Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“POTENSI DAN PERBEDAAN PERILAKU DALAM BELAJAR”

DISUSUN OLEH :
1. Delia Situmorang (4213111096)
2. Gebi Aprilia Purba (4213311061)
3. Grace Praticia (4213311020)
4. Kasroni Simanjuntak (4213111026)
5. Murni Nova Rianti (4213111092)
6. Sofi Fatinah (4213311071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Potensi dan Perbedaan Perilaku dalam Belajar”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Peyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam Mata


Kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.

Medan, Februari 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................
BAB II DASAR TEORI
A. Perilaku ...................................................................................................................
B. Potensi ....................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Potensi ....................................................................................................................
B. Perilaku ...................................................................................................................
C. Implementasi dalam Belajar Matematika ...............................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap peserta didik memiliki perbedaan perilaku dalam belajar. Seorang
individu sangat erat hubungannya dengan perilakunya masing-masing sebagai ciri
pribadinya.
Kegiatan belajar akan dapat berjalan dengan baik jika menggunakan
langkah-langkah pokok yaitu pola belajar. Belajar diperlukan ketekunan agar apa
yang dipelajarinya tidak mudah hilang. Poses belajar untuk dapat memahami,
memerlukan suatu proses yang tidak hanya sekali membaca langsung paham.
Efektif tidaknya pola belajar siswa tergantung siswa tersebut mampu atau tidak
mengalihkan faktor pengganggu. Faktor pengganggu bisa bersumber dari
kelelahan fisik maupun mental, materi yang sulit, faktor guru, lingkungan
keluarga dan teman. Jika faktor tersebut dapat dikendalikan dengan baik, maka
kebiasaan belajar siswa tidak akan berubah meskipun dengan kondisi yang selalu
berubah. Misalnya seorang siswa akan tetap belajar walaupun teman yang lain
sedang bermain, berarti siswa tersebut mampu mengalihkan faktor pengganggu
berupa lingkungan teman. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar yang dapat dicapai masing-masing siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu potensi dalam belajar?
2. Apa itu perilaku dalam belajar?
3. Bagaimana perilaku dalam belajar?
4. Apa faktor pembentuk potensi dan perilaku ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian potensi dalam belajar
2. Mengetahui pengertian perilaku dalam belajar
3. Untuk mengetahui perilaku dalam belajar
4. Untuk mengetahui faktor pembentuk potensi dan perilaku dalam belajar

1
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Seorang individu sangat erat hubungannya dengan perilakunya masing-
masing sebagai ciri pribadinya. Perilaku pada umumnya adalah suatu tindakan
yang dilakukan individu, dalam hubungan dalam dirinya sendiri atau
lingkungannya. Dikutip dari (Okviana, 2015) Perilaku adalah segenap
manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari
perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan
sampai paling yang tidak dirasakan.
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya
(Notoatmojo, 2010). Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku merupakan
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi.

b. Faktor Pembentuk Perilaku

Menurut Peter Lauster (seorang ahli psikologi) mengatakan bahwa


seseorang tidak perlu ragu akan perilakunya yang “jelek” karena setiap
perilaku yang ada akan dapat berubah sedikit demi sedikit seiring dengan
pengaruh dan proses perjalanan waktu yang dijalaninya. Apabila manusia ingin
mencapai kehidupan yang lebih berarti maka dengan kesadaran penuh dia
harus mengubah perilakunya yang “jelek” dan merugikan menjadi perilaku
yang “lebih baik” dan menguntungkan.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan perilaku manusia, yaitu:


1. Kebiasaan yang dilakukan oleh manusia tersebut.
2. Lingkungan di mana manusia tersebut hidup.
3. Pendidikan yang ditempuh.

2
4. Keyakinan yang dijadikan sebagai tolok ukur kebenaran dan kesalahan.
5. Tujuan hidup yang telah ditetapkan dalam hati.
6. Falsafah hidup yang telah terbentuk dari proses perjalanan kehidupan.

