DISUSUN OLEH :
1. Delia Situmorang (4213111096)
2. Gebi Aprilia Purba (4213311061)
3. Grace Praticia (4213311020)
4. Kasroni Simanjuntak (4213111026)
5. Murni Nova Rianti (4213111092)
6. Sofi Fatinah (4213311071)
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Potensi dan Perbedaan Perilaku dalam Belajar”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap peserta didik memiliki perbedaan perilaku dalam belajar. Seorang
individu sangat erat hubungannya dengan perilakunya masing-masing sebagai ciri
pribadinya.
Kegiatan belajar akan dapat berjalan dengan baik jika menggunakan
langkah-langkah pokok yaitu pola belajar. Belajar diperlukan ketekunan agar apa
yang dipelajarinya tidak mudah hilang. Poses belajar untuk dapat memahami,
memerlukan suatu proses yang tidak hanya sekali membaca langsung paham.
Efektif tidaknya pola belajar siswa tergantung siswa tersebut mampu atau tidak
mengalihkan faktor pengganggu. Faktor pengganggu bisa bersumber dari
kelelahan fisik maupun mental, materi yang sulit, faktor guru, lingkungan
keluarga dan teman. Jika faktor tersebut dapat dikendalikan dengan baik, maka
kebiasaan belajar siswa tidak akan berubah meskipun dengan kondisi yang selalu
berubah. Misalnya seorang siswa akan tetap belajar walaupun teman yang lain
sedang bermain, berarti siswa tersebut mampu mengalihkan faktor pengganggu
berupa lingkungan teman. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar yang dapat dicapai masing-masing siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu potensi dalam belajar?
2. Apa itu perilaku dalam belajar?
3. Bagaimana perilaku dalam belajar?
4. Apa faktor pembentuk potensi dan perilaku ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian potensi dalam belajar
2. Mengetahui pengertian perilaku dalam belajar
3. Untuk mengetahui perilaku dalam belajar
4. Untuk mengetahui faktor pembentuk potensi dan perilaku dalam belajar
1
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Seorang individu sangat erat hubungannya dengan perilakunya masing-
masing sebagai ciri pribadinya. Perilaku pada umumnya adalah suatu tindakan
yang dilakukan individu, dalam hubungan dalam dirinya sendiri atau
lingkungannya. Dikutip dari (Okviana, 2015) Perilaku adalah segenap
manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari
perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan
sampai paling yang tidak dirasakan.
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya
(Notoatmojo, 2010). Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku merupakan
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi.
2
4. Keyakinan yang dijadikan sebagai tolok ukur kebenaran dan kesalahan.
5. Tujuan hidup yang telah ditetapkan dalam hati.
6. Falsafah hidup yang telah terbentuk dari proses perjalanan kehidupan.
2. Potensi
a. Pengertian Potensi
Potensi adalah serangkaian bentuk kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap dirinya sendiri, sehingga dalam hal ini perlu untuk
dioptimalkan sebaik mungkin. Sedangkan menurut KBBI potensi diartikan
sebagai suatu kemampuan yang mempunyai berbagai kemungkinan atau
harapan untuk dikembangkan lebih lanjut, baik itu berupa kekuatan, daya,
ataupun kesanggupan yang diperoleh masyarakat secara langsung ataupun
melalui proses yang panjang.
Potensi adalah serangkaian kemampuan, kesanggupan, kekuatan, ataupun
daya yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan lagi menjadi
bentuk yang lebih besar. Bentuk ini biasanya diperoleh melalui pembangunan
untuk kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat.(Majdi, 2007)
Seorang anak yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.
Contohnya : seorang anak yang pandai bergaul, akan lebih mudah dalam
bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Harga diri
3
Seorang anak yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapinya.
Contohnya : seorang anak yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk
menunjukkan kemampuannya.
4. Keinginan
Anak yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi untuk
meraih keinginannya.
4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang masih terkandung dalam diri peserta
didik yang diperoleh secara herediter (pembawaan). Menurut Syaodih (2007:159)
kecakapan potensial merupakan kecakapan-kecakapan yang masih tersembunyi,
masih kuncup belum terwujudkan, dan merupakan kecakapan yang dibawa dari
kelahiran. Yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang
pengembangan potensi lain. Potensi itu meliputi potensi fisik, intelektual,
kepribadian, minat, potensi moral dan religius.
1. Potensi Fisik
2. Potensi Intelektual.
1. Prestasi Akademik.
5
h. Kemampuan kealaman
4. Kreativitas
5. Kepribadian
6
B. Perilaku
Setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan dan perilaku yang diperoleh
dari pengaruh lingkungan sekitarnya.Ahli psikologi berpendapat bahwa
kepribadian dibentuk oleh berbagai faktor bawaan dan faktor lingkungan.
Menurut Skinner belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responnya akan menurun. Menurut Gadne (2003) belajar merupakan kegiatan
yang kompleks. Seteah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap,
dan nilai. Timbulnya stimulasi yang berasal dari lingkungan, proses kognitif yang
dilakukan pelajar.
1. Signal learning (belajar isyarat). Dalam jenis ini siswa mendapat respon
terkondisi terhadap signal tertentu.
3. Chaining (mempertautkan).
7
atau konsep kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai kemahiran
diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
7. Rule learning, atau belajar membuat generalisasi, hukum, dan kaidah. Pada
tingkat ini siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan
mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (induktif, deduktif, analisis, sistesis,
asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas) sehingga anak didik dapat
menemukan konklusi tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang sebagai
rule: prinsip, dalil, aturan, hukum, kaidah dan sebagainya.
8
perasaan senang pada siswa saat mengikuti proses pembelajaran
matematika. Aspek – aspek antusias belajar meliputi kesenangan dan
ketertarikan siswa saat mengikuti proses pembelajaran.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi siswa yang dimaksud dalam rambu-rambu ini adalah kapasitas
atau kemampuan dan karakteristik / sifat individu yang berhubungan dengan
sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau
menunjang pengembangan potensi lain. Potensi itu meliputi potensi fisik,
intelektual, kepribadian, minat, potensi moral dan religius.
B. Saran
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.
9
b.
10
DAFTAR PUSTAKA
References
Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia.
11