Anda di halaman 1dari 14

D

I
S
U
S
U
N

Oleh Kelompok I
1. WIRIA SENJA
2. RISKA AMELIA
3. MELINDA OKTAVIA
4. LESI GUSTIANA
5. ZAENAL ARIF
6. WULAN DARI SAPITRI
7. RIAN APRIYADI
8. AMIR HAMZAH
9. ARI SUGIANTO

Kelas : X.5
Guru Pembimbing : Delsi Fitriani S.Pd
SMA NEGERI 1 LUBAI
TAHUN AJARAN 2016 /2017

i
KATA PENGANTAR

        Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat kasih dan
anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar, sesuai dengan
kemampuan kami.
            Dalam pembuatan makalah ini, penulis menemui banyak hambatan namun karena
bantuan bebagai pihak akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan.
             Untuk selanjutnya kami  mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan
bagi kami sendiri dan juga siswi SMA Negeri 1 Lubai, khususnya kelas X.5.
            Tugas Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul Pembukaan UUD 1945 ini dibuat
untuk memenuhi tugas yang diberikan guru pembimbing kepada kami. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritikan dan saran
sangat penulis harapkan, supaya dalam pembuatan makalah selanjutnya penulis dapat menjadi
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan kepada pembaca.
Semoga bermanfaat, selamat membaca!

Beringin, 28 Januari 2017

Penunlis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang......................................................................................................................1
B.       Rumusan Masalah................................................................................................................1
C.       Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II UNDANG – UNDANG DASAR 19 45 .................................................................2
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10

   Kesimpulan............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD


1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis, konstitusi pemerintahan negara Replubik
Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS,
dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5
Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan oleh DPR pada tanggal 22
Juli 1959.
            Undang-undang dasar merupakan sebagian dari hukun dasar yaitu hukum dasar yang
tertulis. Dalam kedudukan yang demikian, maka undang-undang dasar meruopakan hukum yang
menempati kedudukan tertinggi. Oleh Karen itu maka undang-undang juga mempunyai
kedudukan atau fungsi, sebagai alat control, alat mengecek apakah norma hukum yang lebih
rendah yang berlaku itu sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.
            Didalam UUD 1945 banyak bagian - bagian yang penting, khusunya bagi Warga Negara
Indonesia. Salah satu bagian penting itu adalah Pembukaan UUD 1945. Pembukaan Undang-
Undang Dasar bisa juga disebut sebagai preambule. Preambule merupakan pandangan yang
melandasi pembentukan sebuah konstitusi.
            Kedudukan pembukaan undang-undang 1945 sangat penting. Terbukti dari tidak
diubahnya prembule oleh MPR-RI saat sidang pertama perubahan Undang-Undang Dasar.
Berdasarkan pandangan ketatanegaraan, preambule merupakan citra hukum,  yang mendasari
pemerintahan. Preambule merupakan hakikat terdalam dari seduah negara dan kekuatan yang
membenruk negara. Oleh karena itu, perubahan dalam preambule akan merubah jati diri negara.
            Berdasarkan TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 juga menyebutkan bahwa pembukaan
undang-undang dasar 1945 tidak dapat diubah oleh siapa pun, Hal ini dipertegas di pasal 3
bahwa mengubah pembukaan undang-undang dasar berarti pembubaran negara.

B.      Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan  masalah diantaranya:
1)      Bagaimana sejarah dibentuknya UUD 1945?
2)      Bagaimana Perubahan UUD 1945?
3)      Apakah Tujuan Perubahan UUD 1945 ?
4) Apa pokok pikiran yang ada dalam Pembukaan UUD 1945?
5) Bagaimanakah kedudukan Pembukaan UUD 1945?
6) Apa makna tiap alinea dalam Pembukaan UUD 1945?

C.      Maksud dan Tujuan

1)      Mengetahui dan memahami arti Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia dan arti
Proklamasi Kemerdekaan.
2)      Mengetahui dan memahami pentingnya Undang-undang Dasar sebagai landasan hukum bangsa
Indonesia.
3)      Mengetahui dan memahami pentingnya Proklamasi atas berdirinya bangsa Indonesia.
4)      Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

UNDANG UNDANG DASAR 1945


A.     Pengertian UUD 1945

UUD 1945 adalah hukum dasar yang menetapkan struktur dan prosedur organisasi yang
harus diikuti oleh otoritas publik agar keputusan-keputusan yang dibuat mengikat komunitas
politik.

B.      Sejarah UUD 1945


Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada
tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang
pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan
gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38
anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang
Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak
kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah
Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus
1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945
dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29
Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia"
karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera.
Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan
UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949. Dalam kurun
waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang
disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden
Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif,
karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-
Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan
sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 Pada masa
ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Bentuk pemerintahan dan bentuk
negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing
masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.
Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959. Pada periode UUDS 50 ini
diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering disebut Demokrasi Liberal. Pada
periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar,
masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongannya. Setelah negara
RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama
hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi
Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945.
Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia membahayakan
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta merintangi pembangunan semesta berencana
untuk mencapai masyarakat adil dan makmur; sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan
dekrit mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak
berlakunya UUDS 1950.
Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966. Karena situasi politik pada Sidang
Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan
Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-
undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu
itu.

2
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:
1) Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA
menjadi Menteri Negara.
2) MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
3) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia

Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen. Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi
konstitusi yang sangat "sakral", di antara melalui sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa
bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat
melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan
TAP MPR Nomor IV/MPR/1983. Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999.
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh
B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI. Periode UUD 1945
Amandemen. Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)
terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada
masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan
rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes"
(sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
C.      Perubahaan UUD 1945
Salah satu keberhasilan yang dicapai oleh bangsa Indonesia pada masa reformasi adalah
reformasi konstitusional (constitutional reform). Reformasi konstitusi dipandang merupakan
kebutuhan dan agenda yang harus dilakukan karena UUD 1945 sebelum perubahan dinilai tidak
cukup untuk mengatur dan mengarahkan penyelenggaraan negara sesuai harapan rakyat,
terbentuknya good governance, serta mendukung penegakan demokrasi dan hak asasi manusia.
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda Sidang
MPR dari 1999 hingga 2002.
1)      Perubahan pertama dilakukan dalam Sidang Umum MPR Tahun 1999. Arah perubahan pertama
UUD 1945 adalah membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislative.
2)      Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. Perubahan kedua
menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah wilayah negara dan
pembagian pemerintahan daerah, menyempumakan perubahan pertama dalam hal memperkuat
kedudukan DPR, dan ketentuan-ketentuan terperinci tentang HAM.
3)      Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001.Perubahan tahap ini mengubah
dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-asas landasan bemegara,
kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara, serta ketentuan-ketentuan tentang
Pemilihan Umum.
4)      Perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002. Perubahan Keempat
tersebut meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara,
penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pendidikan dan kebudayaan, perekonomian
dan kesejahteraan sosial, dan aturan peralihan serta aturan tambahan.
Empat tahap perubahan UUD 1945 tersebut meliputi hampir keseluruhan materi UUD
1945. Naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, sedangkan perubahan yang dilakukan
menghasilkan 199 butir ketentuan.
Saat ini, dari 199 butir ketentuan yang ada dalam UUD 1945, hanya 25 (12%) butir
ketentuan yang tidak mengalami perubahan. Selebihnya, sebanyak 174 (88%) butir ketentuan
merupakan materi yang baru atau telah mengalami perubahan.
Dari sisi kualitatif, perubahan UUD 1945 bersifat sangat mendasar karena mengubah prinsip
kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar. Hal itu menyebabkan semua lembaga negara dalam UUD 1945

3
berkedudukan sederajat dan melaksanakan kedaulatan rakyat dalam lingkup wewenangnya
masing-masing.
Perubahan lain adalah dari kekuasaan Presiden yang sangat besar (concentration of power
and responsibility upon the President) menjadi prinsip saling mengawasi dan mengimbangi
(checks and balances). Prinsip-prinsip tersebut menegaskan cita negara yang hendak dibangun,
yaitu negara hukum yang demokratis. Setelah berhasil melakukan perubahan konstitusional,
tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah pelaksanaan UUD 1945 yang telah diubah
tersebut. Pelaksanaan UUD 1945 harus dilakukan mulai dari konsolidasi norma hukum hingga
dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 harus
menjadi acuan dasar sehingga benar-benar hidup dan berkembang dalam penyelenggaraan
negara dan kehidupan warga negara (the living constitution).

D.     Pandangan Para Ahli Terhadap Perubahan UUD 1945


Ada beberapa alasan mengapa UUD 1945 perlu disempurnakan dalm rangka reformasi
hukum pasca orde baru yaitu :
1)      . Alasan historis, sejak semula dalam sejarahnya UUD 1945 memang didesain oleh para pendiri
negara kita (BPUPKI,PPKI) sebagai UUD yang bersifat sementara, karena dibuat dan ditetapkan
dalam suasana ketergesa-gesaan.
2)      . Alasan filosotis, dalam UUD 1945 telah terdapat pencampuradukkan berbagai gagasan yang
saling bertentangan, seperti paham kedaulatan rakyat dengan paham integralistik anatara paham
negara hukum dengan paham negara kekuasaan.
3)      Alasan teoritis, dari sudut pandang teori konstitusi (konstitusionalisme), keberadaan konstitusi
bagi suatu negara pada hakikatnya adalah untuk membatasi kekuasaan agar tidak bertindak
sewenang-wenang, tetapi justru UUD 1945 kurang menonjolkan pembatasan kekuasaan
tersebut, melainkan menonjolkan.
4)      Alasan Yuridis sebagaimana lazimnya setiap konstitusi UUD 1945 juga mencanturnkan
klausula perubahan seperti dalam pasal 37.
5)      . Alasan praktis politis, bahwa secara sadar atau tidak, secara langsung atau tidak langsung,
dalam praktek UUD 1945 sudah sering mengalami perubahan dan atau penambahan yang
menyimpang dari teks aslinya dari masa 1945- 1949, maupun 1959-1998.

E.      Tujuan Perubahan UUD 1945


Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi
dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan
bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan
UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau
selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensiil

F. Pokok pikiran yang terkandung dalam UUD 1945 adalah:

1.    Pokok pikiran pertama


"Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia".
       Hal ini menunjukkan pokok pikiran persatuan. Dengan pengertian yang lazim, negara
penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan golongan ataupun perorangan. Pokok pikiran merupakan penjabaran Sila Ketiga
Pancasila.

4
2.    Pokok pikiran kedua
"Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
       Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam
pembukaan, dan merupakan suatu kausa finalis (sebab tujuan). Ini merupakan pokok pikiran
keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan  masyarakat. Pokok pikiran ini
merupakan penjabaran Sila Kelima Pancasila.

3.    Pokok Pikiran Ketiga


"Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan /
perwakilan."
       Pokok pikiran ini dalam Pembukaan mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara
yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan
berdasarkan permusyawaratan / perwakilan.
       Ini adalah pokok pikiran kedaulatan rakyat yang menyatakan bahwa kedaulatan di tangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).  Pokok pikiran
ini merupakan Dasar Politik Negara. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Keempat
Pancasila.

4.    Pokok pikiran keempat


"Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab."
       Pokok pikiran keempat dalam Pembukaan ini mengandung konsekuensi logis bahwa
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
        Hal ini menegaskan  pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung
pengertian  taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil
dan beradab yang mengandung pengertian menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia atau
nilai kemanusiaan yang luhur.
       Pokok pikiran keempat ini merupakan Dasar Moral Negara yang pada hakekatnya
merupakan suatu penjabaran dari Sila Pertama dan Sila Kedua Pancasila.

G. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945

            Pembukaan UUD mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa yang
beradab diseluruh muka bumi. Kalimat di dalam Pembukaan UUD tersebut antara lain “Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

5
1.      Kedudukan Pembukaan UUD 1945
            Di dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 termuat unsur-unsur seperti yang
diisyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum yaitu “kebulatan dari keseluruhan peraturan
hukum”.
Adapun syarat-syarat yang dimaksudkan mencakup hal-hal berikut : 
         Adanya kesatuan objek (penguasa) yang mengadakan peraturan-peraturan hukum. Hal
initerpenuhi dengan adanya suatu Pemerintah Republik Indonesia.
         Adanya kesatuan asas kerohanian yang menjadi dasar keseluruhan peraturan hukum. Hal
initerpenuhi oleh adanya dasar Filsafat Negara Pancasilac.
         Adanya kesatuan daerah dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh
penyebutan “seluruh tumpah darah Indonesia”
         Adanya kesatuan waktu dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku. Hal itu terpenuhi
oleh penyebutan “disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara
Indonesia” yang berlangsung sejak timbulnya Negara Indonesia sampai Negara Indonesia ada.

            Pokok kaidah negera yang fundamental menurut ilmu hukm tata Negara mempunyai
beberapa unsur mutlak antara lain :
         Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu bentuk
pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan hal-hal
tertentu sebagai dasar Negara yang dibentuknya
         Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok Negara yang dibentuk sebagai dasar tujuan Negara
(tujuan umum dan tujuan khusus)
            Tujuan umum, tercakup dalam kalimat untuk memajukan kesejahteraan umum dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Tujuan umum ini berhubungan dengan masalah hubungan antara bangsa(hubungan luar
negri) atau politik luar negri Indonesia yang bebas aktif.
            Tujuan khusus, tercakup dalam kaimat “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mencerdaskan ehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan social
bagiseluruh rajyat Indonesia. Tujuan ini bersifat khusus dalam kerangka tujuan bersama, yaitu
menuju masyarakat adil dan makmur.

2.      Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar yang tersimpul dalam kalimat, “Maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia”.
3.      Bentuk Negara, adalah “Republik yang berkedaulatan Rakyat”

4.      Dasar filsafat Negara (asas kerohaian) pancasila yang tercakup dalam kalimat “….dengan

6
berdasar kepada : Ke-Tuhanan yang Maha Esa; Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
            Dengan demikian, pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
Negara yang fundamental (  fundamental norm ). Dalam hubungannya dengan pasal-pasal
UUD1945 (Batang Tubuh UUD 1945).UUD memiliki sifat-sifat sebagai berikut, Karena
sifatnya tertulis dan rumusannya jelas, UUD 1945 merupakan hukum positif yangmengikat
pemerintah sebagai penyelenggara negara, dan juga mengikat setiap warga negara .
Hubungan Antara Pembukaan dengan Batang Tubuh
Isi pengertian yang terkandung dalam masing-masing bagian pembukaan melukiskan adanya
rangkaian peristiwa dan keadaan berkenaan dengan berdirinya Negara Indonesia melalui
pernyataan kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
1.      Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya Negara yang merupakan
rumusan dasar-0dasar pemikiran yang menjadi motif pendorong bagi tersusunnya kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam wujud terbentuknya Negara Indonesia (Bagian pertama, kedua, dan
ketiga pembukaan UUD 1945).
2.      Yang merupakan ekspresi daripada peristiwa dan keadaan setelah Negara Indonesia terwujud.
(bagian keempat pembukaan UUD 1945).
Geris pemisah antara kedua peristiwa dan kedaan tersebut dengan jelas diatndai oleh pegeritan
yang etekandung dalam istilah “Kemudian daripada itu”. Pada bagian ke ke empat pembuakaan,
sehingga dapatlah ditenttukan sifat hubungan antara masing-masing bagiuan pembukaan dengan
batang tubuh UUN 1945, yaitu:
1.      Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan merupakan segolongan pernyataan-[ernyataan
yang tidak mempunyai hubungan oprganisasi dengan batang tubuh UUD 1945.
2.      Bagian keempat pembukaan mempunyai hubungan kausal dan organis dengan batang tubuh
UUD 1945.
3.      Bahwa bentuk Republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar kerohanian Negara
Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD, oleh karena telah merupakan ketentuan dari
pembukaan.
H. MAKNA SETIAP ALINEA DI PEMBUKAAN UUD 1945:
1.    Alinea Pertama, 
            Dari pembukaan UUD 1945, yang berbunyi :”Bahwa kemerdekaan itu ialah hal segala
bangsa, oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan pri kemanusiaan dan perikeadilan”
            Kalimat tersebut menunjukkan keteguhan dan kuatnya motivasi bangsa Indonesia untuk
melawan penjajahan untuk merdeka, dengan demikian segala bentuk penjajahan haram
hukumnya dan segera harus dienyahkan dari muka bumi ini karena bertentangan dengan nilai-
nilai kemanusian dan keadilan.

7
2.    Alinea Kedua, 
            Yang berbunyi :”Dan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakya Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
makmur”. 
            Kalimat tersebut membuktikan adanya penghargaan atas perjuangnan bangsa Indonesia
selama ini dan menimbulkan kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dengan
keadaan kemarin dan langkah sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Nilai-nilai
yang tercermin dalam kalimat di atas adalah negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat
adil dan makmur hal ini perlu diwujudkan.
3.    Alinea Ketiga, 
            Yang berbunyi:”atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaannya”. 
            Pernyataan ini bukan saja menengaskan lagi apa yang menjadi motivasi riil dan materil
bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan menjadi
spritualnya, bahwa maksud dan tujuannya menyatakan kemerdekaannya atas berkah Allah Yang
Maha Esa. Dengan demikian bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang
berkesinambungan kehidupan materiil dan spritual, keseimbangan dunia dan akhirat.
4.    Alinea Keempat, 
            Yang berbunyi : "kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan" 
            Dengan rumusan yang panjang dan padat ini pada aline keempat pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 ini punya makna bahwa 

1.      Negara Indonesia  mempunyai fungsi sekaligus tujuan, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia  dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, 
2.      Keharusan adanya Undang-Undang Dasar,
3.      Adanya asas politik negara yaitu Republik yang berkedaulan rakyat, 

8
4.      Adanya asas kerohanian negara, yaitu rumusan Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

FUNGSI PERUBAHAN KONSTITUSI

Fungsi perubahan konstitusi – Berikut ini adalah beberapa Fungsi perubahan konstitusi negara
adalah :

1. Mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak jelas dan tidak tegas salam
memberikan pengaturan. Akibatnya, banyak hal yang dengan mudah dapat ditafsirkan
oleh siapa saja, tergantung pada kepentingan orang-orang yang menafsirkannya.
2. Mengubah dan/atau menambah pengaturan-prngaturan di dalam konstitusi yang
terlampau singkat dan tidak lengkap serta terlalu banyak mendelegasikan pengaturan
selanjutnya kepada undang-undang dan ketetapan lainnya.
3. Memperbarui beberapa ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi politik dan
ketatanegaraan suatu negara.
4. Perubahan UUd 1945 diharapkan dapat menjadikan UUD 1945 semakin baik, agar
kelemahan yang terdapat dalam UUD 1945 dapat diperbaiki. Hal –hal dalam UUD 1945
yang telah mengalami perubahan atau perbaikan diantaranya sebagai berikut :

 Pembatasan kekuasaan presiden


 Penegasan peran kekuasaan legislatif Indonesia
 Dicantumkan hak asasi manusia Indonesia
 Ditegaskan kembali hak dan kewajiban Negara maupun Warga Negara
 Pembaruan lembaga negara

9
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan

Secara umum penyusunan makalah Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan adalah


mengajak kepada mahasiswa untuk memahami  betapa pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan perlu dipelajari oleh setiap generasi bangsa indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan  menjadi sumber nilai  dan pedoman  penyelenggaraan  program
studi  dalam mengantarkan mahasiswa  untuk mengembangjkan kepribadian  menjadi warga
negara Indonesia yang baik.
           Selain itu dapat membantu mahasiswa selaku warga negara agar mampu mewujudkan
nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyusunan makalah ini adalah  untuk
membangkitkan kesadaran nasional  dan membentuk kepribadian mahasiswa  agar memiliki :
1)      Kemampuan berpikir,bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai intelektual.
2)      Memiliki wawasan  kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara  yang dilandasi
oleh rasa cinta tanah air.
3)      Memiliki wawasan kebangsaan  demi Ketahanan Nasional ( national resellience ) untuk
kelangsungan hidup bangsa dan negara ( national survival ).
4)      Memiliki  pola pikir dan pola sikap yang komprehensif integral  dalam memecahkan masalah
dan implementasi pembangunan nasional  pada seluruh aspek kehidupan  nasional.

B.     Saran

Pendidikan kewarganegaraan perlu dipertahankan penerapannya pada semua tingkat dari


jenjang pendidikan karena pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam membentuk kepribadian warga Negara untuk menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

 ST. Munadjat Dasaputro, 1980, Wawasan Nusantara (dalam Implementasi & Implikasi
hukumnya), Buku II, Alumni, Bandung.
 Sanit, Arbi, 1998, Reformasi Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
 Sekretariat Jendral MPR, 2004, Undang-Undang Dasar 1945 dengan Amandemen,
Jakarta.
 Soehino, SH., 1980, Ilmu Negara, Liberti, Yogyakarta.
 Soemarwoto, Otto, 1992, Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
 https://blogghofurafg.blogspot.sg/2016/01/makalah-undang-undang-dasar-1945.html
 http://vaniakristiani.blogspot.sg/2013/11/makalah-pembukaan-uud-1945.html

11

Anda mungkin juga menyukai