Anda di halaman 1dari 21

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN IMPLIKASI BAGI

PENYELENGGARA PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

Dr. A. A. Rai Sudiatmika, M.Pd.

Putu Hari Sudewa, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH

Ni Wayan Sri Pusparani 2013071009

Silvin Mey Daya Sitinjak 2013071014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Perkembangan Kepribadian Anak serta implikasi bagi penyelenggara pendidikan
dan pembelajaran” dengan baik guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik (PPD).

Makalah ini kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pengerjaan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya untuk menambah pembendaharaan pengetahuan
dalam memahami pemahaman peserta didik.

Medan, 28 Oktober 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..2

1.3 Tujuan…………………………………………………………………2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Kepribadian……………………………….3

2.2 Sifat-Sifat Dari Kepribadian…………………………………………..4

2.3 Perkembangan Kepribadian pada Masa Kanak-Kanak, Masa Anak -


Anak, Masa Remaja dan Masa Dewasa…………………………………...5

2.4 Pentingnya Peran Orangtua Dalam Perkembangan Kepribadian Peserta


Didik……………………………………………………………………….8

2.5 Implikasi Bagi Penyelenggara Pendidikan dan Pembelajaran……….11

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................16

3.2 Saran.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, perkembangan adalah proses berkembangnya sesuatu.
Perkembangan manusia ditandai dengan perubahan kecakapan, kematangan
fisik, emosi, dan pikiran menuju kedewasaan. Kepribadian merupakan hal
penting bagi setiap manusia, karena dari kepribadian itulah setiap perilaku dan
aktivitas manusia bisa dinilai, apakah baik atau buruk, apakah memberi nilai
atau merusak nilai. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya.
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran
yang sangat teliti dari proses perkembangan kepribadian mulai dari lahir
sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati tahap
perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting
bagi proses perkembangan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kepribadian itu sendiri, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah factor yang berasal dari
dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan factor
genetis atau bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor bawaan sejak
lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki
orangtuanya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari diri orang luar
tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari
lingkungan seseorang mulai lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman,
tetangga sampai dengan pengaruh dari berbagai media audio visual.
Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya diperlukan proses
pendidikan yang merupakan proses untuk meningkatkan harkat serta martabat
bangsa. Karena melalui usaha pendidikan ini diharapkan dapat mengarahkan
perkembangan anak di dalam pembentukn suatu pribadi yang mandiri. Dalam
bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat
dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan pemahaman
mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan

1
sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia,
kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional,
dan soial.
Psikologi perkembangan adalah bidang psikologi yang mempelajari
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang
sejak lahir sampai kematian. Psikologi perkembangan berkait erat dengan
pendidikan, karena dalam dunia pendidikan terbagi dalam berbagai jenjang
dan tempo perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan hidup manusia.
Mempelajari psikologi perkembangan tidak hanya berguna bagi orangtua dan
guru dalam memberikan pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap
perkembangannya, tapi juga berguna ketika memahami diri sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan kepribadian ?
2. Apa saja sifat-sifat dari kepribadian ?
3. Apa saja macam-macam karakteristik perkembangan kepribadian pada
masa kanak-kanak, masa anak-anak, masa remaja dan masa dewasa ?
4. Bagaimana peran orangtua dengan perkembangan kepribadian peserta
didik?
5. Bagaimana implikasi perkembangan kepribadian bagi penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran ?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dari perkembangan kepribadian !
2. Untuk mengetahui aspek-aspek dari kepribadian !
3. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan kepribadian pada masa
kanak-kanak, masa anak-anak, masa remaja dan masa dewasa !
4. Untuk mengetahui pentingnya peran orangtua dengan perkembangan
kepribadian peserta didik !
5. Memahami implikasi dari perkembangan kepribadian bagi penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran !

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Kepribadian

Perkembangan merupakan perubahan individu kearah yang lebih


sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai akhir hayat dan
berlangsung secara terus menerus. Dari proses perkembangan dapat
dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu aspek biologis, aspek kognitif, dan aspek
psikososial. Aspek biologis merupakan perkembangan pada fisik individu. Aspek
kognitif yaitu perubahan dalam proses npemikiran yang merupakan hasil dari
lingkungan sekitar. Sedangkan aspek psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini
merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, hubungannya dengan orang lain.

