Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN

“PENDIDIKAN PADA MASA KOLONIAL JEPANG”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5

1. Mohammad Lukmanul Hakim

(3203121060)

2. Gita Febrina Tarigan

(3203121056)

3. Taty Simatupang

(3203321025)

Dosen Pengampu: Muhammad Ihsan Syahaf Nasution, S.Pd ,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Sejarah
Pendidikan ini yang berjudul “Pendidikan di masa Pemerintahan Jepang” dapat diselesaikan
dengan tepat waktu.

Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada Sejarah
Pendidikan. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah yang telah kami sajikan ini.

Kami juga sangat menyadari, makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata
kami ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

a. Latar Belakang.........................................................................................................4
b. Rumusan Masalah....................................................................................................4
c. Tujuan......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

a. Pendudukan Jepang di Indonesia.............................................................................5


b. Sistem Pendidikan yang Diterapkan Jepang di Indonesia.......................................6
c. Peran Jepang Dalam Perkembangan Pendidikan di Indonesia................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................14

a. Kesimpulan..............................................................................................................14
b. Saran........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pendidikan sangatlah penting bagi manusia terutama sejak manusia mulai


melakuakan kegiatan berpikir secara mendalam dimana pada saat inilah otak manusia
mulai berkembang dengan pesat seiring dengan bertamabahnya pengetahuan yang
manusia punya. Saat manusia mengenal keyakinan atau lebih kita ketahui sebagai
agama. Manusia mulai membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Dan disinilah
tujuan dari pendidikan itu ada. Pendidikan dapat kita artikan sebagai suatu proses
dimana manusia akan memulai perubahan pada sikap dan pola pikir manusia kearah
yang lebih baik. Dalam Islam, pendidikan sangatlah diutamakan dan dianjurkan untuk
dilakukan oleh setiap umat muslim. Sejak masa penjajahan pendidikan di Indonesia
berkembang sesuai dengan masa kepemimpinan penjajah saat itu. Dari masa awal
kedatangan Belanda, berubah ke Hindia Belanda dan hingga kemasa penjajahan
Jepang. Pendidikan memegang peran penting bagi pergerakan kemerdekaan Indonesia
yang terus-menerus dijadikan sebagai tanah jajahan berbagi bangsa.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendidikan yang diterapkan oleh Jepang di Indonesia?


2. Bagaimana sistem dalam pendidikan Jepang?
- Tujuan dan Fungsi
- Kurikulum
- Lembaga Pendidikan

3. Seperti apa peran Jepang dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia?

c. Tujuan

1. Untuk menganalisis tentang pendidikan pada masa penjajahan Jepang


2. Mengetahui sitem dan pola pendidikan yang ada dalam kebijakan-kebijakan yang
Jepang tanamkan di indonesia
3. Mengetahui perkembangan pendidikan pada masa penjajahan Jepang

4
BAB II

PEMBAHASAN

a. Pendudukan Jepang di Indonesia

Awal mula dari kedudukan Jepang menguasai Indonesia, yaitu saat Jepang
berambisi untukmengasai daratan asia timur dengan semboyannya “asia untuk asia”.
Bangsa inipun menargetkan Indonesia sebagai salah satu tempat strategis sebagai batu
loncatan untuk menguasai kawasan tersebut. Dalam usahanya untuk menarik simpati
Indonesia. Jepang melakukan berbagai hal yang dapat menguntungkan bagi pihaknya
agar Indonesia mau dengan begitu saja membantu Jepang dalam menyabar
kekuatannya di dunia.

