Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT TERHADAP


KEBUDAYAAN DI INDONESIA

MATA KULIAH : ILMU PENDIDIKAN SOSIAL SD 2

Dosen Pengampu :

Raihanah Sari, M.Pd


Disusun Oleh Kelompok 5 Kelas 3A PGSD

Annisa Triana (2010125120055)

Nor Aulia Maulidarrahmah (2010125220120)

Nur Munifah Assa’ Idah (2010125220132)

Nurhamida (2010125220143)

Nurul Huda (2010125220122)

Wafa Nur Azizah (2010125220145)

Yudha Dwi Notti Setyawan (2010125210133)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pengaruh Kebudayaan Islam Dan Barat Terhadap Kebudayaan Di
Indonesia”. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Raihanah Sari, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial SD 2 yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun.

Banjarmasin, 20 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Pengaruh Kebudayaan Islam Di Nusantara.........................................................3
2.2 Bentuk Pengaruh Kebudayaan Barat Di Nusantara...........................................7
2.3 Pengaruh Zaman Renaissance Dan Humanisme Di Eropa...............................10
BAB III...............................................................................................................................144
PENUTUP..........................................................................................................................144
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................144
3.2 Saran...................................................................................................................155
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................166

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri terdiri dari
berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku
bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Perbedaan yang terjadi dalam
kebudayaan Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh
dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. Saat ini, Indonesia menjadi negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Masuknya Islam berpengaruh besar
pada kebudayaan yang ada di Indonesia. Sebelumnya, kebudayaan di Indonesia
adalah kebudayaan yang bercorak Hindu-Budha. Namun setelah masuknya Islam,
kebudayaan Islam tersebut mengalami akulturasi dengan kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kebudayaan tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat
karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di
dunia teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-negara barat. Budaya
barat merupakan budaya yang paling dominan dan paling menguasai budaya timur,
dengan memiliki teknologi yang lebih canggih dari teknologi budaya timur. Sehingga
mudah untuk mempengaruhi budaya timur seperti di Indonesia sudah banyak budaya-
budaya orang barat masuk ke Indonesia dan ditirukan oleh orang Indonesia. Dengan
globalisasi tentunya membawa pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk pengaruh kebudayaan Islam di Nusantara?
2. Bagaimana bentuk pengaruh kebudayaan Barat di Nusantara?
3. Bagaimana pengaruh zaman renaissance dan humanismen di Eropa?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bentuk pengaruh kebudayaan Islam di Nusantara.
2. Untuk mengetahui bentuk pengaruh kebudayaan Barat di Nusantara.
3. Untuk mengetahui pengaruh zaman renaissance di Eropa.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Sebagai dasar empirik, baik untuk kepentingan ilmiah maupun untuk
kepentingan praktis.
2. Sebagai bahan informasi tertulis untuk materi budaya Islam, pada perguruan
Tinggi khususnya yang meyangkut perngaruh budaya Islam dan budaya barat
terhadap budaya Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Kebudayaan Islam Di Nusantara