2. Potensi
a. Pengertian Potensi
Potensi adalah serangkaian bentuk kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap dirinya sendiri, sehingga dalam hal ini perlu untuk
dioptimalkan sebaik mungkin. Sedangkan menurut KBBI potensi diartikan
sebagai suatu kemampuan yang mempunyai berbagai kemungkinan atau
harapan untuk dikembangkan lebih lanjut, baik itu berupa kekuatan, daya,
ataupun kesanggupan yang diperoleh masyarakat secara langsung ataupun
melalui proses yang panjang.
Potensi adalah serangkaian kemampuan, kesanggupan, kekuatan, ataupun
daya yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan lagi menjadi
bentuk yang lebih besar. Bentuk ini biasanya diperoleh melalui pembangunan
untuk kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat.(Majdi, 2007)

Potensi siswa yang dimaksud dalam rambu-rambu ini adalah kapasitas


atau kemampuan dan karakteristik / sifat individu yang berhubungan dengan
sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau
menunjang pengembangan potensi lain. Potensi itu meliputi potensi fisik,
intelektual, kepribadian, minat, potensi moral dan religius.

b. Faktor Pembentuk Potensi

1. Kecakapan dan keterampilan seorang anak

Seorang anak yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.

Contohnya : seorang anak yang pandai bergaul, akan lebih mudah dalam
bersosialisasi dengan lingkungannya.

2. Harga diri

3
Seorang anak yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapinya.

3. Persepsi seorang anak mengenai diri sendiri

Pndangan seorang anak terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam


perkembangan konatifnya. Seorang anak yang memandang dirinya buruk akan
lebih sulit dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.

Contohnya : seorang anak yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk
menunjukkan kemampuannya.

4. Keinginan

Anak yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi untuk
meraih keinginannya.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang masih terkandung dalam diri peserta
didik yang diperoleh secara herediter (pembawaan). Menurut Syaodih (2007:159)
kecakapan potensial merupakan kecakapan-kecakapan yang masih tersembunyi,
masih kuncup belum terwujudkan, dan merupakan kecakapan yang dibawa dari
kelahiran. Yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang
pengembangan potensi lain. Potensi itu meliputi potensi fisik, intelektual,
kepribadian, minat, potensi moral dan religius.

1. Potensi Fisik

Kondisi kesehatan fisik dan keberfungsian anggota tubuh diperoleh melalui


pemeriksaan medis yang dilakukan oleh tenaga medis dan observasi perilaku
dalam mengikuti aktivitas pembelajaran oleh guru.

2. Potensi Intelektual.

Potensi intelektual terbagi lima kelompok, yaitu:

1. Prestasi Akademik.

2. Kecerdasan Umum meliputi kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri


terhadap situasi baru secara cepat dan tepat; kemampuan memecahkan
masalah;

3. Kemampuan Khusus / Bakat


Kemampuan khusus atau bakat meliputi
a. Kemampuan verbal-kebahasaan
b. Kemampuan logis-matematis
c. Kemampuan seni
d. Kemampuan tilikan ruang
e. Kemampuan badaniah-kinestetik
f. Kemampuan music
g. Kemampuan antarpibadi

5
h. Kemampuan kealaman

4. Kreativitas

Kreativitas meliputi beberapa hal

a. memiliki dorongan ingin tahu yang besar


b. sering mengajukan pertanyaan
c. memiliki banyak gagasan
d. bebas dalam menyatakan pendapat
e. memiliki rasa keindahan
f. menonjol dalam salah satu bidang seni
g. memiliki pendapat sendiri dan mampu mengungkapkannya
h. memiliki rasa humor tinggi
i. daya imajinasi yang kuat
j. orisinalitas
k. dapat bekerja sendiri
l. senang mencoba hal-hal baru
m. mampu mengembangkan dan memerinci gagasan

5. Kepribadian

Sedangkan kepribadian meliputi hal

a. kemampuan mengelola emosi,


b. Kemampuan mengembangkan dan menjaga motivasi belajar / berprestasi,
c. Kepemimpinan,
d. Kemampuan menyesuaikan diri,
e. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi,
f. Responsibilitas,
g. Orientasi nilai, moral dan religi,
h. Kecenderungan kebutuhan,
i. Sikap
j. Kebiasaan, dan sebagainya.

6
B. Perilaku
Setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan dan perilaku yang diperoleh
dari pengaruh lingkungan sekitarnya.Ahli psikologi berpendapat bahwa
kepribadian dibentuk oleh berbagai faktor bawaan dan faktor lingkungan.
Menurut Skinner belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responnya akan menurun. Menurut Gadne (2003) belajar merupakan kegiatan
yang kompleks. Seteah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap,
dan nilai. Timbulnya stimulasi yang berasal dari lingkungan, proses kognitif yang
dilakukan pelajar.