Menurut KBBI, kepribadian yaitu sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.
Menurut Yinger, kepribadian ialah keseluruhan tingkah laku dari seseorang
dengan suatu sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
situasi. Menurut Theodore M. Newcomb, kepribadian ialah suatu kelompok sikap
yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Sedangkan
menurut George Herbert Mead, kepribadian ialah tingkah laku pada manusia yang
berkembang melalui perkembangan diri.

Jadi, perkembangan kepribadian adalah perubahan sikap atau tingkah laku


seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya yang membedakannya dari
orang atau bangsa lain melalui perkembangan diri yang berlangsung seumur
hidup.

3
2.2 Sifat-Sifat Dari Kepribadian

Aspek-aspek dari kepribadian menjelaskan frekuensi atau intensitas


perasaan, pikiran atau perilaku seseorang. Berikut lima sifat dari kepribadian
seseorang.

▪ Extraversion
Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang
dalam berinteraksi dengan orang lain. Extraversion terdiri atas ekstrovert
dan introvert. Ekstrovert ditandai oleh hubungan keterlibatan dengan dunia
luar. Ciri-ciri dari ekstrovert seperti : senang dengan orang-orang, sering
mengalami emosi positif, cenderung lebih ceplas-ceplos, lebih suka kerja
atau belajar dalam tim dan biasanya akan mengatakan apa pun yang
dipikirkan. Berbeda halnya dengan sifat introvert. Mereka cenderung lebih
tenang (pendiam), berhati-hati, kurang terlibat dengan dunia sosial, lebih
suka kerja atau belajar sendiri dan biasanya akan banyak berpikir sebelum
mulai bicara.

▪ Agreeableness
Agreeableness adalah sifat kepribadian yang memanifestasikan
dirinya dalam karakteristik perilaku individu yang dipersepsikan baik,
simpatik, kooperatif, hangat dan perhatian. Agreeableness mencerminkan
perbedaan individu dalam kepedulian, kerjasama dengan keselarasan
sosial. Mereka peka, ramah, murah hati, suka menolong, dan mau
berkompromi dengan kepentingan orang lain. Seseorang dengan
agreeableness tinggi berkarakter suka membantu, pemaaf, dan penyayang.
Sedangkan seseorang dengan agreeableness rendah, merekaa tidak peduli
dengan orang lain, mudah curiga dengan orang lain, dan tidak ramah.

▪ Conscientiousness
Conscientiousness berkaitan dengan kemampuannya untuk focus
pada tujuan dan meraih tujuan tersebut. Orang dengan conscientiousness
umumnya dapat diandalkan, teratur, dan bertanggung jawab. Selain itu
mereka punya kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum

4
bertindak, menunda kesenangan, taat aturan, terencana, dan
memprioritaskan tugas. Orang-orang conscientiousness rendah biasanya
ceroboh, berantakan, tidak terarah, mudah teralih perhatiannya, dan tidak
dapat diandalkan.

▪ Neurotic
Neurotic adalah tentang pengaruh dan pengendalian emosi.
Individu dengan neuroticism tinggi memiliki sifat mudah gugup, sensitif,
tegang dan mudah cemas. Individu dengan nilai rendah dalam neuroticism
justru malah kurang mudah kecewa dan kurang reaktif secara emosional.
Mereka cenderung lebih tenang, emosi stabil, dan tetap bebas dari
perasaan negatif.

▪ Openness to experience
Oppenness adalah orang yang imajinatif, kreatif, dan artistic. Kata
openness mengacu pada kemampuan untuk bertoleransi, kapasitas untuk
menyerap informasi, dan focus. Seseorang dengan openness yang tinggi
memiliki pemikiran yang imajinatif. Mereka cenderung lebih mengetahui
perasaan mreka dengan orang yang tertutup, berpikir dan bertindak secara
individualistis. Sedangkan seseorang dengan openness yang rendah
cenderung picik, mereka lebih suka yang sederhana, terus terang, dan
mudah mengerti terhadap situasi yang ambigu dan licik.

2.3 Perkembangan Kepribadian pada Masa Kanak-Kanak, Masa Anak-


Anak, Masa Remaja dan Masa Dewasa

• Perkembangan Kepribadian Masa Kanak – Kanak


Usia dini sebagai penentu untuk terbentuknya karakter dan pribadi
anak. Usia ini merupakan usia yang diperlukan bagi perkembangan
intelektual anak dan agar dapat menampung berbagai informasi yang
membantu perkembangan. Perkembangan kepribadian pada masa kanak –
kanak awal sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kognitifnya.

5
Hal ini membentuk persepsi anak mengenai dirinya sendiri, dalam
kompetensi sosialnya, dalam peran jenis kelaminnya, dan dalam
menegakkan pendapatnya mengenai apa yang benar dan yang salah.

Pada masa ini, anak mulai menyadari individualitasnya dan dia


dihadapkan dengan masalah kekuasaan dan disiplin. Pada awal masa
kanak-kanak dia sudah mulai memperlihatkan bahwa dia tidak begitu
tergantung lagi seperti pada masa sebelumnya, sebaliknya dia
memperlihatkan sikap otonominya dalam hal gerak, bisa mengurusi
dirinya sendiri dalam kebutuhan-kebutuhan yang sederhana, dan
perkembanga tingkah laku sosial. Tahap ini didominasi oleh perasaan.
Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendiri melainkan berkembang sebagai
akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi.

• Perkembangan Kepribadian Masa Anak-Anak


Perkembangan kepribadian pada masa kanak – kanak akhir, mutu
hubungan dengan orang tua, saudara kandung dan sanak saudara lain, dan
pandangan anak mengenai metode pelatihan anak yang digunakan di
rumah, semuanya berperan dalam menentukan perkembangan kepribadian
anak.
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai mengagumi
tokoh-tokoh dalam sejarah, cerita khayal kemudian anak membentuk
konsep diri yang ideal seperti tokoh yang diinginkannya. Anak-anak pada
umumnya memasuki periode akhir masa kanak-kanak dan berminat dalam
keanggotaan kelompok, mereka sangat ingin menyesuaikan mulai dari
gaya berbicara sampai dengan standar penampilan yang ditetapkan
kelompok tersebut. Karena mereka takut kehilangan dukungan dari
anggota kelompok mereka berusaha meniru namun kadang-kadang
berlebihan. Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan
makin berkmbangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.

6
• Perkembangan Kepribadian Pada Masa Remaja
Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja ialah
pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses menjadi
seseorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikcson
dalam Papalia dan Olds, 2001). Masa usia sekolah menengah bertepatan
dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik
perhatian karena sifat-sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada
anak sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain,
anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat
membahagiakannya. Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh
dorongan seksualitas yang kuat, disamping itu mulai mengembangkan
pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah laku
yang bernilai moral.

• Perkembangan Kepribadian Pada Masa Dewasa


Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi
pria atau wanita seutuhnya. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya,
masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang kehidupan.
Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun hingga kira-kira usia
40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas
dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi.

Saat masa dewasa awal, mereka sudah mulai membina hubungan


yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada
tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan
orang-orang tertentu dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
Pengetahuannya cukup luas dan kecakapannya cukup banyak. Meskipun
pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin
dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap
pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Pada tahap ini perkembangan
fungsi kehendak mulai dominan. Mulai dapat membedakan tujuan hidup

7
pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan
kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.

Dan pada masa dewasa akhir atau masa hari tua, masa ini individu
telah memiliki kesatuan atau integritas pribadi, semua yang telah
didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di
satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia
masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya
tetapi karena factor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat
dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus
berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali
mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan seringkali
menghantuinya.

2.4 Pentingnya Peran Orangtua Dalam Perkembangan Kepribadian Peserta


Didik

Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena


dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan bentuk demikian,
pendidikan pertama ada dalam kehidupan keluarga. Kepribadian orangtua sangat
mempengaruhi perkembangan anak. Dalam keluarga, anak akan tumbuh dan
berkembang pertama kali sebelum mengenal dunia luar. Dalam hal ini, keluarga
berperan penting dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian seorang
anak.

Segala hal yang dilakukan oleh orangtua akan ditiru oleh anak. Oleh sebab
itu, biasanya anak disebut peniru ulang. Keluarga merupakan kelompok social
yang pertama dikenal oleh anak. Kepribadian orangtua dapat memengaruhi
bagaimana orangtua mendidik anak. Jika kepribadian orangtua berpengaruh dala
proses pembentukan kepribadian anak, maka orangtua harus senantiasa mendidik
yang baik. Menurut Hastantyo pada tahun 2010, ada Sembilan tipe kepribadian
orangtua dalam membesarkan anaknya yang berpengaruh pada kepribadian anak,
yaitu sebagai berikut:

8
1. Penasihat moral, lebih menekankan pada moral, analisis dan perincian.
2. Penolong, mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat
dari tindakan si anak.
3. Pengatur, selalu ingin bekerjasama dengan si anak dan menciptakan
tugas-tugas yang akan membantu memperbaiki keadaan.
4. Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional dengan
anak-anak dalam setiap keadaaan dan mencari solusi kreatif bersama-
sama.
5. Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya
mengutamakan objektivitas dan perspektif.
6. Pencemas, selalu melakukan Tanya jawab mental dan terus bertanya-
tanya, ragu-ragu dan memiliki gambaran terburuk sampai mereka yakin
bahwa anak mereka benar-benar memahami situasi.
7. Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
8. Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jawab dan bersikap
melindungi, berteriak kepada si anak tetapi kemudian melindunginya dari
ancaman yang datang.
9. Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu menghindar dari
konflik.

Dengan adanya Sembilan kepribadian orangtua yang baik, maka orangtua


dapat dengan mudah membentuk kepribadian anak dengan baik. Orangtua dapat
membentuk kepribadian anak sesuai dengan Sembilan pilar tersebut. Membentuk
kepribadian anak sejak dini tidak mudah karena bisa berpengaruh pada masa
depan anak. Jika sejak dini anak diajarkan berperilaku tidak baik, maka kelak
dewasa anak akan berperilaku yang tidak baik, begitu juga sebaliknya. Oleh
karena itu, orangtua harus senantiasa memberikan contoh yang baik pada anak
untuk membiasakan perilaku baik. Karena sampai kapanpun, anak akan selalu
mengingat tentang segala hal yang diajarkan orangtua di masa kecil.

9
Supaya anak bisa memiliki kepribadian yang baik dan sesuai dengan
harapan orangtua, orangtua harus mewujudkan kepribadian si anak, yaitu
dengan cara:

a) Orangtua harus memberi kasih saying kepada si anak, dengan kasih saying
yang cukup dari orangtua, maka anak dapat menyelesaikan permasalahan
dengan baik.
b) Diantara kedua orangtua dan anak harus saling menghormati.
c) Kedua orangtua dan anak harus sering berkumpul, dengan sering
berkumpul maka diantara orangtua dan anak dapat tumbuh rasa keakraban.
d) Kedua orangtua menjaga ketenangan lingkungan keluarga dan
menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak.
e) Mewujudkan kepercayaan, dengan memberikan kepercayaan kepada anak-
anaknya berarti sama halnya dengan memberikan penghargaan kepada
anak.

Ada beberapa fungsi keluarga dalam mendidik dan membentuk


kepribadian anak, yaitu :

1) Keluarga merupakan lingkungan sebagai pengalaman pertama yang


dialami pada masa kanak-kanak.
2) Anggota keluarga, termasuk kedua orangtua dapatmenjalin kehidupan
emosional anak.
3) Keluarga dapat bertanggungjawab dan saling memberi motivasi dan
memberi dorongan supaya anak dapat mencapai keberhasilannya.
4) Keluarga dapat meletakkan dasar-dasar pendidikan agama kepada anaknya
sejak kecil.
5) Sebagai dasar untuk menanamkan pendidikan moral pada anaknya.
6) Sebagai dasar dalam memberikan pendidikan social kepada anaknya.
7) Menjaga kesehatan anak supaya anak dapat dengan nyaman menjalankan
proses belajar yang utuh.
8) Memberikan anak kesempatan untuk belajar dengan cara mengenalkan
ilmu pengetahuan.

10
2.5 Implikasi Bagi Penyelenggara Pendidikan dan Pembelajaran

Aspek – aspek perkembangan peserta didik yang berimplikasi terhadap


proses pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Implikasi Perkembangan Biologis dan Perseptual


Proses perkembangan biologis atau perkembangan fisik mencakup
perubahan – perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak,
oto, sistem syaraf, struktur tulang, hormone, organ – organ indra
termasuk juga perubahan dalam kemampuan fisik seperti perubahan
dalam penglihatan, kekuatan otot, dan lainnya. Sehingga, diperlukan
suatu cara pembelajaran yang “hidup”, dalam arti memberikan banyak
kesempatan kepada peserta didik untuk mengfungsikan unsur – unsur
fisiknya. Cara ini tidak hanya akan memunculkan kegemaran belajar,
tetaoi juga akan memberikan banyak dampak positif.
Perkembanga perseptual pada dasarnya merupakan proses
pengenalan individu terhadap lingkungan. Semua informasi tentang
lingkungan sampai kepada individu melalui alat indra yang kemudian
diteruskan melalui syaraf sensorik ke bagian otak. Tanpa adanya alat
indra tersebut, otak manusia akan terasing dari dunia yang ada di
sekitarnya.

2. Implikasi Perkembangan Intelektual


Proses perkembangan intelektual melibatkan perubahan dalam
kemampuan dan pola berpikir, kemahiran berbahasa dan cara individu
memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas – aktivitas
seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda – benda, menyatukan
beberapa kata menjadi satu kalimat, menghapal doa, memecahkan soal
matematika dan menceritakan pengalaman kepada orang lain merupakan
peran proses intelektual dalam perkembangan anak.
Piaget berpandangan bahwa pembelajaran tidak harus berpusat
pada guru, tetapi berpusat pada peserta didik. Selain itu, materi yang
dipelajari harus menantang dan menarik minat belajar peserta didik.
Pendidik dan peserta harus sama – sama terlibat dalam proses

11
pembelajaran serta urutan bahan dan metode pembelajaran harus menjadi
perhatian utama, karena akan sulit dipahami oleh peserta didik jika
urutannya loncat – loncat. Guru harus memperhatikan tahapan
perkembangan kognitif peserta didik dalam melakukan stimulasi
pembelajaran dan pembelajaran hendaknya dibantu dengan benda –
benda konkrit atau nyata.

3. Implikasi Perkembangan Bahasa


Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pada dasarnya, Bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa
bicara, melainkan juga dapat diwujudkan dengan tanda isyarat tangan
atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri. Menurut
Wundt, dalam teori Bahasa dengan aksioma paralel menyatakan bahwa
Gerakan – gerakan fisik merupakan pernyataan tentang gerakan –
gerakan psikis. Sehingga terdapat hubungan yang paralel antara gejala
batin dengan gejala luar yang terlihat menunjukkan suatu kebutuhan
psikologis dari raut wajah dan tingkah laku seseorang. Implikasi
perkembangan Bahasa pada peserta didik adalah sebagai berikut.
a. Jika kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif,
maka perkembangan Bahasa peserta didik dapat berjalan secara
optimal. Jika kegiatan pembelajaran tidak efektif, maka
perkembangan Bahasa peserta didik mengalami hambatan.
b. Bahasa adalah alat komunikasi yang palig efektif dalam
pergaulan social. Sehingga, sangat perlu Bahasa yang
komunikatif dan memungkinkan peserta didik yang terlibat
dalam interaksi pembelajaran dapat berperan secara aktif dan
produktif.
c. Meski peserta didik memiliki kemampuan potensial yang
berbeda, namun pemberian lingkungan yang kondusif bagi
perkembangan bahasa sejak dini sangat diperlukan.

12
4. Implikasi Perkembangan Kreativitas
Menyadari posisi strategis kreativitas dalam kehidupan peserta
didik, perlu dikemukakan berbagai upaya yang dapat mendukung
pengembangan kreativitas terhadap pendidikan. Sejumlah pengalaman
belajar juga dapat dikembangkan oleh guru agar mampu mendorong
kreativitas peserta didik. Hal tersebut antara lain guru diharapkan dapat
menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media,
menggunakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi
peserta didik sebagai subjek daripada objek pembelajaran, serta
mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu mendukung
pengembangan kreativitas peserta didik.

5. Implikasi Perkembangan Sosial


Lingkungan social merupakan pengaruh luar yang dating dari orang
lain, diantaranya pendidikan. Tugas dan tujuan pendidikan social adalah
mengajar anak – anak yang hanya mempunyai hak saja, menjadi manusia
yang sadar akan kewajibannya terhadap bermacam – macam golongan
dalam masyarakat. Serta, membiasakan anak – anak mematuhi dan
memenuhi kewajiban sebagai anggota masyarakat. Perkembangan social
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan social yang erat
kaitannya dengan pencapaian kemandirian.
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial
dapat dimanfaatkan oleh pendidik dengan memberikan tugas – tugas
kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun pikiran. Tugas
kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada peserta didi untuk
menunjukkan prestasinya, tetapi juga diarahkan untuk mencapai tujuan
Bersama. Dengan tugas kelompok, peserta didik dapat belajar tentang
kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati dan bertanggung
jawab. Dalam aspek perkembangan social pada peserta didik, terdapat
beberapa implikasi, yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam menyadari dan menghayati pengalaman sosialnya, dapat dilakukan
aktivits – aktivitas bermain peran yang ditindaklanjuti dengan

13
pembahasan di antara mereka dan peran teman sebaya merupakan hal
yang sangat berarti, bukan hanya sebagai sumber kesenangan bagi
peserta didik melainkan dapat membantu mengembangkan banyak aspek
perkembangan anak.

6. Implikasi Perkembangan Emosional


Emosi merupakan factor dominan yang mempengaruhi tingkah
laku individu, termasuk dalam perilaku belajar. Emosi juga dapat
mempengaruhi cara belajar, seperti menyiapkan tubuh untuk melakukan
tindakan, reaksi emosional secara berulang akan berkembang menjadi
kebiasaan, sebagai bentuk komunikasi, cara pandangan anak dan dapat
mengganggu aktivitas mental anak. Emosi yang positif seperti perasaan
senang, bersemangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu
untuk berkonsentrasi terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan
penjelasan guru, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas dan
sebagainya.
Faktor perkembangan emosional penting dalam menentukan
keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karena itu, para pendidik perlu
memahami emosi para peserta didiknya. Memperhatikan dan memahami
emosi peserta didik dapat membantu pendidik mempercepat proses
pembelajaran yang lebih bermakna dan permanen. Memperhatikan dan
memahami emosi peserta didik berarti membangun ikatan emosional
dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan dan
menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar. Melalui kondisi
belajar tersebut, peserta didik akan lebih ikut serta dalam kegiatan
sukarela yang berhubungan dengan bahan belajar.

7. Implikasi Perkembangan Moral


Menurut Santrock, perkembangan moral merupakan perkembangan
yang berkaitan dengan aturan mengenai hal yang seharusnya dilakukan
oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Perkembangan
moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, salah satunya

14
melalui pendidikan langsung. Pendidikan langsung yaitu melalui
penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar – salah atau baik
– buruk oleh orang tua dan gurunya.
Piaget memaparkan bahwa usia lima sampai dengan dua belas
tahun, konsep anak mengenai moral pun berubah. Pengertian yang kaku
dan keras tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua, menjadi
berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar
pelanggaran moral. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas hendaknya
dihubungkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas. Dengan
demikian, pembinaan perkembangan moral peserta didik sangat penting
karana percuma saja jika mendidik anak – anak hanya untuk menjadi
orang yang berilmu pengetahuan, tetapi jiwa dan watak tidak dibangun
dan dibina.

8. Implikasi Perkembangan Spiritual


Peserta didik telah memiliki dasar kemampuan spiritual yang
dibawa sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk
melahirkan manusia yang memiliki SQ tinggi dibutuhkan pendidikan
yang tidak hanya berorientasi pada perkembangan IQ saja, melainkan EQ
dan SQ. pendidikan yang dilakukan terhadap manusia berbeda dengan
“pendidikan” yang idlakukan terhadap binatang. Pendidikan pada
manusia tidak terletak pada perkembangan jasmani. Pendidikan pada
manusia haarus diperhitungkan pula perkembangan rohaninya. Manusia
dianugerahi perasaan dan kemampuan oleh Tuhan untuk mengenal
penciptanya. Perasaan dan kemampuan inilah yang berkaitan dengan
aspek spiritual.

15
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan kepribadian adalah perubahan sikap atau tingkah laku


seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya yang membedakannya dari
orang atau bangsa lain melalui perkembangan diri yang berlangsung seumur
hidup. Factor-faktor yang mempengaruhi setiap individu memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sesuai dengan tahap atau masa perkembangannya yaitu dari
masa kanak-kanak, masa anak-anak, masa remaja dan masa dewasa. Ada lima
sifat kepribadian dari seseorang, yaitu extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neurotic dan openness to experience.

Lingkungan keluarga merupaan lingkungan yang pertama dikenal oleh


anak. Di lingkungan keluarga, orangtua mempunyai peran penting dalam
pembentukan kepribadian anak, karena segala hal yang menjadi kebiasaan
orangtua dapat ditiru oleh anak. Kepribadian anak tergantung bagaimana orangtua
mendidik dan membiasakan anak tersebut. Jika peran orangtua dalam mendidik
anak benar, maka anak dapat tumbuh menjadi anak yang mempunyai kepribadian
dan karakter yang baik. Menjadi orangtua harus benar-benar memperhatikan
tumbuh kembang anak terutama memberi teladan yang baik.

Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya diperlukan proses


pendidikan yang merupakan proses untuk meningkatkan harkat serta martabat
bangsa. Karena melalui usaha pendidikan ini diharapkan dapat mengarahkan
perkembangan anak di dalam pembentukn suatu pribadi yang mandiri. Dalam
bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat
dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan pemahaman mengenai
karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat
membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan,
dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional, dan soial.

16
3.2 Saran

Seharusnya anak dan orangtua mempunyai sikap saling terbuka dan


menjalin komunikasi yang baik satu sama lain dan tidak terlalu memaksakan
pemikiran orangtua terhadap anaknya. Seharusnya guru serta teman memberikan
contoh yang baik terhadap perkembangan kepribadian anak. Dan semoga
perkembangan kepribadian siswa dapat dipahami agar proses pembelajaran
berjalan dengan lancar.

17
DAFTAR PUSTAKA

hellosehat.com, Kapan Si Kecil Punya Kepridian Sendiri?, 16 Desember 2017.


<https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/perkembangan-
kepribadian-anak/#gref> [ 28 Oktober 2020]
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Gunung Mulia.
slideshare.net, Implikasi Perkembangan Kepribadian Masa Remaja Dalam
Pendidikan, 3 Agustus 2015.
<https://www.slideshare.net/JeannyJannah/perkembangan-kepribadian-
remaja-dan-implikasinya-dalam-pendidikan> [28 Oktober 2020]
researchgate.net, Perkembangan Perilaku Kepribadian Remaja Dengan Latar
Belakang Kedua Orang Tua Bercerai, November 2015.
<https://www.researchgate.net/publication/320325967_PERKEMBANGAN
_PERILAKU_KEPRIBADIAN_REMAJA_DENGAN_LATAR_BELAKA
NG_KEDUA_ORANG_TUA_BERCERAI> [diakses 28 Oktober 2020]
dianpawpaw.wordpress.com, Lima Besar Aspek – Aspek Kepribadian, 31
Desember 2013. <https://dianpawpaw.wordpress.com/2013/08/31/lima-
besar-aspek-aspek-kepribadian/> [diakses 28 Oktober 2020].
id.wikipedia.org, Kepribadian Big Five, 4 Agustus 2019.
<https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian_Big_Five> [diakses 28 Oktober
2020].
Hasanuddin. 2017. Biopsikologi Pembelajaran – Teori dan Aplikasi. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Muawanah. 2018. Implikasi Psikologi Perkembangan Terhadap Pendidikan Anak


Usia Dini. Jurnal Vijjacariya. 5(2): 33-34.

Samsudin. 2019. Pentingnya Peran Orangtua Dalam Membentuk Kepribadian


Anak. Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme. 1(2): 50-60.

18

Anda mungkin juga menyukai