Pengaruh Islam dalam kebudayaan nusantara telah berlangsung sejak beberapa
abad yang lampau. Proses akulturasi antara nilai-nilai keislaman yang masuk melalui
jalur perdagangan dari Gujarat dengan unsur-unsur budaya lokal menghasilkan
karakter yang khas pada kebudayaan masyarakat muslim di Indonesia.
Ada dua daerah yeng mendapat pengaruh Islam pertama kali yakni daerah
Sumatera yang merupakan jalan perdagangan internasional, dan Jawa. Tingkat
terpengaruhnya kedua daerah itu pun juga berbeda. Awalnya Islam berpengaruh di
daerah yang tidak dikuasai oleh Hindu-Budha, seperti Aceh, Sumatera Barat, Banten
dan Makassar. Islam yang menyebar di daerah-daerah ini konon masih murni (belum
berakulturasi dengan tradisi lokal setempat). Sementara itu, Islam yang datang ke
Jawa justru bebarengan dengan masa kejayaan kerajaan Hindu-Budha. Oleh karena
itu Islam di Jawa bersifat sinkretis. Perbedaan pendapat dari para peneliti juga terjadi
pada masalah identitas Islam yang pertama kali masuk dan berpengaruh di Nusantara.
Jika dilihat dari kuatnya keterpengaruhan, maka tasawuf menempati posisi penting
dalam proses Islamisasi di Nusantara meskipun masih diragukan oleh sebagian
peneliti. Argumen para peneliti yang berpegang pada tasawuf adalah pada aspek
keluwesan Islam, sikap komprominya dengan tradisi. Suatu aspek Islam yang sulit
ditemukan dalam tradisi hukum Islam (Fiqh) baik praktik hukum yang terkait dengan
masalah duniawi maupun masalah ukhrowi, entah yang berasal dari agama asli
Indonesia (Animisme dan Dinamisme) maupun tradisi Hindu-Budha. Dan pendapat
yang terakhir ini tampaknya lebih mendekati kebenarannya. Sebab, Islam masuk ke
Nusantara pada saat posisi Islam dan umat Islam di Timur Tengah mengalami
kemunduran akibat jatuhnya Baghdad di tangan penguasa Mongol pada tahun 1258.
Pada era kemunduran Islam ini, para ilmuwan muslim lebih banyak beralih pada
disiplin tasawuf, sehingga membuat tasawuf lebih tampak dominan dalam cakrawala
pemikiran Islam.

3
Pengaruh Islam dalam masyarakat di pesisir utara pulau Jawa lebih menonjol
dibandingkan dengan penduduk Jawa di pesisir selatan. Hal ini menunjukkan
hubungan perdagangan di pulau Jawa saat itu cukup ramai, sehingga Islam lebih
banyak meresap, sedangkan dibagian selatan pulau Jawa kontak budaya sangat jarang
terjadi, sehingga pengaruh Islam pun kurang mendalam. Hal ini dibuktikan dengan
kraton Yogyakarta dan Solo yang terletak dibagian selatan pulau Jawa yang masih
bertahan dengan kebudayaan Jawa membuktikan bahwa kontak budaya memberikan
peluang besar bagi pengaruh budaya. Di sisi lain di pesisir utara sudah banyak
dipengaruhi oleh Wali Songo.
Islam dan ujud formasi keagamaannya pun tidak mungkin memaksakan diri
untuk menolak budaya yang ada di Nusantara. Peran penting sejarah Islam pada awal
perkembangannya di Indonesia dimainkan secara apik oleh para wali dan ulama,
sehingga sifat Islam yang akomodatif tersebut dapat diterima dengan mudah oleh
masyarakat setempat. Salah satu budaya yang penting adalah tradisi wayang yang
telah dikemas sedemikian rupa oleh para wali sehingga mampu dijadikan sarana
dalam menarik perhatian masyarakat setempat untuk masuk Islam. Sepanjang catatan
sejarah menyebutkan bahwa penyebaran agama Islam di kepulauan Indonesia adalah
melalui media perdagangan. Dengan proses yang sering kita sebut dengan Penetration
Pacifique (secara damai). Dapat dikatakan pula bahwa penyebaran Islam di Indonesia
tidak didasarkan atas misi atau dorongan kekuasaan, akan tetapi penyebaran Islam
berlangsung secara perlahan.28 Agama Islam berinteraksi dengan berbagai budaya
lokal tertentu terdapat kemungkinan Islam mewarnai, mengubah, mengolah, dan
justru malah memperbarui budaya lokal, mungkin pula Islam yang justru diwarnai
oleh budaya lokal. Melalui hal itu timbulah istilah proses lokalisasi (Jawanisasi)
dimana unsur-unsur Islam yang dalam sastra budaya Jawa melahirkan Islam
Kejawen.
Interaksi antara Islam dengan budaya setempat membuat masyarakat Jawa
mengadopsi kepercayaan atau ritual dan tradisi dari agama lain termasuk tradisi
Hindu-Budha yang dianggap sesuai alur pemikiran mereka. Meskipun mengaku
sebagai Islam, tetapi mereka juga meletakkan Yasinan dan Tahlilan ketika di undang

4
slametan oleh tetangga dan kerabatnya, menghadiri pengajian di hari-hari besar Islam
atau malam Suro mengeramatkan keris serta benda pusaka lainnya dan masih banyak
lagi. Hal ini mereka lakukan dalam rangka mencari kedamaian dan ketenangan dalam
menghadapi ketegangan akibat munculnya berbagai macam problematika kehidupan
yang tak kunjung usai. Dengan demikian sadar atau tidak mereka masih menerpkan
budaya Hindu-Budha dalam ajaran agama Islam.
Tradisi menyelaraskan antara Islam dan budaya telah berlangsung sejak awal
perkembangan Islam di Nusantara. Dalam kehidupan keberagaman, kecenderungan
untuk mengakomodasikan Islam dengan budaya setempat telah melahirkan
kepercayaan-kepercayaan serta upacara-upacara ritual sebagaimana akan diuraikan
pada bagian berikut:

1) Hubungan Budaya dengan Islam dalam Aspek Kepercayaan


Setiap agama dalam atri seluas-luasnya tentu saja memiliki aspek fundamental
yakni aspek kepercayaan atau keyakinan, terutama kepercayaan terhadap sesuatu
yang sakral, yang suci, atau yang gaib. Dalam agama Islam aspek fundamental
itu terumuskan dalam istilah aqidah atau keimanan sehingga terdapatlah rukun
iman yang di dalamnya terangkum hal-hal yang harus dipercayai atau diimani
oleh seorang muslim. Yang termasuk rukun iman adalah percaya kepada Allah,
para malaikat-Nya, para nabi-Nya, kitab-kitab suci-Nya, hari akhir (hari kiamat,
surga dan neraka), dan percaya kepada qodho’ dan qodar yakni ketentuan tentang
nasib baik atau buruk dari Allah.
Sementara itu, dalam budaya pra Islam yang bersumberkan dari ajaran Hindu
terdapat kepercayaan tentang adanya para dewata seperti Dewa Brahma, Dewa
Wisnu, Dewa Siwa dan masih banyak para dewa-dewa lain. Demikian juga
terdapat kepercayaan terhadap kitab-kitab suci, oarang-orang suci (para resi),
roh-roh jahat, lingkatan penderitaan (samsara), hukum karma, dan hidup bahagia
abadi (moksa). Pada agama Budha terdapat kepercayaan tentang empat
kasunyatan (kebenaran abadi), yakni dukha (penderitaan), samudaya (sebab
penderitaan), nirodha (pemadaman keinginan), dan marga (jalan kelepasan).

5
Kelepasan yang dimaksud adalah Nirwana, dan untuk sampai ke Nirwana harus
mencapai delapan jalan kebenaran, semacam rukun iman juga terdapat dalam
agama Budha. Meskipun semula agama ini tidak jelas konsep ketuhanannya,
tetapi dalam perkembangannya agama Budha juga percaya kepada Tuhan yang
disebut Sang Hyang Adi Budha. Berkaitan dengan sisa-sisa kepercayaan
animisme dan dinamisme, kepercayaan mengesakan Allah itu sering menjadi
tidak murni karena tercampur dengan penuhanan terhadap benda-benda yang
dianggap keramat. Arti keramat disini bukan hanya sekedar berarti mulia,
terhormat, tetapi memiliki daya magis sebagai sesuatu yang sakral bersifat
illahiyah. Dalam tradisi Nusantara terdapat berbagai jenis barang yang
dikeramatkan. Ada juga yang disebut azimat, pusaka dalam bentuk tombak,
keris, ikat kepala, cincin, batu akik dan lain sebagainya. Barang peninggalan para
raja-raja di Nusantara yang disebut sebagai benda pusaka. Begitu juga kuburan-
kuburan ataupun petilasan-petilasan, hari-hari tertentu, dipandang memiliki
barokah atau juga bisa membawa kesialan. Barang-barang tersebut dianggap
sebagai penghubung atau wasilah dengan Allah. Oleh karena itu, bacaan doa-doa
tertentu berubah menjadi mantera, ayat-ayat suci Al-Qur’an atau huruf-huruf
Arab menjadi rajahan yang diyakini memiliki nilai yang sangat berarti, bukan
dari makna yang terkandung dalam ayat-ayat itu melainkan dari daya gaibnya.
2) Hubungan Budaya dan Islam dalam Aspek Ritual
Agama Islam mengajarkan kepada para pemeluknya melakukan kegiatan-
kegiatan ritualistik tertentu. Yang dimaksud dengan kegiatan ritualistik tertentu
meliputi sebagai bentuk ibadah sebagaimana yang tersampul dalam rukun Islam
yakni syahadat, sholat, puasa, zakat, haji. Khusus mengenai sholat dan puasa
disamping terdapat sholat wajib lima waktu dan puasa wajib di bulan Ramadhan,
terdapat pula sholat-sholat dan puasa-puasa sunnah. Aspek sholat dan puasa
tempak mempunyai pengaruh yang sangat luas dan mewarnai sebagai bentuk
upacata tradisional penduduk Nusantara. Islam memberikan warna baru pada
upacara-upacara yang disebut dengan kenduren atau slametan. Dalam upacara
slametan ini yang pokok adalah pembacaan doa yang dipimpin oleh orang yang

