Dosen Pengampu :
Kelas 3A
Salsabila (2010125220128)
BANJARMASIN 2021
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah Di Nusantara” Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan pada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad S.A.W,
yang telah membawa kita pada alam yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan
ini. Walaupun banyak kekurangan, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS SD 2 dan juga untuk
menambah wawasan kami tentang materi pembelajaran. Tugas ini dapat
diselesaikan karena ada dukungan yang sangat dukungan yang sangat besar dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami dan juga terimakasih kepada
Ibu Raihanah Sari, M.Pd yang senantiasa memberikan bimbingan kepada kami.
Dan kami sebagai penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
didalam makalah kami terdapat kekurangan dan banyak kesalahan. Maka dari itu,
kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik inovatif yang
dapat menjadi pelajaran bagi kami untuk masa yang akan datang. Harapan kami,
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..........................................................................................23
B. Saran ....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memperjuangkan
kemerdekaannya dengan perjuangan rakyatnya sendiri. Indonesia memiliki
banyak latar belakang perjuangan dengan beberapa penjajah seperti Belanda dan
Jepang. Indonesia pernah berusaha untuk keluar dari penjajahan Belanda hingga
350 tahun lamanya, setelah beberapa saat lepas dari Belanda, Indonesia justru
dihadapkan pada masa penjajahan yang lebih kejam dari masa penjajahan Belanda
yaitu masa penjajahan Jepang yang berlangsung selama 3,5 tahun. Masa
penjajahan bagi Indonesia merupakan kenangan terburuk dalam sejarah terutama
selama masa penjajahan Jepang. Selama masa penjajahan Belanda meskipun
dalam keadaan atau kondisi dijajah, masyarakat Indonesia masih bisa menikmati
beberapa keuntungan dari Belanda, antara lain di bidang infrastruktur jalan dan
bangunan, sistem pemerintahan dan sistem industri, serta sains atau ilmu
pengetahuan.
Dari sekian banyak keuntungan yang hingga kini masih bisa dirasakan
oleh masyarakat Indonesia dari masa penjajahan Belanda tidak demikian halnya
dengan masa penjajahan Jepang yang berlangsung singkat yaitu sekitar 3,5 tahun
di Indonesia. Pada waktu itu, ketika Perang Dunia ke II, Belanda masuk sebagai
pihak dari sekutu sedangkan Jepang berasosiasi dengan Jerman dan membagi
wilayahnya gerilyanya dengan Jepang menginvasi negara-negara di asia dan
Jerman menaklukan negara-negara di Eropa, Inggris termasuk Belanda. Pada
waktu itu setelah menaklukan Vietnam pada sekitar tahun 1942, kedatangan
tentara Jepang di Indonesia diiringi dengan propaganda yang menyebut bahwa
Jepang datang sebagai saudara tua dari Indonesia yang bertujuan untuk mengusir
Belanda dari Indonesia. Masa penjajahan Belanda maupun Jepang sama-sama
dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya penjajahan yang dilakukan di kota-kota
besar atau ibu kota wilayah namun hingga ke desa-desa di seluruh wilayah
Indonesia. Perjuangan di wilayah terpencil ini dapat dilihat dari banyaknya
1
perkumpulan para pemuda yang bertujuan untuk memperjuangkan serta meraih
kemerdekaan yang berasal dari berbagai daerah seperti Jong Celebes, Jong Java,
Jong Sumatera, Jong Ambon dan lain-lain yang aktif pada masa penjajahan
Belanda. Kemudian mulai berdiri beberapa partai politik ketika masa penjajahan
Jepang karena janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia,
kemudian pergerakan kemerdekaan lainnya seperti BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), serta PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).
Upaya dan persatuan pemuda dengan tujuan untuk mewujudkan
kemerdekaan Indonesia ini membuahkan hasil yang baik hingga akhirnya pada 17
Agustus 1945 kemerdekaan diraih oleh Bangsa Indonesia ditandai dengan
dibacakannya Proklamasi oleh Ir. Soekarno. Setelah kemerdekaan, rakyat Bangsa
Indonesia tidak lantas bebas sepenuhnya terhadap para penjajah, rakyat Indonesia
di daerah juga masih tetap dihadapkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan
dengan mengusir penjajah Jepang dari daerah. Pertempuran mempertahankan
kemerdekaan berlangsung di berbagai daerah seperti Surabaya, Semarang,
Bandung, dan daerah lainnya di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajah di
Nusantara ?
