Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“ Ciri-ciri dan Pengaruh Pendidikan Islam pada Masa Penjajahan Jepang"

Dosen Pengampu : Rohayati, S.Pd., M.Pd.

Di Susun Oleh :

1. Wulan. Maulia : (211204671)

2. Ubaidillah : (211204669)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BANTEN (IAIB)

SERANG 2022-2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini mengenai Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia.

Juga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada para pembina dan
Orang-orang yang telah memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sehinga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa adanya suatu halangan satu apapun.

Tujuan utama dari makalah ini adalah agar kita semua memahami dan mengetahui
Sejarah Pendidikan Islam, dan juga sebagai pedoman bagi kita umat Islam. Dan kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran kami didalam
kampus. Dan proses Pembelajaraan di tahun pembelajaran berikutnya.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan,untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik serta koreksi dari pembaca. Atassegala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

Serang, 06 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................1

C. Tujuan Masalah .................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3

A. Kondisi Pendidikan Pada Masa Penjajahan Jepang.........................................................3


B. Kebijakan Jepang Terhadap Agama Islam......................................................................4
C. Perkembangan Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang.............................................5
D. Pengaruh yang Ditimbulkan dari Kebijakan Pemerintah Jepang bagi Perkembangan
Pendidikan Islam di Indonesia.........................................................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................................................7


A. Kesimpulan ........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setelah Belanda ditaklukan oleh Jepang di Indonesia pada tanggal 8 maret 1942,
maka Belanda angkat kaki dari Indonesia semenjak itu mulailah penjajahan Jepang di
Indonesia.
Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia, bangs Jepang bercita-cita besar menjadi
pemimpin asia timur raya. Sejak tahun 1940 jepang berencana untuk mendirikan
kemakmuran bersama asia raya. Dalam rencana tersebur jepang menginginkan menjadi
pusat suatu lingkungan yang berpengaruh atas daerah-daerah mansyuria, daratan cina,
kepulauam Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Cina dan Rusia. Hal ini dilatar
belakangi oleh perkembangan ekonomi dan industri jepang yang memerlukan perluasan
daerah. Oleh karena itu rencana “kemakmuran bersama asia raya” dianggap sebagai
suatu keharusan.
Dengan semboyan “asia untuk bangsa asia” jepang menguasai daerah yang
berpenduduk lebih dari 400 juta jiwa yang antara lain menghasilkan 50% poduksi karet
dan 70% timah dunia. Indonesia yang kaya sumber bahan mentah merupakan sasaran
yang perlu dibina dan dimanfa’atkan sebaik –baiknya  untuk kepentingan perang
jepang. Sehingga jepang menyerbu indonesia, karena tanah air indonesia merupakan
sumber bahan-bahan mentah yang kaya raya dan tenaga manusia yang banyak tersebut
sangat besar artinya demi kelangsungan perang pasifik, dan hal ini sesuai pula dengan
cita-cita politik ekspansinya.1

B.Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka kami ingin
membahas tiga hal pokok dalam makalah ini yang kami rumuskan dalam bentuk
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan jepang?
2. Bagaimana kebijakan jepang terhadap agama islam?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam pada masa pemerintah Jepang
diIndonesia?
4. Bagaimana pengaruh dari kebijakan pemerintah Jepang bagi perkembangan
pendidikan Islam di Indonesia?

C.Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan jepang


2. Mengetahui kebijakan jepang terhadap agama islam
3. Mengetahui perkembangan pendidikan Islam pada masa pemerintah Jepang di
Indonesia.
1
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2012, hlm. 339

ii
4. Mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari kebijakan pemerintah jepang bagi
perkembangan pendidikan islam di indonesia.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Pendidikan Pada Masa Penjajahan Jepang


Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di Indonesia,
semuanya diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sisitem pendidikan yang
berorientasi kepada kepentingan perang. Tidak mengherankan bahwa segala
komponen sistem pendidikannya ditujukan untuk kepentingan perang. Adapun
karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:

1.Dihapusnya “dualisme pendidikan”


Pada masa Belanda terdapat dua jenis pengajaran, yaitu pengajaran kolonial
dan pengajaran bumi putera, oleh jepang diganti diganti sisitem seperti itu di
hilangkan. Hanya satu jenis sekolah rendah yang diadakan bagi semua lapisan
masyarakat , yaitu: sekolah rakyat selama 6 tahun , yang ketika itu dipopulerkan
dengan nama “Kokumin Gakko” atau disebut juga sebagai Sekolah Nippon Indonesia
( S N I ). Sekolah-sekolah desa masih tetap ada dan namanya diganti menjadi sekolah
pertama. Serta jenjang pengajaran pun menjadi:
a.    Sekolah rakyat 6 tahun (termasuk sekolah pertama)
b.    Sekolah menengah 3 tahun
c.    Sekolah menengah tinggi 3 tahun (SMA-nya pada zaman Jepang)

2.Berubahnya tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan adalah untuk menyedian tenaga cuma-cuma (romusha) dan
prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena
itu, murid-murid diharuskan latihan fisik, latihan kemiliteran dan indroktrinasi ketat.
Pada akhir zaman Jepang terdapat tanda-tanda tujuan menjepangkan anak-anak
Indonesia.

