Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Sistem Pendidikan Negara Jepang

Mata Kuliah
Pendidikan Komparatif

Dosen Pembina:

Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd


Prof. Dr. Azwar Ananda, MA
Prof. Dr. Nurhizrah Gistituati, M.Ed

Oleh:

Abdulah. NIM. 21169005


Venny Rosalina. NIM.

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen pengampu
mata kuliah “Pendidikan Komparatif” Yakni Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd., Prof. Dr.
Azwar Ananda, M.A., dan Prof. Dr. Nurhizrah Gistituati, M.Ed. Penulis juga
mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang membantu sumbangsih
pikirannya didalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi pembaca. Amin Yarabbal‟alamin.

Padang, 10 April 2022

Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1
BAB II Pembahasan ................................................................................................ 2
A. Sistem Pemerintahan……………………....................................................... 2
B. Kondisi Demografi dan Income Negara …..……………………….…….… 2
C. Filsafat Pendidikandan Orientasi Pendidikan…………………………….. 3
D. Kebijakan di Bidang Manjemen Pendidikan Formal…………………….. 4
E. Dinamika dalam Pengembangan Kurikulum……………………………… 7
F. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan……………………... 7
G. Pembiayaan Pendidikan…………………………………………………… 7
BAB III Penutup…………………………………………………………………. 9
Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 10

iii
BAB I
Pendahuluan
Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung
barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga
dengan Republik Rakyat Tiongkok, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara
berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau
kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga
dengan Taiwan.

Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang menjadikanya sebagai negara kepulauan.


Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau
terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di
keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan
sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang
adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang
berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk
terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan
sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota
yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia,
Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.

Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad


ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus
hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa
kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer,
dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi
Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah
pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang

Dalam makalah  ini akan dibahas mengenai potret keadaan negara Jepang


khususnya  dalam bidang pendidikan yang meliputi Potret system pemerintahan,
Kondisi demografi dan potensi income negara, Filsafat pendidikan dan Orientasi
Pendidikan, Kebijakan di bidang pendidikan agama, Kebijakan di bidang manajemen
pendidikan formal, Dinamika dalam pengembangan Kurikulum,
Pengembangan  pendidik dan tenaga kependidikan, dan Pembiayaan pendidikan

1
BAB II
Pembahasan
A.  Sistem pemerintahan
Pemerintahan yang digunakan di Jepang adalah sistem demokrasi sehingga
semua warga negara yang sudah dewasa berhak memberikan suara dan mencalonkan
diri dalam pemilihan nasional dan pemilihan daerah. Sistem pemerintahan Jepang
didasarkan pada Konstitusi (Undang-undang Dasar) Jepang yang kadang kala disebut
Konstitusi Perdamaian karena menegaskan komitmen Jepang terhadap perdamaian
dan penolakannya terhadap perang. Konstitusi perdamaian juga menentukan peranan
kaisar, hak-hak dan kewajiban rakyat, tanggung jawab berbagai instansi
pemerintahan, serta berbagai aturan mengenai bagaimana pemerintahan dijalankan.
Badan legislatif Jepang disebut Diet yakni dewan perwakilan rakyat dan
House of Councillors. Kebanyakan Undang-undang nasional harus disahkan oleh
kedua majlis tersebut. Akan tetapi, untuk sebagian undang-undang, apabila kedua
majlis tidak mencapai sepakat, maka Dewan Perwakilan Rakyat yang memutuskan.
Perdana menteri adalah seorang anggota diet. Perdana menteri mengangkat
kabinet. Kebanyakan anggota kabinet mengepalai sebuah kementrian atau badan
pemerintahan. Adapun kaisar, merupakan lambang negara dan kesatuan rakyat.
Kaisar tidak mempunyai kekuasaan yang berkaitan dengan pemerintahan. Keluarga
kekaisaran bearsal dari abad-abad yang lalu dan merupakan dinastitertua yang tak
pernah terputus di dunia. Kaisar sekarang (Aikhito) naik tahta pada tahun 1989.
Beliau dan isterinya (Michiko) mempunyai 3 orang anak.
B.  Kondisi Demografi dan Income Negara
Negara Jepang terdiri hampir 4000 pulau besar dan kecil yang terbentang
sepanjang Timur Laut pantai benua Asia. Luas area seluruhnya 378,000 kilometer
persegi atau sama dengan 145,882 mil persegi, tetapi hanya sepertiga yang dapat
didiami. Penduduk jepang saat ini kurang lebih 126,182,077 jiwa.
            Pada tahun 1980, 57% penduduk tinggal di 2,2% dari total daerah jepang.
Penduduk yang berusia diatas 60 tahun jumlahnya 12,8% dari seluruh penduduk
jepang, sedangkan yang berusia di bawah 14 tahun berjumlah 23,6%. Dahulunya
dalam tahun 1950 perbandingan itu adalah 8% dan 35%. Data terakhir (Word
Almanac 2000) menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu 16,5 % dan 15%.
Dengan kata lain, jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat jumlahnya,
sementara jumlah penduduk remaja menurun. Perbedaan umur penduduk tidak sama
antara yang tinggal di kota dengan yang tinggal di desa. Kaum muda terkonsentrasi di
daerah perkotaan, sedangkan yang tinggal di desa relative yang lebih banyak yang
tua. Diperkirakan jumlah penduduk jepang akan terus meningkat mencapai 14 juta
pada tahun 2020.