Setelah memasuki kawasan nusantara dan berhasil merebut kekuasaan di


berbagai wilayah di Indonesia dari tentara Belanda dan Inggris. Jepang segera
mengambil alih kekuasaan dan mulai melakukan trik-triknya untuk menarik simpati
warga pri-bumi agar mau membantu dan membela pasukan Jepang. Diantaranya
yaitu, jepang mengaku sebagai saudara tua dari leluhur orang Indonesia. Hal ini
dimaksudkan agar pri-bumi lebih mjudah menerima keberadaan Jepang di indonesai.
Cara lain agar Indonesia mau membantu Jepang adalah dengan mendirikan berbagai
organisasi yang didasari pada janji akan pemberian kemerdekaan oleh Jepang untuk
Indonesia. Organisasi tersebut antara lain, Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA. Yang
akibatnya, politik di Indonesia mati total karena adanya pengawasan ketat dari tentara
Jepang akan segala kegiatan yang dilakukan pri-bumi. Jepang sangat ketet dalam
mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh warga pri-bumi karena, mereka tidak
ingin adanya pemberontak yang melawan Jepang. Selain itu, pada masa penjajahan
Jepanglah masa yang paling mengekploitasi. Jika dianggap menghianat, Jepang tidak
sungkan-sungkan menyiksa bahkan membunuh pri-bumi. Hal ini sungguh berbeda
dengan yang ada pada masa penjajahan Belanda. Dimana, hukuman paling berat yang
diberikan hanyalah berupa hukuman penjara dan pembuangan.

Akibatnya, pendidikan yang menyebar pada pendudukan Jepang di Indonesia


banyak dipengaruhi oleh organisasi dan kebijakan-kebijakan jepang mengenai
pergerakan di Indonesia saat itu. Selain menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa

5
resmi. Penggunaan bahasa Jepang yang menjadi pengantar dalam pendidikan kala itu
membuat adanya pengenalan terhadap budaya jepang di Indonesia yang juga turut
mempengaruhi pola pendidikan yang pada akhirnya berkembang dan diterapka hingga
saat ini. Jepang juga melakukan sosialisasi terhadap para guru untuk memperoleh
kesamaan terhadap pandangan dan tujuandalam pendidikan. Tetapi, meski
diskriminasi ditiadakan, pada masa Jepang terjadi penurunan mutu dalam pendidikan
yang ada. Antara lain dikarenakan karena penerapan pendidikan militer, pengalihan
dari bahasa belanda sebagai pengantar menjadi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia,
perubahan ini diwajibkan bagi para guru untuk mempelajari bahasa jepang.

b. Sistem pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan di atas, jepang memasukkan berbagai unsur


dalam pendidikan di Indonesia. Dan tidak di pungkiri, jika hal itu mengakibatkan
adanya pengenalan terhadap buadaya jepang yang menyebar pada masyarakat pri-
bumi. Jepang pun menerapkan konsep pengajaran sama seperti yang ada pada
negaranya dan mengganti segala jenis konsep pendidikan barat. Namun, akibat
kegagalan mereka dalam mengaplikasikan jepangisasi pendidikan di Manchuria. Di
Indonesia, jepang berusaha menerapkan perpaduan antara kurikulum lokal dengan
yang ada di jepang. Dalam penerapan tersebut, jepang memiliki beberapa hal yang
merupakan instrument penting dalam pendidikan yaitu:
a. Tujuan dan Fungsi pendidikan Jepang
Tentu saja tujuan utama jepang dalam mengaplikasikan pola pendidikannya di
Indonesia adalah untuk menarik simpati pri-bumi agar mau membatu dan mebela
Jepang dalam perannya di Perang Dunia. Hal ini terlihat dari perubahan yang
terjadi pada pola pendidikan di Indonesia yang diawali dengan penghapusan
penggunaan bahasa belanda di sekolan dan peggunaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi. Juga penerapan bahasa jepang dan Indonesia dalam pengantar bahasa
oleh guru. Tentu saja, dengan dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
menjadikan masyarakat pri-bumi lebih memihak pada jepang yang telah
mengambalikan dan memberi hak mereka untuk mempelajari bahasa asli mereka.
Ini adalah cara politik jepang dalam merik simpati pri-bumi. Agar pri-bumi mau
membela jepang dalam peperangan dan memperkuat kekuatan militer jepang.
Karena, dengan memberi sedikit hadiah kepada pri-bumi. Jepang dapat

6
memperoleh kebaktian mereka dan pembelaan mereka untuk melawan kekuatan
barat.
Selain itu, jepang memiliki konsep pendidikan yang luas dan merakyat.
Terlihat dari dihapunya sistem pengkastaan dalam pendidikan. Yakni, dimana
hanya keluarga ningrat yang berhak mendapat pendidikan. Pengkastaan ini berlaku
pada masa Belanda. Tapi, meskipun begitu, dalam kelompok sosial masyarakat
tetap ada pembedaan yang mendasar pada tingkat sosial masyarakat dalam
pendidikan. Yakni:
- Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat)
Lama pendidikan 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang
merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di
masa Hindia Belanda.
- Pendidikan Lanjutan
Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi
3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama
studi 3 tahun.
- Pendidikan Kejuruan
Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
- Pendidikan Tinggi

Setelah pengasaan jepang, semua sekolah yang berbasis Belanda ditutup.


Akibatnya, para guru terpaksa mengartiakn segala sumber buku catatan Belanda
kedalam bahasa jepang dan Indonesia. Lalu, perubahan sekolah akademis menjadi
sekolah sekolah vikasi. Dan pelarangan untuk membangan sekolah swasta yang
mengakibatkan ditutupnya Taman Guru dan Taman Madya. Sementara, untuk
pendidikan Islam. Jepang mengatur beberapa kebijakan. Karena, sebelum menjajah
Indonesia, jepang telah meneliti tentang mayoritas masyarakat yang berupa ormas-
ormas islam. Kebijakan itu antara lain:

- Mengubah Kantoor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang


dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri,
yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah dibentuk Sumuka
- Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang

7
- Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar
seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin
- Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H.
Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta
- Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela
Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman
kemerdekaan
- Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun
kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU.

Hakku Ichiu adalah sistem pendidikan jepang, yakni mengajak warga Indonesia
untuk bekerjasama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Raya. Oleh
karena itu bagi setiap pelajar, setiap hari terutama pada pagi hari, harus
mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang, lalu dilatih kemiliteran.
Penghapusan dualisme pengajaran dilakukan jepang untuk melakukan perubahan
pada sistem pendidikan di Indonesia. Dengan begitu habislah riwayat pengajaran
Belanda yang dualistis, yang membedakan antara pengajaran barat dan pengajaran
pribumi. Penghapusan ini dimaksudkan karena dualisme dianggap tidak sesuai
dengan strategi Niponisasi Jepang. Karena dualisme pendidikan menyebabkan
susuahnya doktrinasi terhadap para pelajar.

b. Kurikulum yang Jepang terapkan

Setelah kegagalan sistem triple movement, jepang merekrut Ki Hajar


dewantara sebagai perwakilan dari pribumi dalam mengatur pendidikan di
Indonesia. Yaitu, dengan mengakomodasikan kurikulum local dalam pendidikan
yang juga di akulturasi dengan kurikulum jepang. Meskipun, menjelang akhir masa
pendudukannya, jepang berindikasi untuk menerapkan sistem Nipponize kembali,
yakni dengan dikerahkannya Sendenbu (propagator Jepang) untuk menanamkan
ideologi yang diharapkan dapat menghancurkan ideologi Indonesia Raya.

Jepang juga memandang perlunya melatih guru-guru agar memiliki


keseragaman pengertian tentang maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi
pokok dalam latihan tersebut antara lain:

8
- Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu
- Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang
- Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang
- Ilmu bumi dengan perspektif geopolitics
- Olaharaga dan nyanyian Jepang

Sementara untuk pembinaan kesiswaan, Jepang mewajibkan bagi setiap murid


sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut ini:

- Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pag


- Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang,
Tenno Heika setiap pagi
- Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada
cita-cita Asia Raya
- Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang
- Melakukan latihan-latihan fisik dan militer
- Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa
Jepang menjadi bahasa yang juga wajib diajarkan.

c. Lembaga pendidikan

Tidak dapat dipungkiri jika sistem pendidikan jepanga masin banyak


digunakan dalan sistem pedidikan nasional saat ini. Yaitu, pengelompokan usia dan
tingkatan belajar yang ada pada sistem pendidikan saa ini merupakan hasil
tinggalan dari sistem peninggalan jepang yang hanya menjajah Indonesia selama
kurang lebih 3.5 tahun lamanya. Diantarany yaitu:

- Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat) yang saat ini lebih
dikenal dengan Sekolah dasar yang lamanya jenjang pendidikan ini adalah 6
tahun. Sesuai dengan yang di terapkan sejak masa pendudukan jepang.
- Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah
Pertama) dengan lama pendidikan selama 3 tahun dan Koto Chu Gakko
(Sekolah Menengah Tinggi/ Atas) yang juga di tempuh dalam waktu 3 tahun.
- Pendidikan Kejuruan. Yaitu sekolah setingkat SMA yang memfokuskan pada
kemampuan kerja siswa. Bukan pada hal akademik tapi dalam hal praktek.
Seperti dalam bidang-bindang pekerjaan pertukangan, pelayaran, pendidikan,

9
teknik, dan pertanian. Sekolah ini ditujukan untuk pelajar yang ingin langsung
bekerja tanpa melalui jenjang perguruan tinggi.
- Pendidikan/perguruan Tinggi. Yakni, tingkatan tertinggi dalam jejnag
pencarian ilmu.

Program ini masih berlaku hingga saat ini. Selain menjajah dengan keji dan
memperalat rakyat Indonesia. Jepag juga memberi berbagai hal yang bermanfaat
dan dapat dipelajari bangsa Indonesia dalam pertumbuhanny menjadi suatu Negara
yang besar.

c. Peran jepang dalam perkembangan pendidikan di Indonesia

1. Usaha yang Dilakukan Jepang untuk Pendidikan di Indonesia dan Perkembangannya dari
Pendidikan Sebelumnya
Pada mulanya Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan
meneruskan pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yaitu pada masa pendudukan
Belanda dengan pendidikan ala barat. Akan tetapi  kemudian Jepang merombaknya
yaitu dengan memasukkan doktrin Asia raya agar sesuai dengan tujuan serta maksud
Jepang.
Pendidikan dari jaman pendudukan Belanda dirombak secara total, karena
pada jaman pendudukan Belanda di Indonesia yang diberi pendidikan hanya kaum
tertentu saja. Yaitu golongan elite saja, karena dengan itu golongan elite dapat
mempengaruhi orang banyak serta memeritahkan rakyatnya agar mengikuti Belanda.
Pada masa pendudukan  Jepang, secara langsung Jepang menghimbau kepada
seluruh rakyat indonesia agar dapat mebantu Jepang memenangkan perang. Oleh
karena itu pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat indonesia. Jepang juga
memiliki kebijaksanaan dalam bidang pendidikan di Indonesia pada masa
pendudukannya di Indonesia. Ada tiga prinsip pokok dari kebijaksanaan tersebut,
yaitu :
1. Pendidikan ditata kembali atas dasar keseragaman dan kesamaan untuk
seluruh kelompok etnis dan sosial.
2. Secara sistematis pengaruh Belanda dihapuskan dari sekolah-sekolah,
sedangkan unsur-unsur kebudayaan Indonesia dijadikan landasan utama.
3. Semua lembaga pendidikan dijadikan alat untuk memasukkan doktrin
gagasan Kemakmuran Bersama Asia Tenggara di bawah pimpinan Jepang.

10
Jepang membekukan semua kegiatan sekolah yang didirikan Belanda, deangan
tujuan untuk menghilangkan pengaruh Belanda. Usaha yang dilakukan Jepang dalam
menghilangkan pengaruh Belanda yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap
buku-buku yang berbahasa Belanda, hal ini dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia.
Selain untuk menghilangkan pengaruh Belanda, usaha ini dimaksudkan untuk
meninggikan derajat bangsa Asia dibawah pimpinan dan kekuasaan jepang.
Karena Jepang menganggap pentingnya sekolah memiliki arti penting dalam
menunjang program indoktrinasi maka sekolah-sekolah kembali dibuka, akan tetapi
tentunya dengan model yang berbeda dari sekolah yang ada saat pendudukan Belanda
di Indonesia. Jepang memasukkan bahasa Jepang sebagai bahsa pengatar dalam
pengajaran. Agar rakyat indonesia dapat dengan cepat menguasai bahasa Jepang,
diadakan lomba penggunaan bahasa Jepang.
Lomba penggunaan bahasa Jepang yaitu dengan lomba membuat karangan,
becakap-cakap, membaca dan menyanyi dalam bahasa Jepang. Selain itu Jepang juga
membentuk sekolah dan kursus kilat pelajaran bahasa Jepang yakni Nippongo Gakko
atau dalam bahasa Indonesia diartiakan Sekolah Bahasa Nippon. Selain itu pihak
swasta menyelenggarakan kursus bahasa Jepang dengan masa pendidikan selama
empat bulan yang dikelola olehy Toa Bumka Kai yaitu Asosiasi Kebudayaan Asia
Timur. Badan ini bekerja dalam bidang kebudayaan.
Usaha Lain yang dilakukan Jepang dalam pendidikan di Indonesia ini adalah
memperhatikan penyempurnakan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada masa
pemerintahan Belanda. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian rakyat Indonesia.
Untuk penyempurnaan bahasa Indonesia ini, Jepang membentuk Indonesia Goseibi
Iinkai yaitu komisi untuk penyempurnakan bahasa Indonesia. Komisi ini bertempat di
gedung perpustakaan Islam di Tanah Abang Bukut, Jakarta. Komisi ini memiliki 
pimpinan harian yaitu Ichiki, Mr Rd. Soewandi dan St. Takdir Alisyahbana.
Untuk mendekati para pemuda selain pendidikan formal dilakukan pula
melalui bidang olahraga. Pada tanggal 21 Agustus 1943 Jepang mempersatukan
perkumpulan olahraga tersebut dalam wadah yaitu perkumpulan olahraga Jawa.
Badan beranggotakan dari berbagai kalangan rakyat Indonesia, dari pegawai kantor
sampai murud-murid sekolah.
Dari perubahan-perubahan yang dilakukan Jepang terhadap pendidikan
Indonesia, hal ini telah mengalami perkembangan. Dari yang mulanya pada masa
pendudukan Belanda hanya golongan elite saja yang diberi pendidikan, kini

11
pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Penggunaan bahasa Jepang
sebagai bahasa pengangantar dalam pendidikan dan penyempurnaan bahasa Indonesia
merupakan perkembangan dari pendidikan masa pendudukan Jepang dari pendidikan
sebelumnya yaitu masa pendudukan Belanda.

2. Model Pendidikan Masa Pendudukan Jepang


Seperti pendidikan pada masa Belanda yang memiliki model pengajaran
mempengaruhi atau doktrinasi barat, pendidikan Jepang juga memiliki model
pengajaran dengan doktrinasi Asia Raya di bawah pimpinan Jepang. Model
pengajaran dengan bahasa pengantar yaitu bahasa Jepang yang di terapkan pada
pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Mata pelajaran yang
diberikan juga mengacu pada kebudayaan Jepang. Selain model pendidikan formal
diadakan juga kursus-kursus, pendirian badan olah raga ada pula pendidikan
keprajuritan.
Penerapan pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang yang
mengharuskan penguasaan dalam bahasa Jepang, karena bahasa pengantar dalam
pengajaran adalah bahasa Jepang. Hal ini secara tidak langsung memperkenalkan
budaya Jepang pada rakyat Indonesia. Akan tetapi memang inilah yang diharapkan
Jepang pada pendidikan yang diberikan pada rakyat Indonesia.
Dalam pendidikan ini memang sengaja di masukkan kebudayaan Jepang.
Contoh-contoh kebudayaan yang diberikan yaitu adat istiadat Jepang, semangat
Jepang, lagu-lagu Jepang dan olahraga. Dengan pemberian kebudayaan Jepang
diharapkan dapat menghilangkan pengaruh pendidikan gaya barat yang sebelumnya
ada.

3. Contoh-Contoh Sekolahan yang Ada pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia


Sekolah rakyat yang ada pada masa pendudukan Jepang di Indonesia
contohnya H.I.S Djagamonjet, H.I.S Oastenweg, H.I.S Baloelweg-Djatinegara.
Sekolah menengah pertama seperti Sekolah Menengah Pertama I di prapatan 10,
Sekolah Menengah Pewrtama II di Gambir Wetan 2, Sekolah Menengah Pertama III
di Jalan Reynstaa (Manggarai). Selain itu ada pula Sekolah Menengah Tinggi di
Menteng 10. Ada pula sekolah Tabib Jakarta dan sekolah Tinggi Hukum Jakarta dan
bagi kaum wanita didirikan Sekolah Kepandaian Poetri Wakaba.

12
Mungkin hampir 90% sekolah menengah yang didirikan Belanda dihapuskan
oleh Jepang. Karena Jepang ingin menghapuskan rakyat Indonesia dari pengaruh
Barat. Jepang ingin mengenalkan Asia Raya di bawah pimpinan Jepang.
Setelah jepang berhasil menguasai Indonesia, maka sistem pendidikan belanda
di Indonesia dihapuskan dan diganti dengan sistem baru yang merupakan hasil
perpaduan dari sistem jepang dan kurikulum local yang semula hanya diterapkan pada
masyarakat jelata saja. Meski jepang dikenal dengan kekejamannya saat menjajah
Indonesia. Namun, kebijakan-kebijakan yang diberikan terhadap Islam di Indonesia
memberi lebih banyak ruang gerak dalam pendidikan islam. Diantaranya adalah
pemberian bantuan dan kunjungan yang sering dilakukan petinggi jepang ke
Pesantren-pesantren besar, pemberian pelajaran budi oekerti yang isisnya identik
dengan nilai agama di Sekolah negeri. Selain itu, pemerintah Jepang juga
mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh KH.
Wahid Hasyim, Kahar Muzakir, dan Bung Hatta. Ruang gerak yang diberikan oleh
Jepang inilah yang menjadikan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk melakukan
berbagai uapaya dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, termasuk dalam
bidang pendidikan.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

13
Pendidikan di Indonesia sangatlah beragam dilihat dari pola dan sistem yang
pernah diterapka dari berbagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Tentunya
sistam dan pola tersebut mengikuti sesuai dengan bangsa yang saat itu mengasai
Indonesia. Seperti adanya dualisme pendidikan pada masa Hindia Belanda yang pada
akhirnya dihapuskan pada saat Jepang menguasai Indonesia. Karena menganggap
dualisme pendidikan tidak sesuai dengan konsep yang akan di doktrinasi jepang
kepada rakyan Indonesia. Namun, kebijakan-kebijakan yang Jepang terapkan terhadap
islam di Indonesia justru memberi ruang gerak lebih bagi berkembangnya pendidikan
di Indonesia. Oleh sebab itu, pada masa Kolonialisme Jepang lah pendidikan di
Indonesia mulai di anggap membaik.
b. Saran
Tentunya pada penulis telah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
diatas masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah tersebut dengan
berpedoman dari berbagai sumber serta kritik yang dapat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Afid. 2011. Pendidikan Indonesia masa Jepang.

14
Wahyudi. 2017. Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia Pada Masa Kolonial Belanda
(1900-1942) Dengan Masa Pendudukan Jepang (1942-1945). Skripsi. Jember:
Universitas Jember
Sudibyo S. 2020. Peran Pendidikan di Masa Kependudukan Jepang (1942-1945) Terhadap
Perubahan Budaya di Jawa Barat. Jurnal Artefak. Vol. 7 No. 2
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4886/2/T1_152010011_BAB I.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4886/6/T1_152010011_BAB V.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai