Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PENJAJAH DI NUSANTARA“

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS SD 2

Dosen Pengampu :

Raihanah Sari, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 7 :

Kelas 3A

Akhmad Maulana (2010125210130)

Akhmad Riyani (2010125110045)

Muhammad Fernanda Apriza (2010125210118)

Nur Aisah Amelia (2010125320090)

Salsabila (2010125220128)

Siti Norhalisa (2010125220123)

Syahida Rahmawati (2010125320089)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PGSD

BANJARMASIN 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah Di Nusantara” Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan pada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad S.A.W,
yang telah membawa kita pada alam yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan
ini. Walaupun banyak kekurangan, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS SD 2 dan juga untuk
menambah wawasan kami tentang materi pembelajaran. Tugas ini dapat
diselesaikan karena ada dukungan yang sangat dukungan yang sangat besar dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami dan juga terimakasih kepada
Ibu Raihanah Sari, M.Pd yang senantiasa memberikan bimbingan kepada kami.

Dan kami sebagai penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
didalam makalah kami terdapat kekurangan dan banyak kesalahan. Maka dari itu,
kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik inovatif yang
dapat menjadi pelajaran bagi kami untuk masa yang akan datang. Harapan kami,
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun bagi para pembaca.

Banjarmasin, 22 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3

A. Macam-macam bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajahan


di Nusantara..........................................................................................3
B. Perjuangan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah 1908 ...................7
C. Perjuangan bangsa Indonesia setelah kebangkitan nasional 1908........10
D. Usaha perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah
Belanda dan Jepang ..............................................................................16

BAB III PENUTUP .........................................................................................23

A. Kesimpulan ..........................................................................................23
B. Saran ....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memperjuangkan
kemerdekaannya dengan perjuangan rakyatnya sendiri. Indonesia memiliki
banyak latar belakang perjuangan dengan beberapa penjajah seperti Belanda dan
Jepang. Indonesia pernah berusaha untuk keluar dari penjajahan Belanda hingga
350 tahun lamanya, setelah beberapa saat lepas dari Belanda, Indonesia justru
dihadapkan pada masa penjajahan yang lebih kejam dari masa penjajahan Belanda
yaitu masa penjajahan Jepang yang berlangsung selama 3,5 tahun. Masa
penjajahan bagi Indonesia merupakan kenangan terburuk dalam sejarah terutama
selama masa penjajahan Jepang. Selama masa penjajahan Belanda meskipun
dalam keadaan atau kondisi dijajah, masyarakat Indonesia masih bisa menikmati
beberapa keuntungan dari Belanda, antara lain di bidang infrastruktur jalan dan
bangunan, sistem pemerintahan dan sistem industri, serta sains atau ilmu
pengetahuan.
Dari sekian banyak keuntungan yang hingga kini masih bisa dirasakan
oleh masyarakat Indonesia dari masa penjajahan Belanda tidak demikian halnya
dengan masa penjajahan Jepang yang berlangsung singkat yaitu sekitar 3,5 tahun
di Indonesia. Pada waktu itu, ketika Perang Dunia ke II, Belanda masuk sebagai
pihak dari sekutu sedangkan Jepang berasosiasi dengan Jerman dan membagi
wilayahnya gerilyanya dengan Jepang menginvasi negara-negara di asia dan
Jerman menaklukan negara-negara di Eropa, Inggris termasuk Belanda. Pada
waktu itu setelah menaklukan Vietnam pada sekitar tahun 1942, kedatangan
tentara Jepang di Indonesia diiringi dengan propaganda yang menyebut bahwa
Jepang datang sebagai saudara tua dari Indonesia yang bertujuan untuk mengusir
Belanda dari Indonesia. Masa penjajahan Belanda maupun Jepang sama-sama
dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya penjajahan yang dilakukan di kota-kota
besar atau ibu kota wilayah namun hingga ke desa-desa di seluruh wilayah
Indonesia. Perjuangan di wilayah terpencil ini dapat dilihat dari banyaknya

1
perkumpulan para pemuda yang bertujuan untuk memperjuangkan serta meraih
kemerdekaan yang berasal dari berbagai daerah seperti Jong Celebes, Jong Java,
Jong Sumatera, Jong Ambon dan lain-lain yang aktif pada masa penjajahan
Belanda. Kemudian mulai berdiri beberapa partai politik ketika masa penjajahan
Jepang karena janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia,
kemudian pergerakan kemerdekaan lainnya seperti BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), serta PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).
Upaya dan persatuan pemuda dengan tujuan untuk mewujudkan
kemerdekaan Indonesia ini membuahkan hasil yang baik hingga akhirnya pada 17
Agustus 1945 kemerdekaan diraih oleh Bangsa Indonesia ditandai dengan
dibacakannya Proklamasi oleh Ir. Soekarno. Setelah kemerdekaan, rakyat Bangsa
Indonesia tidak lantas bebas sepenuhnya terhadap para penjajah, rakyat Indonesia
di daerah juga masih tetap dihadapkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan
dengan mengusir penjajah Jepang dari daerah. Pertempuran mempertahankan
kemerdekaan berlangsung di berbagai daerah seperti Surabaya, Semarang,
Bandung, dan daerah lainnya di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajah di
Nusantara ?
2. Apa saja ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah tahun
1908 ?
3. Bagaimana usaha perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda
dan Jepang di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam bentuk perlawanan rakyat tetrhadap
penjajah di Nusantara.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum dan
sesudah tahun 1908.
3. Untuk mengetahui bagaimana usaha perjuangan bangsa Indonesia
melawan penjajah Belanda dan Jepang di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MACAM-MACAM BENTUK PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP


PENJAJAHAN DI MASA NUSANTARA

Bangsa Eropa mulai datang ke Nusantara pada abad ke-16. Tujuan awalnya
untuk berdagang rempah-rempah. Namun, secara perlahan tujuan utama ini
berubah menjadi penerapan kolonialisme dan imperialisme. Kolonialisme sendiri
merupakan sistem di mana suatu negara menguasai negara lain, tapi tetap
berhubungan dengan negara asalnya. Sedangkan imperialisme adalah sistem
politik yang berupaya menjajah negara lain untuk mendapat keuntungan besar.
Masuknya sistem kolonialisme dan imperialisme telah merugikan Tanah Air.
Banyak rakyat yang tertindas dan menderita karena penjajahan tersebut. Tak
hanya itu, kekejaman kolonialisme juga menimbulkan banyak korban jiwa di
Indonesia. Mengetahui hal tersebut, sejumlah tokoh nasional tak tinggal diam.
Mereka berusaha membuat perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme
yang dibawa penjajah. Pada abad ke-19, masyarakat Indonesia berupaya keras
untuk melakukan perlawanan. Tujuan utamanya untuk mengusir penjajahan dari
Nusantara.

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),


perlawanan Bangsa Indonesia pada abad ke-19 memiliki beberapa ciri, yakni:

1. Perjuangan yang dilakukan masih bersifat lokal atau kedaerahan. Hal ini
dikarenakan kurangnya persatuan dan kesatuan di masyarakat Indonesia
saat itu.
2. Perlawanan dilakukan secara fisik dan menggunakan senjata tradisional.
3. Perjuangan dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik atau yang disegani oleh
masyarakat saat itu. Contohnya kaum bangsawan atau tokoh agama.
4. Perlawanan yang dilakukan masih bersifat sporadis atau musiman.
5. Strategi perjuangan masih belum terorganisir dengan baik.

3
6. Masyarakat saat itu masih dengan mudah diadu domba oleh Belanda.

Bangsa Indonesia pada masa kolonialisme dan imperialisme dirugikan dalam


bidang ekonomi dan politik. Oleh karena itu, bangsa Indonesia melakukan
perlawanan terhadap Portugis, VOC, dan pemerintahan Hindia Belanda. Beberapa
perlawanan berupa perang akibat ekonomi dan politik, di antaranya:

1. Perlawanan Terhadap Portugis

Ada beberapa peristiwa besar yang terjadi akibat upaya bangsa Indonesia
melawan penjajahan bangsa Portugis, antara lain:

1. Perlawanan Kesultanan Ternate

Kebijakan monopoli perdagangan bangsa Portugis membuat Sultan Hairun


memimpin perlawanan rakyat Ternate terhadap mereka. Sayangnya, Sultan
Hairun berhasil ditangkap dan dihukum mati oleh bangsa Portugis pada tahun
1570. Meski demikian, perlawanan Kesultanan Ternate tidak berhenti di situ.
Perjuangan Sultan Hairun kemudian dilanjutkan oleh Sultan Baabulah. Di bawah
kepemimpinan Sultan Baabulan inilah Kesultanan Ternate berhasil mengusir
bangsa Portugis dari Maluku pada tahun 1575. Bangsa Portugis yang terusir dari
Maluku ini kemudian menyingkir ke Pulai Timor dan berkuasa di Timor Timur
hingga menjelang akhir abad ke-20.

2. Perlawanan Kesultanan Demak

Selain di Ternate, bangsa Portugis juga melakukan praktik monopoli


perdagangan mereka di Malaka. Praktik monopoli tersebut membuat para
saudagar Muslim di Malaka merasa terganggu. Kesultanan Demak yang khawatir
bangsa Portugis juga akan mengekspansi pulau Jawa dan merasa perlu
menunjukkan solidaritas mereka terhadap Kesultanan Malaka dan para saudagar
Muslim yang ada di Malaka, akhirnya memutuskan untuk menyerang bangsa
Portugis. Di bawah pimpinan Sultan Trenggono, Kesultanan Demak menyerang
Sunda Kelapa pada tahun 1526 dan berhasil menguasai wilayah tersebut. Setahun
kemudian, pada tahun 1527, bangsa Portugis yang saat itu tidak menyadari kalau

4
Sunda Kelapa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak, datang untuk membangun
benteng di sana. Akibatnya, bangsa Portugis pun berhasil diusir oleh Kesultanan
Demak di bawah kepemimpinan Fatahillah. Fatahillah kemudian mengganti nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang berarti kemenangan yang gemilang.

3. Perlawanan Kesultanan Aceh

Perlawanan Kesultanan Aceh terhadap bangsa Portugis dimulai pada tahun


1514–1540 di bawah kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah. Pada masa itu
Kesultanan Aceh berhasil mengusir bangsa Portugis dari wilayah Aceh.
Perlawanan Kesultanan Aceh terhadap bangsa Portugis kemudian dilanjutkan oleh
Sultan Alaudin Riayat Syah Al-Qahar pada tahun 1538–1571 dengan bantuan
Turki. Sultan Alaudin Riayat Syah, yang menjadi penggantinya, juga menyerang
bangsa Portugis di Malaka pada tahun 1573 dan 1575. Sultan Iskandar Muda pun
pernah menyerang bangsa Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.
Sekalipun Sultan Iskandar Muda tidak berhasil mengusir bangsa Portugis, dari
Malaka, perlawanan rakyat Aceh terus berlanjut sampai Malaka jatuh ke tangan
VOC pada tahun 1641.

2. Perlawanan Terhadap VOC

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi sebagai upaya bangsa Indonesia
melawan penjajahan VOC, antara lain:

1. Perlawanan Kesultanan Mataram

Awalnya, hubungan Kesultanan Mataram dengan VOC berjalan dengan baik,


sampai-sampai Kesultanan Mataram mengizinkan VOC mendirikan benteng
sebagai kantor perwakilan dagang di wilayah Jepara. Namun, lama-kelamaan
Sultan Agung menyadari kalau keberadaan VOC membahayakan
pemerintahannya. Sultan Agung pun mulai menyerang VOC pada tahun 1628,
tapi serangan pertama ini gagal dan mengakibatkan sekitar 1.000 prajurit Mataram
gugur. Serangan kedua yang dilakukan pada bulan Agustus–Oktober 1629 pun
mengalami kegagalan karena Kesultanan Mataram kalah persenjataan,
kekurangan persediaan makanan (karena lumbung-lumbung persediaan makanan

5
yang ada di Tegal, Cirebon, dan Karawang dimusnahkan VOC), jarak yang terlalu
jauh, dan wabah penyakit yang menyerang pasukan Mataram.

2. Perlawanan Kesultanan Gowa

Perlawanan Kesultanan Gowa dimulai dengan pelucutan dan perampasan


armada VOC di Maluku, di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin. Perang
Makassar pun pecah karena pelucutan dan perampasan armada tersebut. Perang
Makassar berlangsung selama tiga tahun, dari tahun 1666–1669. Dalam Perang
Makassar, VOC bersekutu dengan Arung Palaka, Raja Bone, yang saat itu
berseteru dengan Kerajaan Gowa.

3. Perlawanan Kesultanan Banten

Perlawanan Kesultanan Banten dimulai karena persaingan dagang dengan


VOC dan gangguan VOC terhadap politik Kerajaan Banten. Sultan Ageng
Tirtayasa pada akhirnya melawan VOC dengan bekerja sama dengan pedagang-
pedagang asing lainnya, seperti pedagang Inggris. Sultan Ageng kemudian
menyerang kapal-kapal VOC yang ada di perairan Banten serta wilayah-wilayah
yang berbatasan dengan Batavia, seperti peperangan di daerah Angke dan
Tangerang pada tahun 1658–1659.

3. Perlawanan Terhadap Pemerintahan Hindia Belanda

Awalnya, masa pemerintahan Hindia Belanda tidak lagi menerapkan praktik


kolonialisme ala VOC, namun hal tersebut tak membuat praktik dagang dan kerja
rodi berakhir. Saat Belanda kembali berkuasa, penindasan pun terjadi lagi di
Indonesia.

1. Perlawanan Rakyat Maluku


Perlawanan rakyat Maluku dilakukan karena mereka tidak mau orang
Belanda kembali ke wilayah mereka. Saat Thomas Stamford Raffles berkuasa di
Hindia Belanda, beberapa aturan VOC seperti praktik monopoli dagang dan kerja
rodi tidak diterapkan. Namun, saat Belanda kembali berkuasa pada tahun 1817,
aturan-aturan yang menindas seperti praktik monopoli perdagangan cengkih dan

6
kerja rodi kembali diterapkan. J.R van den Berg, Residen Saparua yang baru pada
saat itu, juga dianggap tidak peka pada keluhan rakyat. Belanda juga memaksa
para pemuda Maluku untuk menjadi tentara yang ditugaskan ke Jawa.

2. Perlawanan Rakyat Palembang

Perlawanan rakyat Palembang yang dipimpin oleh Sultan Baharuddin terjadi


karena Belanda berusaha menguasai Palembang yang memiliki letak strategis dan
kaya akan barang (Kepulauan Bangka Belitung). Sultan Baharuddin kemudian
memimpin penyerangan ke benteng-benteng pertahanan Belanda. Saat pergantian
kekuasaan dari Belanda ke Inggris terjadi pada tahun 1811 karena Perjanjian
Tuntang, Inggris memusatkan sebagian besar perhatiannya ke pulau Jawa. Sultan
Baharuddin pun memanfaatkan kondisi ini dengan menyerang garnisun Belanda
di Palembang. Sultan Baharuddin juga menentang keberadaan Inggris di wilayah
kekuasaannya. Inggris yang tidak menyukai perlawanan dari Sultan Baharuddin
pun menyerang Palembang pada tahun 1812. Mereka menjarah isi istana dan
melantik Ahmad Najamuddin, adik Sultan Baharuddin, menjadi Sultan.

3. Perlawanan Rakyat Sumatera Utara

Perlawanan rakyat Tapanuli di bawah kepemimpinan Raja Sisingamangaraja


XII terjadi karena Belanda ingin menjajah Tapanuli dengan membentuk Pax
Neerlandica (ambisi Belanda menguasai seluruh Nusantara). Keinginan Belanda
inilah yang menyebabkan terjadinya Perang Tapanuli pada tahun 1870–1907.

B. PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH


1908
1) Perjuangan Melawan Portugis
Perjuangan pertama dilakukan oleh rakyat malaka, Johor, Aceh, Maluku,
Demak dan Sunda Kelapa.
a. Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 di bawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I melakukan
perlawanan terhadap Portugis namun Malaka dapat di desak hingga menyingkir
ke pulau Bintan. Akhirnya Malaka jatuh ke Portugis pada 1511. Pada 1526 pulau

7
Bintan diserbu oleh Portugis Sultan Mahmud Syah I lari ke pulau Kampar hingga
wafatnya 1528.

b. Perjuangan Rakyat Johor


Dipimpin oleh Alaudin Ri’ayat Syah II mulai tahun 1530 kemudian
dilanjutkan Abdul Jalil Syah I (1580-1597) dapat menangkis serangan Portugis.

c. Perjuangan Rakyat Demak


Dipimpin oleh Dipati Unus. Pada tahun 1512-1523. Melakukan perlawanan
terhadap Portugis, dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan. Berusaha
merebut keembali Malaka namun tidak berhasil

d. Perjuangan Rakyat Maluku


Berhasil menaklukkan Malaka tahun 1511 kemudian menuju ke Maluku
Utara karena sebagai penghasil rempah-rempah. Tahun 1512 Portugis
mengadakan hubungan dagang dengan Sulatan Harun dari Ternate. Portugis
ternyata memonopoli perdagangan, memeras dan menindas rakyat, penyebaran
agama Kristen secara paksa sehingga membuat rakyat melakukan perlawanan.
Tahun 1550 rakyat Ternate dibawah pimpinan Sultan Hairun melakukan
perlawanan. Portugis menipu dan membunuh Sultan Hairun dnegan dalih untuk
mengadakan perundingan. Perjuangan diteruskan oleh Sultan Baabullah, putra
Sultan Hairun. Tahun 1570-1575 Ternate, Tidore, dan Halmahera bersatu padu
melawan Portugis. Tanggal 18 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil mengusir
Portugis dari Ternate.

e. Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa


Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama islam di
Jawa Barat memimpin rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tahun
1527 Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil
mengalahkannya. Portugis terusir kembali ke Malaka. Sunda Kelapa diganti
menjadi Jayakarta oleh Fatahillah kemudian berdirilah kerajaan Banten.

2) Perjuangan Menentang Penjajah Belanda

8
Perjuangan menentang Belanda menggunakan kekerasan senjata dimulai sejak
awal abad ke tujuh belas sampai abad dua puluh. Pada abad ke-16 penentangan
dilakukan oleh:

1. Sultan Agung dari Mataram (1613-1645).


2. Sultan Hasanuddin dari kerajaan Goa Sulawesi Selatan (1667)
3. Sultan Ageng Tirtayasa (1684)
4. Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635)
5. Untung Suropati dan Trunojoyo (1670)
6. Ibnu Iskandar dari Minangkabau (1680)

 Yang berjuang pada abad ke-19 antara lain:


1. Pattimura dari Maluku (1817)
2. Pangeran Diponegoro (1825-1830)
3. Imam Bonjol dari Minangkabau (1822-1837)
4. Sultan Badaruddin dari Palembang (1817)
5. Pangeran Antasari dari Kalimantan (1860)
6. Jelantik dari Bali (1850)
7. Anak Agung Made dari Lombok (1895)
8. Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien (1873-1904)
9. Si singamangaraja dari Batak (1900)
Perlawanan membawa kerugian besar bagi pihak Belanda. Pengorbanan harta
benda dan jiwa sangat besar juga dari Indonesia. Sampai awal abad ke-20 Belanda
tidak dapat terusir dari tanah air Indonesia.
3) Kelemahan perjuangan Bangsa Indonesia :
1. Perlawanan secara sporadic dan tidak serentak
2. Perlawanan dipimpin oleh pimpinan kharismatik sehingga tidak ada
yang melanjutkan
3. Sebelum masa 1908 perlawanan menggunakan kekerasan senjata

9
4. Para pejuang di adu domba oleh penjajah (devide et impera politik
memecah belah bangsa Indonesia)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kondisi bangsa Indonesia sebelum tahun 1908


sangat penuh penderitaan dan kesengsaraan.

C. PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEBANGKITAN


NASIONAL 1908

1. Penjajahan Jepang 1942-1945


Kedatangan Jepang semula disambut gembira karena dianggap sebagai
tentara pembebas yang akan melepaskan belenggu rakyat Indonesia dari belenggu
penjajahan belanda propagandanya menyatakan bahwa jepang (Nippon) adalah
saudara tua, pemimpin asia, pelindung Asia, dan untuk kemakmuran Asia. Pada
awalnya memperoleh simpati rakyat namun pada akhirnya menjajah dan
mengeksploitasi dengan sangat kejam, masa penjajahannya hanya 3,5 tahun
namun membuat bangsa Indonesia sangat menderita. Penjajahan Jepang berakhir
saat jepang harus menyerah tanpa syarat terhadap sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945 setelah secara berturut-turut Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom
oleh Amerika serikat tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.

2. Penderitaan di Bawah Penjajahan


Selama berabad-abad mendatangkan penderitaan bangsa Indonesia bangsa
penjajah memperlakukan rakyat Indonesia semena-mena tidak lagi ada
kemerdekaan, kebebasan, dan kedaulatan hanya ada pemaksaan, penindasan,
eksploitasi tenaga manusia, eksploitasi kekayaan tanah air yang keuntungannya
untuk kepentingan bangsa penjajah. Portugis pertama kali datang ke Indonesia
memonopoli perdagangan di Indonesia selalu memaksakan keinginannya dengan
jalan kekerasan mereka menaklukkan kerajaan-kerajaan yang tak mau tunduk.
Bergantinya penjajahan dari Portugis ke Belanda hasilnya semakin buruk jauh
lebih buruk dan lebih lama dan penjajahan yang dilakukan oleh VOC
menerapakan beberapa kebijakan yang sangat merugikan, antara lain:

a) Sistem monopoli perdagangan ( menguasai seluruh perdagangan)

10
b) Kerja rodi ( kerja paksa tanpa upah)
c) Pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat
d) Wajib tanam kopi untuk perdagangan VOC
e) Pelayaran Hongi ( mendayung perahu kora-kora di perairan maluku)
f) Ekstripasi ( penebangan tanaman yang melanggar aturan monopoli )
g) Tanam paksa ( menanam tanaman keperluan ekspor VOC ke Eropa)

Rakyat sangat menderita karena harus kerja rodi menyerahkan semua hasil
tanamn dan itu berlangsung lama rakyat akhirnya kelaparan dan akhirnya
meninggal dunia. Penyerahan pajak ke VOC harus dalam bentuk barang yaitu
hasil pertanian mereka bukan dalam bentuk uang seperti sistem pajak tanah.
Vandenbosch berpendapat bahwa sistem ini dapat menaikan tanaman dagangan
yang dikirim ke Belanda, menguntungkan rakyat tidak lagi harus membayar pajak
tanah.

 Ketentuan tanam paksa sebagai berikut:


a. Menyediakan sebagian dari tanahnya untuk menanam tanaman yang dapat
dijual di pasaran Eropa.
b. Bagian dari tanah pertanian untuk tujuan ini tidak boleh melebihi seperlima dari
tanah pertanian.
c. Waktu pengerjaan tanaman wajib tidak boleh melebihi waktu penanaman padi.
d. Bagian dari tanah untuk menanam tanamamn wajib dibebaskan dari
pembayaran pajak tanah.
e. Tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah hindia belanda jika ditaksir
melebihi pajak
tanah yang harus dibayar maka selisih akan dikembalikan.
f. Panen yang gagal akan dibebankan pada pemerintah.
g. Pengerjaan tanah di bawah pengawasan kepala pemerintah.
Dalam prakteknya ketentuan-ketentuan tersebut diselewengkan oleh para
pegawai pemerintah Hindia Belanda dan para pemimpin pribumi yang mencari
keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri tanam paksa sangat
menyengsarakan rakyat.

11
3. Perjuangan Setelah Kebangkitan Nasional
Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi social pertama di
Indonesia, yaitu Budi Oetomo. Tanggal kelahiran Budi Oetomo dianggap sebagai
dimulainya Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang
baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya.

 Ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia setelah tahun 1908:


1. Perjuangan dilakukan dengan menggunakan organisasi, bukan menggunakan
kekerasan
2. Para pemimpin berasal dari kaum intelektual, bukan raja atau sultan
3. Rasa persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Perjuangan tidak bersifat
kedaerahan lagi.

 Menurut Ismaun (1986:42), tumbuhnya kesadaran kebangsaan bangsa


Indonesia dipercepat oleh faktor:

1. Perlawanan bangsa Filipina terhadap Spanyol pada tahun 1989


2. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1885
3. Kegiatan Partai Kongres di India melawan Inggris tahun 1885
4. Bangkitnya Kemal Pasha di Turki pada tahun 1881
5. Keberhasilan dr. Sun Yat Sen dalam mendirikan Republik Cina pada tahun
1911

6. Pecahnya Perang Dunia I


7. Didirikannya Volksraad (DPR) oleh Belanda tahun 1911
Sejak Budi Oetomo berdiri pada tahun 1908, di Indonesia kemudian berdiri
beberapa organisasi yang bercorak budaya, politik, maupun keagamaan. Budi
Oetomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Didirikan oleh para mahasiswa
STOVIA di Jakarta. Diprakarsai oleh gerakan dr. Mas Ngabehi Wahidin
Sudirohusodo yang sebelumnya memulai kampanye untuk meningkatakan
martabat rakyat dengan cara membentuk dana pelajar. Ketuanya dipilih Sutomo.
Budi Oetomo tidak pernah mendapat dukungan massa sehingga kedudukannya di
politik kurang penting. Namun Budi Oetomo dipandang sebagai induk

12
Kebangkitan Nasional karena Budi Oetomo pelopor berdirinya organisasi
nasional.

1. Sarekat Islam
Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam. Berdiri pada tahun
1911 di Solo oleh Haji Samanhudi. Sarekat Islam didirikan untuk melawan
pedagang Cina dan untuk menentang penghinaan terhadap rakyat Bumiputra.
Sarekat Islam juga didirikan untuk menentang kristenisasi dan melakukan
perlawanan terhadap kecurangan para pejabar Eropa dan Bumiputra. Gerakan
Sarekat Islam berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan terhadap
penindasan penjajah kepada pihak Indonesia. Sehingga Sarekat Islam dapat
dengan cepat menarik massa. Sarekat Islam merupakan organisasi massa yang
pertama di Indonesia. Penggerak Sarekat Islam yang terkenal adalah Haji Oemar
Said Tjokroaminoto, Haji Samanhudi, dan Suryopranoto.

2. Indische Partij
Didirikan pada 25 Desember 1912. Pendirinya adalah Douwes Dekker yang
terkenal dengan nama Danudirdja Setyabudi. Tokoh Indische Partij lainnya adalah
dr. Tjipto mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Indische Partij berpijak
pada asas nasionalisme yang mencita-citakan Indonesia merdeka, sehingga
menarik banyak massa. Paham nasionalismenya dikenal dengan istilah Indische
Nationalisme. Indische Partij dikenal sebagai partai politik pertama di Indonesia.
Organisasi ini bersifat agak radikal sehingga pemerintah Hindia Belanda bersifat
tegas dan dianggap sebagai organisasi terlarang. Para pemimpin Indische Partij
juga dibuang ke Belanda. Setelah itu Indische Partij diganti namanya menjadi
Partai Insulinde, namun tidak berpengaruh lagi terhadap rakyat.

3. Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebelumnya oleh Budi Oetomo, namun karena lebih
didominasi oleh golongan tua, maka para golongan muda keluar. Dan gerakan
pemuda sebenarnya adalah Tri vKoro Darmo yang berdiri di Jakarta pada tanggal
7 Maret 1915 oleh dr. R. Satiman Wiryosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Tri

13
Koro Darmo memiliki arti dari tujuan mulai, yaitu: sakti, budhi, dan bakti. Tujuan
perkumpulan ini adalah mencapai Jawa Raya dengan memperkokoh rasa
persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Azas Tri Koro
Darmo adalah:

1. Menumbuhkan pertalian antara murid-murid Bumiputra pada sekolah


menengah, dan kurus-kursus perguruan kejuruan dan sekolah rakyat.

2. Menambah pengetahuan umu bagi anggota-anggotanya.

3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa dan budaya


Indonesia.

Dalam Kongres di Solo, mulai 12 Juni 1918 Tri Koro Darmo berubah nama
menjadi Jong Java. Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya agar dapat
membangun Jawa Raya dengan cara mempererat persatuan, menambah
pengetahuan anggota dan menumbuhkan cinta pada budaya sendiri. Organisasi
Pemuda Indonesai di luar negeri yang paling terkenal adalah Perhimpunan
Indonesia. Perhimpunan Indonesia berpusat di Belanda dan menyampaikan
informasi ke dunia luar tentang perjuangan rakyat Indonesia. Perhimpunan
Indonesia mempunyai arah ke politik terutama ketika dipimpin oleh Muhammad
Hatta dan A. Subardjo.

PNI didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno dan kawan-kawan.
Partai ini bersifat radikal. Tujuan dari PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia yang akan dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri. Dengan asas
ini PNI bersikap nonkoperatif, artinya tidak mau bekerja sama atau ikut serta
dengan dewan-dewan bentukan Belanda. Dalam kongres PNI pertama tanggal 27-
30 Mei Surabaya IR. Soekarno terpilih sebagai ketua Pengurus Besar PNI. Cita-
cita PNI untuk menggalang persatuan bukan hanya mempengaruhi pikiran
organisasi-organisasi politik lainnya, melainkan juga berpengaruh positif pada
organisasi pemuda yang kemudian mengadakan sumpah pemuda, dan organisasi
persatuan wanita yang kemudian membentuk Perserikatan perempuan Indonesia.
Kemajuan PNI dalam membawa rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan

14
membuat pemerintah kolonial Belanda merasa cemas. Akhirnya mereka
menangkapi para tokoh dan anggota PNI pada 29 Desember 1929.

4. Fraksi Nasional
Fraksi nasional dalan volksraad didirakan pada 27 Januari 1930 di jakarta
yang beranggotakan 10 orang anggota volksraad dengan ketua Moh. Husni
Thamrin. Fraksi nasional mempunyai tujuan untuk menjamin adanya
kemerdekaan nasional yakni:

a. Mengusahakan perubahan-perubahan ketatanegaraan.


b. Berusaha menghapuskan perbedaan-perbedaan politik, ekonomi, dan
intelektual sebagai antithese colonial.
c. Mengusahakan kedua hal tersebut di atas dengan cara-cara yang tidak
bertentangan dengan hukum.

4. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan


Ketika Belanda menyerah kepada jepang pada tanggal 8 Maret 1942, maka
berakhirlah masa pemerintahan kolonial Belanda dan dimulainya pemerintahan
Jepang. Kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia
karena berharap dapat melepaskan diri dari penderitaan yang berkepanjangan.
Faktor yang mendorong rakyat Indonesia mau bekerjasama dengan Jepang antara
lain karena Jepang yang kuat diharapkan dapat membantu Indonesia yang lemah,
selain itu sikap keras pemerintah koloniah Belanda menjelang akhir masa
kekuasaanya yang tidak memberikan harapan kemerdekaan kepada para pejuang
pergerakan nasional. Keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka memuncak pada
tahun 1945. Akan tetapi terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dengan
golongan tua. Golongan tua menginginkan kemerdekaan yang tanpa pertumpahan
darah dan tetap bekerjasama dengan Jepang. Sementara golongan muda
menginginkan kemerdekaan yang tanpa campur tangan dari Jepang. Akhirnya
setelah mendengar berita penyerahan Jepang kepada sekutu, golongan muda
langsung mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta

15
malah menginginkan masalah itu dibicarakan dulu dalam rapat PPKI. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks
proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan disaksikan oleh para
tokoh pejuang Indonesia. Dengan dibacakannya teks proklamasi itu, maka bangsa
Indonesia resmi menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari belenggu
penjajahan.

D. USAHA PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN


PENJAJAH BELANDA DAN JEPANG
1. Bentuk-bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajah Belanda
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda sangat menyengsarakan
rakyat Indonesia. Hal ini menimbulkan perlawanan rakyat di berbagai daerah di
Indonesia. Antara lain di Saparua, Jawa, Bali, dan Aceh.
a. Perang Saparua
Perjuangan melawan pemerintah kolonial Belanda pertama kali terjadi di
Saparua, Maluku pada tahun 1817. Perlawanan ini dipimpin oleh Thomas
Matulesi (Pattimura) dengan bantuan tokoh lain seperti Kristina Martha Tiahdhu,
Antoni Ribok, Philip Latumahina, Lukas Latumahina, Paulus Triago Tiahahu, dan
Said Perintah. Rakyat Saparua merasa tidak puas terhadap kebijakan pemerintah
kolonial Belanda yang memberatkan rakyat dengan berbagai macam kewajiban
membayar pajak. Selain itu, rakyat Maluku diwajibkan untuk menyetorkan garam
dan ikan asin pada pemerintah Belanda. Hal ini yang menjadikan sebab terjadinya
perlawanan rakyat Saparua. Sementara itu sebab khusus perlawanan rakyat
Saparua adalah kemarahan Pattimura pada Residen Van den Berg yang ingkar
janji dalam memesan kapal yang membayar tidak sesuai dengan kesepakatan
awal. Perlawanan Pattimura dimulai pada tanggal 15 Mei 1817 dengan
mengadakan serangan terhadap benteng Duurstede. Benteng tersebut dapat
dikuasai oleh rakyat Saparua, Belanda mendatangkan pasukan dari Ambon di
bawah pimpinan Mayor Beetjes. Namun mengalami kegagalan sehingga
pemerintah kolonial Belanda mendatangkan pasukan yang lebih besar di bawah
pimpinan Letnan Groot. Akhirnya benteng Duurstede berhasil direbut oleh
Belanda pada tanggal 3 Agustus 1817. Sementara Pattimura beserta anak buahnya

16
melanjutkan per ang gerilya dengan bersembunyi di hutan sebagai benteng
pertahanannya. Pemerintah kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap
para pejuang Saparua. Kristina Martha Tiahahu dibuang ke Laut Banda dengan
kapal perang Reiger-bergen. Pattimura bersama dengan. tokoh lain dijatuhi
hukuman gantung pada tanggal 16 Desember 1817 di benteng New Victoria.
b. Perang Padri
Perang Padri terjadi pada tahun 1821-1837. Perang ini diawal dengan
pertentangan antara Kaum Adat dengan Kaum Padri. Kaum Adat menginginkan
tetap memegang teguh tradisi leluhur. Sementara Kaum Padri ingin memurnikan
ajaran Islam. Perlawanan Kaum Padri ini berlangsung selama 16 tahun yang
terbagi dua tahap berikut.
1. Sebelum Perang Diponegoro (1821-1825)
Pada tahun 1821 - 1825 merupakan perang antara Kaum Adat melawan Kaum
Padri. Kaum Padri menginginkan agar Kaum Adat benar-benar menjalankan
syariat Islam dan meninggalkan kebiasaan main judi dan minum-minuman keras.
Akan tetapi hal ini ditentang oleh Kaum Adat sehingga terjadilah perselisihan.
Dengan bantuan pemerintah Kolonial Belanda, Kaum Adat dapat mengalahkan
Kaum Padri. Bahkan Belanda berhasil mendirikan benteng Font Van der Capellen
di Batu Sangkar. Kaum Padri di bawah pimpinan Imam Bon jol dan Tuanku
Pasaman terus berjuang melawan pasukån Belanda dan golongan adat. Sementara
itu di Jawa, Belanda sedang menghadapi perlawanan Perang Diponegoro yang
sangat kuat. Untuk menghentikan peperangan, maka Belanda menawarkan
perundingan dengan Kaum Padri. Akhirnya diadakan perundingan di Padang
tanggal 15 Desember 1825 yang menyatakan bahwa kedua belah pihak tidak akan
saling menyerang, sehingga untuk sementara perang dihentikan.

2. Sesudah Perang Diponegoro (1830-1837)

Perang Padri sesudah Perang Diponegoro merupakan perang antara rakyat


melawan pemerintahan kolonial Belanda. Tokoh yang terkenal adalah Datuk
Malim Basa atau Tuanku Ima Bonjol. Benteng pertahanan Kaum Padri di Bonjol
dapat diduduki oleh Belanda. Tuanku Imam Bonjol terdesak sehingga mau

17
menerima tawaran untuk berunding. Pada tanggal 28 Oktober 1837, Imam Bonjol
diundang oleh Residen Francis untuk berunding di Plupuh. Namun ternyata
dikhianati oleh Belanda. Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke
Cianjur, Pada tahun 1839 dipindahkan ke Ambon dan tahun 1841 dipindahkan
lagi ke Manado hingga wafat pada tanggal 6 November 1864.
c. Perang Diponegoro
Seperti perlawanan-perlawanan yang lain, perang Diponegoro juga
disebabkan penderitaan rakyat akibat dibebani bermacam-macam pajak.
Sementara sebab khususnya adalah adanya pembuatan jalan yang melewati
makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Hal ini merupakan penghinaan
terhadap Pangeran Diponegoro. Perang Diponegoro ini diawali pada tanggal 20
Juli 1825 dengan mengadakan perang di daerah Tegalrejo, Selarong, Pleret, dan
Dekso. Kemudian pertempuran meluas sampai ke Jawa Timur. Pangeran
Diponegoro mendapat bantuan dari berbagai golongan baik ulama, bangsawan,
maupun petani. Antara lain Sentot Prawirodirjo, Kiai Mojo, dan Kiai Hasan
Besari. Melihat perlawanan Pangeran Diponegoro yang semakin meluas, maka
pemerintah Kolonial mengubah strategi perang dengan siasat benteng stelsel.
Benteng Stelsel adalah pembangunan benteng pertahanan di tiap daerah yang
telah dikuasai oleh Belanda. Siasat ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak
pasukan Diponegoro. Siasat benteng stelsel ini menyebabkan daerah gerilya
pasukan Diponegoro menjadi sempit dan terpecah belah. Akhirnya satu demi satu
pengikut Pangeran Diponegoro berhasil dibujuk oleh Belanda untuk mengadakan
perundingan. Selain itu, Belanda juga akan memberi hadiah 20.000 ringgit bagi
yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro. Pada tanggal 28 Maret 1830
Jenderal de Kock mengundang Pangeran Diponegoro untuk berunding. Namun,
Belanda berkhianat dan menangkap Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro
dibawa ke Semarang dan Batavia. Kemudian pada tanggal 3 Mei 1830 dibuang ke
Manado dan akhirnya diasingkan di Ujungpandang hingga wafat pada tanggal 8
Januari 1855.
d. Perang Aceh

18
Perlawanan Aceh terhadap Belanda merupakan perlawanan terberat dan
terlama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menghadapi pemerintah
kolonial Belanda. Sebelum tahun 1871, Aceh merupakan kerajaan yang bebas dari
pengaruh asing. Namun sejak 1871, Kemerdekaan Aceh mulai terusik oleh
Belanda. Belanda ingin menguasai Aceh karena letaknya yang strategis pada jalur
perdagangan internasional. Hal ini menimbulkan pertikaian yang memuncak
dalam peperangan. Aceh menolak untuk mengakui kekuasaan Belanda. Oleh
karena itu, pada bulan April 1873, Belanda di bawah pimpinan Mayor Jenderal
Kohler menyerang Masjid Raya Aceh. Pertempuran ini menewaskan Jenderal
Kohler. Pada tanggal 6 Januari 1874, Belanda kembali melakukan penyerangan di
bawah pimpinan Jenderal Van Sweeten. Per tempuran berlangsung tidak
seimbang, sehingga tentara Belanda berhasil menduduki istana Kutaraja. Akan
tetapi, sultan beserta para ulama tetap berjuang mengusir Belanda. Dalam
pertempuran di Tonga, pasukan Aceh yang dipimpin oleh Tengku Cik Di Tiro
berhasil membunuh Jenderal Pel. Sejak tahun 1883 keadaan Aceh semakin
memanas. Banyak Tokoh dari bangsawan dan ulama yang mulai memimpin
perlawanan. Tokoh-tokohnya antara lain Teuku Umar, Cut Nya' Dien, dan Teuku
Cik Di Tiro. Untuk mengatasi perlawanan ini, Belanda menggunakan taktik
sistem garis pemusatan (konsentrasi stelsel). Belanda memusatkan kekuatannya
pada satu tempat dan mendirikan pos-pos tentara. Siasat ini dimanfaatkan oleh
Teuku Umar dan Cut Nya' Dien untuk berpura-pura menyerah pada Belanda. la
mendapatkan kepercayaan dari Jenderal Deykerhoff dan memperoleh gelar Teuku
Johan Pahlawan serta diberi persenjataan lengkap. Namun, pada tahun 1896
Teuku umar bergabung lagi dengan rakyat Aceh.
Hal ini sangat merugikan pemerintahan Kolonial Belanda. Oleh karena itu,
pemerintahan Belanda mengirimkan Snouck Hurgronye untuk mengetahui latar
belakang perlawanan dan cara menyelesaikannya. Snouck Hurgronye
mengusulkan untuk menggunakan siasat kekerasan yaitu dengan cara
melancarkan serangan ke kampung-kekampung dan membumi hanguskan
semuanya. Pemerintahan Belanda melancarkan siasat ini dengan cara membentuk
pasukan Antigerilya oleh Jenderal Van Heutsz. Pada tahun 1899 Teuku Umar

19
mengadakan penyerangan terhadap pertahanan Belanda di Meulaboh. Teuku
Umar gugur dalam pertempuran tersebut. Kemudian Cut Nya’ Dien ditangkap dan
diasingkan ke Sumedang. Pada tanggal 6 September 1903, Panglima Polim
beserta 50 pasukannya menyerahkan diri. Dengan demikian berakhirlah
perjuangan rakyat Aceh melawan pemerintah Kolonial Belanda.
e. Perlawanan Bali
Perlawanan rakyat Bali menentang Belanda dipimpin oleh Raja Buleleng I
Gusti Ngurah Made serta patihnya I Gusti Ketut Jelantik. Penyebab perlawanan
adalah Belanda menolak Hukum Tawan Karang yang berisi hak bagi raja Bali
untuk merampas semua perahu asing yang terdampar di wilayah kekuasaannya.
Kemudian pada tahun 1846, Belanda menyerang Buleleng dan berhasil menguasai
wilayah Buleleng. Raja dan I Gusti Ketut Jelantik mengungsi ke Jagaraga. Pada
tahun 1847 meletus lagi perlawanan rakyat Bali, Namun, pasukan Belanda di
bawah Van der Wijck dapat dipukul mundur oleh pasukan I Gusti Ketut Jelantik.
Kemudian Belanda mengirimkan pasukannya untuk menyerang benteng Jagaraga.
Rakyat Bali mempertahankan benteng Jagaraga dengan melakukan perang
puputan. Jenderal Michiels tewas dalam perang tersebut. Namun, pasukan
Belanda berhasil menduduki benteng Jagaraga. Dengan jatuhnya benteng
Jagaraga, maka Bali terpaksa harus mengakui kekuasaan Belanda. Benteng-
benteng dihancurkan dan hukum Tawan Karang dihapus.

Masih banyak lagi perlawanan-perlawanan yang terjadi hampir di setiap


daerah di Indonesia. Perjuangan rakyat Indonesia untuk melepaskan diri dari
penjajahan kolonial Belanda telah dilakukan di berbagai daerah. Namun, semua
usaha ini mengalami kegagalan. Salah satu penyebab kegagalan tersebut
dikarenakan perlawanan masih bersifat tradisional. Belum ada organisasi politik.
Perlawanan masih mengandalkan pada satu pemimpin. Sehingga jika sang
pemimpin tertangkap, maka secara otomatis perjuangan akan berhenti.Selain
perlawanan-perlawanan itu, muncul pula pemberontakan-pemberontakan yang
dilakukan oleh rakyat. Pemberontakan-pemberontakan ini sering diwujudkan
dalam tindakan yang bersifat agresif dan radikal. Sikap radikal ini digerakkan oleh
harapan yang ditimbulkan oleh ajaran mesianistis atau milenaristis dan juga

20
pandangan eskatolos yang bersifat revolusioner. Pemberontakan yang terjadi
selama abad ke-19 dan awal abad ke-20 ini cukup menggoncangkan masyarakat
dan pemerintahan pada waktu itu. Pemberontakan ini antara lain dilakukan oleh
para petani dan golongan keagamaan.

2. Bentuk-Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajah Jepang

Kedatangan Jepang yang mengatakan sebagai saudara tua serta akan


membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Barat hanya tipu muslihat belaka.
Tindakan pemerintah lebih kejam dari bangsa Barat, sehingga menimbulkan
penderitaan rakyat. Oleh karena itu, muncul berbagai perlawanan untuk
menentang kekuasaan Jepang.

a. Perlawanan Politik
Secara garis besar bentuk perlawanan politik dikelompokkan menjadi 2 yaitu
perlawanan ilegal dan perlawanan legal. Untuk menghindari kekejaman Jepang
terhadap tokoh pergerakan nasional, para pejuang kemerdekaan menempuh jalan
rahasia (ilegal). Adapun tokoh-tokoh yang berjuang melalui jalan rahasia antara
lain Golongan Amir Syarifudin, Golongan Sutan Syahrir, Golongan Sukarni, dan
Golongan Kaigun. Sementara perlawanan legal bersifat kooperatif terhadap
pemerintah Jepang. Tokoh-tokoh pergerakan nasional memanfaatkan organisasi-
organisasi buatan Jepang untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin Indonesia
yang berasal dari kalangan sipil dan militer.
b. Perlawanan Rakyat
Perlawanan terhadap kekejaman Jepang dilakukan oleh rakyat Aceh. Di
bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil, rakyat Aceh dengan senjata tradisional
melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang. Perlawanan yang terjadi pada 10
November 1942 ini disebabkan oleh sikap Jepang yang sewenang-wenang serta
melakukan penindasan dan pemerasan. Namun, perlawanan ini berhasil
dipadamkan oleh Jepang. Perlawanan juga terjadi di Sukamanah, Singaparna pada
tanggal 25 Februari 1944 yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa. Perlawanan
ini terjadi karena penolakan terhadap ajaran yang berbau Jepang dan tidak menaati
peraturan yang dikeluarkan pemerintah Jepang. Kemudian Jepang mengirimkan

21
pasukannya untuk menggempur Sukamanah dan menangkap K.H. Zaenal Mustafa
sehabis shalat Jumat. K.H. Zaenal Mustafa dijatuhi hukuman mati. Perlawanan di
Indramayu meletus pada bulan April 1944 karena rakyat dipaksa untuk
menyerahkan sebagian besar hasil panen padi dan kerja paksa. Perlawanan ini
meluas sampai daerah Lohbener dan Sindang. Selain perlawanan oleh rakyat,
perlawanan juga dilakukan oleh prajurit PETA pada tanggal 14 Februari 1945.
Perlawanan PETA ini dipimpin oleh Shodanco Supriyadi, Muradi, Suparyono,
dan Shodanco dokter Ismail. Perlawanan ini timbul karena mereka tidak tahan
melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Jepang.

c. Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan


Menjelang tahun 1944, Jepang mengalami kekalahan di berbagai front
pertempuran Asia Pasifik. Sementara itu rakyat Indonesia terus melakukan
perlawanan di berbagai daerah. Jepang menjadi seamakin terdesak. Dalam
keadaan yang semakin terdesak ini, Jepang berusaha memikat hati bangsa
Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan kelak di kemudian hari. Janji itu
diucapkan oleh Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso pada tanggal 7
September 1944. Untuk membuktikan janji tersebut, maka dibentuklah Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI).
Pembentukan BPUPKI ini diumumkan oleh Jenderal Kumakici Harada pada
tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI atau Dokuritsu Zumbi Cosakai diketuai oleh
K.R.T. Radjiman Wediodiningrat dengan wakilnya R.P. Suroso.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya maka dapat kita tarik kesimpulan
bahwa Indonesia memiliki banyak latar belakang perjuangan dengan beberapa
penjajah seperti Belanda dan Jepang. Indonesia pernah berusaha untuk keluar dari
penjajahan Belanda hingga 350 tahun lamanya, setelah beberapa saat lepas dari
Belanda, Indonesia justru dihadapkan pada masa penjajahan yang lebih kejam dari
masa penjajahan Belanda yaitu masa penjajahan Jepang yang berlangsung selama
3,5 tahun. Masa penjajahan bagi Indonesia merupakan kenangan terburuk dalam
sejarah terutama selama masa penjajahan Jepang. Selama masa penjajahan
Belanda meskipun dalam keadaan atau kondisi dijajah, masyarakat Indonesia
masih bisa menikmati beberapa keuntungan dari Belanda. Masa penjajahan
Belanda tidak demikian halnya dengan masa penjajahan Jepang yang berlangsung
singkat yaitu sekitar 3,5 tahun di Indonesia. Pada waktu itu, ketika Perang Dunia
ke II, Belanda masuk sebagai pihak dari sekutu sedangkan Jepang berasosiasi
dengan Jerman dan membagi wilayahnya gerilyanya dengan Jepang menginvasi
negara-negara di asia dan Jerman menaklukan negara-negara di Eropa, Inggris
termasuk Belanda. Pada waktu itu setelah menaklukan Vietnam pada sekitar tahun
1942, kedatangan tentara Jepang di Indonesia diiringi dengan propaganda yang
menyebut bahwa Jepang datang sebagai saudara tua dari Indonesia yang bertujuan
untuk mengusir Belanda dari Indonesia. Masa penjajahan Belanda maupun Jepang
sama-sama dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya penjajahan yang dilakukan
di kota-kota besar atau ibu kota wilayah namun hingga ke desa-desa di seluruh
wilayah Indonesia.
Banyaknya perkumpulan para pemuda ini bertujuan untuk memperjuangkan
serta meraih kemerdekaan yang berasal dari berbagai daerah seperti Jong Java,
Jong Sumatera, Jong Ambon dan lain-lain yang aktif pada masa penjajahan
Belanda. Kemudian mulai berdiri beberapa partai politik ketika masa penjajahan
Jepang karena janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia,

23
kemudian pergerakan kemerdekaan lainnya seperti BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), serta PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). Hingga pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, teks proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Ir.
Soekarno dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang Indonesia. Dengan
dibacakannya teks proklamasi itu, maka bangsa Indonesia resmi menjadi bangsa
yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari belenggu penjajahan.

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Baik dari segi materi maupun penulisan makalah. Untuk
itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca dan terutama kami yang membuatnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

F Armelia. 2008. "Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia". Semarang, Jawa


Tengah: Alprin Finishing.

Kompas.com. 2021. “Ciri Perlawanan Bangsa Indonesia pada Abad Ke-19”.


Diakses melalui https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/01/232632369/ciri-
perlawanan-bangsa-indonesia-pada-abad-ke-19

Kompas.com. 2020. “Perjuangan Indonesia Sebelum 1908”. Diakses melalui


https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/01/130000369/perjuanganindonesia
sebelum-1908

Kumparan.com. 2012. “Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 yang


Memilukan”.Diakses melalui https://m.kumparan.com/amp/berita-update/kondisi-
bangsa-indonesia-sebelum-tahun-1908-yang-memilukan-1w61604F5SF

Kumparan.com. 2020. “Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme”.


Diakses melalui https://kumparan.com/berita-hari-ini/perlawanan-terhadap-
kolonialisme-dan-imperialisme-1u06sauTfnw

Nugraha, Adhi Wahyu dan Cahyo Budi Utomo. 2019. “PERISTIWA 03


OKTOBER 1945 DI KOTA PEKALONGAN (ANALISIS DAMPAK SOSIAL
& DAMPAK POLITIK)”. Journal of Indonesian History, 7 (1), p.83. Diakses
melaluihttps://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih/article/view/25377/11388.html

Risda, Gita. 2013. “Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum dan Sesudah


Kebangkitan Nasional 1908”.Diakses melalui
http://gita-risda2.blogspot.co.id/2013/10/makalah-perjuangan-bangsa-
indonesia.html

25
Rizaldi, Abror. 2021. “Sejarah Peminatan Kelas 11 : Respon Bangsa Indonesia
Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme”. Diakses melalui
https://pahamify.com/blog/kolonialisme-dan-imperialisme-di-indonesia/

26

Anda mungkin juga menyukai