2
Di tinjau dari segi etnis, Jepang berpenduduk yang homogen, yang terdiri dari
99,4% orang Jepang, sedangkan bahasa Jepang dipakai sebagai bahasa resmi, dan
dipakai mulai dari prasekolah sampai perguruan tinggi.
Berikut merupakan negara-negara terkaya di dunia tahun 2014 yang diukur
berdasarkan kekuatan ekonomi dari daya beli dalam mata uang dollar AS. Data
dikumpulkan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Outlook Ekonomi Dunia
yang dilansir dari situs TheRichest.com, Kamis (31/7).
1) Amerika Serikat.
Daya beli di AS mencapai 17,5 triliun dollar AS sehingga terus menjadikan
AS negara terkaya di dunia. GDP per kapita negara ini mencapai 52.800 dollar
AS. Pada tahun 2010, 15,1 persen warga AS hidup di bawah garis kemiskinan.
Namun, angka ini tak mengejutkan bila dibandingkan dengan banyak negara
lain yang memiliki angka kemiskinan lebih besar. 
2) Tiongkok.
Daya beli Tiongkok secara keseluruhan mencapai 10 triliun dollar AS. Akan
tetapi, GDP per kapita Tiongkok cenderung rendah, hanya 9.800 dollar AS
atau pada posisi 121 dunia. Sementara itu, hanya 6,1 persen warga Tiongkok
hidup miskin, walau pada tahun 2013 Tiongkok menyebutkan garis
kemiskinan warganya pada kisaran 3.630 dollar AS per orang. 
3) Jepang
Dengan daya beli mencapai 4,8 triliun dollar AS, Jepang menempati posisi
ketiga ekonomi terkaya dunia. GDP per kapita di Jepang mencapai 37.100
dollar AS, membuat Jepang berada pada posisi 36 dalam hal GDP. Pada tahun
2010, sebanyak 16 persen warga Jepang hidup di bawah garis kemiskinan.
4) Jerman
Negara ini memiliki daya beli mencapai 3,9 triliun dollar AS, menjadikannya
ekonomi terkaya Eropa. Jerman juga menempati posisi 29 dalam hal GDP per
kapita, yang tercatat sebesar 39.500 dollar AS. Sebanyak 15,5 persen warga
Jerman hidup di bawah garis kemiskinan. 
5) Prancis
Daya beli Prancis mencapai 2,9 triliun dollar AS. Negara Eropa barat ini
menempati peringkat 39 dalam GDP per kapita versi World Factbook, yakni
menembus 35.700 dollar AS. Perancis juga memiliki tingkat kemiskinan yang
cukup rendah, yakni 7,9 persen.
C.  Filsafat Pendidikandan Orientasi Pendidikan
Sesudah perang, mulai 3 November 1946,yaitu pada Maret 1947 berlaku
Hukum Dasar Pendidikan (Fundemental Law of Education) yang berbunyi “ The
objective of education for the devolepment of personality should be to help people
acquire the abilities for building a satisfactory and spontaneous life, for adapting to

3
social reality and for the creative solution of difficulties. The Japanese people,
showing tolerance for the values of others,should realize their national identity and
on the basis of the rules of a democratic society and national tradition,should
contribute to the peace of the world and to the peace of the world and to the welfare
of mankind through the development of a distinct but universal culture.
                        “Pendidikan di Jepang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan
dasar dalam diri generasi muda, bukan pada ketrampilan vokasional yang khusus
dengan asumsi bahwa mereka harus siap menyesuaikan dengan fleksibel kemajuan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan yang cepat dalam
masyarakat.”
Pada hakikatanya Undang-undang tersebut merupakan statement filsafat
pendidikan demokratis yang dalam banyak hal berbeda dengan imperial Rescript on
Education. Misalnya dalam hal hubungan antara warga dengan negara,
dalam imperial Rescript  on Education disebutkan bahwa setiap warga memiliki
kewajiban untuk mengembangkan daya intelektual dan moral mereka, melaksanakan
hukum dan mempersembahkan keberanianya demi negara untuk melindungi dan
menjaga kesejahteraan istana Kaisar; sedangkan dalam Fundemental Low of
Education disebutkan bahwa tiap warga memiliki kesempatan yang sama untuk
menerima pendidikan menurut kemampuan mereka, bebas dari diskriminasi atas
dasar ras, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, asal usul keluarga, bantuan
finansial bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggungjawab untuk
membangun negara dan masyarakat yang damai. Daklam imperial Rescript on
Education desebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan
dan ketaatan bagi kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat dibawah
kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundemental Law of Education adalah
untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilali-nilai
individual, dan menanamkan jiwa yang bebas.
D.  Kebijakan di Bidang Manjemen Pendidikan Formal
Sistem pendidikan umum di tetapkan di Jepang lebih dari satu abad yang lalu
dan keberadaannya berlangsung lebih lama dari pada di kebanyakan negara. Belajar
selalu dianggap sebagai suatu kebajikan. 99% murid SD belajar di sekolah-sekolah
umum dan untuk sekolah menengah sekalipun hanya 30% siswa yang belajar di
sekolah swasta. Sistem administrasi pendidikan di Jepang dibangun atas empat
tingkat, yaitu pusat, perfektural (antara provinsi dan kabupaten), municipal (antara
kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi tersebut menerapkan
kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Managemen Berbasis Sekolah (School
Based Management), dan partisipasi masyarakat.
Tahun ajaran Jepang mulai pada bulan April. Ada liburan musim panas
selama beberapa minggu, dan liburan dua minggu pada awal tahun baru. Serta tahun

4
ajaran berakhir pada bulan maret, kemudian sekolah libur selama dua minggu
sebelum mulai tahun ajaran baru selanjutnya.
            Siswa biasanya bersekolah lima atau enam hari seminggu. Pengajaran
memakai metode konvensional ataupun teknik-teknik modern, misalnya pengajaran
dengan media komputer.
Pendidikan Prasekolah Taman kanak-kanak (Youchien)
Taman kanak-kanak menerima murid berusia 3-5 tahun, untuk lama
pendidikan 1 sampai 3 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima dan mengikuti
pendidikan selama 3 tahun, sedangkan anak usia 4 tahun berarti menempuh
pendidikan prasekolah selama 2 tahun dan bagi anak usia 5 tahun berarti menempuh
pendidikan prasekolah hanya selama satu tahun. Lebih dari 50% TK di Jepang
dikelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota dan hanya sebagian kecil yang
merupakan TK negeri. Selain TK, ada pula lembaga untuk anak-anak yang
disebut Hoiku-jo (Pusat Perawatan Siang Hari).
Sekolah Dasar dan SLTP
            Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6-15 tahun, tetapi kebanyakan anak
bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak besekolah di SD (Shogakko)
pada usia 6 hingga 12 tahun, lalu di SLTP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini
bersifat cuma-cuma atau tanpa bayar bagi semua anak. Anak-anak dari keluarga yang
tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan daerah untuk biaya
makan siang di sekolah, piknik, kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan lain-
lain. Seorang anak yang telah tamat sekolah dasar dwajibkan meneruskan
pendidikannya kesekolah menengah pertama.
Hampir semua siswa Jepang belajar bahasa Inggris, yakni sejak tahun pertama
mereka di SLTP dan kebanyakan mempelajarinya paling tidak selama enam tahun.
Tentu saja bahasa jepang merupakan bagian yang penting dari pelajaran mereka.
Diperlukan waktu yang lama dan latihan praktik terus-menerus guna belajar menulis
bahasa Jepang. Mata pelajaran wajib di SLTP adalah bahasa Jepang, ilmu social,
matematika, sains, music, seni rupa, pendidikan jasmani, dan pendidikan
kesejahteraan keluarga. Pendidikan mata pelajaran tersebut diberikan pada waktu
yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran
yang sama pada hari yang berbeda.
Pendidikan Menengah Atas
            Sekitar 97% siswa meneruskan studi di SMA dan lulus ketika mereka berusia
delapan belas. Tiga perempat dari siswa tersebut bersekolah di sekolah menengah
umum, sementara yang seperempat lainnya bersekolah disekolah menengah khusus
kejuruan.
Ada tiga jenis sekolah menengah atas, yaitu:
a. full-time

5
Sekolah menengah yang full-time berlangsung selama tiga tahun, Siswa
dituntut harus mengikuti 80 kredit mata pelajaran, siswa kelas satu harus
mengikuti mata pelajaran wajib, sedangkan untuk siswa kelas dua dan tiga
diperbolehkan memilih 4 mata pelajaran wajib ditambah 14 kredit mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya pada perencanaan karier masa
depannya.
b.  part-time (terutama malam hari)
Pendidikan ini diberikan pada waktu malam hari disesuaikan dengan waktu
yang dimiliki mahasiswa yang mengikuti kerja part time dan dianggap setara
dengan Diploma dan memakan waktu lebih dari 3 tahun. Jenis pendidikan ini
hanya berlaku di universitas pada kelas-kelas karyawan seperti di Indonesia.
c. Correspondence
Jenis pendidikan ini merupakan kombinasi antara Full Time dan Part Time
dengan menawarkan cara pembelajaran yang khas yaitu siswa tidak perlu
setiap hari menghadiri pelajaran dikelas dan cukup hadir tiga kali dalam satu
bulan dengan kredit yang harus dikumpulkan sebanyak 74 kredit, course ini
juga diperuntukan bagi siswa yang hanya ingin sekedar belajar dan
meningkatkan pengetahuan tanpa berniat untuk mendapatkan ijazah atau
kelulusan. Rata-rata yang mengambil course ini siswa-siswa yang berusia
sekitar 15-30 tahun.
 Tugas siswa pada course ini lebih ditingkatkan pada pembelajaran sendiri
dirumah. Siswa diberikan tugas-tugas yang diselesaikan dirumah berdasarkan buku
panduan, dengan tetap mengikuti ujian pada tiap-tiap semester. Tugas membuat
laporan menentukan nilai siswa tersebut dan tugas dikirimkan melalui pos ke sekolah
dan guru akan segera menilai hasil pekerjaan yang dibuat oleh siswa-siswanya.
Setelah pemeriksaan guru akan mengirim balik hasil tugas tersebut disertai dengan
penilaian. Untuk mendaftar pada jenis pendidikan ini setiap calon siswa harus
mengikuti tes.
Jurusan pada SMA di Jepang dikategorikan kedalam beberapa jenis yaitu jurusan
umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, ekonomi, dan
perawatan. Semua jursan tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di
negara tersebut.[6]
Pendidikan Tinggi
            Sekitar 22% lulusan SMU melanjutkan studi ke tiga jenis lembaga pendidikan
tinggi, yakni college (akademi) atau universitas, junior
college (akademi)atau technical college (akademi teknik). Di universitas terdapat
pendidikan sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung
selama 4 tahun, menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di Fakultas
Kedokteran dan Kedokteran Gigi yang berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan

6
pascasarjana dibagi kedalam dua kategori, yakni Mastet’s degree (S-2) dan Doctor’s
degree  (S-3). S-2 berlangsung sekitar dua tahun sesudah tamat S-1, sedangkan S-3
berlangsung selama lima tahun. Pendidikan tinggi di Jepang berada di bawah
pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak
swasta.
E.  Dinamika dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum sekolah didasarkan pada program studi yang ditentukan oleh
kementerian pendidikan. Ketentuan itu menetapkan kerangka dasar kurikulum untuk
setiap level.
Pada awal tahun 1980, program pendidikan sekolah dasar terdiri dari bahasa
Jepang sebagai bahasa pengantar, studi ilmu-ilmu sosial, berhitung, ilmu pengetahuan
umum, musik, seni, dan kerajinan, pendidikan jasmani, dan kerumahtanggaan (untuk
grade 5 dan 6). Disamping itu,pendidikan moral wajib diajarkan selama satu jam
pelajaran per minggu pada sekolah negeri dan boleh diganti dengan pelajaran agama
pada sekolah-sekolah swasta. Pada sekolah menengah tingkat pertama,mata pelajaran
terbagi menjadi dua kategori yaitu wajib dan elektif. Bahasa Jepang, pendidikan ilmu
sosial, matematika, ilmu pengetahuan umum, musik, seni rupa, kesehatan dan
pendidikan jasmani, prakejuruan/ kerumahtanggaan adalah mata pelajaran wajib
sedangkan mata pelajaran alektif diantaranya adalah bahasa asing, (selain bahasa
Jepang). Pendidikan moral dan pendidikan ekstra kurikuler juga diberikan.
F.  Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru-guru untuk sekolah dasar dan menengah  dididik dan dilatih oleh
lembaga-lembaga pendidikan tinggi, yaitu universitas, program pasca sarjana, dan
junior college yang dipilih oleh kementrian Pendidikan. Sertifikat mengajar
sebagaimana diatur oleh Undang-undang dijamin selama-lamanya oleh Dewan
Pendidikan distrik dan berlkau di semua distrik. Sertifikat mengajar diberikan kepada
guru Sekolah dasar memberi  hak kepada guru untuk mengajarkan semua mata
pelajaran, sedangkan untuk guru tingkat SMP membolehkan mereka mengajarkan
hanya mata pelajaran bidang tertentu saja.
Untuk memperoleh tempat mengajar disekolah dasar atau sekolah menengah
negeri, seorang calon guru harus mengikuti rekrutmen. Pengangkatan dilakukan oleh
Dewan Pendidikan  Distrik atas dasar rekomendasi dan superientendent Distrik.,
yang  biasanya mempertimbangkan hasil ujian rekrutmen.
G.  Pembiayaan Pendidikan
Sistem administrasi keuangan Jepang menyediakan dana secara bersama-sama
bagi institusi-institusi pendidikan pemerintah, yaitu oleh pemerintah pusat, distrik,
maupun kotapraja. Dana-dana ini berasal dari berbagai jenis pajak, dan dari sumber-
sumber lain. Dalam tahun 1980, 16.7 triliun yen dibelanjakan untuk keperluan
pendidikan. Dari dana pemerintah tercatat US$64,800 juta yang berarti 19,7% dari
7
keseluruhan belanja pemerintah Jepang. Dari 14.9 triliun yen (pemerintah dan swasta)
yang dibelanjakan untuk pemerintah, dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi, 54.5% dialokasikan untuk wajib belajar, 17.9% untuk pendidikan menengah,
dan 21,1% untuk pendidikan tinggi. Pada tahun 1992 dan1994, pemerintah Jepang
mengeluarkan dana sebesar 3,6% dari GNP-nya untuk pendidikan, dan apabila
dihitung dari total pengeluaran pemerintah, jumlah itu adalah 10,4% dalam tahun
1992, dan 9.9% dalam tahun 1994.

8
BAB III
PENUTUP

Tujuan pendidikan Jepang lebih mengarah pada pengembangan kepribadian


individu secara utuh, menanamkan jiwa yang bebas dan bertanggungjawab,
bertoleransi untuk menghargai antar individu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
prinsip pendidikan yang ada di negara Jepang lebih bersifat  humanis bekaitan dengan
kehidupan sehari-hari dan ilmunya benar-benar real dapat diaplikasikan dan
dibutuhkan di kehidupan nyata.
Negara Jepang merupakan negara yang sukses dalam memajukan
pendidikannya terlihat pada pengaturan sistem pendidikannya yang tertata dengan
baik dimana seluruh lembaganya berkerjasama dan melaksanakan peranannya
masing-masing secara optimal mulai dari lembaga administrasi, lembaga pendidikan,
lembaga pengawas kurikulum dll. Serta adanya dukungan yang baik
antarapemerintah, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua yang turut berperan
terhadap majunya pendidikan di negara tersebut. Kerjasama yang baik antar seluruh
komponen negara inilah yang mampu membawa kesuksesan negara Jepang hingga
mampu mencapai seluruh tujuan-tujuan pendidikan yang dicanangkannya kurang dari
25 tahun dan tercatat sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik
se-Asia, sungguh prestasi yang mengagumkan.
 Pendidikan wajib yang diberikan secara gratis di negara tersebut menandakan
bahwa pemerintahan disana memang amat memperdulikan Sumber Daya Manusia di
negaranya dan menjadi bukti bahwa sistem administrasi negara Jepang memang
berjalan dengan baik dan bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan
negaranya termasuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang bermutu dalam proses
belajar menagajar.
 Budaya disiplin waktu dan kerja keras negara Jepang yang sejak dahulu
diajarkan dari leluhur-leluhur mereka selalu mereka tanamkan di dalam kehidupan
sehari-hari turut berpengaruh pada kemajuan negara ini.
Kesuksesan dari negara maju inilah yang patut kita contoh bagi negara kita
dimana harus ada kerjasama yang baik antar berbagai sistem yang ada di negara
terutama sistem pendidikan yang kaitannya dengan peningkatan kualitas manusia.
Apabila sistem-sistem tersebut berjalan dengan baik maka kemajuan suatu negara
akan tercapai dan yang teramat penting perlu adanya pembinaan moral yang baik
dalam setiap individu-individu suatu negara karena awal dari kesuksesan diawali dari
karakteristik pribadi suatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai