PENYELENGGARA PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH
SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Perkembangan Kepribadian Anak serta implikasi bagi penyelenggara pendidikan
dan pembelajaran” dengan baik guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik (PPD).
Makalah ini kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pengerjaan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya untuk menambah pembendaharaan pengetahuan
dalam memahami pemahaman peserta didik.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………………………………………………………………2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia,
kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional,
dan soial.
Psikologi perkembangan adalah bidang psikologi yang mempelajari
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang
sejak lahir sampai kematian. Psikologi perkembangan berkait erat dengan
pendidikan, karena dalam dunia pendidikan terbagi dalam berbagai jenjang
dan tempo perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan hidup manusia.
Mempelajari psikologi perkembangan tidak hanya berguna bagi orangtua dan
guru dalam memberikan pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap
perkembangannya, tapi juga berguna ketika memahami diri sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan kepribadian ?
2. Apa saja sifat-sifat dari kepribadian ?
3. Apa saja macam-macam karakteristik perkembangan kepribadian pada
masa kanak-kanak, masa anak-anak, masa remaja dan masa dewasa ?
4. Bagaimana peran orangtua dengan perkembangan kepribadian peserta
didik?
5. Bagaimana implikasi perkembangan kepribadian bagi penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran ?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dari perkembangan kepribadian !
2. Untuk mengetahui aspek-aspek dari kepribadian !
3. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan kepribadian pada masa
kanak-kanak, masa anak-anak, masa remaja dan masa dewasa !
4. Untuk mengetahui pentingnya peran orangtua dengan perkembangan
kepribadian peserta didik !
5. Memahami implikasi dari perkembangan kepribadian bagi penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran !
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut KBBI, kepribadian yaitu sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.
Menurut Yinger, kepribadian ialah keseluruhan tingkah laku dari seseorang
dengan suatu sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
situasi. Menurut Theodore M. Newcomb, kepribadian ialah suatu kelompok sikap
yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Sedangkan
menurut George Herbert Mead, kepribadian ialah tingkah laku pada manusia yang
berkembang melalui perkembangan diri.
3
2.2 Sifat-Sifat Dari Kepribadian
▪ Extraversion
Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang
dalam berinteraksi dengan orang lain. Extraversion terdiri atas ekstrovert
dan introvert. Ekstrovert ditandai oleh hubungan keterlibatan dengan dunia
luar. Ciri-ciri dari ekstrovert seperti : senang dengan orang-orang, sering
mengalami emosi positif, cenderung lebih ceplas-ceplos, lebih suka kerja
atau belajar dalam tim dan biasanya akan mengatakan apa pun yang
dipikirkan. Berbeda halnya dengan sifat introvert. Mereka cenderung lebih
tenang (pendiam), berhati-hati, kurang terlibat dengan dunia sosial, lebih
suka kerja atau belajar sendiri dan biasanya akan banyak berpikir sebelum
mulai bicara.
▪ Agreeableness
Agreeableness adalah sifat kepribadian yang memanifestasikan
dirinya dalam karakteristik perilaku individu yang dipersepsikan baik,
simpatik, kooperatif, hangat dan perhatian. Agreeableness mencerminkan
perbedaan individu dalam kepedulian, kerjasama dengan keselarasan
sosial. Mereka peka, ramah, murah hati, suka menolong, dan mau
berkompromi dengan kepentingan orang lain. Seseorang dengan
agreeableness tinggi berkarakter suka membantu, pemaaf, dan penyayang.
Sedangkan seseorang dengan agreeableness rendah, merekaa tidak peduli
dengan orang lain, mudah curiga dengan orang lain, dan tidak ramah.
▪ Conscientiousness
Conscientiousness berkaitan dengan kemampuannya untuk focus
pada tujuan dan meraih tujuan tersebut. Orang dengan conscientiousness
umumnya dapat diandalkan, teratur, dan bertanggung jawab. Selain itu
mereka punya kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum
4
bertindak, menunda kesenangan, taat aturan, terencana, dan
memprioritaskan tugas. Orang-orang conscientiousness rendah biasanya
ceroboh, berantakan, tidak terarah, mudah teralih perhatiannya, dan tidak
dapat diandalkan.
▪ Neurotic
Neurotic adalah tentang pengaruh dan pengendalian emosi.
Individu dengan neuroticism tinggi memiliki sifat mudah gugup, sensitif,
tegang dan mudah cemas. Individu dengan nilai rendah dalam neuroticism
justru malah kurang mudah kecewa dan kurang reaktif secara emosional.
Mereka cenderung lebih tenang, emosi stabil, dan tetap bebas dari
perasaan negatif.
▪ Openness to experience
Oppenness adalah orang yang imajinatif, kreatif, dan artistic. Kata
openness mengacu pada kemampuan untuk bertoleransi, kapasitas untuk
menyerap informasi, dan focus. Seseorang dengan openness yang tinggi
memiliki pemikiran yang imajinatif. Mereka cenderung lebih mengetahui
perasaan mreka dengan orang yang tertutup, berpikir dan bertindak secara
individualistis. Sedangkan seseorang dengan openness yang rendah
cenderung picik, mereka lebih suka yang sederhana, terus terang, dan
mudah mengerti terhadap situasi yang ambigu dan licik.