3.Proses pembelajaran diganti kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan.


Proses pembelajaran disekolah diganti dengan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di sekolah antara lain:
a. Mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang
b. Membersihkan bengkel-bengkel & asrama militer 1(spi ramayulis 341)
c. Menanam umbi-umbian, sayur-sayuran di pekarngan sekolah untuk persediaan
makanan
d. Menanam pohon jarak untuk pelumas

4.Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang


Seorang pendidik sebelum mengajar diwajibkan terlebih dahulu mengikuti
didikan dan latihan (diklat) dalam rangka penanaman ideologi dan semangat perang,
yang pelaksanaannya dipusatkan di Jakarta selama tiga bulan. Untuk menanamkan
semangat jepang tersebut, maka diajarkan bahasa jepang dan nyanyian-nyanyian
semangat kemiliteran kepada para murid.

5.Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan


ii
Kondisi pendidikan pada masa pemerintahan jepang bahkan lebih buruk dari
pada pendidikan pada masa penjajahan belanda. Sebagai gambarannya dapat dilihat
dari segi kuantitatif trend nya mengalami kemunduran (sekolah, murid,dan guru).

6.Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi

Meskipun bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa pengantar pada tiap-tiap


jenis sekolah, akan tetapi sekolah-sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk
memperkenalkan budaya jepang kepada rakyat.2

B.Kebijakan Jepang Terhadap Agama Islam

Walaupun kondidsi pendidikan jepang sedemikian parahnya, namun bagi


agama islam ada sedikit nilai positifnya pada masa awal masuknya jepang ke
Indonesia, umat islam penuh harapan bahwab cita-cita kemerdekaan Indonesia dapat
terwujud, dengan masuknya jepang ke Indonesia dan terusirnya belanda. Sebagai
umat islam, bangsa Indonesia yang selama ini merasakan adanya diskriminasi dalam
soal kehidupan beragama, dengan masuknya jepang ke Indonesia akan berakhir.
Karena itu, jepang selalu mengulang-ulang menyampaikan maksudnya menghormati
dan menghargai islam.
Di depan ulama, letnan jendral Imamura, pejabat militer jepang tertinggi di jawa
menyampaikan pidato yang isinya  bahwa pihak jepang bertujuan untuk melindungi
dan menghormati islam.3
Pemerintah jepang menampakkan diri seakan akan membela kepentingan
islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan dunia dua. Untuk mendekati ummat
islam, mereka menempuh beberapa kebijakan, diantaranya ialah:

1. Kantor urusan agama yang ada pada zaman belanda disebut kantoor voor
islamistiche zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis belanda, diubah
oleh jepang  menjadi kantor sumubi yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari

2. Para ulama islam bekerja sama dengan pimpinan-pimpinan orientalis dizinkan


membentuk barisan pembela tanah air (PETA)

3. Umat islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut majelis islam
a’la indonesia (MIAI) yang bersifat kemasrayarakatan. Namun pada bulan oktober
1943 MIAI di bubarkan dan diganti dengan majelis sura muslimin indonesia
(MASYUMI) Pondok pesantren yang besar-besar sering mendapat kunjungan dan
bantuan dari pemerintah Jepang4

4. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran
agama

5. Pemerintah Jepang mengizinkan pembentukkan barisan hizbullah untuk


memberikan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam, barisan ini dipimpin oleh K.H.
Zainal Arifin\

2
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2012, hlm. 339

3
Ibid, hlm. 342
4
Ibid, hlm. 343
ii
6. Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya sekolah tinggi Islam di Jakarta yang
dipimpin oleh K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakir dan Bung Hatta 5

C. Perkembangan Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang

Ramayulis Mengatakan bahwa, sikap penjajah jepang terhadap pendidikan islam


ternyata lebih lunak, sehingga ruang gerak pendidikan lebih bebas ketimbang pada
zaman pemerintahan kolonial belanda. Hal ini memberikan kesempatan bagi pendidikan
islam untuk berkembang

1.Madrasah
Awal pendudukan jepang, madrasah berkembang dengan cepat terutama dari
segi kuantitas. Hal ini dapat dilihat terutama di daerah Sumatra yang terkenal dengan
madrasah awaliyahnya, yang diilhami oleh majlis ulama tinggi.

2.Pendidikan agama di sekolah Sekolah


negeri diisi dengan pelajaran budi pekerti. Hal ini memberi kesempatan pada
guru agama islam untuk mengisinya dengan ajaran agama, dan di dalam pendidikan
agama tersebut juga di masukan ajaran tentang jihad melawan penjajah

3.Perguruan tinggi Islam

Pemerintah jepang mengizinkan berdirinya sekolah tinggi Islam di jakarta


yang dipimpin oleh KH. Wahid Hasyim, KH. Muzakkar, dan Bung Hatta. Walaupun
jepang berusaha mendekati umat islam dengan memberikan kebebasan dalam
beragama dan dalam mengembangkan pendidikan namun para ulama tidak akan
tunduk kepada pemerintahan jepang, apabila mereka menggangu akidah umat hal ini
kita dapat saksikan bagaimana masa jepang ini perjuangan KH. Hasyim Asy’ari
beserta kalangan santri menentang kebijakan kufur jepang yang memerintahkan untuk
melakukan seikere (menghormati kaisar jepang yang dianggap keturunan dewa
matahari) . Akibat sikap tersebut beliau ditangkap dan dipenjarakan oleh jepang
selama 8 bulan.
Ramayulis juga menyimpulkan bahwa, meskipuin dunia pendidikan secara
umum terbengkalai, karena murid-muridnya sekolah setiap hari hanya disuruh gerak
badan, baris-berbaris, kerja bakti (romusha), bernyayi dan sebagainya. Yang agak
beruntung adalah madrasah-madrasah yang ada di dalam lingkungan  pondok
pesantren yang bebas dari pengwasan langsung pemerintah pendudukan jepang.
Pendidikan dalam pondok pesantren masih dapat berjalan secara wajar.

D. Pengaruh yang Ditimbulkan dari Kebijakan Pemerintah Jepang bagi Perkembangan


Pendidikan Islam di Indonesia

Ada satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan yang diterapkan Jepang yakni
penerapan sistem pendidikan militer. Sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk
kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan
harus mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya,
diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di sekolah

zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta, Bumi aksara, 2011, hlm. 151 `
5

ii
menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang
yang diadakan oleh pemerintah Jepang.

Dengan demikian sistem pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia memiliki


kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan sistem pendidikan yang diterapkan
Belanda yakni pendidikan masa penjajahan Belanda bersifat lebih liberal namun terbatas
untuk kalangan tertentu saja,sementara pada masa Jepang konsep diskriminasi tidak ada
tetapi terjadi penurunan kualitas secara drastis baik dari sisi keilmuan maupun mutu murid
dan guru. Kondisi ini tidak terlepas dari target pemerintah Jepang melalui pendidikan,
Jepang bermaksud mencetak kader-kader yang akan mempelopori dan mewujudkan
konsep kemakmuran bersama Asia Timur Raya yang diimpi-impikan Jepang.

Satu hal yang menarik untuk dicermati adalah adanya pemaksaan yang dilakukan oleh
pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada
Tenno (Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari (Omiterasi Omikami).
Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap
Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan
menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (kimigayo). Tidak semua rakyat Indonesia dapat
menerima kebiasaan ini, khususnya dari kalangan Agama. Penerapan Seikerei ini
ditentang umat Islam, salah satunya perlawanan yang dilakukan KH. Zainal Mustafa,
seorang pemimpin pondok pesantren Sukamanah Jawa Barat. Peristiwa ini dikenal dengan
peristiwa Singaparna. 

ii
BAB III

KESIMPULAN

Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di Indonesia, semuanya


diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sisitem pendidikan yang berorientasi kepada
kepentingan perang, adapun karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai
berikut:

1). Dihapusnya “dualisme pendidikan”

2). Berubahnya tujuan pendidikan

3). Proses pembelajaran diganti kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan

4). Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang

5). Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan

6). Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi

Sikap penjajah jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih lunak, sehingga ruang
gerak pendidikan lebih bebas ketimbang pada zaman pemerintahan kolonial belanda. Hal
ini memberikan kesempatan bagi pendidikan islam untuk berkembang, diantaranya:

1). Mendirikan madrasah

2). Pendidikan agama di sekolah

3). Perguruan tinggi Islam

Jepang selalu mengulang-ulang menyampaikan maksudnya menghormati dan


menghargai Islam. Di depan ulama, Letnan Jendral Imamura (pejabat militer Jepang
tertinggi di jawa) menyampaikan pidato yang isinya bahwa pihak Jepang bertujuan untuk
melindungi dan menghormati islam. Untuk mendekati umat Islam, mereka menempuh
beberapa kebijakan. Ada satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan yang diterapkan
Jepang yakni penerapan sistem pendidikan militer. Sistem pengajaran dan kurikulum
disesuaikan untuk kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar
kemiliteran dan harus mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Kondisi ini tidak
terlepas dari target pemerintah Jepang melalui pendidikan, Jepang bermaksud mencetak
kader-kader yang akan mempelopori dan mewujudkan konsep kemakmuran bersama Asia
Timur Raya yang diimpi-impikan Jepang, serta adanya pemaksaan yang dilakukan oleh
pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada
Tenno (Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari (Omiterasi Omikami).
Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap
Tenno, disebut dengan Seikeirei. Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan
menyanyikan lagu kebangsaan jepang.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2012, hlm.

Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2012, hlm. 340

Ibid, hlm. 342

Ibid, hlm. 343

zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta, Bumi aksara, 2011, hlm. 151`

ii
ii

Anda mungkin juga menyukai