Anda di halaman 1dari 30

MINI RISET PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN”

Dosen Pengampu : Nindya Ayu Pristanti, S.Pd,M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 11

M. Nazri Husaini Pane (2221151001)

Rini Azaria Sinaga (222131170458)

Tigor Rapido Sinurat (2221511023)

Khaidar Ali Yahya Nasution (2223151008)

Agnes Tesalonika Telaumbanua (2223151012)

PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,


Salam sejahtera,
Shalom,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya Kita
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Mini Riset Perkembangan Peserta Didik
tentang Perkembangan Kepribadian.

Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu Nindya Ayu Pristanti, S.Pd, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, yang telah memberikan dan
mengarahkan bimbingannya kepada penulis tentang bagaimana penulisan laporan hasil mini riset
yang baik dan benar.Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua,
serta para teman-teman sekalian yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas dukungan dan
motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil laporan mini riset ini tepat sesuai waktu
yang telah ditentukan.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki hasil laporan mini
riset ini.

Akhir kata kami berharap semoga mini riset tentang Perkembangan Kepribadian ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Medan,  November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Cover …….……………………………………………………....................……,………..i
Kata Pengantar …………………………………………………………................……...ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………................. iii

BAB I Pendahuluan…….…..…………………………………………..…........................ 1

I. Latar Belakang ……………………………………………………..…................ 1

I.II Identifikasi Masalah…………………………………………………...………… 1

I.III Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 1

I.IV Tujuan Penelitan…………………………………………………………………. 1

I.V Manfaat Penelitian……………………………………………………………….. 1

BAB II Landasan Teori…………………………………………………………………… 2

BAB III Metode Penelitian ..…………………………………………………………........ 3

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan………………………………………………. 4

BAB V Penutup…………………………………………………………………………….. 5

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………… 6

LAMPIRAN………………………………………………………………………………… 7
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ilmu pendidikan semakin berkembang dengan teknologi yang begitu canggih
menjadikan semua aspek di dalam hidup kita semakin berkembang dan menjadikan
pelajar lebih mengerti akan hakekat pendidikan untuk manusia indonesia seutuhnya.
Tak banyak orang yang menjadi pintar tapi hilang dari hakikat manusia karena itulah
pendidikan formal sangatlah wajib diikuti karena selain ilmu pendidikan formal
mengajarkan bagaimana untuk bersikap sesuai dengan akhlak yang seharusnya dimiliki
oleh seorang manusia.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Tidak didukungnya perkembangan kepribadian anak yang baik oleh lingkungan
sekitar ia tinggal.
2. Kurangnya peran guru dalam membimbing perkembangan kepribadian para peserta
didik di tempat ia mengajar.
3. Masih banyaknya terdapat siswa yang bersikap anti sosial di lingkungan sekolah.
I.3 Rumusan Masalah
1. Perkembangan Kepribadian anak secara umum
2. Peran guru dalam mendukung perkembangan kepribadian anak

1.4 Tujuan Penelitian

Mengetahui bagaimana sesungguhnya peran guru maupun para pihak terkait di SMAN 2
Medan dalam mendukung perkembangan kepribadian siswanya.

1.5 Manfaat Penelitian

Mengubah cara pola pikir calon pendidik tentang bagaimana ia menghadapi para peserta
didik yang memiliki jenis-jenis kepribadian tertentu.Dan bagaimana caranya ia menerapkan
pembelajaran yang baik dan nyaman bagi para peserta didik.
BAB II

Landasan Teori

1. Pengertian Perkembangan Kepribadian

A.Perkembangan
Masalah perkembangan sering kali tidak dapat dilepaskan dari
m a s a l a h  pertumbuhan. Keduanya memang memiliki kesamaan dan ada hubungannya.
Suatu pertumbuhan pada akhirnya akan ‘selesai” semua organisme mencapai fisik murni,
namun perkembangan berlangsung terus menerus sepanjang hayat.
Dengan demikian, maka perkembangan adalah merupakan suatu proses
terjadinya perubahan"perubahan psikologis (sifat- sifat khas) secara terus menerus
menuju ke suatu arah yaitu organisasi atau struktur tingkah laku pada tingkat integrasi
yang lebih tinggi melalui proses belajar.

B. Kepribadian

Mendefinisikan kepribadian sebenarnya bukan hal yang mudah karena kepribadian


merupakan sesuatu yang abstrak. Disini  beberapa pengertian kepribadian sebagai
berikut :
1. W.Allport
 “Personality is the dynamic organization within theindividual of those psychophycal
sistem, that determines his unique adjusment  t o h i s e n v i r o n m e n t ”
artinya:
 Personality i t u a d a l a h s u a t u o r g a n i s a s i psishiphysis yang dinamis dari pada
seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 
2. Withington
“Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan,
sebagaimana yang Nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat
dalam diri seseorang tetapi lebih merupakan hasil dari pada suatu pertumbuhan yang
yang lama suatu kulturil,
3. Kepribadian adalah dinamis dari sistem- sistem psikofisik dalam individu yang turut
menentukan cara- caranya yang unik dalam menyesusaikan dirinya dengan
lingkungannya.

Maka dapat disimpulkan pengertian perkembangan kepribadian adalah proses


terjadinya perubahan-perubahan terhadap psikologi atau tingkah laku seseorang yang
dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik dan pengaruh lingkungan sekitarnya.
Perkembangan kepribadian seseorang mengalami suatu tahapan-tahapan yang diawali
dari struktur fisik yang tumbuh dan berkembang. Bersamaan dengan itu berkembang pula
tingkat kecerdasan atau kebodohan psikis individu menentukan penyesuaian diri di
lingkungan kepemilikan bakat akan mempengaruhi tendensi bertingkah laku.
Hal yang bisa mempengaruhi proses perkembangan kepribadian adalah dari adanya
emosi kepribadian yang berhubungan dengan kejiwaan seseorang. Di samping itu adanya
lingkungan sebagai pembentuk pola tingkah laku, juga pengaruh rumah serta pengalaman
di sekolah. Adapun kepribadian adalah tingkah laku yang berarti moral alam diri
seseorang yang dapat mencerminkan baik suatu individu. Dapat dikatakan bahwa
kepribadian individu itu berakar pada kemampuan fisik dan psikisnya karena faktor-
faktor biologis itu berinteraksi dengan pengaruh sosial atau lingkungan, kemudian terjadi
pola kepribadian dengan tingkah laku diatur atau ditentukan oleh adanya kekuatan ciri-
ciri tertentu.
Proses diartikan sebagai runtutan perubahan yang terjadi dalam perkembangan
sesuatu. Adapun maksud proses dalam perkembangan anak adalah tahapan-tahapan
perubahan yang dialami seorang anak baik jasmaniah maupun rohaniah.
Proses perkembangan kepribadian anak adalah :
A. Pendidikan langsung ; yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku
sebagai pribadi yang sudah dan benar atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang
dewasa lainnya dan hal yang penting adalah keteladanan itu sendiri.
B. Identifikasi ; yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah
laku seseorang yang menjadi idolanya.
C. Proses coba-coba (trial and error) ; yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku
moral semacam coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan
akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau
celaan akan dihentikan.
D.Lingkungan Sekolah ; Dalam proses pembentukan kepribadian seorang remaja, hal
yang paling mempengaruhi adalah sekolah. Pentingnya sekolah dalam memainkan
peranan di diri siswa dapat dilihat dari realita sekolah sebagai tempat yang harus dihadiri
setiap hari. Sekolah memberi pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa
perkembangan konsep diri, anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah dari
pada di rumah. Di samping itu sekolah memberi kesempatan siswa untuk meraih sukses
serta memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan
kemampuannya secara realistic.

2. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian

1) Tahap-Tahap Perkembangan Fisiologis


Perkembangan fisiologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan
fungsi-fungsi fisiologis. Dengan adanya berbagai penelitian tentang pertumbuhan dan
perkembangan biologis manusia, akhirnya orang pun dapat menemukan pengetahuan
tentang tahap-tahap perkembangan fisiologis manusia secara agak mendetail.
Menurut Sigmund Freud seorang psikoanalis dengan pandangannya menekankan,
bahwa kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah “libido seksualis”
mengemukakan pendapat bahwa pribadi manusia mengalami perkembangan dengan
dinamika yang tidak stabil sejak manusia dilahirkan sampai usia 20 tahun. Perkembangan
dari lahir sampai usia 20 tahun ini menurut Freud menentukan bagi perbentukan pribadi
seseorang.
Freud mengemukakan adanya enam tahapan perkembangan fisiologis manusia yang
meliputi:
a. Tahap Oral; (umur 0 sampai sekitar 1 tahun). Dalam tahap ini mulut bayi merupakan
daerah utama daripada aktivitas yang dinamis pada manusia.
b. Tahap Anal; (antara umur 1 sampai 3 tahun). Dalam tahap ini dorongan dan aktivitas
gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
c. Tahap Falish; (antara umur 3 sampai sekitar 5 tahun). Dalam tahap ini, alat-alat
kelamin merupakan daerah perhatian yang penting, dan pendorong aktivitas.
d. Tahap Latent; (antara umur 5 sampai 12 dan 13 tahun). Dalam tahap ini, dorongan-
dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya istirahat dalam
arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
e. Tahap Pubertas; (antara umur 12/13 sampai 20 tahun). Dalam tahap ini, dorongan-
dorongan aktif kembali, kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi
mempercepat pertumbuhan ke arah kematangan.
f. Tahap Genital; (setelah umur 20 tahun dan seterusnya). Dalam tahap ini, pertumbuhan
genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.

Pentahapan seperti yang dikemukakan oleh Freud di atas kurang begitu menjelaskan
secara menyeluruh mengenai pertumbuhan dan perkembangan fisiologis, hal ini
barangkali disebabkan karena titik tinjau Freud tentang perkembangan pribadi lebih
terjurus pada sudut pandang seksualitas. Berikut ini dikemukakan tahap-tahap
perkembangan fisiologis yang cukup terperinci sesuai dengan hasil penelitian Gesell dan
Amatruda yang dilaporkan dalam buku: “Developmental Diagnosis” New York Hoeber
Medical Division, Harper & Row, Publisher. Inc.
Gesell dan Amatruda mengemukakan tahap-tahap sikunsial daripada perkembangan
fisiologis manusia dari awal prenatal (konsepsi) sampai umur 5 tahun sebagai berikut:
a. Tahap Konsepsi; (dalam seminggu sesudah pembuahan). Dalam tahap ini sperma
memasuki ovum dan dalam proses pertumbuhannya terjadi pula pengorganisasian sel-sel
“germinal”.
b. Tahap Embrionik; (1minggu sesudah konsepsi sampai umur 8 minggu). Dalam tahap
ini setelah ovum dimasuki oleh saraf dari ibu, terjadilah pertumbuhan sistem saraf. Dalam
proses pertumbuhan sistem saraf ini terjadi pula pembentukan fungsi preneural.
c. Tahap Fetal; (umur 2 bulan sampai dengan 2,5 bulan). Dalam tahap ini terjadi
pembentukan fungsi informasi dan komunikasi dengan sensitivitas oral.
d. Tahap Perluasan Fetal; (umur 2,5 bulan sampai dengan 3,5 bulan). Dalam tahap ini
terjadi perluasan pembentukan fungsi fital dengan berkembangnya sistem saraf dan
jaringan otak di kepala.
e. Tahap Perkembangan Reflek-Reflek; (umur 3,5 bulan sampai dengan 4 bulan
kandungan). Dalam tahap ini fungsi reflek mulai berkembang.
f. Tahap Perkembangan Alat Pernafasan; (umur 4 bulan sampai dengan 4,5 bulan).
Dalam tahap ini terjadi perkembangan fungsi pernafasan pada bayi prenatal.
g. Tahap Perkembangan Fungsi Tangan; (umur 4,5 bulan sampai dengan 5 bulan). Dalam
tahap ini, tangan dan jari-jarinya mulai dapat bergerak-gerak.
h. Tahap Perkembangan Fungsi Leher; (umur 5 bulan sampai 6 bulan). Dalam tahap ini
terjadi percepatan gerakan dan reflek pada leher.
i. Tahap Perkembangan Fungsi Otonomik; (umur 6 bulan sampai lahir). Dengan semakin
lengkapnya pertumbuhan materil tubuh bayi, maka dalam tahap ini berkembanglah fungsi
sistem otonomik dengan pengendalian psikokimiawi.
FASE KELAHIRAN
j. Tahap Kelahiran; (umur 9 bulan sampai dengan 10 bulan). Dalam tahap ini terjadi
perkembangan pesat pada fungsi-fungsi vegetatif.
k. Tahap Perkembangan Fungsi Penglihatan; (umur 1 bulan dan berlangsung sampai
umur 4 bulan). Bayi dapat melihat benda-benda di alam sekitarnya.
l. Tahap Keseimbangan Kepala; (umur 4 bulan sampai dengan 7 bulan). Dalam tahap ini
gerakan-gerakan kepala semakin seimbang.
m. Tahap Perkembangan Fungsi Tangan; (umur 7 bulan sampai dengan 10 bulan). Dalam
tahap ini gerakan-gerakan tangan anak semakin terarah dan semakin kuat, sehingga anak
cakap memegang dan menangkap sesuatu dengan tangannya.
n. Tahap Perkembangan Fungsi Otot dan Anggota Badan; (umur 10 bulan sampai dengan
1 tahun). Dalam tahap ini anak mengalami perkembangan berangsur-angsur dalam hal
duduk, merayap, merangkak dan merambat.
o. Tahap Perkembangan Fungsi Kaki; (umur 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun). Dalam
tahap ini anak mulai dapat berdiri dan belajar berjalan.
p. Tahap Perkembangan Fungsi Verbal; (umur 1,5 tahun sampai 2 tahun). Dalam tahap
ini anak mulai dapat menirukan dan mengucapkan kata-kata, dan kemudian memunculkan
pertanyaan-pertanyaan singkat.
q. Tahap Perkembangan Toilet; (umur 2 tahun sampai 3 tahun). Dalam tahap ini anak
sudah mulai dapat belajar kencing dan buang air besar tanpa bantuan orang lain.
r. Tahap Perkembangan Fungsi Bicara; (umur 3 tahun sampai 4 tahun). Dalam tahap ini
anak mulai berbicara secara jelas dan berarti. Kalimat-kalimat yang diucapkan anak
semakin baik.
s. Tahap Belajar Matematik; (umur 4 tahun sampai 5 tahun).dalam tahap ini anak mulai
dapat belajar matematik sederhana misalnya menyebutkan bilangan, menghitung urutan
bilangan, dan penguasaan jumlah kecil dari benda-benda.
t. Tahap Sosialitas; (umur 5 sampai menjelang umur 7 tahun). Dalam tahap ini anak
mulai dapat belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya. Dalam umur ini anak siap
mengikuti pendidikan kanak-kanak.
Perkembangan pribadi yang dikemukakan Gesell dan Amatruda di atas terbatas
selama masa sejak konsepsi sampai anak berumur 5 tahun. Untuk tahap-tahap
perkembangan berikutnya, dapatlah dikemukakan sebagai berikut:
u. Tahap Intelektual; (umur 7 tahun sampai 12 tahun). Dalam tahap ini fungsi-fungsi
ingatan imajinasi dan pikiran pada anak mulai berkembang. Anak mulai mampu mengenal
sesuatu secara objektif. Anak juga mulai mampu berpikir kritis.
v. Tahap Pubertas; (umur 12 sampai 17 tahun). Dalam tahap ini, pertumbuhan dan
perkembangan fungsi kelenjar indoktrin terjadi secara pesat. Perkembangan fungsi
kelenjar-kelenjar indoktrin terutama kelenjar sel-sel germinal sangat mempengaruhi
perkembangan tingkah laku manusia.
w. Tahap Pematangan Fisiologis; (17 tahun sampai 20 tahun). Dalam tahap ini,
pertumbuhan fisik anak menuju kea rah kematangan fisiologisnya. Semua fungsi
jasmaniahnya berkembang menjadi seimbang. Keseimbangan fungsi fsiologis
memungkinkan pribadi manusia berkembang secara positif sehingga manusia semakin
mampu bertingkah laku sesuai dengan tuntutan sosial, moral serta intelektual.

2) Tahap-Tahap Perkembangan Psikologis


Perkembangan psikologis pribadi manusia di mulai sejak masa bayi hingga masa
dewasa. Seperti halnya pada perkembangan fisiologis, maka perkembangan psikologis
melalui pentahapan tertentu yang berbeda dengan pentahapan perkembangan fisiologis.
Mengenai perkembangan psikologis manusia ini sudah banyak dibahas oleh para ahli.
Diantara mereka telah ada usaha untuk menemukan tahap-tahap perkembangan jiwa,
seperti menurut Jean Jacques Rousseau (1712-1778), perkembangan fungsi dan kapasitas
kejiwaan manusia berlangsung dalam lima tahapan sebagai berikut:
a) Tahap Perkembangan Masa Bayi; (sejak lahir sampai umur 2 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi lebih didominasi oleh perasaan. Perasaan-perasaan senang ataupun
tidak senang menguasai diri anak bayi, sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan
tingkah laku bayi sangat dipengaruhi oleh perasaannya. Perasaan itu sendiri tidak tumbuh
dengan sendirinya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi
terhadap stimuli lingkungannya.
b) Tahap Perkembangan Masa Kanak-Kanak; (2 tahun sampai 12 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi anak di mulai dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi indra
anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini memperkuat
perkembangan fungsi pengamatan pada anak. Bahkan dapat dikatakan bahwa
perkembangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini didominasi oleh pengamatannya.
c) Tahap Perkembangan pada masa Preadolesen; (12 tahun sampai 15 tahun). Dalam
tahap ini, perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Dengan
adanya pertumbuhan sistem saraf serta fungsi pikirannya, anak mulai kritis dalam
menanggapi sesuatu idea tau pengetahuan dari orang lain. Kekuatan intelektual kuat,
energi fisik kuat, sedangkan kemauan kurang keras. Dengan pikirannya yang berkembang,
anak mulai belajar menemukan tujuan-tujuan serta keinginan-keinginan yang dianggap
sesuai baginya untuk memperoleh kebahagiaan.
d) Perkembangan pada Masa Adolense; (15 tahun sampai 20 tahun). Dalam tahap
perkembangan ini, kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat.
Keadaan ini membuat orang mulai tertarik kepada orang lain yang berlainan jenis
kelamin. Di samping itu, orang mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan
hidup serta mulai memikirkan pola tingkah laku yang bernila moral. Ia juga mulai belajar
memikirkan kepentingan sosial serta kepentingan pribadinya. Berhbung dengan
berkembangnya keinginan dan emosi yang dominan dalam pribadi orang dalam masa ini,
maka orang dalam masa ini sering mengalami kegoncangan serta ketegangan dalam
jiwanya.
e) Masa Pematangan Diri; (setelah umur 20 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan fungsi
kehendak mulai dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan
hidup pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, dan
pemuasan keinginan masyarakat. Semua ini akan direalisasikan oleh individu dengan
belajar mengandalkan daya kehendaknya. Dengan kemauannya, orang melatih diri untuk
memilih keinginan-keinginan yang akan direalisasikan dalam tindakan-tindakannya.
Realisasi setiap keinginan ini menggunakan fungsi penalaran, sehingga orang dalam masa
perkembangan ini mulai mampu melakukan “self direction” dan “self controle”. Dengan
kemampuan “self direction” dan “self controle” itu, maka manusia tumbuh dan
berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.

3) Tahap-Tahap Perkembangan Secara Pedagogis


Tahap-tahap perkembangan pribadi manusia secara pedagogis dapat dikemukakan di
sini menurut dua sudut tinjauan, yaitu dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan
pendidikan dan dari sudut tinjauan teknis khusus perlakuan pendidikan.
Mengenai pentahapan perkembangan pribadi manusia dari sudut tinjauan teknis umum
penyelenggaraan pendidikan dapat dikemukakan berdasarkan pendapat John Amos
Comenius (1952), mengenai perkembangan pribadi manusia terdiri atas lima tahap, yaitu:
a. Tahap Enam Tahun Pertama; tahap perkembangan fungsi penginderaan yang
memungkinkan anak mulai mampu untuk mengenal lingkungannya.
b. Tahap Enam Tahun Kedua;tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu
yang memungkinkan anak mulai mampu menggunakan fungsi intelektualnya dalam usaha
mengenal dan menganalisis lingkungannya.
c. Tahap Enam Tahun Ketiga; tahap perkembangan fungsi inteletual yang memungkinkan
anak mulai mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan antar
variabel di dalam lingkungannya.
d. Tahap Enam Tahun Keempat; tahap perkembangan fungsi kemampuan berdikari, “self-
direction” dan “self-controle”.
e. Tahap Kematangan Pribadi; tahap di mana intelektual memimpin perkembangan semua
aspek kepribadian menuju kematangan pribadi di mana manusia berkemampuan
mengasihi Allah dan sesama manusia.
Mengenai tahap-tahap perkembangan pribadi dari sudut tinjauan teknis khusus
perlakuan pendidikan, secara otomatis dapat kita ambil pentahapan perkembangan
psikologis yang baru saja dikemukakan di atas. Di sini kita tinggal membicarakan tentang
perlakuan-perlakuan yang diperlukan dalam pendidikan yang sesuai dengan tingkah-
tingkah perkembangan anak didik. Berikut ini dikemukakan secara garis besar tentang
perlakuan-perlakuan pendidikan menurut tingkat-tingkat perkembangan psikologis anak
didik.
a. Untuk tahap kematangan prenatal;
· Penjagaan kesehatan lingkungan fisiologis ibu
· Pemeliharaan makanan (gizi, protein, vitamin)
· Pemeliharaan tingkah laku orang tua terutama ibu yang tengah mengandungnya untuk
menghindari sifat-sifat hereditas yang mengganggu perkembangan fungsi fisiologis bayi.
· Pengendalian perangai dan sikap-sikap yang negative pada diri ibu kandung.
b. Untuk anak dalam tahap perkembangan vital;
· Pemeliharaan makanan dan gizi bagi anak
· Pembiasaan (dresseur) untuk dapat hidup teratur misalnya dalam hal makan, tidur dan
buang air.
c. Untuk anak dalam tahap perkembangan ingatan;
· Latihan indra
· Latihan perhatian
· Latihan ingatan
d. Untuk anak dalam tahap perkembangan keakuan;
· Menghindari perlakuan memanjakan
· Menghindari perlakuan yang besifat hukuman
· Membimbing penyesuaian diri pada anak dengan lingkungannya.
e. Untuk anak dalam tahap perkembangan pengamatan;
· Menciptakan lingkungan yang sehat dan pedagogis
· Melatih fungsi pengamatan
· Memberi teladan-teladan hidup yang positif
· Memberikan stimuli dan informasi yang objektif
f. Untuk anak dalam tahap perkembangan intelektual;
· Memberi latihan berpikir
· Memberi pengalaman langsung
· Memberikan motivasi instrinsik agar anak mau belajar secara oto-aktif
· Menggunakan evaluasi sebagai sarana motivasi belajar
· Memberikan bimbingan secara psikologis, adil dan fleksibel
g. Untuk anak dalam tahap perkembangan pra-remaja;
· Hindarilah sikap menunggu/membiarkan tingkah laku negatif anak pra-remaja
· Mendekati anak dengan penuh persahabatan
· Memberikan petunjuk dan pengarahan secara simpatik dengan menumbuhkan
kepercayaan kepada anak terhadap pendidik.
· Jangan mengekang, tetapi juga jangan membiarkan
h. Untuk anak dalam perkembangan remaja;
· Memberikan kepercayaan kepada anak untuk melaksanakan tugas-tugas.
· Mengevaluasi dan mengarahkan belajar anak secara bijaksana
· Membimbing penemuan pandangan hidup yang sesuai dengan pribadi dan
lingkungannya.
· Menanamkan semangat patriotic/kecintaan kepada bangsa dan tanah air
· Memupuk jiwa dan semangat wiraswasta di berbagai bidang
i. Untuk anak didik dalam tahap pematangan pribadi/kedewasaan;
· Memupuk rasa tanggung jawab dan pengabdian
· Membimbing pengenalan tentang makna hidup
· Memberi bekal guna mendapatkan pekerjaan
· Memberi bekal hidup berkeluarga dan bermasyarakat
3. Aspek-Aspek Kepribadian

Para pakar ilmu jiwa mengatakan bahwa aspek kepribadian manusia ada tiga yaitu
kejasmanian, aspek kejiwaan dan aspek keharmonisan yang luhur.
1. Aspek Kejasmanian, Meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari
luar :
a. Yang dikerjakan oleh lisan, seperti membaca Al-Qur'an, mempelajari ilmu yang
bermanfaat dan mengerjakannya.
b. Yang dikerjakan oleh anggota tubuh lain, seperti berbakti kepada orang tua, memenuhi
kebutuhan, sholat, puasa, menetapkan suatu berdasarkan musyawarah, memenuhi
peraturan, menghormati orang lain dan sebaginya.
2. Aspek kejiwaan, Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dan tidak ketahuan dari
luar. Seperti mencintai Allah SWT dan Rosul, mencintai dan memberi karena Allah SWT,
ikhlas dalam beramal, sabar tidak sombong, pemaaf, tidak mendendam, tawadhu' dan lain-
lain.
3. Aspek kerohanian yang luhur, Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu
filsafat hidup dan kepercayaan, meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap di dalam
kepribadian yang mengarah dan memberi corak sebuah kehidupan individu.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian

Andi Mappiare mengatakan bahwa kepribadian terbentuk dari tiga faktor yaitu
pembawaan (hereditas), lingkungan dan citra diri (self concept).
a. Pembawaan (hereditas) Pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh
anak sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat keturunan. Anak
merupakan warisan dari sifat-sifat pembawaan orang tuanya yang merupakan potensi
tertentu.
 Pertumbuhan Fisik Seorang anak yang kuat dan sehat lebih beruntung
dibanding dengan anak yang kecil dan ringkih, ia lebih banyak mengikuti
aktivitas-aktivitas sesuai dengan tahap perkembangannya. Kegiatan-kegiatan
tersebut memberikan pengalaman baginya yang merupakan modal dasar bagi
perkembangannya.
 Kemampuan mental dan bakat khusus Seorang anak yang pandai pada umur
yang muda sudah dapat mengenal hubungan antara dirinya dan benda-benda
lingkungannya, maka ia juga akan cepat mengerti bentuk penyesuaian yang
tepat yang seimbang dengan masa kematangan dan tuntutan yang dihadapinya.
b. Lingkungan Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi terbentuknya kepribadian
terdiri dari lingkungan bersifat sosial dan lingkungan fisik. Yang dimaksud
lingkungan sosial ialah lingkungan yang terdiri dari sekelompok individu (group)
interaksi antara individu tersebut menimbulkan proses sosial dan proses ini
mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan pribadi seseorang,
 Rumah, Rumah adalah lingkungan pertama yang berperan dalam
pembentukan kepribadian. Bebrapa sifat lingkungan rumah yang
memungkinkan anak membentuk sifat-sifat kepribadian adalah kesediaan
orang tua menerima anak sebagai anggota keluarga, adanya sikap demokratis,
keadaan ekonomis yang serasi, penyesuaian yang baik antara ayah dan ibu
dalam pernikahan dan penerimaan sosial para tetangga terhadap keluarga.
 Sekolah, Sekolah adalah tempat dimana anak dapat belajar dan menimba
ilmu. Lingkungan sekolah yang bersih, rapi akan membantu anak belajar
dengan tenang dan nyaman. Disamping itu hubungan antara siswa dengan
guru, dan hubungan antara siswa dengan lingkungan sekolah lainnya perlu
dijaga karena hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian
anak.
 Teman sebaya. Baik di sekolah maupun di luar sekolah kepribadian anak
banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya. Dalam lingkungan sekolah anak
belajar bermain dengan anak lain, belajar bekerjasama dengan anak lain.
c. Citra diri (self concept) Faktor yang tidak kalah penting dalam memahami
perkembangan kepribadian anak ialah self concept (citra diri) yaitu kehidupan
kejiwaan yang terdiri atas perasaan, sikap pandang, penilaian, dan anggapan yang
semuanya akan terpengaruh dalam keputusan tindakan sehari-hari. Seseorang dengan
citra dirinya menilai dirinya sendiri dan menilai lingkungan sosial.
5. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena dari
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari
pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Hirschi dan Selvin (1967) sebagaimana dikutip oleh Dadang Hawari menujukkan
bahwa kepribadian orang tua sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. bila salah
seorang atau kedua oang tua mempunyai kelainan kepribadian orang tua mempunyai
kelainan kepribadian, maka presentase kenakalan anak akan jauh lebih tinggi daripada
kalau kedua orang tua tidak mempunyai kelainan kepribadian.

6. Macam-Macam Karakteristik Kepribadian

Begitu banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini adalah tipe-tipe
kepibadian menurut salah satu ahli.
Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan tipe kepribadian dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Kepribadian Ekstrovert: Dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati
kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian
dalam aktivitas sosial.
2. Kepribadian Introvert: Dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai
kontrol diri yang baik.
3. Neurosis: Dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang- kadang
disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.
BAB III
Metode Penelitian

A. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Medan , Jl. Karangsari No. 435, Sari Rejo, Kec.
Medan polonia, Kota Medan, Sumatera Utara . Pada hari selasa tanggal 15 November 2022.
B. Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMAN 2 Medan, 2 orang guru bidang studi,
wali kelas, dan PKS III.
C. Teknik pengambilan data
Terdapat beberapa Teknik pengumpulan data dalam survey atau riset.
1. Observasi
2. Angket
3. Wawancara
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang
telah tersusun (pedoman wawancara). Data yang dihasilkan berupa data kualitatif.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survey. Tenik
survey adalah teknik menganalisis data yang disimpulkan dari hasil mengambil sampel dengan
menggunakan metode tanya-jawab.
BAB IV
Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A. Gambaran Hasil Penelitian

Perkembangan Kepribadian
1. Kepribadian Introvert
Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah membantu mengembangkan
kepribadian introvert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Membuat program memanggil narasumber alumni
dengan materi membantu mengembangkan √
kepribadian siswa
2. Memberikan amanat upacara dengan materi Tips
mengembangkan kepribadian introvert √

2. Kepribadian Ekstrovert
Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah membantu mengembangkan
kepribadian ekstrovert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Menyetujui kegiatan pengembangan kepribadian oleh
psikolog √
2. Memberikan amanat upacara dengan materi Tips
mengembangkan kepribadian ekstrovert √
Perkembangan Kepribadian
1. Kepribadian Introvert
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian introvert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berbicara empat mata √
2. Memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
tertentu saja √
3. Memberi kesempatan untuk belajar mandiri

4. Memberi kesempatan untuk belajar konseptual

2. Kepribadian Ekstrovert
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian ekstrovert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk √
mengemukakan apa yang mau disampaikan
2. Memberikan pemahaman cara pengendalian diri √
3. Kepribadian Koleris
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian koleris siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Belajar dengan membiarkan siswa melakukan dengan √
caranya sendiri.
2. Menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa √
3. Memberi kesempatan siswa menjadi tutor teman √
sebaya
4. Belajar langsung pada pokok masalah √
5. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang koleris yang kuat

4. Kepribadian Sanguinis
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian sanguinis siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Melakukan pembelajaran dengan cara yang √
menyenangkan
2. Belajar dengan suasana santai √
3. Belajar sambil bermain √
4. Memberi kesempatan untuk berekreasi √
5. Menggunakan media dalam belajar √
6. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang sanguinis yang
populer
5. Kepribadian Melankolis
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian melankolis siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Melakukan gaya belajar ekstakta √
2. Mengajar secara sistematis √
3. Menjawab pertanyaan dengan informasi yang bermutu √
4. Memberikan fakta dan angka-angka dalam belajar √
5. Memberi tugas latihan √
6. Menjelaskan tujuan akhir pembelajaran √
7. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang melankolis yang
sempurna

6. Kepribadian Plegmatis
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian plegmatis siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Memberikan cara yang mudah dalam mengajar √
2. Memberikan durasi waktu yang lebih lama dalam √
mengerjakan tugas
3. Melakukan pembelajaran remedial √
4. Memberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu √
yang menyenangkan
5. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang plegmatis yang
damai
Perkembangan Kepribadian
1. Kepribadian Introvert
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian introvert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk √
berbicara empat mata
2. Memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang √
tertentu saja
3. Memberi kesempatan untuk belajar mandiri √
4. Memberi kesempatan untuk belajar konseptual √

2. Kepribadian Ekstrovert
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian ekstrovert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk √
mengemukakan apa yang mau disampaikan
2. Memberikan pemahaman cara pengendalian diri √
3. Kepribadian Koleris
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian koleris siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Belajar dengan membiarkan siswa melakukan dengan √
caranya sendiri.
2. Menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa √
3. Memberi kesempatan siswa menjadi tutor teman √
sebaya
4. Belajar langsung pada pokok masalah √
5. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang koleris yang kuat

4. Kepribadian Sanguinis
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian sanguinis siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Melakukan pembelajaran dengan cara yang √
menyenangkan
2. Belajar dengan suasana santai √
3. Belajar sambil bermain √
4. Memberi kesempatan untuk berekreasi √
5. Menggunakan media dalam belajar √
6. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang sanguinis yang
populer
5. Kepribadian Melankolis
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian melankolis siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Melakukan gaya belajar ekstakta √
2. Mengajar secara sistematis √
3. Menjawab pertanyaan dengan informasi yang bermutu √
4. Memberikan fakta dan angka-angka dalam belajar √
5. Memberi tugas latihan √
6. Menjelaskan tujuan akhir pembelajaran √
7. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang melankolis yang
sempurna

6. Kepribadian Plegmatis
Upaya yang dilakukan Guru Bidangstudi membantu mengembangkan
kepribadian plegmatis siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Memberikan cara yang mudah dalam mengajar √
2. Memberikan durasi waktu yang lebih lama dalam √
mengerjakan tugas
3. Melakukan pembelajaran remedial √
4. Memberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu √
yang menyenangkan
5. Menyarankan siswa untuk mengembangkan √
kepribadiannya dengan memanfaatkan internet
sehingga tumbuh menjadi seorang plegmatis yang
damai
Perkembangan Kepribadian
1. Kepribadian Introvert
Upaya yang dilakukan Wali Kelas membantu mengembangkan
kepribadian introvert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Mendiskusikan dampak negatif dari suka menyendiri . .

2. Mendiskusikan pentingnya orang lain dalam kehidupan √


pribadi

2. Kepribadian Ekstrovert
Upaya yang dilakukan Wali Kelas membantu mengembangkan
kepribadian ekstrovert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Mendiskusikan dampak negatif dari hubungan sosial √
yang berlebihan
2. Menjadi role model √

Perkembangan Kepribadian
1. Kepribadian Introvert
Upaya yang dilakukan PKS III membantu mengembangkan
kepribadian introvert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Memilih pengurus OSIS dengan mempertimbangkan √
kepribadian siswa
2. Menyikapi secara positif kepribadian siswa introvert √

2. Kepribadian Ekstrovert
Upaya yang dilakukan PKS III membantu mengembangkan
kepribadian ekstrovert siswa usia sekolah menengah.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Mengusulkan untuk memanggil narasumber seperti √
psikolog
2. Menyikapi secara positif kepribadian ekstrovert siswa √
3. Selama berada di sekolah membina hubungan sosial √
siswa dengan ekstra

B. Pembahasan

Dari angket yang sudah diisi oleh 5 narasumber, didapatkan kesimpulan antara lain ;

Kepala sekolah cukup berperan dalam mendukung perkembangan kepribadian siswa yang
Introvert dan Ekstrovert.Terlihat dari jawabannya pada kolom pernyataan, ia sudah/pernah
melakukan upaya-upaya yang terdapat pada kolom pernyataan untuk membantu pengembangan
kepribadian para peserta didiknya.

Dua orang guru bidang studi memiliki kesamaan dalam perannya membantu perkembangan
kepribadian siswa introvert, yaitu pada pernyataan “memberi kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang tertentu saja”. Kedua guru bidang studi tidak mengizinkan peserta didiknya
bersikap anti sosial dan mengecualikan orang lain dalam berinteraksi.
Wali kelas lebih memilih menjawab kedua kolom dalam pernyataan “mendiskusikan dampak
negatif dari suka menyendiri” ia berpendapat bahwa ia tidak suka mengganggu privasi siswa
namun, ia juga menjelaskan kepada para siswanya bahwa sikap suka menyendiri itu kurang baik.

PKS III dalam memilih kepengurusan OSIS dengan mempertimbangkan juga kepribadian
siswa.Ia lebih memilih siswa yang tidak pendiam/introvert agar siswa yang memiliki kepribadian
introvert tidak mengalami tekanan dalam kesehariannya di sekolah.Selain itu PKS III juga lebih
suka atau mendukung kepribadian siswa ekstrovert daripada siswa introvert.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang kelompok 11 lakukan di SMAN 2 MEDAN,
didapatkan kesimpulan bahwa para pihak terkait di ruang lingkup SMAN 2 Medan sudah
cukup baik dalam membantu perkembangan kepribadian peserta didiknya.Selain
memfasilitasi siswa dengan memanggil psikolog, para pihak terkait juga mampu
menyikapi perbedaan sifat/kepribadian para peserta didik secara baik.Hal ini akan
berdampak positif bagi para peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di
SMAN 2 Medan, para peserta didik akan mampu tumbuh sesuai passionnya di bidang
masing-masing.

B. Saran
1. Diharapkan untuk lebih memperhatikan para siswa yang memiliki kepribadian
introvert, hal ini sangat penting karena siswa yang memiliki kepribadian introvert cukup
sulit dalam mengemukakan pendapatnya di kelas.
2. Bagi Kepala Sekolah agar mampu membina para bawahannya untuk memfasilitasi para
siswa dalam berekspresi.
3. Kepada para calon pendidik, diharapkan mampu menerapkan cara pembelajaran yang
baik dan nyaman serta mampu membantu perkembangan kepribadian siswanya.
Daftar Pustaka

Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm.Penerbit


Rineka Cipta Isbn : 979-518-761-9

Abin ,Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung. Pt. Remaja Rosda Karya..

Prayitno Dan Erman Anti. 1995. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konselin. Jakarta :
P2LPTK Depdikbud. Prayitno. 2003. Panduan Bimbingan Dan Konselin. Jakarta :
Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Zakiah Daradjad. Kepribadian Guru. Bulan Bintang, Jakarta.

Drs. Sumadi suryabrata, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 2006). Muhibbin Syah,
Psikologi Belajar, (Jakarta, PT Raja Grapindo Persada).
LAMPIRAN

Dokumentasi Mini Riset di SMAN 2 Medan

Anda mungkin juga menyukai