5
Hal ini membentuk persepsi anak mengenai dirinya sendiri, dalam
kompetensi sosialnya, dalam peran jenis kelaminnya, dan dalam
menegakkan pendapatnya mengenai apa yang benar dan yang salah.
6
• Perkembangan Kepribadian Pada Masa Remaja
Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja ialah
pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses menjadi
seseorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikcson
dalam Papalia dan Olds, 2001). Masa usia sekolah menengah bertepatan
dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik
perhatian karena sifat-sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada
anak sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain,
anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat
membahagiakannya. Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh
dorongan seksualitas yang kuat, disamping itu mulai mengembangkan
pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah laku
yang bernilai moral.
7
pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan
kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.
Dan pada masa dewasa akhir atau masa hari tua, masa ini individu
telah memiliki kesatuan atau integritas pribadi, semua yang telah
didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di
satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia
masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya
tetapi karena factor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat
dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus
berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali
mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan seringkali
menghantuinya.
Segala hal yang dilakukan oleh orangtua akan ditiru oleh anak. Oleh sebab
itu, biasanya anak disebut peniru ulang. Keluarga merupakan kelompok social
yang pertama dikenal oleh anak. Kepribadian orangtua dapat memengaruhi
bagaimana orangtua mendidik anak. Jika kepribadian orangtua berpengaruh dala
proses pembentukan kepribadian anak, maka orangtua harus senantiasa mendidik
yang baik. Menurut Hastantyo pada tahun 2010, ada Sembilan tipe kepribadian
orangtua dalam membesarkan anaknya yang berpengaruh pada kepribadian anak,
yaitu sebagai berikut:
8
1. Penasihat moral, lebih menekankan pada moral, analisis dan perincian.
2. Penolong, mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat
dari tindakan si anak.
3. Pengatur, selalu ingin bekerjasama dengan si anak dan menciptakan
tugas-tugas yang akan membantu memperbaiki keadaan.
4. Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional dengan
anak-anak dalam setiap keadaaan dan mencari solusi kreatif bersama-
sama.
5. Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya
mengutamakan objektivitas dan perspektif.
6. Pencemas, selalu melakukan Tanya jawab mental dan terus bertanya-
tanya, ragu-ragu dan memiliki gambaran terburuk sampai mereka yakin
bahwa anak mereka benar-benar memahami situasi.
7. Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
8. Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jawab dan bersikap
melindungi, berteriak kepada si anak tetapi kemudian melindunginya dari
ancaman yang datang.
9. Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu menghindar dari
konflik.
9
Supaya anak bisa memiliki kepribadian yang baik dan sesuai dengan
harapan orangtua, orangtua harus mewujudkan kepribadian si anak, yaitu
dengan cara:
a) Orangtua harus memberi kasih saying kepada si anak, dengan kasih saying
yang cukup dari orangtua, maka anak dapat menyelesaikan permasalahan
dengan baik.
b) Diantara kedua orangtua dan anak harus saling menghormati.
c) Kedua orangtua dan anak harus sering berkumpul, dengan sering
berkumpul maka diantara orangtua dan anak dapat tumbuh rasa keakraban.
d) Kedua orangtua menjaga ketenangan lingkungan keluarga dan
menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak.
e) Mewujudkan kepercayaan, dengan memberikan kepercayaan kepada anak-
anaknya berarti sama halnya dengan memberikan penghargaan kepada
anak.
10
2.5 Implikasi Bagi Penyelenggara Pendidikan dan Pembelajaran
11
pembelajaran serta urutan bahan dan metode pembelajaran harus menjadi
perhatian utama, karena akan sulit dipahami oleh peserta didik jika
urutannya loncat – loncat. Guru harus memperhatikan tahapan
perkembangan kognitif peserta didik dalam melakukan stimulasi
pembelajaran dan pembelajaran hendaknya dibantu dengan benda –
benda konkrit atau nyata.
12
4. Implikasi Perkembangan Kreativitas
Menyadari posisi strategis kreativitas dalam kehidupan peserta
didik, perlu dikemukakan berbagai upaya yang dapat mendukung
pengembangan kreativitas terhadap pendidikan. Sejumlah pengalaman
belajar juga dapat dikembangkan oleh guru agar mampu mendorong
kreativitas peserta didik. Hal tersebut antara lain guru diharapkan dapat
menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media,
menggunakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi
peserta didik sebagai subjek daripada objek pembelajaran, serta
mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu mendukung
pengembangan kreativitas peserta didik.
13
pembahasan di antara mereka dan peran teman sebaya merupakan hal
yang sangat berarti, bukan hanya sebagai sumber kesenangan bagi
peserta didik melainkan dapat membantu mengembangkan banyak aspek
perkembangan anak.
14
melalui pendidikan langsung. Pendidikan langsung yaitu melalui
penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar – salah atau baik
– buruk oleh orang tua dan gurunya.
Piaget memaparkan bahwa usia lima sampai dengan dua belas
tahun, konsep anak mengenai moral pun berubah. Pengertian yang kaku
dan keras tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua, menjadi
berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar
pelanggaran moral. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas hendaknya
dihubungkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas. Dengan
demikian, pembinaan perkembangan moral peserta didik sangat penting
karana percuma saja jika mendidik anak – anak hanya untuk menjadi
orang yang berilmu pengetahuan, tetapi jiwa dan watak tidak dibangun
dan dibina.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18