I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok I
1. WIRIA SENJA
2. RISKA AMELIA
3. MELINDA OKTAVIA
4. LESI GUSTIANA
5. ZAENAL ARIF
6. WULAN DARI SAPITRI
7. RIAN APRIYADI
8. AMIR HAMZAH
9. ARI SUGIANTO
Kelas : X.5
Guru Pembimbing : Delsi Fitriani S.Pd
SMA NEGERI 1 LUBAI
TAHUN AJARAN 2016 /2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat kasih dan
anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar, sesuai dengan
kemampuan kami.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menemui banyak hambatan namun karena
bantuan bebagai pihak akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan.
Untuk selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan
bagi kami sendiri dan juga siswi SMA Negeri 1 Lubai, khususnya kelas X.5.
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul Pembukaan UUD 1945 ini dibuat
untuk memenuhi tugas yang diberikan guru pembimbing kepada kami. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritikan dan saran
sangat penulis harapkan, supaya dalam pembuatan makalah selanjutnya penulis dapat menjadi
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan kepada pembaca.
Semoga bermanfaat, selamat membaca!
Penunlis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II UNDANG – UNDANG DASAR 19 45 .................................................................2
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
Kesimpulan............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan masalah diantaranya:
1) Bagaimana sejarah dibentuknya UUD 1945?
2) Bagaimana Perubahan UUD 1945?
3) Apakah Tujuan Perubahan UUD 1945 ?
4) Apa pokok pikiran yang ada dalam Pembukaan UUD 1945?
5) Bagaimanakah kedudukan Pembukaan UUD 1945?
6) Apa makna tiap alinea dalam Pembukaan UUD 1945?
1) Mengetahui dan memahami arti Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia dan arti
Proklamasi Kemerdekaan.
2) Mengetahui dan memahami pentingnya Undang-undang Dasar sebagai landasan hukum bangsa
Indonesia.
3) Mengetahui dan memahami pentingnya Proklamasi atas berdirinya bangsa Indonesia.
4) Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
UUD 1945 adalah hukum dasar yang menetapkan struktur dan prosedur organisasi yang
harus diikuti oleh otoritas publik agar keputusan-keputusan yang dibuat mengikat komunitas
politik.
2
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:
1) Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA
menjadi Menteri Negara.
2) MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
3) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia
Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen. Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi
konstitusi yang sangat "sakral", di antara melalui sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa
bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat
melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan
TAP MPR Nomor IV/MPR/1983. Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999.
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh
B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI. Periode UUD 1945
Amandemen. Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)
terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada
masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan
rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes"
(sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
C. Perubahaan UUD 1945
Salah satu keberhasilan yang dicapai oleh bangsa Indonesia pada masa reformasi adalah
reformasi konstitusional (constitutional reform). Reformasi konstitusi dipandang merupakan
kebutuhan dan agenda yang harus dilakukan karena UUD 1945 sebelum perubahan dinilai tidak
cukup untuk mengatur dan mengarahkan penyelenggaraan negara sesuai harapan rakyat,
terbentuknya good governance, serta mendukung penegakan demokrasi dan hak asasi manusia.
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda Sidang
MPR dari 1999 hingga 2002.
1) Perubahan pertama dilakukan dalam Sidang Umum MPR Tahun 1999. Arah perubahan pertama
UUD 1945 adalah membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislative.
2) Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. Perubahan kedua
menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah wilayah negara dan
pembagian pemerintahan daerah, menyempumakan perubahan pertama dalam hal memperkuat
kedudukan DPR, dan ketentuan-ketentuan terperinci tentang HAM.
3) Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001.Perubahan tahap ini mengubah
dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-asas landasan bemegara,
kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara, serta ketentuan-ketentuan tentang
Pemilihan Umum.
4) Perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002. Perubahan Keempat
tersebut meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara,
penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pendidikan dan kebudayaan, perekonomian
dan kesejahteraan sosial, dan aturan peralihan serta aturan tambahan.
Empat tahap perubahan UUD 1945 tersebut meliputi hampir keseluruhan materi UUD
1945. Naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, sedangkan perubahan yang dilakukan
menghasilkan 199 butir ketentuan.
Saat ini, dari 199 butir ketentuan yang ada dalam UUD 1945, hanya 25 (12%) butir
ketentuan yang tidak mengalami perubahan. Selebihnya, sebanyak 174 (88%) butir ketentuan
merupakan materi yang baru atau telah mengalami perubahan.
Dari sisi kualitatif, perubahan UUD 1945 bersifat sangat mendasar karena mengubah prinsip
kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar. Hal itu menyebabkan semua lembaga negara dalam UUD 1945
3
berkedudukan sederajat dan melaksanakan kedaulatan rakyat dalam lingkup wewenangnya
masing-masing.
Perubahan lain adalah dari kekuasaan Presiden yang sangat besar (concentration of power
and responsibility upon the President) menjadi prinsip saling mengawasi dan mengimbangi
(checks and balances). Prinsip-prinsip tersebut menegaskan cita negara yang hendak dibangun,
yaitu negara hukum yang demokratis. Setelah berhasil melakukan perubahan konstitusional,
tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah pelaksanaan UUD 1945 yang telah diubah
tersebut. Pelaksanaan UUD 1945 harus dilakukan mulai dari konsolidasi norma hukum hingga
dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 harus
menjadi acuan dasar sehingga benar-benar hidup dan berkembang dalam penyelenggaraan
negara dan kehidupan warga negara (the living constitution).
4
2. Pokok pikiran kedua
"Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam
pembukaan, dan merupakan suatu kausa finalis (sebab tujuan). Ini merupakan pokok pikiran
keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini
merupakan penjabaran Sila Kelima Pancasila.
Pembukaan UUD mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa yang
beradab diseluruh muka bumi. Kalimat di dalam Pembukaan UUD tersebut antara lain “Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
5
1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Di dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 termuat unsur-unsur seperti yang
diisyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum yaitu “kebulatan dari keseluruhan peraturan
hukum”.
Adapun syarat-syarat yang dimaksudkan mencakup hal-hal berikut :
Adanya kesatuan objek (penguasa) yang mengadakan peraturan-peraturan hukum. Hal
initerpenuhi dengan adanya suatu Pemerintah Republik Indonesia.
Adanya kesatuan asas kerohanian yang menjadi dasar keseluruhan peraturan hukum. Hal
initerpenuhi oleh adanya dasar Filsafat Negara Pancasilac.
Adanya kesatuan daerah dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh
penyebutan “seluruh tumpah darah Indonesia”
Adanya kesatuan waktu dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku. Hal itu terpenuhi
oleh penyebutan “disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara
Indonesia” yang berlangsung sejak timbulnya Negara Indonesia sampai Negara Indonesia ada.
Pokok kaidah negera yang fundamental menurut ilmu hukm tata Negara mempunyai
beberapa unsur mutlak antara lain :
Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu bentuk
pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan hal-hal
tertentu sebagai dasar Negara yang dibentuknya
Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok Negara yang dibentuk sebagai dasar tujuan Negara
(tujuan umum dan tujuan khusus)
Tujuan umum, tercakup dalam kalimat untuk memajukan kesejahteraan umum dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Tujuan umum ini berhubungan dengan masalah hubungan antara bangsa(hubungan luar
negri) atau politik luar negri Indonesia yang bebas aktif.
Tujuan khusus, tercakup dalam kaimat “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mencerdaskan ehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan social
bagiseluruh rajyat Indonesia. Tujuan ini bersifat khusus dalam kerangka tujuan bersama, yaitu
menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar yang tersimpul dalam kalimat, “Maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia”.
3. Bentuk Negara, adalah “Republik yang berkedaulatan Rakyat”
4. Dasar filsafat Negara (asas kerohaian) pancasila yang tercakup dalam kalimat “….dengan
6
berdasar kepada : Ke-Tuhanan yang Maha Esa; Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
Dengan demikian, pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
Negara yang fundamental ( fundamental norm ). Dalam hubungannya dengan pasal-pasal
UUD1945 (Batang Tubuh UUD 1945).UUD memiliki sifat-sifat sebagai berikut, Karena
sifatnya tertulis dan rumusannya jelas, UUD 1945 merupakan hukum positif yangmengikat
pemerintah sebagai penyelenggara negara, dan juga mengikat setiap warga negara .
Hubungan Antara Pembukaan dengan Batang Tubuh
Isi pengertian yang terkandung dalam masing-masing bagian pembukaan melukiskan adanya
rangkaian peristiwa dan keadaan berkenaan dengan berdirinya Negara Indonesia melalui
pernyataan kemerdekaan kebangsaan Indonesia.
1. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya Negara yang merupakan
rumusan dasar-0dasar pemikiran yang menjadi motif pendorong bagi tersusunnya kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam wujud terbentuknya Negara Indonesia (Bagian pertama, kedua, dan
ketiga pembukaan UUD 1945).
2. Yang merupakan ekspresi daripada peristiwa dan keadaan setelah Negara Indonesia terwujud.
(bagian keempat pembukaan UUD 1945).
Geris pemisah antara kedua peristiwa dan kedaan tersebut dengan jelas diatndai oleh pegeritan
yang etekandung dalam istilah “Kemudian daripada itu”. Pada bagian ke ke empat pembuakaan,
sehingga dapatlah ditenttukan sifat hubungan antara masing-masing bagiuan pembukaan dengan
batang tubuh UUN 1945, yaitu:
1. Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan merupakan segolongan pernyataan-[ernyataan
yang tidak mempunyai hubungan oprganisasi dengan batang tubuh UUD 1945.
2. Bagian keempat pembukaan mempunyai hubungan kausal dan organis dengan batang tubuh
UUD 1945.
3. Bahwa bentuk Republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar kerohanian Negara
Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD, oleh karena telah merupakan ketentuan dari
pembukaan.
H. MAKNA SETIAP ALINEA DI PEMBUKAAN UUD 1945:
1. Alinea Pertama,
Dari pembukaan UUD 1945, yang berbunyi :”Bahwa kemerdekaan itu ialah hal segala
bangsa, oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan pri kemanusiaan dan perikeadilan”
Kalimat tersebut menunjukkan keteguhan dan kuatnya motivasi bangsa Indonesia untuk
melawan penjajahan untuk merdeka, dengan demikian segala bentuk penjajahan haram
hukumnya dan segera harus dienyahkan dari muka bumi ini karena bertentangan dengan nilai-
nilai kemanusian dan keadilan.
7
2. Alinea Kedua,
Yang berbunyi :”Dan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakya Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
makmur”.
Kalimat tersebut membuktikan adanya penghargaan atas perjuangnan bangsa Indonesia
selama ini dan menimbulkan kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dengan
keadaan kemarin dan langkah sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Nilai-nilai
yang tercermin dalam kalimat di atas adalah negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat
adil dan makmur hal ini perlu diwujudkan.
3. Alinea Ketiga,
Yang berbunyi:”atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaannya”.
Pernyataan ini bukan saja menengaskan lagi apa yang menjadi motivasi riil dan materil
bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan menjadi
spritualnya, bahwa maksud dan tujuannya menyatakan kemerdekaannya atas berkah Allah Yang
Maha Esa. Dengan demikian bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang
berkesinambungan kehidupan materiil dan spritual, keseimbangan dunia dan akhirat.
4. Alinea Keempat,
Yang berbunyi : "kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan"
Dengan rumusan yang panjang dan padat ini pada aline keempat pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 ini punya makna bahwa
1. Negara Indonesia mempunyai fungsi sekaligus tujuan, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial,
2. Keharusan adanya Undang-Undang Dasar,
3. Adanya asas politik negara yaitu Republik yang berkedaulan rakyat,
8
4. Adanya asas kerohanian negara, yaitu rumusan Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Fungsi perubahan konstitusi – Berikut ini adalah beberapa Fungsi perubahan konstitusi negara
adalah :
1. Mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak jelas dan tidak tegas salam
memberikan pengaturan. Akibatnya, banyak hal yang dengan mudah dapat ditafsirkan
oleh siapa saja, tergantung pada kepentingan orang-orang yang menafsirkannya.
2. Mengubah dan/atau menambah pengaturan-prngaturan di dalam konstitusi yang
terlampau singkat dan tidak lengkap serta terlalu banyak mendelegasikan pengaturan
selanjutnya kepada undang-undang dan ketetapan lainnya.
3. Memperbarui beberapa ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi politik dan
ketatanegaraan suatu negara.
4. Perubahan UUd 1945 diharapkan dapat menjadikan UUD 1945 semakin baik, agar
kelemahan yang terdapat dalam UUD 1945 dapat diperbaiki. Hal –hal dalam UUD 1945
yang telah mengalami perubahan atau perbaikan diantaranya sebagai berikut :
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
ST. Munadjat Dasaputro, 1980, Wawasan Nusantara (dalam Implementasi & Implikasi
hukumnya), Buku II, Alumni, Bandung.
Sanit, Arbi, 1998, Reformasi Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sekretariat Jendral MPR, 2004, Undang-Undang Dasar 1945 dengan Amandemen,
Jakarta.
Soehino, SH., 1980, Ilmu Negara, Liberti, Yogyakarta.
Soemarwoto, Otto, 1992, Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
https://blogghofurafg.blogspot.sg/2016/01/makalah-undang-undang-dasar-1945.html
http://vaniakristiani.blogspot.sg/2013/11/makalah-pembukaan-uud-1945.html
11