2. Apa saja ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah tahun
1908 ?
3. Bagaimana usaha perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda
dan Jepang di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam bentuk perlawanan rakyat tetrhadap
penjajah di Nusantara.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum dan
sesudah tahun 1908.
3. Untuk mengetahui bagaimana usaha perjuangan bangsa Indonesia
melawan penjajah Belanda dan Jepang di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bangsa Eropa mulai datang ke Nusantara pada abad ke-16. Tujuan awalnya
untuk berdagang rempah-rempah. Namun, secara perlahan tujuan utama ini
berubah menjadi penerapan kolonialisme dan imperialisme. Kolonialisme sendiri
merupakan sistem di mana suatu negara menguasai negara lain, tapi tetap
berhubungan dengan negara asalnya. Sedangkan imperialisme adalah sistem
politik yang berupaya menjajah negara lain untuk mendapat keuntungan besar.
Masuknya sistem kolonialisme dan imperialisme telah merugikan Tanah Air.
Banyak rakyat yang tertindas dan menderita karena penjajahan tersebut. Tak
hanya itu, kekejaman kolonialisme juga menimbulkan banyak korban jiwa di
Indonesia. Mengetahui hal tersebut, sejumlah tokoh nasional tak tinggal diam.
Mereka berusaha membuat perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme
yang dibawa penjajah. Pada abad ke-19, masyarakat Indonesia berupaya keras
untuk melakukan perlawanan. Tujuan utamanya untuk mengusir penjajahan dari
Nusantara.
1. Perjuangan yang dilakukan masih bersifat lokal atau kedaerahan. Hal ini
dikarenakan kurangnya persatuan dan kesatuan di masyarakat Indonesia
saat itu.
2. Perlawanan dilakukan secara fisik dan menggunakan senjata tradisional.
3. Perjuangan dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik atau yang disegani oleh
masyarakat saat itu. Contohnya kaum bangsawan atau tokoh agama.
4. Perlawanan yang dilakukan masih bersifat sporadis atau musiman.
5. Strategi perjuangan masih belum terorganisir dengan baik.
3
6. Masyarakat saat itu masih dengan mudah diadu domba oleh Belanda.
Ada beberapa peristiwa besar yang terjadi akibat upaya bangsa Indonesia
melawan penjajahan bangsa Portugis, antara lain:
4
Sunda Kelapa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak, datang untuk membangun
benteng di sana. Akibatnya, bangsa Portugis pun berhasil diusir oleh Kesultanan
Demak di bawah kepemimpinan Fatahillah. Fatahillah kemudian mengganti nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang berarti kemenangan yang gemilang.
Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi sebagai upaya bangsa Indonesia
melawan penjajahan VOC, antara lain:
5
yang ada di Tegal, Cirebon, dan Karawang dimusnahkan VOC), jarak yang terlalu
jauh, dan wabah penyakit yang menyerang pasukan Mataram.
6
kerja rodi kembali diterapkan. J.R van den Berg, Residen Saparua yang baru pada
saat itu, juga dianggap tidak peka pada keluhan rakyat. Belanda juga memaksa
para pemuda Maluku untuk menjadi tentara yang ditugaskan ke Jawa.
7
Bintan diserbu oleh Portugis Sultan Mahmud Syah I lari ke pulau Kampar hingga
wafatnya 1528.
8
Perjuangan menentang Belanda menggunakan kekerasan senjata dimulai sejak
awal abad ke tujuh belas sampai abad dua puluh. Pada abad ke-16 penentangan
dilakukan oleh:
9
4. Para pejuang di adu domba oleh penjajah (devide et impera politik
memecah belah bangsa Indonesia)
10
b) Kerja rodi ( kerja paksa tanpa upah)
c) Pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat
d) Wajib tanam kopi untuk perdagangan VOC
e) Pelayaran Hongi ( mendayung perahu kora-kora di perairan maluku)
f) Ekstripasi ( penebangan tanaman yang melanggar aturan monopoli )
g) Tanam paksa ( menanam tanaman keperluan ekspor VOC ke Eropa)
Rakyat sangat menderita karena harus kerja rodi menyerahkan semua hasil
tanamn dan itu berlangsung lama rakyat akhirnya kelaparan dan akhirnya
meninggal dunia. Penyerahan pajak ke VOC harus dalam bentuk barang yaitu
hasil pertanian mereka bukan dalam bentuk uang seperti sistem pajak tanah.
Vandenbosch berpendapat bahwa sistem ini dapat menaikan tanaman dagangan
yang dikirim ke Belanda, menguntungkan rakyat tidak lagi harus membayar pajak
tanah.
11
3. Perjuangan Setelah Kebangkitan Nasional
Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi social pertama di
Indonesia, yaitu Budi Oetomo. Tanggal kelahiran Budi Oetomo dianggap sebagai
dimulainya Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang
baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya.
12
Kebangkitan Nasional karena Budi Oetomo pelopor berdirinya organisasi
nasional.
1. Sarekat Islam
Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam. Berdiri pada tahun
1911 di Solo oleh Haji Samanhudi. Sarekat Islam didirikan untuk melawan
pedagang Cina dan untuk menentang penghinaan terhadap rakyat Bumiputra.
Sarekat Islam juga didirikan untuk menentang kristenisasi dan melakukan
perlawanan terhadap kecurangan para pejabar Eropa dan Bumiputra. Gerakan
Sarekat Islam berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan terhadap
penindasan penjajah kepada pihak Indonesia. Sehingga Sarekat Islam dapat
dengan cepat menarik massa. Sarekat Islam merupakan organisasi massa yang
pertama di Indonesia. Penggerak Sarekat Islam yang terkenal adalah Haji Oemar
Said Tjokroaminoto, Haji Samanhudi, dan Suryopranoto.
2. Indische Partij
Didirikan pada 25 Desember 1912. Pendirinya adalah Douwes Dekker yang
terkenal dengan nama Danudirdja Setyabudi. Tokoh Indische Partij lainnya adalah
dr. Tjipto mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Indische Partij berpijak
pada asas nasionalisme yang mencita-citakan Indonesia merdeka, sehingga
menarik banyak massa. Paham nasionalismenya dikenal dengan istilah Indische
Nationalisme. Indische Partij dikenal sebagai partai politik pertama di Indonesia.
Organisasi ini bersifat agak radikal sehingga pemerintah Hindia Belanda bersifat
tegas dan dianggap sebagai organisasi terlarang. Para pemimpin Indische Partij
juga dibuang ke Belanda. Setelah itu Indische Partij diganti namanya menjadi
Partai Insulinde, namun tidak berpengaruh lagi terhadap rakyat.
3. Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebelumnya oleh Budi Oetomo, namun karena lebih
didominasi oleh golongan tua, maka para golongan muda keluar. Dan gerakan
pemuda sebenarnya adalah Tri vKoro Darmo yang berdiri di Jakarta pada tanggal
7 Maret 1915 oleh dr. R. Satiman Wiryosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Tri
13
Koro Darmo memiliki arti dari tujuan mulai, yaitu: sakti, budhi, dan bakti. Tujuan
perkumpulan ini adalah mencapai Jawa Raya dengan memperkokoh rasa
persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Azas Tri Koro
Darmo adalah:
Dalam Kongres di Solo, mulai 12 Juni 1918 Tri Koro Darmo berubah nama
menjadi Jong Java. Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya agar dapat
membangun Jawa Raya dengan cara mempererat persatuan, menambah
pengetahuan anggota dan menumbuhkan cinta pada budaya sendiri. Organisasi
Pemuda Indonesai di luar negeri yang paling terkenal adalah Perhimpunan
Indonesia. Perhimpunan Indonesia berpusat di Belanda dan menyampaikan
informasi ke dunia luar tentang perjuangan rakyat Indonesia. Perhimpunan
Indonesia mempunyai arah ke politik terutama ketika dipimpin oleh Muhammad
Hatta dan A. Subardjo.
PNI didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno dan kawan-kawan.
Partai ini bersifat radikal. Tujuan dari PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia yang akan dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri. Dengan asas
ini PNI bersikap nonkoperatif, artinya tidak mau bekerja sama atau ikut serta
dengan dewan-dewan bentukan Belanda. Dalam kongres PNI pertama tanggal 27-
30 Mei Surabaya IR. Soekarno terpilih sebagai ketua Pengurus Besar PNI. Cita-
cita PNI untuk menggalang persatuan bukan hanya mempengaruhi pikiran
organisasi-organisasi politik lainnya, melainkan juga berpengaruh positif pada
organisasi pemuda yang kemudian mengadakan sumpah pemuda, dan organisasi
persatuan wanita yang kemudian membentuk Perserikatan perempuan Indonesia.
Kemajuan PNI dalam membawa rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan
14
membuat pemerintah kolonial Belanda merasa cemas. Akhirnya mereka
menangkapi para tokoh dan anggota PNI pada 29 Desember 1929.
4. Fraksi Nasional
Fraksi nasional dalan volksraad didirakan pada 27 Januari 1930 di jakarta
yang beranggotakan 10 orang anggota volksraad dengan ketua Moh. Husni
Thamrin. Fraksi nasional mempunyai tujuan untuk menjamin adanya
kemerdekaan nasional yakni:
15
malah menginginkan masalah itu dibicarakan dulu dalam rapat PPKI. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks
proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan disaksikan oleh para
tokoh pejuang Indonesia. Dengan dibacakannya teks proklamasi itu, maka bangsa
Indonesia resmi menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari belenggu
penjajahan.
16
melanjutkan per ang gerilya dengan bersembunyi di hutan sebagai benteng
pertahanannya. Pemerintah kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap
para pejuang Saparua. Kristina Martha Tiahahu dibuang ke Laut Banda dengan
kapal perang Reiger-bergen. Pattimura bersama dengan. tokoh lain dijatuhi
hukuman gantung pada tanggal 16 Desember 1817 di benteng New Victoria.
b. Perang Padri
Perang Padri terjadi pada tahun 1821-1837. Perang ini diawal dengan
pertentangan antara Kaum Adat dengan Kaum Padri. Kaum Adat menginginkan
tetap memegang teguh tradisi leluhur. Sementara Kaum Padri ingin memurnikan
ajaran Islam. Perlawanan Kaum Padri ini berlangsung selama 16 tahun yang
terbagi dua tahap berikut.
1. Sebelum Perang Diponegoro (1821-1825)
Pada tahun 1821 - 1825 merupakan perang antara Kaum Adat melawan Kaum
Padri. Kaum Padri menginginkan agar Kaum Adat benar-benar menjalankan
syariat Islam dan meninggalkan kebiasaan main judi dan minum-minuman keras.
Akan tetapi hal ini ditentang oleh Kaum Adat sehingga terjadilah perselisihan.
Dengan bantuan pemerintah Kolonial Belanda, Kaum Adat dapat mengalahkan
Kaum Padri. Bahkan Belanda berhasil mendirikan benteng Font Van der Capellen
di Batu Sangkar. Kaum Padri di bawah pimpinan Imam Bon jol dan Tuanku
Pasaman terus berjuang melawan pasukån Belanda dan golongan adat. Sementara
itu di Jawa, Belanda sedang menghadapi perlawanan Perang Diponegoro yang
sangat kuat. Untuk menghentikan peperangan, maka Belanda menawarkan
perundingan dengan Kaum Padri. Akhirnya diadakan perundingan di Padang
tanggal 15 Desember 1825 yang menyatakan bahwa kedua belah pihak tidak akan
saling menyerang, sehingga untuk sementara perang dihentikan.
17
menerima tawaran untuk berunding. Pada tanggal 28 Oktober 1837, Imam Bonjol
diundang oleh Residen Francis untuk berunding di Plupuh. Namun ternyata
dikhianati oleh Belanda. Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke
Cianjur, Pada tahun 1839 dipindahkan ke Ambon dan tahun 1841 dipindahkan
lagi ke Manado hingga wafat pada tanggal 6 November 1864.
c. Perang Diponegoro
Seperti perlawanan-perlawanan yang lain, perang Diponegoro juga
disebabkan penderitaan rakyat akibat dibebani bermacam-macam pajak.
Sementara sebab khususnya adalah adanya pembuatan jalan yang melewati
makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Hal ini merupakan penghinaan
terhadap Pangeran Diponegoro. Perang Diponegoro ini diawali pada tanggal 20
Juli 1825 dengan mengadakan perang di daerah Tegalrejo, Selarong, Pleret, dan
Dekso. Kemudian pertempuran meluas sampai ke Jawa Timur. Pangeran
Diponegoro mendapat bantuan dari berbagai golongan baik ulama, bangsawan,
maupun petani. Antara lain Sentot Prawirodirjo, Kiai Mojo, dan Kiai Hasan
Besari. Melihat perlawanan Pangeran Diponegoro yang semakin meluas, maka
pemerintah Kolonial mengubah strategi perang dengan siasat benteng stelsel.
Benteng Stelsel adalah pembangunan benteng pertahanan di tiap daerah yang
telah dikuasai oleh Belanda. Siasat ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak
pasukan Diponegoro. Siasat benteng stelsel ini menyebabkan daerah gerilya
pasukan Diponegoro menjadi sempit dan terpecah belah. Akhirnya satu demi satu
pengikut Pangeran Diponegoro berhasil dibujuk oleh Belanda untuk mengadakan
perundingan. Selain itu, Belanda juga akan memberi hadiah 20.000 ringgit bagi
yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro. Pada tanggal 28 Maret 1830
Jenderal de Kock mengundang Pangeran Diponegoro untuk berunding. Namun,
Belanda berkhianat dan menangkap Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro
dibawa ke Semarang dan Batavia. Kemudian pada tanggal 3 Mei 1830 dibuang ke
Manado dan akhirnya diasingkan di Ujungpandang hingga wafat pada tanggal 8
Januari 1855.
d. Perang Aceh
18
Perlawanan Aceh terhadap Belanda merupakan perlawanan terberat dan
terlama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menghadapi pemerintah
kolonial Belanda. Sebelum tahun 1871, Aceh merupakan kerajaan yang bebas dari
pengaruh asing. Namun sejak 1871, Kemerdekaan Aceh mulai terusik oleh
Belanda. Belanda ingin menguasai Aceh karena letaknya yang strategis pada jalur
perdagangan internasional. Hal ini menimbulkan pertikaian yang memuncak
dalam peperangan. Aceh menolak untuk mengakui kekuasaan Belanda. Oleh
karena itu, pada bulan April 1873, Belanda di bawah pimpinan Mayor Jenderal
Kohler menyerang Masjid Raya Aceh. Pertempuran ini menewaskan Jenderal
Kohler. Pada tanggal 6 Januari 1874, Belanda kembali melakukan penyerangan di
bawah pimpinan Jenderal Van Sweeten. Per tempuran berlangsung tidak
seimbang, sehingga tentara Belanda berhasil menduduki istana Kutaraja. Akan
tetapi, sultan beserta para ulama tetap berjuang mengusir Belanda. Dalam
pertempuran di Tonga, pasukan Aceh yang dipimpin oleh Tengku Cik Di Tiro
berhasil membunuh Jenderal Pel. Sejak tahun 1883 keadaan Aceh semakin
memanas. Banyak Tokoh dari bangsawan dan ulama yang mulai memimpin
perlawanan. Tokoh-tokohnya antara lain Teuku Umar, Cut Nya' Dien, dan Teuku
Cik Di Tiro. Untuk mengatasi perlawanan ini, Belanda menggunakan taktik
sistem garis pemusatan (konsentrasi stelsel). Belanda memusatkan kekuatannya
pada satu tempat dan mendirikan pos-pos tentara. Siasat ini dimanfaatkan oleh
Teuku Umar dan Cut Nya' Dien untuk berpura-pura menyerah pada Belanda. la
mendapatkan kepercayaan dari Jenderal Deykerhoff dan memperoleh gelar Teuku
Johan Pahlawan serta diberi persenjataan lengkap. Namun, pada tahun 1896
Teuku umar bergabung lagi dengan rakyat Aceh.
Hal ini sangat merugikan pemerintahan Kolonial Belanda. Oleh karena itu,
pemerintahan Belanda mengirimkan Snouck Hurgronye untuk mengetahui latar
belakang perlawanan dan cara menyelesaikannya. Snouck Hurgronye
mengusulkan untuk menggunakan siasat kekerasan yaitu dengan cara
melancarkan serangan ke kampung-kekampung dan membumi hanguskan
semuanya. Pemerintahan Belanda melancarkan siasat ini dengan cara membentuk
pasukan Antigerilya oleh Jenderal Van Heutsz. Pada tahun 1899 Teuku Umar
19
mengadakan penyerangan terhadap pertahanan Belanda di Meulaboh. Teuku
Umar gugur dalam pertempuran tersebut. Kemudian Cut Nya’ Dien ditangkap dan
diasingkan ke Sumedang. Pada tanggal 6 September 1903, Panglima Polim
beserta 50 pasukannya menyerahkan diri. Dengan demikian berakhirlah
perjuangan rakyat Aceh melawan pemerintah Kolonial Belanda.
e. Perlawanan Bali
Perlawanan rakyat Bali menentang Belanda dipimpin oleh Raja Buleleng I
Gusti Ngurah Made serta patihnya I Gusti Ketut Jelantik. Penyebab perlawanan
adalah Belanda menolak Hukum Tawan Karang yang berisi hak bagi raja Bali
untuk merampas semua perahu asing yang terdampar di wilayah kekuasaannya.
Kemudian pada tahun 1846, Belanda menyerang Buleleng dan berhasil menguasai
wilayah Buleleng. Raja dan I Gusti Ketut Jelantik mengungsi ke Jagaraga. Pada
tahun 1847 meletus lagi perlawanan rakyat Bali, Namun, pasukan Belanda di
bawah Van der Wijck dapat dipukul mundur oleh pasukan I Gusti Ketut Jelantik.
Kemudian Belanda mengirimkan pasukannya untuk menyerang benteng Jagaraga.
Rakyat Bali mempertahankan benteng Jagaraga dengan melakukan perang
puputan. Jenderal Michiels tewas dalam perang tersebut. Namun, pasukan
Belanda berhasil menduduki benteng Jagaraga. Dengan jatuhnya benteng
Jagaraga, maka Bali terpaksa harus mengakui kekuasaan Belanda. Benteng-
benteng dihancurkan dan hukum Tawan Karang dihapus.
20
pandangan eskatolos yang bersifat revolusioner. Pemberontakan yang terjadi
selama abad ke-19 dan awal abad ke-20 ini cukup menggoncangkan masyarakat
dan pemerintahan pada waktu itu. Pemberontakan ini antara lain dilakukan oleh
para petani dan golongan keagamaan.
a. Perlawanan Politik
Secara garis besar bentuk perlawanan politik dikelompokkan menjadi 2 yaitu
perlawanan ilegal dan perlawanan legal. Untuk menghindari kekejaman Jepang
terhadap tokoh pergerakan nasional, para pejuang kemerdekaan menempuh jalan
rahasia (ilegal). Adapun tokoh-tokoh yang berjuang melalui jalan rahasia antara
lain Golongan Amir Syarifudin, Golongan Sutan Syahrir, Golongan Sukarni, dan
Golongan Kaigun. Sementara perlawanan legal bersifat kooperatif terhadap
pemerintah Jepang. Tokoh-tokoh pergerakan nasional memanfaatkan organisasi-
organisasi buatan Jepang untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin Indonesia
yang berasal dari kalangan sipil dan militer.
b. Perlawanan Rakyat
Perlawanan terhadap kekejaman Jepang dilakukan oleh rakyat Aceh. Di
bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil, rakyat Aceh dengan senjata tradisional
melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang. Perlawanan yang terjadi pada 10
November 1942 ini disebabkan oleh sikap Jepang yang sewenang-wenang serta
melakukan penindasan dan pemerasan. Namun, perlawanan ini berhasil
dipadamkan oleh Jepang. Perlawanan juga terjadi di Sukamanah, Singaparna pada
tanggal 25 Februari 1944 yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa. Perlawanan
ini terjadi karena penolakan terhadap ajaran yang berbau Jepang dan tidak menaati
peraturan yang dikeluarkan pemerintah Jepang. Kemudian Jepang mengirimkan
21
pasukannya untuk menggempur Sukamanah dan menangkap K.H. Zaenal Mustafa
sehabis shalat Jumat. K.H. Zaenal Mustafa dijatuhi hukuman mati. Perlawanan di
Indramayu meletus pada bulan April 1944 karena rakyat dipaksa untuk
menyerahkan sebagian besar hasil panen padi dan kerja paksa. Perlawanan ini
meluas sampai daerah Lohbener dan Sindang. Selain perlawanan oleh rakyat,
perlawanan juga dilakukan oleh prajurit PETA pada tanggal 14 Februari 1945.
Perlawanan PETA ini dipimpin oleh Shodanco Supriyadi, Muradi, Suparyono,
dan Shodanco dokter Ismail. Perlawanan ini timbul karena mereka tidak tahan
melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Jepang.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya maka dapat kita tarik kesimpulan
bahwa Indonesia memiliki banyak latar belakang perjuangan dengan beberapa
penjajah seperti Belanda dan Jepang. Indonesia pernah berusaha untuk keluar dari
penjajahan Belanda hingga 350 tahun lamanya, setelah beberapa saat lepas dari
Belanda, Indonesia justru dihadapkan pada masa penjajahan yang lebih kejam dari
masa penjajahan Belanda yaitu masa penjajahan Jepang yang berlangsung selama
3,5 tahun. Masa penjajahan bagi Indonesia merupakan kenangan terburuk dalam
sejarah terutama selama masa penjajahan Jepang. Selama masa penjajahan
Belanda meskipun dalam keadaan atau kondisi dijajah, masyarakat Indonesia
masih bisa menikmati beberapa keuntungan dari Belanda. Masa penjajahan
Belanda tidak demikian halnya dengan masa penjajahan Jepang yang berlangsung
singkat yaitu sekitar 3,5 tahun di Indonesia. Pada waktu itu, ketika Perang Dunia
ke II, Belanda masuk sebagai pihak dari sekutu sedangkan Jepang berasosiasi
dengan Jerman dan membagi wilayahnya gerilyanya dengan Jepang menginvasi
negara-negara di asia dan Jerman menaklukan negara-negara di Eropa, Inggris
termasuk Belanda. Pada waktu itu setelah menaklukan Vietnam pada sekitar tahun
1942, kedatangan tentara Jepang di Indonesia diiringi dengan propaganda yang
menyebut bahwa Jepang datang sebagai saudara tua dari Indonesia yang bertujuan
untuk mengusir Belanda dari Indonesia. Masa penjajahan Belanda maupun Jepang
sama-sama dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya penjajahan yang dilakukan
di kota-kota besar atau ibu kota wilayah namun hingga ke desa-desa di seluruh
wilayah Indonesia.
Banyaknya perkumpulan para pemuda ini bertujuan untuk memperjuangkan
serta meraih kemerdekaan yang berasal dari berbagai daerah seperti Jong Java,
Jong Sumatera, Jong Ambon dan lain-lain yang aktif pada masa penjajahan
Belanda. Kemudian mulai berdiri beberapa partai politik ketika masa penjajahan
Jepang karena janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia,
23
kemudian pergerakan kemerdekaan lainnya seperti BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), serta PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). Hingga pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, teks proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Ir.
Soekarno dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang Indonesia. Dengan
dibacakannya teks proklamasi itu, maka bangsa Indonesia resmi menjadi bangsa
yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari belenggu penjajahan.
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Baik dari segi materi maupun penulisan makalah. Untuk
itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca dan terutama kami yang membuatnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Rizaldi, Abror. 2021. “Sejarah Peminatan Kelas 11 : Respon Bangsa Indonesia
Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme”. Diakses melalui
https://pahamify.com/blog/kolonialisme-dan-imperialisme-di-indonesia/
26