6
dipandang memiliki pengetahuan tentang Islam. Slametan adalah suatu uapacara
makanan yang telah diberi doa sebelum dibagi-bagikan. Slametan itu sangat erat
hubungannya dengan kepercayaan kepada unsur-unsur kekuatan sakti maupun
makhluk halus. Sebab hampi semua slametan hampir ditujukan untuk
memperoleh keselamatan hidup. Berkaitan denga lingkaran hidup terdapat
berbagai jenis upacara, antara lain:
a) Upacara tingkeban atau mitoni dilakukan pada saat janin berusia tujuh bulan
dalam perut ibu.
b) Upacara kelahiran dilakukan pada saat anak diberi nama dan pemotongan
rambut pada saat bayi berumur tujuh hari. Dalam tradisi Islam upacara ini disebut
juga aqiqah dengan penyembelihan hewan aqiqah berupa kambing.
c) Upacara Sunatan dilakukan pada saat anak laki-laki berkhitan. Pelaksaan
khitanan ini sebagai bentuk perwujudan secara nyata tentang pelaksanaan hukum
Islam. Khitanan atau sunatan merupakan pernyataan pengukuhan sebagai orang
Islam.
d) Upacara perkawinan dilakukan pada saat pasangan memasuki jenjang rumah
tangga. Pada upacara perkawinan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yakni
tahap sebelum akad nikah yaitu ngunduh manten, nduwe gawe hingga resepsi
pengantin.
e) Upacara kematian yang dilakukan setelah penguburan selama sepekan dan tiap
malam hari diadakan slametan mitung dino yaitu kirim doa dengan didahului
bacaan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil dan sholawat Nabi yang secara
keseluruhan rangkaian bacaan itu disebut tahlilan.
2.2 Bentuk Pengaruh Kebudayaan Barat Di Nusantara
Pada awalnya pintu masuk kebudayaan Barat di Indonesia adalah melalui
kegiatan penjajahan yang terjadi di Indonesia. Tidak hanya mengambil hasil rempah-
rempah dan menjajah, tetapi mereka juga menanamkan budaya mereka untuk
mencampuri kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun berbeda dengan masa
penjajahan, pada zaman sekarang pintu masuk kebudayaan barat terjadi melalui
kemajuan teknologi dan informasi.

7
Siauddin Sardar mengatakan pada masa kini sebagai terjadinya revolusi
informasi seperti diulas dalam bukunya Tantangan Dunia Islam di abad 21. Dalam
revolusi informasi tersebut, intervensi informasi sulit dibendung, oleh karena itu
arusnya tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Akibatnya informasi sudah dapat
memasuki setiap kantor dan rumah tangga sekalipun melalui media massa cetak dan
elektronik seperti surat kabar, televisi dan internet.
Kehadiran orang Belanda sebagai penguasa di pulau Jawa, tentu saja membawa
banyak perubahan dalam masyarakat salah satunya budaya. Pada abad ke-16, orang
Belanda datang ke Indonesia untuk berdagang, tetapi kemudian menjadi penguasa di
Indonesia. Kehadiran orang Belanda di Indonesia, yang kemudian menjadi penguasa
di pulau Jawa, ikut berpengaruh pada gaya hidup, bentuk bangunan, rumah
tradisional, serta fungsi ruangannya. Sebagai mana yang terjadi pada alat
perlengkapan rumah tangga tradisional Jawa yang biasa digunakan masyarakat
setempat juga mengalami perubahan. Dengan demikian kebudayaan Barat (Belanda)
dalam hal gaya hidup berumah tangga sehari-hari, serta ketujuh unsur universal
kebudayaan -bahasa, peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencarian
hidup dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan
religi- ikut terpengaruh pula.
Kebudayaan baru tersebut muncul dari sekelompok masyarakat penghuni
kepulauan Indonesia, khususnya keluarga keturunan Eropa (Belanda) dan Jawa.
Selain kebudayaan baru itumuncul, gaya hidup Indis juga berpengaruh pada keluarga
Jawa dalam sektor pendidikan serta pergaulan sehari-hari dalam pekerjaan dan
perdagangan. Selain itu, aspek penting lainnya dalam kebudayaan Indis adalah gaya
hidup dan bangunan rumah tinggal karena rumah tempat tinggal merupakan area
kegiatan keluarga sehari-hari.
Selain dari pengaruh budaya barat pada masa lampau, perkembangan pesat era
globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya. Dengan kemajuan
teknologi modern mempercepat akses tentang budaya lain. Kebudayaan barat yang
masuk ke Indonesia sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat
Indonesia. Dampak positif misalnya, kreatifitas, inovasi pengembangan ilmu

8
pengetahuan dan teknologi, hidup disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain. Namun
dalam karya tulis lebih fokus pada dampak negatif kebudayaan barat terhadap
kebudayaan Indonesia. Dampak negatifnya kebudayaan tersebut terhadap masyarakat
Indonesia khususnya kalangan remaja sudah sampai pada tahap memprihatinkan
karena ada kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaan bangsanya
sendiri. Pada dasarnya masyarakat Indonesia sekarang tidak ingin dikatakan kuno,
kampungan kalau tidak mengikuti cara berpakain dan mode, bersosialisasi (cara
hidup), pergaulan bebas dan berhura-hura seperti orang barat karena dinilai modern,
tren dan mengikuti perkembangan zaman. Namun, perilaku tersebut di lihat sebagi
prilaku yang menyimpang baik secara agama maupun sosial yang menjadi masalah
bagi kebudayaan di Indonesia dan bertentangan dengan adat istiadat masyarakat
secara turun temurun yang telah dilakukan oleh masyarak Indonesia saat ini.
Budaya barat yang masuk akibat globalisasi ke Indonesia turut mengubah
perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun
kebudayaan murni yang ada disetiap daerah di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
ketidakmampuannya orang-orang di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik
terhadap budaya barat sehingga menjadi terpengaruh sehingga cenderung bergaya
hidup dengan ke barat-baratan dan memudarnya budaya timur sendiri. Hal tersebut
terlihat dengan seringnya orang-orang Indonesia terutama para remaja di Indonesia
sering sekali keluar masuk ke tempat club ataupun hiburan malam lainnya,
nongkrong-nongkrong du cafe sampai larut malam, biasanya hal ini terjadi di
Indonesia berada di kota - kota besar karena di dikota-kota besar sangat mudah untuk
dipengaruhi oleh budaya barat aksesnya sangat mudah.
Kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre
masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin moderen.
Hembusan pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi
kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan
kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan lokal
yang menjadi warisan terhadap kebudayaan masyarakat di nusantara. Dari sinilah
juga nilai tradisional secara perlahan mengalami kepunahan karena tidak mampu

9
bersaing dengan budaya moden dalam bentuk pergaulan masyarakat. Dan
kebanyakan masyarakat Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai
dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki.
Masyarakat juga merasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh dari
moderenisasi. Sehingga mereka merasa gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan
zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya.
Sehingga pada akhirnya masyarakat lebih menyukai kebudayaan barat, dibandingkan
dengan kebudayaan kita sendiri.
2.3 Pengaruh Zaman Renaissance Dan Humanisme Di Eropa
Zaman Renaisans adalah zaman kelahiran-kembali (Renaissance, bahasa 
Perancis)  kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa  pada abad ke-15 dan ke-16 M.
Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh
ajaran kristiani. Zaman renaissance sering juga disebut dengan zaman humanisme.
Ciri utama renaissance adalah humanisme, individualisme lepas dari Agama (tidak
mau di atur olehagama), empirisme (zaman kebebasan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan) dan rasionalisme (kebebasan dalam mengembangkan fikiran).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat
perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi
optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial
masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari
ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas.Termasuk kebebasan untuk melepaskan
diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi fokus pada
kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi pandanganhidup dengan
humanisme
menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar
kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh
Italia dan Eropa.
Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya
jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi
sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan menyatukan kembali

10
masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual dengan cara-cara mengadakan
pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan
menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari
pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang
terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Pada masa renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia yang
baru, yang sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman itu adalah
1. Humanisme
Zaman renaissance ini sering juga di sebut sebagai zaman humanisme. Maksud
ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad pertengahan. Pada abad pertengahan
itu manusia dianggap kurang di hargai sebagai manusia. Kebenaran diukur
berdasarkan ukuran dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh
manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah dari manusia. Karena manusia
mempunyai kemampuan berfikir, maka humanisme menganggap manusia mampu
mengatur dirinya dan dunia.
2. Rasionalisme
Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Jika
empirisme mengatakan bahwa pengetahuan di peroleh dengan alam mengalami objek
empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara
berfikir. Alat dalam berfikir itu adalah kaidah kaidah logis atau kaidah kaidah logika.
Rasonalisme ada dua macam, yaitu :
a) Rasionalisme dalam bidang agama
Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas. Rasionalisme dalam
bidang agama adalah kemampuannya untuk mengkritik ajaran agama.
b) Rasionalisme dalam bidang filsafat
Dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme. Rasionalisme
dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai
lawan empirisme, rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting
pengetahuan datang atau bersumber dari penemuan akal.

11
3. Empirisme
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri dan mengecilkan peranan
akal, istilah empirisme diambil dari bahasa yunani empeiria yang berarti coba-coba
atau pengalaman.
Empirisme sebagai lawan rasionalisme berpendapat bahwa pengetaahuan diperoleh
dari pengalaman dengaan cara observasi/penginderaan baik pengalamaan lahiriyah
yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniyah yang menyangkut pribadi
manusia. Pengalaman merupakan faktor fundamental, dan ia merupakan sumber dari
pengetahuan manusia.
4. Materialisme
Paham ini di pelopori oleh LAMETTRIE (1709-1751). Bagi dia manusia tak lain dari
mesin begitu pula halnya dengan binatang, sehingga tak ada bedanya antara manusia
dengan binatang. Ia mengingkari prinsip hidup pada umumnya. Ia mencoba
membuktikan, bahwa bahan (badan) tanpa jiwa mungkin hidup (bergerak), sedangkan
jiwa tanpa bahan (badan) tak mungkin ada, jantung katak yang dikeluarkaan dari
tubuh katak masih berdenyut beberapa detik (hidup kata Lamettrie), sedangkan tak
mungkin ada katak, jika tak ada badannya. Demikianlah nyata benar, menurut
Lamettrie bahwa prinsip hidup itu tak ada dan tentu tak ada prinsip hidup yang
rohani.
Pengaruh renaissance terhadap perkembangan di Eropa
 Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti aliran
baru Eropa hingga abad ke 18 seperti humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan
absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan cara pemikiran lama yang
diamalkan selama ini secara langsung melemahkan kekuasaan golongan gereja.
 Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropa pada abad ke 15. Hal ini
terjadi ketika Kota Konstantinopel yang dikuasai oleh orang Islam jatuh ke
tangan orang barat pada tahun 1453. Keadaan ini telah menyebabkan ramainya

12
para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat perdagangan di Itali. Dan hal ini
menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal di Eropa pada masa itu.
 Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja yang
senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
 Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal sebagi
pelukis, pemusik dan ahli falsafah serta jurutera. Michelangelo merupakan tokoh
seni, arsitek, jurutera, penyair dan ahli anotomi. Melahirkan ahli-ahli sains
terkenal seperti Copernicus dan Galileo. Melahirkan ahli matematika seperti
Tartaglia dan Cardan yang berusaha menghuraikan persamaan ganda tiga.
Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep matematika dalam
ketenteraan yaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan terlibat dalam
penghasilan ilmu algebra.
 Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di Eropa. Antara
lain tokoh perubahan terkenal itu adalah William Harvey yang telah memberi
sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance telah melahirkan
masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga
membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengaruh Islam dalam kebudayaan nusantara telah berlangsung sejak beberapa
abad yang lampau. Proses akulturasi antara nilai-nilai keislaman yang masuk melalui
jalur perdagangan dari Gujarat dengan unsur-unsur budaya lokal menghasilkan
karakter yang khas.
Pada awalnya pintu masuk kebudayaan Barat di Indonesia adalah melalui
kegiatan penjajahan yang terjadi di Indonesia. Penjajah juga menanamkan budaya
mereka untuk mencampuri kebudayaan di Indonesia yang ikut berpengaruh pada gaya
hidup, bentuk bangunan, rumah tradisional, serta fungsi ruangannya.
Padas saat ini pintu masuk kebudayaan barat melalui kemajuan teknologi dan
informasi yang sudah ada di media massa cetak dan elektronik seperti surat kabar,
televisi dan internet.
Zaman Renaissance adalah zaman kelahiran-kembali (Renaissance, bahasa 
Prancis). Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya
diwarnai oleh ajaran kristiani. Zaman renaissance sering juga disebut dengan zaman
humanisme. Ciri utama renaissance adalah humanisme, individualisme lepas dari
Agama, empirisme dan rasionalisme.
Pada masa renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia yang baru,
yang sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman itu adalah
1. Humanisme
2. Rasionalisme
a) Rasionalisme dalam bidang agama
b) Rasionalisme dalam bidang filsafat
3. Empirisme

14
4. Materialisme

3.2 Saran
Penulis berharap makalah mengenai Pengaruh Kebudayaan Islam Dan Barat
Terhadap Kebudayaan Di Indonesia ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi
rekan tim dan teman-teman, saran dari penulis adalah agar rekan tim dan teman-teman
nantinya dapat lebih memahami lagi tentang pengaruh kebudayaan yang terjadi di
Indonesia dan Eropa sehinga dapat menyaring budaya yang masuk agar bisa mengikuti
perkembangan zaman. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
kami mohon maaf, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sita, Putu Sadhvi. 2013. “pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan


indonesia di kalangan remaja”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya

Fitriandini, Sumaiyah. 2020. “hubungan sejarah dan pengaruh budaya terhadap


proses akuturasi arsitektur masjid-masjid tua abad XVI-XX di Jakarta”. Vol 19, no 2

Maksum, Ali. 2010. Pengantar Filsafat . Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.


Fajar, Nur, Laely Armiyati, dkk. 2020. Tumbuh Dan Berkembangnya Humanisme
Pada Masa Renaisans Abad Ke 14 Sampai 17. Jurnal Pendidikan Sejarah. Vol 4., No
1.
Ibid.,pg. 221.
Ahmad Tafsir. op_cit. hlm. 126.
Ahmad Tafsir. op_cit. hlm. 173.
Ali Maksum. op_cit. hlm. 357.
http://digilib.uinsby.ac.id

16

Anda mungkin juga menyukai