebersihan.
e. Perkembangan rasa keindahan.

2. Masa Usia Sekolah

a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan dengan prestasi.


b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
d. Membandingkan dirinya dengan orang lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
f. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
g. Amat realitis, rasa ingin tahu dan ingin belajar.

7
h. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai
mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
i. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.

3. Tingkat SMP(Depdiknas,2003)

a. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan
psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
c. Mencapai pada hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau
wanita.
d. Menatap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih
luas.
e. Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
f. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti
dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan
masyarakat.
g. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai, anggota masyarakat dan minat manusia.

4. Tingkat SMA/Sederajat(Depdiknas,2003)

a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya
sebagai pria atau wanita.
c. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang besar.
d. Mengembangkan pengetahuan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum
persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat
yang lebih luas.
e. Mencapai kematangan dalam pilihan karier.
f. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial,
intelectual dan ekonomi.

8
Tugas perkembangan atau develompment task menurut Havirgust (Robert James Havirgust)
adalah tugas-tugas yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh setiap individu pada setiap
periode perkembangannya agar supaya individu tersebut menjadi berbahagia”.
Menurut Hurlock, tujuan mempelajari tugas perkembangan sebagai berikut.
1 Mendapatkan petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari
mereka pada periode usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh
kelompok sosial pada usia tertentu sepanjan kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada individu tentang apa yang akan dihadapi dan tindaka pa yang diharapkan
kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.
Begitupula, adapun faktor yang mempengaruhi tugas berkembangan yaitu:
a. Tuntutan kebudayaan.
b. Kematangan fisik.
c. Kepribadian seseorang.
Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnya. Harus
dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan. Cita-
cita dan norma-norma agama. Di bawah ini dikemukakan Havighurat (1948) mengenai tugas-
tugas perkembangan. Selanjutnya, dikemukakan juga tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik
Usia sekolah. Materinya dikembangkan dari berbagai sumber.
Adapun Periode Perkembangan dan Tugas-tugas Perkembangan.
1. Masa Bayi dan Kanak-kanak Awal (0.0-6.0 tahun)
a. Belajar berjalan pada usia 9.0 - 15.0 bulan.
b. Belajar memakan makanan padat.
c. Belajar berbicara
d. Belajar buang air kecil dan buang air bersar.
e. e Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g. Membentuk konsep–konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan perkembangan kata hati.

2. Masa Kanak –Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6.0 – 12.0 usia SD/Sederajat)
a. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
b. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
c. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
d. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
e. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
f. Mengembangkan kata hati.
g. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
h. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

9
3. Masa Remaja (12.0 – 21.0)
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
c. Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
f. Memilih dan mempersiapkan karier.
g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga
negara.
i. Mencapai perilaku yang bertanggungjawab secara sosial.
j. Memperoleh seperangkat nilai sitem etika sebagai Petunjuk atau pembimbing dalam
berperilaku. (Danim, 2013:111-112

C. Tahapan Perkembangan Peserta Didik

Perubahan akan selalu dialami oleh setiap manusia sejak ia lahir hingga mencapai kedewasaan.
Perubahan ini terjadi secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan dari diri individu.
Sistematis artinya perkembangan itu dalam makna normal jelas urutannya. Progresif bermakna
perkembangan itu merupakan metamorfosis menuju kondisi ideal. Sedangkan berkesinambungan
bermakna ada konsistensi laju perkembangan itu sampai dengan tingkat optimum yang bisa
dicapai (Danim, 2013:97).
Levinson (dalam Danim, 2013:97) menjelaskan bahwa siklus kehidupan manusia terdiri dari empat
urutan yang masing-masing berlangsung selama sekitar dua puluh lima tahun. Berikut beberapa
periode perkembangan manusia.
1. Masa anak-anak dan remaja, sejak lahir sampai dengan usia dua puluh tahun. Transisi awal
terjadi pada usia anak tiga tahun.

2. Masa dewasa awal, umur 17 – 45 tahun.


- Transisi awal, umur 17 – 22 tahun
- Memasuki dunia dewasa, umur 22 – 28 tahun
- Umur 30 tahun, transisi antara 28 – 33 tahun
- Menetap, umur 33 – 40 tahun

3. Masa dewasa tengah, umur 40 – 65 tahun


- Transisi setengah baya, umur 40 – 45 tahun
- Memasuki usia dewasa tengah, umur 45 – 50 tahun
- Umur 50 tahun, transisi umur 50 – 55 tahun
- Puncak dari dewasa tengah, umur 55 – 60 tahun

10
4,. Masa dewasa akhir dewasa, usia 60 tahun

5 Akhir dewasa, transisi umur 60 – 65 tahun

Terjadi perbedaan atau transisi pada masing-masing era. Erik Erikson (dalam Danim, 2013:98)
berpendapat bahwa cir-ciri kepribadian manusia itu muncul secara berlawanan, antara pesimis
atau optimis, independen atau tergantung, emosional atau tanpa emosi, petualang atau hati-hati,
pemimpin optimis atau pengikut, agresif atau pasif, dan sejenisnya.
Erik melanjutkan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh pengaruh interaksi antara faktor
genetika (biologis), pikiran (psikologis), dan budaya (etos). Sehingga dapat diklasifikasikan
dalam delapan tahap perkembangan kehidupan manusia dari ia lahir hingga mati.
1 Fase bayi: sejak lahir sampai usia 18 bulan. Masa bayi disebut sebagai tahap sensori oral (oral
sensory stage), dengan ditandai kebiasaan memasukan segala sesuatu ke mulut. Pada fase ini
sosok ibu sangat dibutuhkan untuk proses merawat secara positif dan penuh kasih sayang.
Utamanya pada kontak visual dan sentuhan.
2. Fase usia dini: usia 18 bulan sampai 3 tahun. Hal penting dalam fase ini adalah kontrol diri,
keberanian, dan kemauan. Anak sedang belajar menguasai keterampilan untuk dirinya sendiri. Ia
belajar berjalan, berbicara, mengembangkan gerakan yang lebih halus. Serta anak memiliki
kesempatan membangun harga diri sebagai manusia, mengontrol tubuhnya, mendapat
keterampilan baru, serta belajar benar dan salah. Hasil akhir yang dapat terlihat nanti adalah
bentuk rendah diri.
3. Fase bermain: umur 3 – 5 tahun. Pada fase ini anak mengalami suatu keinginan untuk meniru
orang dewasa di sekitarnya dan berinisiatif menciptakan situasi bermain. Fase ini pula anak telah
mampu menjawab pertanyaan ‘mengapa’ atau mengajukan pertanyaan. Anak-anak akan lebih
terlibat dengan peran sosial atau hubungan dengan keluarga inti.
4. Fase sekolah: umur 6 – 12 tahun. Pada fase ini sering disebut latency, manusia mampu belajar,
menciptakan dan menyelesaikan berbagai keterampilan baru dan pengetahuan. Fase ini penting
dari segi pengembangan sosial anak. Posisi orang tua tidak lagi menjadi pihak utama namun
keberadaannya masih dirasa penting.
5. Fase remaja: umur 12 – 18 tahun. Kekuatan dasar dari fase ini adalah pengabdian dan fidelity.
Manusia di fase ini sebagian besar bergantung pada apa yang dilakukannya. Ini adalah masa
remaja, ia tidak lagi anak-anak namun belum masuk fase kehidupan orang dewasa. Mereka
mencoba mencari jati diri sendiri, berjuang dengan interaksi sosia. Hubungan dengan teman
sebaya menjadi sangat penting.
6.Fase dewasa muda: umur 18 – 35 tahun. Pada fase ini manusia memiliki kekuatan pada segi afiliasi
dan cinta. Tahap awal menjadi seseorang dewasa yang mana mencari banyak sahabat dan cinta.
Fase inilah manusia mulai menjalin hubungan seperti pernikahan, hubugan dengan teman dan
memulai sebuah keluarga.
7. Beberapa dari mereka yang berusia tiga puluh masih saja ada yang belum memulai membentuk
sebuah keluarga. Jika tahap ini berhasil, seseorang akan mengalami keintiman pada tingkat yang

11
dalam. Namun sebaliknya, jika tidak akan mungkin muncul rasa isolasi dan jarak dari orang lain.
dunia pergaulannyapun akan terkesan menjauh.
8. Fase dewasa tengah: umur 35 sampai dengan 55 atau (mungkin bahkan usia 65 tahun). Ini adaah
fase kedewasaan. Kekuatan dasarnya adalah produksi dan perawatan. Pada usia ini manusia
cenderung mampu melakukan karya kreatif yang bermakna dan membicarakan seputar
kehidupan berkeluarga. Ia kan menjadi lebih bertanggung jawab dengan perannya.
9. Dewasa akhir: umur 55 atau 65 tahun hingga kematian. Dasar kekuatannya adalah kebijaksanaan.
Orang mulai mempersiapkan kehidupan pada tahap dewasa tengah dan tahap terakhir dia sudah
merasa nyaman. pada fase ini orang merasakan besarnya hikmat dunia kemudian mereorientasi
kepedulian yang mulai “terpisah” dengan kepentingan kehidupan duniawi, atau menerima
kematian sebagai penyelesaian kehidupan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

· perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik fisik maupun nonfisik. Dimensi-
dimensi perkembangan individu, termasuk peserta didik dapat digolongkan menjadi:
perkembangan fisik, perkembangan perilaku psikomotorik, perkembangan bahasa,
perkembangan kognitif, perkembangan perilaku sosial, perkembangan moralitas, perkembangan
bidang keagamaan, perkembangan konatif dan perkembangan emosional.
· Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnya. Harus
dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahppkn2015.blogspot.com/2016/03/makalah-dimensi-dan-tugas-
perkembangan.html?m=1

13
14

Anda mungkin juga menyukai