(3203121060)
(3203121056)
3. Taty Simatupang
(3203321025)
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Sejarah
Pendidikan ini yang berjudul “Pendidikan di masa Pemerintahan Jepang” dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada Sejarah
Pendidikan. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah yang telah kami sajikan ini.
Kami juga sangat menyadari, makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata
kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
a. Latar Belakang.........................................................................................................4
b. Rumusan Masalah....................................................................................................4
c. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
a. Kesimpulan..............................................................................................................14
b. Saran........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Awal mula dari kedudukan Jepang menguasai Indonesia, yaitu saat Jepang
berambisi untukmengasai daratan asia timur dengan semboyannya “asia untuk asia”.
Bangsa inipun menargetkan Indonesia sebagai salah satu tempat strategis sebagai batu
loncatan untuk menguasai kawasan tersebut. Dalam usahanya untuk menarik simpati
Indonesia. Jepang melakukan berbagai hal yang dapat menguntungkan bagi pihaknya
agar Indonesia mau dengan begitu saja membantu Jepang dalam menyabar
kekuatannya di dunia.
5
resmi. Penggunaan bahasa Jepang yang menjadi pengantar dalam pendidikan kala itu
membuat adanya pengenalan terhadap budaya jepang di Indonesia yang juga turut
mempengaruhi pola pendidikan yang pada akhirnya berkembang dan diterapka hingga
saat ini. Jepang juga melakukan sosialisasi terhadap para guru untuk memperoleh
kesamaan terhadap pandangan dan tujuandalam pendidikan. Tetapi, meski
diskriminasi ditiadakan, pada masa Jepang terjadi penurunan mutu dalam pendidikan
yang ada. Antara lain dikarenakan karena penerapan pendidikan militer, pengalihan
dari bahasa belanda sebagai pengantar menjadi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia,
perubahan ini diwajibkan bagi para guru untuk mempelajari bahasa jepang.
6
memperoleh kebaktian mereka dan pembelaan mereka untuk melawan kekuatan
barat.
Selain itu, jepang memiliki konsep pendidikan yang luas dan merakyat.
Terlihat dari dihapunya sistem pengkastaan dalam pendidikan. Yakni, dimana
hanya keluarga ningrat yang berhak mendapat pendidikan. Pengkastaan ini berlaku
pada masa Belanda. Tapi, meskipun begitu, dalam kelompok sosial masyarakat
tetap ada pembedaan yang mendasar pada tingkat sosial masyarakat dalam
pendidikan. Yakni:
- Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat)
Lama pendidikan 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang
merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di
masa Hindia Belanda.
- Pendidikan Lanjutan
Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi
3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama
studi 3 tahun.
- Pendidikan Kejuruan
Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
- Pendidikan Tinggi
7
- Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar
seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin
- Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H.
Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta
- Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela
Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman
kemerdekaan
- Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun
kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU.
Hakku Ichiu adalah sistem pendidikan jepang, yakni mengajak warga Indonesia
untuk bekerjasama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Raya. Oleh
karena itu bagi setiap pelajar, setiap hari terutama pada pagi hari, harus
mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang, lalu dilatih kemiliteran.
Penghapusan dualisme pengajaran dilakukan jepang untuk melakukan perubahan
pada sistem pendidikan di Indonesia. Dengan begitu habislah riwayat pengajaran
Belanda yang dualistis, yang membedakan antara pengajaran barat dan pengajaran
pribumi. Penghapusan ini dimaksudkan karena dualisme dianggap tidak sesuai
dengan strategi Niponisasi Jepang. Karena dualisme pendidikan menyebabkan
susuahnya doktrinasi terhadap para pelajar.
8
- Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu
- Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang
- Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang
- Ilmu bumi dengan perspektif geopolitics
- Olaharaga dan nyanyian Jepang
c. Lembaga pendidikan
- Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat) yang saat ini lebih
dikenal dengan Sekolah dasar yang lamanya jenjang pendidikan ini adalah 6
tahun. Sesuai dengan yang di terapkan sejak masa pendudukan jepang.
- Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah
Pertama) dengan lama pendidikan selama 3 tahun dan Koto Chu Gakko
(Sekolah Menengah Tinggi/ Atas) yang juga di tempuh dalam waktu 3 tahun.
- Pendidikan Kejuruan. Yaitu sekolah setingkat SMA yang memfokuskan pada
kemampuan kerja siswa. Bukan pada hal akademik tapi dalam hal praktek.
Seperti dalam bidang-bindang pekerjaan pertukangan, pelayaran, pendidikan,
9
teknik, dan pertanian. Sekolah ini ditujukan untuk pelajar yang ingin langsung
bekerja tanpa melalui jenjang perguruan tinggi.
- Pendidikan/perguruan Tinggi. Yakni, tingkatan tertinggi dalam jejnag
pencarian ilmu.
Program ini masih berlaku hingga saat ini. Selain menjajah dengan keji dan
memperalat rakyat Indonesia. Jepag juga memberi berbagai hal yang bermanfaat
dan dapat dipelajari bangsa Indonesia dalam pertumbuhanny menjadi suatu Negara
yang besar.
1. Usaha yang Dilakukan Jepang untuk Pendidikan di Indonesia dan Perkembangannya dari
Pendidikan Sebelumnya
Pada mulanya Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan
meneruskan pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yaitu pada masa pendudukan
Belanda dengan pendidikan ala barat. Akan tetapi kemudian Jepang merombaknya
yaitu dengan memasukkan doktrin Asia raya agar sesuai dengan tujuan serta maksud
Jepang.
Pendidikan dari jaman pendudukan Belanda dirombak secara total, karena
pada jaman pendudukan Belanda di Indonesia yang diberi pendidikan hanya kaum
tertentu saja. Yaitu golongan elite saja, karena dengan itu golongan elite dapat
mempengaruhi orang banyak serta memeritahkan rakyatnya agar mengikuti Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, secara langsung Jepang menghimbau kepada
seluruh rakyat indonesia agar dapat mebantu Jepang memenangkan perang. Oleh
karena itu pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat indonesia. Jepang juga
memiliki kebijaksanaan dalam bidang pendidikan di Indonesia pada masa
pendudukannya di Indonesia. Ada tiga prinsip pokok dari kebijaksanaan tersebut,
yaitu :
1. Pendidikan ditata kembali atas dasar keseragaman dan kesamaan untuk
seluruh kelompok etnis dan sosial.
2. Secara sistematis pengaruh Belanda dihapuskan dari sekolah-sekolah,
sedangkan unsur-unsur kebudayaan Indonesia dijadikan landasan utama.
3. Semua lembaga pendidikan dijadikan alat untuk memasukkan doktrin
gagasan Kemakmuran Bersama Asia Tenggara di bawah pimpinan Jepang.
10
Jepang membekukan semua kegiatan sekolah yang didirikan Belanda, deangan
tujuan untuk menghilangkan pengaruh Belanda. Usaha yang dilakukan Jepang dalam
menghilangkan pengaruh Belanda yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap
buku-buku yang berbahasa Belanda, hal ini dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia.
Selain untuk menghilangkan pengaruh Belanda, usaha ini dimaksudkan untuk
meninggikan derajat bangsa Asia dibawah pimpinan dan kekuasaan jepang.
Karena Jepang menganggap pentingnya sekolah memiliki arti penting dalam
menunjang program indoktrinasi maka sekolah-sekolah kembali dibuka, akan tetapi
tentunya dengan model yang berbeda dari sekolah yang ada saat pendudukan Belanda
di Indonesia. Jepang memasukkan bahasa Jepang sebagai bahsa pengatar dalam
pengajaran. Agar rakyat indonesia dapat dengan cepat menguasai bahasa Jepang,
diadakan lomba penggunaan bahasa Jepang.
Lomba penggunaan bahasa Jepang yaitu dengan lomba membuat karangan,
becakap-cakap, membaca dan menyanyi dalam bahasa Jepang. Selain itu Jepang juga
membentuk sekolah dan kursus kilat pelajaran bahasa Jepang yakni Nippongo Gakko
atau dalam bahasa Indonesia diartiakan Sekolah Bahasa Nippon. Selain itu pihak
swasta menyelenggarakan kursus bahasa Jepang dengan masa pendidikan selama
empat bulan yang dikelola olehy Toa Bumka Kai yaitu Asosiasi Kebudayaan Asia
Timur. Badan ini bekerja dalam bidang kebudayaan.
Usaha Lain yang dilakukan Jepang dalam pendidikan di Indonesia ini adalah
memperhatikan penyempurnakan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada masa
pemerintahan Belanda. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian rakyat Indonesia.
Untuk penyempurnaan bahasa Indonesia ini, Jepang membentuk Indonesia Goseibi
Iinkai yaitu komisi untuk penyempurnakan bahasa Indonesia. Komisi ini bertempat di
gedung perpustakaan Islam di Tanah Abang Bukut, Jakarta. Komisi ini memiliki
pimpinan harian yaitu Ichiki, Mr Rd. Soewandi dan St. Takdir Alisyahbana.
Untuk mendekati para pemuda selain pendidikan formal dilakukan pula
melalui bidang olahraga. Pada tanggal 21 Agustus 1943 Jepang mempersatukan
perkumpulan olahraga tersebut dalam wadah yaitu perkumpulan olahraga Jawa.
Badan beranggotakan dari berbagai kalangan rakyat Indonesia, dari pegawai kantor
sampai murud-murid sekolah.
Dari perubahan-perubahan yang dilakukan Jepang terhadap pendidikan
Indonesia, hal ini telah mengalami perkembangan. Dari yang mulanya pada masa
pendudukan Belanda hanya golongan elite saja yang diberi pendidikan, kini
11
pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Penggunaan bahasa Jepang
sebagai bahasa pengangantar dalam pendidikan dan penyempurnaan bahasa Indonesia
merupakan perkembangan dari pendidikan masa pendudukan Jepang dari pendidikan
sebelumnya yaitu masa pendudukan Belanda.
12
Mungkin hampir 90% sekolah menengah yang didirikan Belanda dihapuskan
oleh Jepang. Karena Jepang ingin menghapuskan rakyat Indonesia dari pengaruh
Barat. Jepang ingin mengenalkan Asia Raya di bawah pimpinan Jepang.
Setelah jepang berhasil menguasai Indonesia, maka sistem pendidikan belanda
di Indonesia dihapuskan dan diganti dengan sistem baru yang merupakan hasil
perpaduan dari sistem jepang dan kurikulum local yang semula hanya diterapkan pada
masyarakat jelata saja. Meski jepang dikenal dengan kekejamannya saat menjajah
Indonesia. Namun, kebijakan-kebijakan yang diberikan terhadap Islam di Indonesia
memberi lebih banyak ruang gerak dalam pendidikan islam. Diantaranya adalah
pemberian bantuan dan kunjungan yang sering dilakukan petinggi jepang ke
Pesantren-pesantren besar, pemberian pelajaran budi oekerti yang isisnya identik
dengan nilai agama di Sekolah negeri. Selain itu, pemerintah Jepang juga
mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh KH.
Wahid Hasyim, Kahar Muzakir, dan Bung Hatta. Ruang gerak yang diberikan oleh
Jepang inilah yang menjadikan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk melakukan
berbagai uapaya dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, termasuk dalam
bidang pendidikan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
13
Pendidikan di Indonesia sangatlah beragam dilihat dari pola dan sistem yang
pernah diterapka dari berbagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Tentunya
sistam dan pola tersebut mengikuti sesuai dengan bangsa yang saat itu mengasai
Indonesia. Seperti adanya dualisme pendidikan pada masa Hindia Belanda yang pada
akhirnya dihapuskan pada saat Jepang menguasai Indonesia. Karena menganggap
dualisme pendidikan tidak sesuai dengan konsep yang akan di doktrinasi jepang
kepada rakyan Indonesia. Namun, kebijakan-kebijakan yang Jepang terapkan terhadap
islam di Indonesia justru memberi ruang gerak lebih bagi berkembangnya pendidikan
di Indonesia. Oleh sebab itu, pada masa Kolonialisme Jepang lah pendidikan di
Indonesia mulai di anggap membaik.
b. Saran
Tentunya pada penulis telah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
diatas masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah tersebut dengan
berpedoman dari berbagai sumber serta kritik yang dapat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
14
Wahyudi. 2017. Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia Pada Masa Kolonial Belanda
(1900-1942) Dengan Masa Pendudukan Jepang (1942-1945). Skripsi. Jember:
Universitas Jember
Sudibyo S. 2020. Peran Pendidikan di Masa Kependudukan Jepang (1942-1945) Terhadap
Perubahan Budaya di Jawa Barat. Jurnal Artefak. Vol. 7 No. 2
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4886/2/T1_152010011_BAB I.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4886/6/T1_152010011_BAB V.pdf
15