Adapaun perilaku belajar siswa menurut Robert Gagne dikelompokkan ke dalam


delapan kelas yaitu :

1. Signal learning (belajar isyarat). Dalam jenis ini siswa mendapat respon
terkondisi terhadap signal tertentu.

2. Stimulus-Respon learning. Menurut Robert Gagne proses belajar bahasa pada


anak-anak merupakan proses yang serupa dengan ini. Kondisi yang diperlukan
untuk berlangsungnya tipe belajar ini ialah faktor inforcement.

3. Chaining (mempertautkan).

4. Verbal Association. Tipe belajar 3 dan 4 ini setaraf, yaitu belajar-mengajar


menghubungkan S-R yang satu dengan yang lain. Kondisi yang diperlukan untuk
tipe belajar ini antara lain, secara internal anak didik sudah harus terkuasai
sejumlah satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu prinsip
kesinambungan, pengulangan dan reinforcement tetap penting.

5. Discrimination learning atau belajar mengadakan pembeda. Dalam tipe ini


peserta didik mengadakan seleksi dan pengujian di antara dua perangsang atau
sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola respon yang
dianggap paling sesuai.

6. Concept learning atau belajar pengertian. Dengan berdasarkan kesamaan ciri-


ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya, ia membentuk suatu pengertian

7
atau konsep kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai kemahiran
diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.

7. Rule learning, atau belajar membuat generalisasi, hukum, dan kaidah. Pada
tingkat ini siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan
mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (induktif, deduktif, analisis, sistesis,
asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas) sehingga anak didik dapat
menemukan konklusi tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang sebagai
rule: prinsip, dalil, aturan, hukum, kaidah dan sebagainya.

8. Problem Solving yakni belajar memecahkan masalah. Pada siswa belajar


merumuskan dan memecahkan masalah, merespon terhadap rangsangan yang
menggambarkan atau situasi problematik, yang mempergunakan berbagai kaidah
yang telah dikuasainya.

C. Implementasi dalam Belajar Matematika


1. Perilaku Belajar Matematika
Perilaku adalah aktivitas diri individu yang akan memberikan
kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di
dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran
dan kesiapan untuk bertindak. Sedangkan perilaku belajar matematika
merupakan suatu aksi dan reaksi yang dilakukan dan dikatakan oleh siswa
dalam proses pembelajaran matematika. Faktor - faktor yang
mempengaruhi perilaku belajar yaitu adanya motivasi, adanya perhatian,
adanya usaha, dan adanya evaluasi.
2. Dinamika Aktivitas Belajar Matematika
Dinamika aktivitas belajar matematika adalah kegiatan belajar yang selalu
berkembang dan dapat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran
matematika yang ditinjau dari kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotor
siswa. Aspek – aspek dinamika aktivitas belajar meliputi aktivitas belajar
sendiri dan aktivitas belajar kelompok.
3. Antusias Belajar Matematika
Antusias belajar matematika adalah suatu sikap dimana siswa merasa
tertarik, semangat, dan dapat berpartisipasi secara aktif sehingga timbul

8
perasaan senang pada siswa saat mengikuti proses pembelajaran
matematika. Aspek – aspek antusias belajar meliputi kesenangan dan
ketertarikan siswa saat mengikuti proses pembelajaran.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Potensi siswa yang dimaksud dalam rambu-rambu ini adalah kapasitas
atau kemampuan dan karakteristik / sifat individu yang berhubungan dengan
sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau
menunjang pengembangan potensi lain. Potensi itu meliputi potensi fisik,
intelektual, kepribadian, minat, potensi moral dan religius.

Seorang individu sangat erat hubungannya dengan perilakunya masing-


masing sebagai ciri pribadinya. Perilaku pada umumnya adalah suatu tindakan
yang dilakukan individu, dalam hubungan dalam dirinya sendiri atau
lingkungannya.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan perilaku manusia, yaitu:


1. Kebiasaan yang dilakukan oleh manusia tersebut.
2. Lingkungan di mana manusia tersebut hidup.
3. Pendidikan yang ditempuh.
4. Keyakinan yang dijadikan sebagai tolok ukur kebenaran dan kesalahan.
5. Tujuan hidup yang telah ditetapkan dalam hati.
6. Falsafah hidup yang telah terbentuk dari proses perjalanan kehidupan.

B. Saran
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca.

9
b.

10
DAFTAR PUSTAKA

References
Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka Setia.

LigkarLSM. (2012). Faktor Pembentuk Perilaku Manusia. LingkarLSM, 1-6.

Rudianto. (2010). 24 Jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training. Yogyakarta:


Andi Offset.

11

Anda mungkin juga menyukai