Anda di halaman 1dari 34

POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Perbandingan Pendidikan
Dosen pengampu : Dr. H. Muhlisin, M.Ag

Disusun Oleh:

1. Novi Shinta N. C (2021114096)


2. Siti Sarah Rahmania (2021114099)
3. Nur Kholifah (2021114135)
4. Maya Noviana (2021114154)

Kelompok 6

Kelas C

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,segala puji syukur ke hadirat Allah swt, atas segala nikmat


dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Nabi Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya.
Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Amin.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Perbandingan


Pendidikan dengan judul “Potret Sistem Pendidikan di Jepang”. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Muhlisin, M.Ag.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Perbandingan Pendidikan kelas C.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang
hati menerima kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan penulisan
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Pekalongan, 27 Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Potret Sistem Pemerintahan
3
B. Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara
4
C. Filsafat Pendidikan dan Orientasi Pendidikan
7
D. Kebijakan di Bidang Pendidikan Agama

E. Kebijakan di Bidang Pendidikan Formal


8
F. Dinamika dalam Pengembangan Kurikulum
11
G. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
12
H. Pembiayaan Pendidikan
13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 15

LAMPIRAN....................................................................................... 16

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Perubahan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional
dilakukan, antara lain dengan dikenalkannya berbagai program yang langsung
berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Perubahan ini menutut adanya
sebuah trobosan dan inovasi di bidang pendidikan. Sebuah trobosan yang
banyak mendukung upaya meningkatkan kualitas pendidikan antara lain
dengan menelaah pendidikan di sebuah negara.
Hasil penelaahan dapat digunakan sebagai contoh, pembanding, dan
referensi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Ketertarikan menelaah pendidikan di Jepang adalah semangat kerja keras dan
berusaha keras bangsa Jepang yang didengar dari berbagai sumber. Selain itu,
semangat ksatria bangsa Jepang juga perlu dicontoh oleh bangsa Indonesia.
Pendidikan adalah prioritas. Hal ini bisa dibuktikan, menurut beberapa
sumber, setelah Jepang porak poranda akibat dibom oleh sekutu ketika Perang
Dunia II, Kaisar Hirohito bukanlah menanyakan berapa jumlah tentara yang
masih hidup, melainkan menanyakan ”berapa jumlah guru yang masih hidup”.
Jelaslah menunjukkan bahwa pemerintah Jepang mulai saat itu tidak lagi
menyenangi peperangan, tetapi pendidikan adalah utama. Kiat ini dibuktikan
sampai sekarang bahwa Jepang tidak mempunyai tentara.
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan. Pada dasarnya
ada kemiripan latar belakang kebudayaan antara Indonesia dengan Jepang.
Secara historis, peradaban Indonesia Jepang dapat dilacak kembali sampai ke
zaman kuno. Peradaban Indonesi Jepang mengembangkan kebudayaannya
dengan jalan menyerap dan mengasimilasikan unsur-unsur asing yang
berlanjut menjadi lapisan dasar budaya asli.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan


beberapa masalah sebagai acuan untuk terfokusnya kajian makalah ini.
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana Potret Sistem Pemerintahan di Jepang?

2. Bagaimana Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara Jepang?

3. Apa Filsafat Pendidikan dan Orientasi Pendidikan di Jepang?

4. Bagaimana Pemerintah Jepang di bidang keagamaan?

5. Bagaimana Pemerintah Jepang di bidang manajemen pendidikan formal?

6. Bagaimana dinamika pengembangan kurikulum di Jepang?

7. Bagaimana pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di Jepang?

8. Bagaimana pendanaan pendidikan di Jepang?

2
BAB I
PEMBAHASAN

A. Potret Sistem Pemerintahan


Jepang merupakan sebuah negara yang berbentuk kerajaan. Kepala
negaranya disebut kaisar. Sejak pembaharuan yang dilakukan oleh Kaisar
Meiji, Jepang merupakan negara kerajaan yang memiliki Undang-undang
Dasar. Dalam teori ketatanegaraan Jepang adalah sebuah monarki
konstitusional.1 Jepang menjalankan system pemerintahan yang demokratis.
Semua warga Negara yang sudah dewasa berhak memberikan suara dan
mencalonkan diri dalam pemilihan nasional dan pemilihan daerah. Sistem
pemerintahan jepang didasarkan pada konstitusi (Undang-undang Dasar) yang
kadang kala disebut Konstitusi Perdamaian karena menegaskan komitmen
Jepang terhadap perdamaian dan penolakannya terhadap perang. Konstitusi
perdamaian juga menentukan peranan kaisar, hak-hak dan kewajiban rakyat,
tanggung jawab berbagai instansi pemerintah, dan berbagai aturan mengenai
bagaimana pemerintahan dijalankan.

Badan legislatif nasional jepang disebut Diet dan mempunyai Majelis,


yakni Dewan Perwakilan Rakyat dan House of Coucillors. Perdana menteri
adalah seorang Diet. Perdana Menteri mengangkat Kabinet. Kebanyakan
anggota kabinet mengepalai sebuah kementerian atau badan pemerintahan.
Adapun kaisar, berdasarkan konstitusi jepang, merupakan lambang negara dan
kesatuan rakyat. Kaisar tidak mempunyai kekuasaan yang berkaitan dengan
pemerintahan. Keluarga kekaisaran berasal berabad-abad yang lalu dan
merupakan dinasti tertua yang tak pernah terputus didunia. 2
1
Syahbuddin Mangandaralam, Jepang Negara Matahari Terbit, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1994), hlm. 25.
2
Abd. Rahman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan (Yogyakarta: GAMA MEDIA,
2003), hlm. 172-173.

3
Semenjak konstitusi 1947, Jepang mempunyai badan legislatif dengan
sistem dua kamar (bicameral) yang anggotanya dipilih dengan pemilihan
langsung. Sebelumnya, konstitusi kerajaan tahun 1980 menetapkan Tenno
(Emperor) atau raja sebagai kepala negara didukung oleh parlemen kerajaan
yang terdiri dari dewan nobles dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Secara administratif, Jepang dibagi dalam 47 Ken (Perfecture) atau


district yang selanjutnya terbagi pula dalam 3256 Shi/Cho/Son atau kotapraja.
Menurut undang-undang otonomi daerah tahun 1947, anggota Dewan
perwakilan rakyat daerah dan kepala Ken serta kepala kotapraja harus dipilih
langsung oleh rakyat.

Pendirian dan pemeliharaan sekolah-sekolah negeri dan berbagai


fasilitas pendidikan lainnya menjadi tanggung jawab dewan pendidikan
(Board of education) pada setiap pemerintahan daerah, dan anggota dewan
diangkat oleh kepala district atau kepala kotapraja setempat dengan
persetujuan dewan perwakilan rakyat.

B. Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara


1. Kondisi Demografi
Jepang terdiri atas empat pulau utama, yaitu Kyushu, Shikoku,
Honshu, dan Hokkaido. Letaknya di lepas pantai timur Benua Asia,
membentang dari utara ke selatan sepanjang 3.800 km. Pantai timur
kepulauan Jepang langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik. Jepang
merupakan bagian dari wilayah beriklim sedang, sehingga negeri ini
mengalami empat musim yang berbeda setiap tahunnya yakni musim
panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Selain itu, Jepang
merupakan wilayah gunung api. 71% daratan Jepang tertutup oleh
pegunungan. Gunung tertinggi di Jepang adalah gunung fuji dengan
ketinggian puncak sekitar 3.776 m/dpl. Fuji merupakan gunung api yang

4
tidak aktif lagi, tidak kurang 67 buah gunung api yang aktif. Itu sebabnya,
Jepang merupakan wilayah yang rawan dari gempa bumi.3

Gunung-gunung api yang terdapat di negeri itu, selain dapat


mengakibatkan munculnya bahaya, juga memberikan manfaat.
Diantaranya, banyak di temui sumber-sumber air panas diberbagai tempat
yang dimanfaatkan untuk pengobatan, sebagai daya tarik wisatawan, baik
dari dalam negeri sendiri maupun wisatawan asing.

Negara Jepang terdiri dari hampir 4000 pulau besar dan kecil yang
terbentang sepanjang timur laut pantai benua asia. Luas area seluruhnya
378,000 Km2 atau sama dengan 145,882 mil persegi. Penduduk Jepang
saat ini kurang lebih 126,182,077 jiwa4 Pada tahun 1980, 57% penduduk
tinggal di 2,2% dari total daerah Jepang. Penduduk yang berusia di atas 60
tahun jumlahnya 12,8% dari seluruh penduduk Jepang, sedangkan yang
berusia di bawah 14 tahun berjumlah 23,6%. Dahulunya pada tahun 1950
perbandingan itu adalah 8% dan 35%. Data terakhir menunjukkan
kecenderungan yang sama, yaitu 16,5% dan 15%. Dengan kata lain,
jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat jumlahnya, sementara
jumlah penduduk remaja menurun. Diperkirakan jumlah penduduk Jepang
akan terus meningkat mencapai 140 juta pada tahun 2020.
Perubahan pola demografis yang terjadi di Jepang menimbulkan
berbagai masalah dan mempengaruhi sistem pendidikan Jepang. Dampak
perubahan itu antara lain perlunya mencari lokasi baru untuk sekolah,
peningkatan dana pembangunan sekolah yang semakin mahal,
pengangkatan dan penggajian guru-guru di daerah perkotaan, kelebihan
suplai guru, dan program-program pendidikan yang terisolasi di daerah-
daerah pedalaman Jepang. Ditinjau dari segi etnis, Jepan berpendudukan
homogen yang terdiri dari 99,4% orang Jepang, sedangkan bahasa Jepang

3
Syahbuddin Mangandaralam, Op. Cit., hlm. 1-6.
4
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan, (Bandung: Lubuk Agung, 2001),
hlm. 141.

5
dipakai sebagai bahasan resmi, dan dipakai mulai dari prasekolah sampai
ke perguruan tinggi.
2. Potensi Income Negara
Pertumbuhan dan kemajuan Jepang dalam bidang perekonomian
terutama setelah PD II, dipandang sebagai sesuatu yang sangat
menakjubkan. Perekonomian negeri ini merupakan suatu perpaduan dari
kemajuan-kemajuan yang dicapai pada sektor industry, perdagangan,
perbankan, pertanian, serta semua unsur yang mendukung.
Jepang berada pada suatu tahap maju dari industrialisasi modern
yang didukung oleh penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan
teknologi maju. Jepang termasuk 10 besar dunia dalam kemampuan dan
kemajuan ekonomi. Sukses ini didukung oleh semangat patriotisme rakyat
yang kalah perang dan berkompensasi dengan tekad membangun
negaranya untuk melangkah maju ke depan. Kini Jepang sudah setingkat
dengan para penakluknya.5
a. Sumber daya alam Jepang
Jepang sebenarnya hanya sebuah negara kepulauan kecil yang
miskin akan sumber daya alam, dibatasi oleh penduduk sebanyak lebih
dari 114 juta orang pada tahun 1977. Walaupun, sumber daya alam di
Jepang sangat minim, justru kekuatan Jepang terletak pada sumber
daya manusianya “rakyat” yang ulet, mau bekerja keras, suka meniru
kemajuan negara-negara lain untuk menciptakan sendiri produk-
produk yang lebih maju dan royal dalam penyediaan dana pemerintah
atau masyarakat bagi proyek-proyek penelitian. Hasil cipta dan kreasi
baru dalam segala bidang sangat dihargai di Jepang. Karena miskinnya
akan sumber daya alam bagi keperluan industrinya, negeri-negeri itu
terpaksa harus mengimpor sebagian dari hasil tambang. Tiap tahun
Jepang membutuhkan komoditi seperti minyak bumi, biji besi, kokas
dan biji logam non besi, seperti tembaga nikel, bauksit dan lain-lain.

b. Hasil pertumbuhan ekonomi


5
Syahbuddin Mangandaralam, Op. Cit., hlm. 66.

6
Berdasarkan situasi sumber daya alam yang sangat minim,
sedangkan keperluan energi sepenuhnya bergantung kepada ke luar
negeri, maka perekonomian Jepang memusatkan diri pada sektor
perdagangan luar negeri. Jepang memasarkan barang-barang hasil
industrinya ke negara lain. Barang-barang Jepang bahkan merajai
pasaran Amerika Serikat dan Eropa Barat

c. Pertanian dan perikanan

Kegiatan ekonomi tradisional Jepang adalah pertanian dan


perikanan. Karena kondisi tanah yang subur maka cocok sekali untuk
lahan pertanian. Laut yang mengelilingi Jepang selalu kaya dengan
segala bentuk kehidupan. Orang Jepang sejak dahulu senantiasa
menggarap kekayaan laut untuk memperoleh sebagian besar makanan
mereka. Jepang sampai saat ini merupakan negara perikanan yang
penting di dunia6

d. Sektor industri termaju

Sektor industri termaju merupakan perekonomian Jepang.


Produksi logam di Jepang khususnya besi dan baja meluas dengan
nyata sejak berakhirnya PD II, walaupun bahan bakunya merupakan
bahan impor dari negara lain. Jepang merupakan produsen baja
terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.

Barang-barang Jepang di sektor industri mesin, kendaraan


bermotor, alat-alat elektronik keperluan rumah tangga merajai pasaran
internasional. Produksi permesinan di Jepang baik mesin listrik
maupun mekanik dan barang-barang elektronik merupakan sektor
penting dalam industri negara tersebut. Jepang mengekspor
produksinya ke Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Kawasan Amerika
Utara, Asia, Afrika dan Amerika Latin serta Eropa. 7

6
Ibid., hlm. 72.
7
Ibid., hlm. 75.

7
C. Filsafat Pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Sesudah perang , mulai 3 November 1946, yaitu pada Maret 1947,
berlaku Hukum Dasar Pendidikan (Fundamental Law of Education) yang
berbunyi “the objective of education for the development of personality
should be to help people acquire the abilities for building a satisfactory and
spontaneous life , for adapting to social reality and for the creative solution
of difficulties . the japanese people showing tolerance for the values of
others., should realize their national identify and on the basis of the rules of a
democratic society and national tradition , should contribute to the peace of
the world and to the welfare of mankind through the development of a district
but universal culture”.

Pendidikan Jepang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan


dasar dalam diri generasi muda dalam diri generasi muda, bukan pada
ketrampilan vokasional yang khusus dengan asumsi bahwa mereka harus siap
menyesuaikan dengan fleksibel kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat.

Pada hakikatnya Undang-undang tersebut merupakan statement


filsafat pendidikan demokratis yang dalam banyak hal berbeda dengan
imperial Rescript on Education. Misalnya dalam hubungan antara warga
dengan negara. Dalam imperial Rescript on education disebutkan bahwa
warga memiliki kewajiban untuk mengembangkan daya intelektual dan moral
mereka, melaksanakan hukum dan mempersembahkan keberaniannya demi
negara untuk melindungi dan menjaga kesejahteraan istana Kaisar, sedangkan
dalam Fundamental Law of education disebutkan bahwa tiap warga negara
memiliki kesempatan yang sama untuk menerima pendidikan sesuai dengan
kemampuan mereka, bebas dari diskriminasi atas dasar ras, jenis kelamin,
status sosial, posisi ekonomi, asal usul keluarga, bantuan finansial bagi yang
memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggungjawab untuk membangun
negara dan masyarakat yang damai.

8
Dalam imperial Rescript on Education bahwa tujuan pendidikan
adalah untuk meningkatkan keserasian dan ketaatan bagi kaisar agar dapat
memperoleh persatuan masyarakat di bawah kaisar. Adapun tujuan
pendidikan menurut Fundamental Law of education adalah untuk
meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai
individual, dan menanamkan jiwa yang bebas.

D. Kebijakan di Bidang Pendidikan Agama


Dua agama utama di Jepang adalah Shinto dan Budha. Shinto
merupakan kepercayaan pribumi Jepang yang bermula pada sejarah kuno dan
mitos-mitos, yakni orang percaya bahwa kekuatan-kekuatan spiritual (kami)
memang ada di alam, di pohon-pohon, di gunung-gunung, di laut atau dalam
angin. Agama Budha berasal dari India dan masuk ke Jepang (melalui Cina
dan Korea) pada sekitar pertengahan abad ke-6. Agama Kristen dibawa
masuk ke Jepang oleh para misionaris Spanyol dan portugis pada pertengahan
abad ke-16. 8
Sejalan dengan meningkatnya kontak antar bangsa dan
internasionalisasi pendidikan, belakangan ini para pelajar dan mahasiswa
muslim di seluruh dunia berdatangan untuk studi di Jepang. Pada tahun 1994,
jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang, baik dengan status
beasiswa pemerintah Jepang, beasiswa pemerintah Indonesia, maupun biaya
sendiri, untuk jenjang S-1, S-2, S-3, dan lain-lain, mencapai 1.178 orang.
Studi keislaman di Jepang juga menunjukkan peningkatan. Di
Universitas Tokyo telah didirikan Islamic Area Studies Project di bawah
pimpinan Sato Tsugitaka. Masjid dan Islamic Center menjadi tempat rujukan
kaum muslim yang tinggal di Jepang untuk saling bertemu.

E. Kebijakan di Bidang Pendidikan Formal


The japanese school system has a 6-3-3-4 system: six years of
elementary school, three years each for middle school (lower-secondary) and

8
Abd. Rahman Assegaf, Op. Cit., hlm. 189-190.

9
high school (upper-secondary school) and four years for university. there are
also kindergarten and nursery schools for pre-school children9.

Japanese law requires all children between the ages of six and 15 to
receive education, either in an elementary school and a middle school or in a
special school for the blind, the deaf or the otherwise handicapped. all
children receive a general education appropriate to their level physical and
mental development. high schools, which provide both general and
specialized education, are not compulsory but admission to higher
educational institutions is limited to students who has completed high school
education. colleges of technology admit middle school graduates and require
five years of study ( five and a half years for the merchant marine course) ,
graduates are awarded the title of associate.

Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II (PD II) banyak


memberikan dorongan pada bangsa Jepang untuk mencurahkan perhatiannya
pada bidang pendidikan. Ada empat pokok struktur baru yang dikembangkan
Amerika Serikat dalam Cummings(1984), yaitu: Pertama, Sekolah Dasar
(SD) wajib selama enam tahun. Bertujuan untuk menyiapkan anak menjadi
warga yang sehat, aktif menggunakan pikiran, dan mengembangkan
kemampuan pembawaannya. Kedua, sesudah SD ada Sekolah Lanjutan
Pertama selama tiga tahun, punya tujuan untuk mementingkan perkembangan
kepribadian siswa, kewargaannegaraan, dan kehidupan dalammasyarakat
serta mulai diberikan kesempatan bekerja. Ketiga, setelah Sekolah Lanjutan
Pertama, ada sekolah lanjutan selama tiga tahun. Bertujuan untuk menyiapkan
siswa masuk perguruan tinggi dan memperoleh keterampilan kerja. Keempat,
Universitas harus berperan secara potensial dalam mengembangkan pikiran
liberal dan terbuka bagi siapa saja, bukan pada sekelompok orang.
Munculnya struktur baru pendidikan Jepang yang dikembangkan Amerika

9
Yasuhiro Nemoto, The Japanese Education System, (Florida USA: Universal Publisher,
1999), hlm. 12.

10
Serikat, merupakan bentuk ”revisi” dari struktur pendidikan lama yang sudah
ada sebelum Perang Dunia II.10

1. Pendidikan Pra-Sekolah

Taman kanak-kanak menerima murid berusia 3-5 tahun, untuk


lama pendidikan 1-3 tahun. Lebih dari 50% TK di Jepang dikelola oleh
swasta, sisanya oleh pemerintah kota dan hanya sebagian kecil yang
merupakan TK Negeri. Selain TK, adapula lembaga untuk anak-anak
disebut Hoiku-jo (Pusat perawatan siang hari). Meskipun termasuk
lembaga kesejahteraan sosial, Hoiku-jo juga berfungsi sebagai pendidikan
pra-sekolah. Yang masuk ke Hoiku-jo adalah bayi dan anak usia 3-5 tahun
yang memerlukan perawatan siang hari karena kedua orang tuanya bekerja
atau memiliki kesibukan lainnya.

2. Pendidikan Dasar

Pada usia enam tahun, anak-anak mulai masuk sekolah dasar yang
wajib bagi semua orang. Jumlah jam pelajaran per tahun adalah 1015,
bervariasi dari 850 jam pelajaran bagi grade 1 sampai 1015 bagi grade 4-
6. Kenaikan kelas dari grade 1 ke grade berikutnya berlangsung secara
otomatis. Hampir seluruh anak umur sekolah terdaftar mengikuti
pendidikan tingkat dasar ini, dan 97% berada di sekolah Negeri.11 Di
tingkat sekolah dasar, keputusan untuk kenaikan kelas anak-anak, dan
soal ketentuan tamat atau tidak, seluruhnya ditentukan oleh ujian-ujian
yang diselenggarakan sendiri oleh sekolah itu.

3. Pendidikan Menengah

Sekolah menengah tingkat pertama adalah wajib dan berlangsung


selama tiga tahun. Di samping mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah
10
Hamzah Nur, Potret Pendidikan di Jepang sebagai Konsep Pencerahan Pendidikan di
Indonesia, (Makassar: Jurnal MEDTEK, volume 2, Nomor 1, 2010), hlm. 2.
11
Agustiar Syah Nur, Op. Cit., hlm. 143.

11
menengah tingkat pertama ini, mata pelajaran pendidikan vokasional juga
diberikan. Pelajaran bahasa asing juga menjadi salah satu mata pelajaran
yang bersifat elektif, tetapi hampir semua siswa di Jepang belajar bahasa
Inggris, yakni sejak tahun pertama mereka di SLTP dan mempelajarinya
paling tidak selama 6 tahun. Dan bahasa Jepang juga merupakan bagian
yang sangat penting dalam pelajaran mereka. Mata pelajaran wajib di
SLTP adalah bahasa jepang, ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni
rupa, pendidikan jasmani, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. Jumlah
jam pelajaran yang diberikan pada sekolah menengah tingkat pertama ini
adalah 1050.

4. Pendidikan Menengah Atas

Setelah menempuh pendidikan wajib selama sembilan tahun, anak-


anak dapat memasuki sekolah menengah tingkat atas selama 3 tahun
setelah diseleksi melalui ujian masuk, dan kurang lebih 94% tamatan
sekolah menengah pertama melanjutkan pendidikannya ke sekolah
menengah atas. 28% masuk ke sekolah menengah tingkat atas swasta, dan
hampir 70% siswa mengambil program pendidikan umum. Selain
pendidikan umum, tersedia pula program atau sekolah kejuruan seperti
kejuruan teknik dan pertanian. program-program part-time dan program
correspondence dilaksanakan selama empat tahun, bukan tiga tahun bagi
yang diselenggarakan siang hari.12 Sekolah menengah tingkat atas memilih
pelamarnya atas dasar hasil ujian kemampuan akademik yang
diselenggarakan oleh Dewan Pendidikan masing-masing dan transkip nilai
yang diterima dari masing-masing sekolah tempat asal calon.

5. Pendidikan Tinggi

Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat menengah atas, siswa


melanjutkan pendidikannya ke Daigaku (universitas) atau ke Tanki-
Daigaku (junior college) dengan persyaratan lulus ujian masuk. Bagi

12
Ibid., hlm 143-145.

12
mereka yang ingin masuk ke universitas nasional (negeri), pertama mereka
harus mengambil ujian masuk yang sama berupa achievement test,
kemudian mengikuti ujian masuk yang terdiri dari interview, tes esai, dan
ujian-ujian lainnya yang diatur oleh masing-masing universitas, serta hasil
pendidikan di sekolah menengah tingkat atas yang dinyatakan dalam
transkip sekolah.13 Kuliah di Daigaku diselenggarakan selama empat tahun
kecuali pada program-program kedokteran dan kedokteran gigi. Kuliah di
Tanki-daigaku berlangsung selama 2-3 tahun.

F. Dinamika dalam Pengembangan Kurikulum


The education ministry sets the national curricula for all public
schools, from kindergarten to high school, to ensure standardized education.
under the system, each school creates its own curriculum conforming to the
provisions of the school education law, the enforcement regulations of this
law, and the course study, while taking into account its own circumstances
and the situation of the community.14

The ministry's "enforcement regulations for the school education law "
determine the minimum number of weeks of school per year and the subjects
to be offered. the course of study (Gakushu Shidoyoryo) presents guidelines
for objectives and standard content of each school subject, it specifies the
names of elective subjects, and regulates the content of the curriculum in
detail. the course of study has recently been revised and improved to promote
education based on respect for the individual.

Kurikulum sekolah didasarkan pada program studi seperti yang


ditentukan oleh Kementerian Pendidikan. Pada awal tahun 1980, program
pendidikan sekolah dasar terdiri dari bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar,
studi ilmu-ilmu sosial, berhitung, ilmu pengetahuan umum, musik, seni dan
kerajinan, pendidikan jasmani, dan kerumahtanggaan (untuk grade 5 dan 6).

13
Ibid., hlm. 145-148.
14
Yasuhiro Nemoto, Op. Cit., hlm. 15.

13
Pada sekolah menengah tingkat pertama, mata pelajaran terbagi dalam dua
kategori wajib dan elektif.

Tahun ajaran dimulai bulan April dan berakhir bulan Maret tahun
berikutnya, dan satu tahun ajaran terdiri dari tiga "term". Term pertama mulai
bulan April-Juli, yang kedua dari September-Desember, dan yang ketiga dari
Januari-Maret. The japanese school year runs from april to march. there are
three terms, spring, fall and winter. the spring term starts in early april and
usually ends on july 20, after 40 days of summer vacation, the fall term starts
on september 1 and finishes in mid december, winter term begins in early
january and ends in mid march. student living in the northern part of japan
have shorter summer holiday and a longer winter break because of the heavy
snow in that area. summer vacations are not completely free, teachers and
children have to attend several days of school during the break15.

G. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Guru-guru untuk sekolah dasar dan sekolah menengah didik dan
dilatih di lembaga-lembaga pendidikan tinggi, yaitu di universitas, program
pascasarjana, dan junior college yang dipilih oleh Kementerian Pendidikan.
Sertifikat mengajar untuk sekolah dasar memberi hak kepada guru untuk
mengajarkan semua mata pelajaran, semenfara sertifikat mengajar guru
sekolah menengah membolehkan mereka mengajarkan hanya mata pelajaran
bidang studi tertentu saja.
Untuk memperoleh tempeat mengajar di sekolah dasar atau sekolah
menengah negeri, seorang calon harus mengikuti ujian rekrutmen.
Pengangkatan dilakukan oleh Dewan Pendidikan Distrik atas dasar
rekomendasi dari Superintendent Distrik, yang biasanya mempertimbangkan
hasil ujian rekrutmen. Guru mendapat tempat yang sangat terhormat dalam
masyarakat Jepang. Mereka pendapat penghargaan yang tinggi karena
Pemerintah pun meletakkan status guru di Jepang pada tempat yang layak

15
Ibid., hlm. 19.

14
dengan sistem penggajian yang baik. dedikasinya yang luar biasa terhadap
tugasnya sebagai guru.
H. Pembiayaan Pendidikan
Sistem administrasi keuangan Jepang menyediakan dana secara
bersama-sama bagu institusi-institusi pendidikan pemerintah, yaitu oleh
pemerintah pusat, yaitu oleh pemerintah pusat, distrik, maupun ķotapraja.
Dana-dana ini berasal dari berbagai jenis pajak, dan dari sumber-sumber lain.
Dalam tahun 1980, 16.7 triliun yen (kurang lebih US$72,600 juta)
dibelanjakan untuk keperluan pendidikan. Dari dana pemerintah tercatat
US$64,800 juta yang berarti 19,7% dari keseluruhan belanja pemerintah
Jepang.
Dari 14.9 triliun yen (pemerintah dan swasta) yang dibelanjakan untuk
pendidikan, dari Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi, 54.4%
dialokasikan untuk wajib belajar, 17.9% untuk pendidikan menengah, dan
21.1% untuk pendidikan tinggi. Pada tahun 1992 dan 1994, pemerintah
Jepang mengeluarkan dana sebesar 3,6% dari GNP-nya untuk pendidikan,
dan apabila dihitung dari total pengeluaran pemerintah, jumlah itu adalah
10,4% dalam tahun 1992, dan 9,9% dalam tahun 1994 (UNESCO Statistical
Yearbook 1999).16 pendidikan gratis hanya merujuk kepada wajib belajar
sembilan tahun dan gratis didefinisikan secara sempit hanya untuk
menghindari pemungutan uang sekolah.17

16
Agustiah Syah Nur., Op. Cit., hlm. 146.
17
Hamzah Nur, Op. Cit., hlm. 3.

15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ada empat pokok struktur baru yang dikembangkan Amerika Serikat
dalam Cummings(1984), yaitu: Pertama, Sekolah Dasar (SD) wajib selama
enam tahun. Bertujuan untuk menyiapkan anak menjadi warga yang sehat,
aktif menggunakan pikiran, dan mengembangkan kemampuan
pembawaannya. Kedua, sesudah SD ada Sekolah Lanjutan Pertama selama
tiga tahun, punya tujuan untuk mementingkan perkembangan kepribadian
siswa, kewargaannegaraan, dan kehidupan dalammasyarakat serta mulai
diberikan kesempatan bekerja. Ketiga, setelah Sekolah Lanjutan Pertama, ada
sekolah lanjutan selama tiga tahun. Bertujuan untuk menyiapkan siswa masuk
perguruan tinggi dan memperoleh keterampilan kerja. Keempat, Universitas
harus berperan secara potensial dalam mengembangkan pikiran liberal dan
terbuka bagi siapa saja, bukan pada sekelompok orang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Abd. Rahman. 2003. Internasionalisasi Pendidikan. Yogyakarta: GAMA


MEDIA.
Mangandaralam, Syahbuddin. 1994. Jepang Negara Matahari Terbit. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nemoto, Yasuhiro. 1999. The Japanese Education System. Florida USA:
Universal Publisher.
Nur, Hamzah. 2010. Potret Pendidikan di Jepang sebagai Konsep Pencerahan
Pendidikan di Indonesia. Makassar: Jurnal MEDTEK, volume 2, Nomor 1.
Syah Nur, Agustiar. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan. Bandung: Lubuk
Agung.

17
LAMPIRAN-LAMPIRAN

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai