NIHONJIJO
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
SASTRA JEPANG
2019
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 17
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam mencapai tujuan negara, setiap negara mempunyai tata cara tertentu
yang tidak sama dengan negara lainnya. Tata cara tersebut, antara lain tercermin
dalam sistem politik dan sistem pemerintahan, yang di dalamnya terdapat suasana
kehidupan politik negara tersebut. Dari kedua sistem ini dapat dilihat pula
bagaimana kebijakan suatu negara itu dibuat.
Sebelum adanya restorasi meiji Jepang dipimpin oleh shogun yang secara
resmi memerintah negara itu atas nama Kaisar. Shogun merupakan gubernur
militer yang diangkat secara turun-temurun. Meskipun Kaisar adalah penguasa
penuh yang diangkat oleh Shogun, perannya hanya untuk seremonial dan ia tidak
ambil bagian dalam mengatur negara. Hal ini sering dibandingkan dengan peran
Kaisar saat ini, yang berperan resmi untuk mengangkat seorang Perdana Menteri.
1
3. Periode 3 (periode dari kebangkitan konservatif): dari akhir 1970 dan
seterusnya. Awal periode ini ditandai dengan kebangkitan partai
konservatif, yang dapat diamati dalam data survei opini atau pada 1980
dalam pengembalian pemilu nasional.
Suasana kehidupan politik yang tercermin dalam sistem politik dan sistem
pemerintahan suatu negara, dapat dilihat dalam UUD/Konstitusi negara tersebut
(bila negara itu mempunyai UUD/Konstitusi). Oleh karena itu, sistem politik dan
sistem pemerintahan Jepang dapat dilihat dalam UUD/Konstitusi terbaru Jepang,
yaitu Konstitusi 1947.
2
BAB II
ISI MATERI
A. Kabinet Jepang
Perdana Menteri di tahun 2019 ini adalah Shinzō Abe, yang meraih
jabatan itu pada tanggal 26 Desember 2012.
3
Penolakan Perang : Bab 2 yang terdiri dari 1 pasal, yakni pasal 9
menyatakan bahwa orang-orang jepang “selamanya meninggalkan perang”
dan untuk mencapai tujuan ini pasukan darat, laut dan udara dan hal
lainnya yang berpotensi untuk perang tidak akan dipertahankan.
Hak : Bab 3 menyebutkan hak dan kewajiban rakyat seperti kebebasan
dalam berbicara. Diskriminasi “dalam politik, ekonomi atau sosial”
karena ras, keyakinan, jenis kelamin, status sosial atau asal keluarga itu
dilarang. Rakyat memilki hak untuk mempertahankan standar minimum
hidup sehat dan berbudaya. Negara diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan sosial, keamanan serta kesehatan masyarakat, serta hak
untuk memilki bangunan tidak dapat diganggu gugat.
Legislatif Nasional : Bab 4 menyataka bahwa diet adalah organ tertinggi
kekuasaan negara dan satu-satunya organ pembuat hukum negara.
Kabinet : Bab 5 berkaitan dengan kabinet, Perdana mentri ditunjuk oleh
resolusi diet dan dia memilih anggota kabinet lainnya. Kabinet
bertanggung jawab secara kolektif terhadap diet . Jika DPR mengeluarkan
mosi tidak percaya dalam kabinet, maka kabinet harus mengundurkan diri
secara massal, atau DPR harus dibubarkan dalam waktu 10 hari.
Pengadilan : Dalam Bab 6 Mahkamah agung jepang adalah pengadilan
pilihan terakhir dengan kekuasaan untuk menentukan konstitusional
undang-undang dan tindakan pemerintah.
Keuangan : Bab 7, berkaitan dengan keuangan pemerintah dan
menetapkan kontrol diet atas pengenaan pajak dan pengeluaran dana.
Pemerintah daerah : Bab 8 mendefinisikan prinsip otonomi lokal untuk
entitas publik lokal .
4
2. Infrastruktur Politi Jepang
Sedangkan Infra struktur politik meliputi segala sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan lembaga –lembaga kemasyarakatan, yang dalam aktivitasnya
mempengaruhi (baik secara langsung maupun tidak langsung) lembaga-lembaga
kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masig.
Infrastruktur ini terdiri dari lima 5 komponen/unsur, yaitu :
1. Partai politik (political party)
2. Golongan kepentingan (interest group), terdiri dari :
a. Interest group asosiasi
b. Interest group institusional
c. Interest group non asosiasi
d. Interest group yang anomik
3. Golongan penekan (pressure group)
4. Alat komunikasi politik (media political communication)
5. Tokoh politik (political figure)
Jepang menganut sistem politik multi party (banyak partai), yaitu ada enam (6)
partai besar :
5
Golongan kepentingan (interest group) di Jepang, antara lain ialah
kelompok perusahaan-perusahaan besar Jepang atau kelompok Big Business . Ada
empat asosiasi bisnis (business associations) khusus yang terutama / penting di
Jepang, yaitu Keidanren (Federation of Economic Organizations), Nisho (Japan
Chamber of Commerce and Industry), Keizai Doyukai (japan Committee for
Economic Development), dan Nikkeiren (Federation of Employeres
Organization). Di samping itu terdapat pula organisasi perusahaan swasta (yang
bersifat prifat), yaitu Keiretsuka (semacam perusahaan yang mempunyai anak-
anak perusahaan pembuat komponen), misalnya Mitsui group atau Mitshubishi
group.
Organisasi/asosiasi –asosiasi tersebut dapat dimasukkan sebagai interest
asosiasi, yang mempunyai pengaruh dalam pembuatan kebijaksanaan di bidang
bisnis dan industri Jepang. Karena situasi dan kondisi politik di Jepang (tempat
interest group tersebut hidup dan berkembang ), maka interset group bisa berubah
menjadi pressure group (golongan penekan), yaitu golongan yang bisa
memaksakan kehendaknya kepada pihak penguasa. Sehingga kelompok Big
Bussines tersebut dapat disebut sebagai golongan penekan (walau mungkin pada
mulanya tidak ditujukan menjadi golongan penekan), sebab kelompok tersebut
(infra struktur politik) dalam pelaksanaan SISTEM POLITIK Jepang dapat
mempengaruhi supra struktur politik (khususnya pemerintah/eksekutif/cabinet)
dalam pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan.
Tokoh-tokoh politik (political figure) Jepang yang mempunyai peran
penting ialah mereka yang tergabung dalam partai politik, khususnya melalui
faksi masing-masing. Di samping itu juga mereka yang berkecimpung dalam big
business. Tokoh-tokoh politik yang berkecimpung dalam salah satu partai politik
tertentu dapat pula mengadakan hubungan dengan negara lain (antar partai),
terlebih pada negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Jepang.
Satu komponen Infra Struktur politik, yang sangat penting sekali dalam
sistem politik Jepang ialah Media Komunikasi Politik (media Political
Communication). Media ini meliputi media cetak (yang berupa majalah-majalah
dan koran) dan media siaran (yang berupa radio dan televisi).
6
Konstitusi (Undang-Undang Dasar) Jepang yang mulai berlaku pada tahun
1947, didasarkan pada tiga prinsip : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak-hak
asasi manusia, dan penolakan perang. Konstitusi juga menetapkan kemandirian
tiga badan pemerintahan - badan legislatif (Diet atau Parlemen), badan eksekutif
(kabinet), dan badan yudikatif (pengadilan).
Diet, yaitu parlemen nasional Jepang yang merupakan badan tertinggi dari
kekuasaan negara, dan satu-satunya badan negara pembuat undang-undang dari
negara. Diet terdiri dari Majelis Rendah dengan 480 kursi dan Majelis Tinggi
dengan 242 kursi. Semua rakyat Jepang dapat memberikan suaranya dalam
pemilihan setelah mencapai usia 20 tahun.
3. Kekaisaran Jepang
7
B. Parlemen Jepang
Parlemen Jepang atau Kokkai (国会) terdiri dari dua kamar (bikameral) :
Dewan Perwakilan Rakyat (衆議院 shūgi'in) dan Dewan Penasihat (参議院
sangi'in). Kedua majelis dipilih secara langsung melalui sistem pemilihan paralel.
Di samping memutuskan undang-undang, Kokkai bertanggung jawab memilih
Perdana Menteri Jepang.
8
Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai 480 anggota (sejak tahun 1996)
yang bertugas selama 4 tahun. Meskipun begitu, majelis ini dapat dibubarkan
kapanpun juga jika sang perdana menteri memutuskan untuk mengadakan pemilu
sebelum berakhirnya masa tugas.
Anggota dari DPR, yang dipilih dengan masa tugas 4 tahun, menjabat
lebih pendek dibanding dengan anggota Dewan Penasihat, yang dipilih untuk
menjabat selama 6 tahun. DPR dapat juga dibubarkan oleh perdana menteri atau
melalui mosi tidak percaya, sedangkan Dewan Penasihat tidak dapat dibubarkan.
Oleh karena itu, DPR dianggap lebih sensitif terhadap pendapat rakyat dan diberi
nama "Dewan Perwakilan Rakyat". Istilah ini juga merupakan warisan dari
Konstitusi Meiji 1889, ketika Kizokuin (nama majelis tinggi pada tahun 1889–
1947) berfungsi sebagai majelis tinggi aristokratik dalam sebuah bentuk yang
mirip dengan sistem Westminster pada masa itu.
9
C. Budaya Birokrasi
Kekuatan birokrasi di Jepang ini merupakan produk dari gaya politik dan
tradisi yang telah berjalan lama dan panjang. Dilihat ketika birokrasi sebagai
sebuah institusi, pada dasarnya tidak terlalu terpengaruh dampak perang dunia II
dan masa okupasi dari Amerika. Catatan sejarah menunjukkan bahwa pada saat
itu, campur tangan langsung dari Amerika pada birokrasi sangat sedikit.
Yang unik dan menarik dari birokrasi di Jepang adalah terdapat birokrat
pemerintah nasional yang dapat dipinjamkan kepada pemerintah lokal yang dapat
memberi kesempatan untuk bertukar pengalaman dan menjaga hubungan antara
dua level pemerintah ini.
10
Hal lain yang menarik dalam birokrasi di Jepang adalah dalam sistem
perekrutan pegawai negeri sipil (PNS). Perekrutan dalam institusi pelayanan
pemerintah (PNS) berdasarkan sistem ujian kompetitif atau dengan evaluasi
personal.
11
Praktik untuk menjalankan karir kedua di bisnis atau politik ini tidak
dilakukan secara kebetulan, tetapi memang sudah diperkirakan. Walaupun
menimbulkan pro dan kontra, praktik “amakudari” berkontribusi efektif bagi
jalannya proses politik karena terdapat kontak personal yang lebih ekstensif pada
saat negosiasi dan konsensus, yang dapat membuat proses pembuatan suatu
keputusan dapat tercapai lebih cepat.
D. Budaya Pemilu
300 anggota berasal dari daerah pemilihan tunggal, yang berarti pemilihan
di sebuah distrik diberi satu suara, dan kandidat yang menerima suara terbanyak
menjadi satu-satunya wakil distrik tersebut. Namun, 200 anggota majelis rendah
Jepang lainnya dipilih oleh perwakilan proporsional.
12
Masing-masing pihak memberikan tempat duduknya kepada kandidat
terbaiknya, yang berada di peringkat tertinggi sampai yang terendah sebelum
pemilihan. Jadi, misalnya, di sebuah distrik ada 20 kursi tersedia, jika sebuah
partai yang menjalankan 25 kandidat mendapat 50 persen suara, maka partai
tersebut mendapatkan 10 kursi yang lalu diberikan kepada 10 kandidat teratas
dalam daftarnya.
Majelis tinggi Jepang memiliki 252 anggota yang bertugas selama 6 tahun
masa jabatan. Pemilu diadakan setiap tiga tahun sekali untuk setengah dari semua
kursi majelis tinggi . Jadi misalnya, pada tahun 1998 diadakan pemilihan untuk
mengisi 126 kursi majelis tinggi yang kemudian pada tahun 2001 diadakan lagi
pemilu untuk mengisi 126 kursi sisanya.
Dalam sebuah konstituensi multi kursi, ada 3-5 perwakilan di setiap distrik
(berlawanan dengan di Amerika Serikat). Setiap pemilih hanya memiliki satu
suara. Misalkan sebuah distrik memiliki kandidat A, B, C, D, dan E, pemenang
adalah mereka yang mendapatkan suara tertinggi, dan apabila di distrik tersebut
hanya dipilih untuk 3 kursi, maka 3 kandidat yang memiliki suara tertinggilah
yang memenangkan kursi.
Suara yang ambigu atau tidak bisa ditentukan dimaksudkan untuk memilih
salah satu calon tidaklah dianggap tidak sah, melainkan dibagikan kepada calon-
calon yang kemungkinan dimaksud oleh surat-surat suara tersebut, secara
proporsional berbanding dengan jumlah suara tidak ambigu yang sudah diterima
13
oleh kandidat-kandidat tersebut. Suara ini disebut pecahan suara proporsional (按
分票, ambunhyō) dan dibulatkan hingga 3 angka di belakang koma.
Karena partai politik Jepang secara tradisional lemah secara organisasi dan
hanya memiliki sedikit anggota, kandidat individual tidak dapat bergantung
sepenuhnya pada partai mereka untuk mendapatkan dukungan pemilihan.
Sebaliknya, kandidat akan membangun organisasi pendukung pribadi (kôenkai)
di antara para pemilih di distrik mereka.
14
beberapa kandidat yang diperbolehkan muncul dalam iklan berbayar dan tampil di
televisi. Kandidat Jepang hanya mengeluarkan sedikit materi dalam masalah
periklanan, hanya saja mereka mengeluarkan banyak dana dalam kôenkai.
15
Sejak tahun 19890 sampai sekarang, faksi-faksi dalam tubuh LDP meliputi
faksi Miyazawa Kiichi, faksi Nikaido Susumu, faksi Takeshita Noboru, faksi
Nakasone, faksi Abe Shintaro, dan faksi Komoto Masing-masing faksi tersebut,
faksi yang selalu tetap aktif sepanjang periode ialah faksi Nakasone
LDP tetap merupakan partai terkuat dan terbesar serta sangat berperan
dalam perumusan kebijakan di Jepang sejak terbentuknya (tahun 1955) sampai
sekarang. Sebagai penyebabnya antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
2. Adanya dukungan dari para anggotanya, yang terdiri dari para birokrat,
para petani, para kelompok bisnis/pengusaha, serta adanya kekompakan
anatar faksi dalam memperjuangkan tujuan/program LDP.
Walaupun ada isu yang tidak baik terhadap LDP, tetapi tetap menang
dalam pemilu, sebab pemilu menggunakan sistem disstrik, faksi mempunyai
peranan yang sangat penting sekali, sebab faksi mampu menjamin hubungan
antara partai dengan para pemilih(yang tidak lain para pendukung faksi). Dalam
pemilihan umum (anggota Diet) ini, para calon anggota Diet dari LDP dalam
Distrik yang sama saling bersaing satu sama lain untuk merebut kursi parlemen
(Diet). Para calon anggota Diet tersebut, tidak dapat mengandalkan semata-mata
pada dukungan partai tetapi harus mencari dukungan dari faksi-faksi dan
kelompok-kelompok perseorangan/individu. Dengan demikian, adanya sistem
distrik dan faksi-faksi dalam tubuh LDP merupakan alat permainan untuk
mempertahankan dan meningkatkan dominasi LDP (sebagai partai konservatif)
dalam Diet.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suasana kehidupan politik Jepang juga mempunyai ciri khas tertentu, yang
berbeda dengan negara-negara demokrasi lainnya. Hal ini tampak pada sistem
politik, sistem pemerintahan, dan adanya dominasi LDP dalam kehidupan politik
dan pemerintahan Jepang.
17
DAFTAR PUSTAKA
Prime Minister of Japan and His Cabinet, 2019. Perdana mentri Jepang.from
http://japan.kantei.go.jp/98_abe/meibo/daijin/index_e.html, 22 September 2019
14.34AM.
18