Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ORDE PEMERINTAH DAN PENGAMALAN PANCASILA

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Yuli Choirul Umah, M.Pd.I

Disusun Oleh:
M. Tajun Ni’am Alawi (22105067)
Siti Mussharofah (22105056)

PRODI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
hidayah-Nya . sehingga dalam hal ini penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila yang mengusung judul Orde Pemerintah
Dan Pengalaman Pancasila.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah


Pendidikan Pancasila. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Kediri, 2 Oktober, 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dinamika UUD 1945 Pada Awal Kemerdekaan...........................................


2.2 Dinamika UUD 1945 Masa Orde Lama.......................................................
2.3 Dinamika UUD 1945 Pada Masa Orde Baru................................................
2.4 Dinamika UUD 1945 Pada Masa Orde reformasi........................................
2.5 Pengamalan Pancasila Pada Masa Orde Pemerintah....................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Pembahasan dalam materi ini bertujuan untuk memahami dinamika
pelaksanaan UUD 1945, yang meliputi hal-hal berikut ini.
1. Masa awal kemerdekaan.
2. Masa orde lama
3. Masa orde baru.
4. Masa era global.
Undang-undang Dasar 1945 berlaku di Indonesia dalam dua kurun waktu. Pertama
sejak ditetapkannya oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal
18 Agustus 1945, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tanggal 10 Oktober
diberlakukan surat mulai tanggal 17 Agustus 1945, sampai berlakunya Konstitusi RIS pada
saat pengakuan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949. Kedua adalah dalam kurun waktu
sejak diumumkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 sampai sekarang, dan ini terbagi
pula atas masa orde lama, orde baru, dan masa era global. Dalam kurun waktu
berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 kita telah mencatat pengalaman tentang gerak
pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Berikut ini kita akan
bahas pelaksanaan UUD 1945 dalam dinamika ketatanegaraan RI.

1.2 Perumusan Masalah.

1. Bagaimana dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa awal


kemerdekaan?
2. Bagaimana dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa orde lama?
3. Bagaimana dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa orde baru?
4. Bagaiman dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa orde reformasi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa awal


kemerdeka.
2. Mengetahui dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa orde lama.
3. Mengetahui dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa orde baru.
4. Mengetahui dinamika pelaksanaan UUD 1945 pada masa orde
reformasi.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Dinamika UUD 1945 Pada Awal Kemerdekaan
Undang-undang 1945 disahkan setelah proklamasi pada 18 agustus 1945
merupakan bukti UUD 1945 tersebut diakui sebagai konstitusi negara. UUD
1945 merupakan sumber motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa
indonesia.
UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dalam gerak pelaksanaannya pada
kurun waktu 1945-1949,jelas tidak dilaksanakan dengan baik,karena kita
memang sedang dalam masa pancaroba,dalam usaha membela dan
mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan,sedangkan pihak
colonial Belanda justru ingin menjajah kembali Indonesia yang telah
merdeka.Segala perhatian bangsa dan negara diarahkan untuk memenangkan
perang kemerdekaan. Oleh karena itu,dalam pelaksanaannya UUD 1945 terjadi
penyimpangan-penyimpangan konstitusional.
Sistem pemerintahan dalam kelembagaan yang ditetapkan dalam UUD
1945 jelas belum dapat dilaksanakan. Dalam masa ini sempat diangkat anggota
DPA sementara,sedangkan MPR dan DPR belum sempat dibentuk. Pada waktu
itu masih diberlakukan ketentuan Aturan Peralihan Masal IV yang
menyatakan,“Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk melalui UUD ini, segala
kekuasaanya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional”.
Penyimpangan Konstitusional yang dapat dalam kurun waktu 1945-1949.
Pertama, berubahnya komite nasional pusat dari pembantu Presiden menjadi
badan yang diserahi kekuasaan legislative dan ikut menentukan garis-garis
besar Haluan Negara berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16
Oktober 1945. Kedua, berdasarkan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet
parlementer. Berdasarkan usul Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BP-
KNIP) tanggal 11 November 1945, yang kemudian dinyatakan presiden dan
diumumkan dengan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945,system
cabinet presidensial berdasarkan UUD 1945 diganti dengan system cabinet
parlementer.
a. Sistem Presidensial
Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut suatu system dari
negara manapun, tetapi adalah suatu system khas bangsa Indonesia. Hal itu
dapat diketahui dari isi baik Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan,
maupun dari pembicaraan-pembicaraan pada waktu perencanaan, penetapan
dan pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut. Menurut. UUD 1945,
disamping berkedudukan sebagai kepala negara, Presiden juga sebagai kepala
pemerintahan. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan tertinggi dibawah
MPR. Presiden adalah mandataris MPR. Kepala pemerintahan adalah presiden,
sehingga menurut konstitusi ketatanegaraan ini, pemerintah pada hakikatnya
adalah Presiden. System ketatanegaraan yang kepala pemerintahannya adalah
presiden dinamakan system presidensial, UUD 1945 mempergunakan system
presidensial. Sistwem presidensial ini berlangsung untuk pertama kalinya pada
tanggal 18 Agustus sampai dengan 14 November 1945.
b. Penyimpanan UUD 1945
Pasal 4 dan 17 UUD 1945 telah menunjukkan, bahwa UUD 1945 menganut
system pemerintahan presidensial. Presiden memegang kekuasaan pemerintah,
mengangkat serta memberhentikan para menteri. Para menteri bertanggung
jawab kepada Presiden. Pada tanggal 11 november 1945, Badan Pekerja KNIP
mengusulkan kepada Presiden agar sistem pertanggungjawaban menteri kepada
parlemen dengan pertimbangan sebagai berikut.
a) Dalam UUD 1945 tidak terdapat satu pasal pun yang mewajibkan atau
melarang menteri bertanggung jawab.
b) Pertanggungjawaban kepada badan perwakilan rakyat itu adalah suatu
jalan untuk memberlakukan kedaulatan rakyat.
Perkembangan pemerintah parlementer tidak berjalan sebagaimana diharapkan
dalam Maklumat Pemerintah 14 November 1945. Hal keadaan politik dalam
negeri dan keamanan negara. Keadaan politik ini memaksa Presiden kembali
alih kekuasaan menjadi system pemerintahan presidensial.

1. UUD 1945 sebagai UUD negara bagian.


Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menyatakan :
1) Didirikannya negara RIS,
2) Pengakuan kedaulatan oleh pemerintahan kerajaan Belanda kepada negara
RIS,
3) Didirikannya uni antara RIS dan kerajaan Belanda.

2. UUD 1945 tidak berlaku lagi


Terbentuknya negara RIS hanyalah sebuah siasat Belanda yang memecah-belah
persatuan bangsa. Akibatnya, negara yang berbentuk federal itu hanya tinggal
tiga negara saja, yaitu :
1) Negara Republik Indonesia.
2) Negara Indonesia Timur.
3) Negara Sumatra Timur.
Pada tanggal 19 Mei 1950 tercapai kata sepakat antara RIS dan negara Republik
Indonesia yang dituangkan dalam suatu piagam persetujuan RI-RIS untuk
membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan dari negara Republik Indonesia
berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945. Piagam persetujuan itu ditanda
tangantangani oleh kedua belah pihak, yaitu Perdana Menteri RIS Dr. Moh.
Hatta selaku pemegang mandate dari dua negara bagian dan pemerintah RI
diwakili oleh Mr. A. Halim.
2.2 Dinamika UUD 1945 Masa Orde Lama.
Pada bulan September 1955 dan Desember 1955. Diadakan pemilihan
umum, masing-masing memilih anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Konstituante.Tugas Konstituante adalah untuk membuat suatu
rancangan UUD sebagai pengganti UUDS 1950, yang menurut pasal 134 akan
ditetapkan secepatnya bersama-bersama dengan pemerintah.

Untuk mengambil keputusan mengenai UUD, maka pasal 137 UUDS 1950
menyatakan sebagai berikut :
a) Untuk mengambil putusan tentang rancangan UUD baru, maka sekurang-
kurangnya 2/3 jumlah anggota konstituante harus hadir.
b) Rancangan tersebut diterima jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir.
c) Rancangan yang telah diterima oleh konstituante, dikirimkan kepada
Presiden untuk disahkan kepada pemerintah.
d) Pemerintah harus mengesahkan rancangan itu dengan segera, serta
mengumumkan UUD itu dengan keluhuran.
Lebih dari dua tahun bersidang, Konstituante belum berhasil merumuskan
rancangan UUD baru. Perbedaan pendapat yang telah terjadi perdebatan-
perdebatan didalam gedung konstituante mengenai dasar negara yang telah
menjalar ke luar gedung konstituante dan diperkirakan pula akan menimbulkan
ketegangan-ketegangan politik dan fisik dikalangan masarakat.
Saran untuk kembali pada UUD 1945 itu pada hakikatnya dapat diterima para
anggota konstituante, namun dengan berbagai pandangan. Pertama, menerima
saran kembali kepada UUD 1945 secara utuh. Kedua, menghendaki kembalinya
kepada UUD 1945 dengan suatu amandemen, yaitu dimasukanya lagi tujuh kata
“Dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Sehubungan tidak memperoleh kemufakatan antara dua pandangan itu, maka
konstituante mengadakan pemungutan suara terhadap usul pemerintah untuk
kembali kepada UUD 1945. Pertama-tama diadakan kembali pemungatan suara
terhadap usul amandemen, dan dilaksanakan 29 Mei 1959. Usul amandemen itu
tidak memperoleh suara dua pertiga dari anggota yang hadir.
Selanjutnya, dilaksanakan pemungutan suara terhadap usul pemerintah
untuk kembali ke UUD 1945 secara utuh. Pemungutan suara dilakukan sebanyak
tiga kali. Tanggal 30 Mei 1959 diadakan pemungutan suara yang pertama
dengan hasil 269 suara yang setuju dan 199 suara yang tidak setuju. Karena
persyaratan formal yaitu, 2/3 dari jumlah anggota yang hadir sesuai dengan
ketentuan Pasal 137 UUDS 1950 tidak terpenuhi, maka tanggal 1 Juni 1959
diselenggarakan pemungutan suara yang kedua. Hasilnya adalah 264 suara
setuju menerima usul untuk kembali ke UUD 1945 dan 204 suara menolak, yang
juga tidak memenuhi kourum. Pemungutan suara ketiga dilangsungkan tanggal
2 Juni 1959 dan secara rahasia dengan hasil 263 suara setuju dan 203 menolak,
sehingga persyaratan formal juga tidak terpenuhi.
Untuk mencegah timbulnya permasalahan bagi bangsa Indonesia, maka
Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 tentang
kembali kepada UUD 1945.
Dekrit Presiden berbunyi sebagai berikut.
a. Menetapkan pembubaran konstituante.
b. Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa
Indonesia dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 sudah tidak berlaku lagi.
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang terdiri atas
anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan
dari daerah-daerah dan golongan-golongan, serta Dewan Pertimabangan Agung
Sementara akan diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Penyimpangan-penyimpangan pada masa orde lama :


a. MPR, dengan ketetapan, No.1/MPRS/1960 telah mengambil putusan
menetapkan pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul ”Penemuan
Kembali Resolusi Kita” yang lebih dikenal dengan Manifesto Politik Republik
Indonesia (MANIPOL) sebagai GBHN bersifat tetap. Hal ini jelas bertentangan
dengan ketentuan UUD 1945.
b. MPRS mengambil putusan mengangkat Ir.Soekarno sebagai presiden seumur
hidup. Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 yang menetapkan masa presiden
lima tahun.
c. Hak budget DPR tidak berjalan, karena setelah tahun 1960 pemerintaah tidak
mengajukan rangcangan Undang-Undang APBN untuk mendapat persetujuan
DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan.
d. Pimpinan lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri negara,
sedangkan presiden menjadi anggota DPA, yang semuanya tidak sesuai dengan
Undang-Undang 1945.
Penyimpangan ini jelas bukan hanya mengakibatkan tidak berjalannya system
yang ditetapkan dalam UUD 1945, melainkan juga telah mgengakibatkan
memburuknya keadaan politik dan keamanan serta terjadinya kemerosotan
ekonomi yang mencapai puncaknya dengan pemberontakan G-30-PKI. Dan
pemberontakan tersebut dapat digagalkan oleh rakyat Indonesia terutama oleh
generasi muda.

Dengan dipelopori oleh pemuda, pelajar, dan mahasiswa rakyat Indonesia


menyampaikan Tritula (Tri Tuntutan Rakyat) yang meliputi,
a. Bubarkan PKI.
b. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur KPI.
c. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.
Gelombang gerakan rakyat semakin besar, sehingga presiden tidak mampu lagi
mengembalikannya ,maka keluarlah surat perintah 11 maret 1966
yangmemberikan kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil langkah-
langkah dalam mengembalikan keamanan negara. Sejak peristiwa inilah sejarah
ketatanegaraan Indonesia dikuasai oleh kekuasaan Orde Baru.
2.3 Dinamika UUD 1945 Pada Masa Orde Baru
Masa Orde Baru lahir sejak munculnya Surat Perintah 11 Maret
(Supersemar) yang diberikan Presiden kepada Letnan Jendral TNI Soeharto.
Inti dari Supersemar berisi memberikan wewenang kepadanya untuk
mengambil langkah-langkah pengamanan yang dianggap perlu untuk
menyelamatkan keadaan. Orde Baru lahir dengan tekad awalnya adalah untuk
mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia atas
dasar pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pengemban Supersemar telah membubarkan PKI dan ormas-ormasnya dan
dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan dalam berbagai bidang
selama pemerintahan Orde Lama dengan konstitusional, yaitu melalui siding
MPRS yang telah menghasilkan berikut ini.

a. Pengukuhan Supersemar (Tap. No. IX/MPRS/1966).


b. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya (Tap. No. XXY/MPRS/1966).
c. Penegasan Kembali Landasan Kebijakan Politik Luar Negeri RI (Tap. No.
XII/MPRS/1966).
d. Pembaharuan Kembali Landasan Bidang Ekonomi, Keuangan, dan
Pembangunan (Tap. No. XXIII/MPRS/1966).
e. Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presideb Soekarno (Tap.
No. XXXIII/MPRS/1966).
f. Pengangkatan Soehato sebagai Presideb sampai terpilihnya Presiden oleh
MPR hasil pemilihan umum (Tap. No XLIV/MPRS/1966).
Dalam pelaksanaan demokrasi sepanjang pemerintahan orde baru peranan
UUD 1945 cenderung berpihak kepada rezim yang berkuasa dari pada upaya
menegakkan kedaulatan rakyat, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam UUD 1945. Permerintahan orde baru telah banyak melakukan
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pemilu-pemilu, antara lain
sebagai berikut.
a. Campur tangan birokrasi terlalu besar.
b. Panitia pemilu tidak independen (memihak).
c. Kompetisi antarkontestan tidak leluasa.
d. Rakyat tidak bebas berdiskusi dan menentukan pilihan.
e. Penghitungan suara tidak jujur.
f. Kontestan tidak bebas kampanye.

Berikut ini penyebab penyimpangan dalam pelaksaan pembangunan Orde Baru.


a. Bidang ekonomi, pelaksanaannya masih cenderung monopolistik.
b. Bidang politik. Mekanisme hubungan pusat dan daerah cenderuung
menganut sentralisasi kekuasaan.
c. Bidang hukum. Undang-undang tentang pembatasan presiden belum
memadai sehingga memberi peluang terjadinya korupsi, kolusi, nepotisme.

2.4 Dinamika UUD 1945 Pada Masa Orde reformasi


Pada masa ini sering terjadi pergantian kepemimpinan dalam pemerintah.
Tercatat pada masa ini terdapat empat kali pergantian Presiden yaitu BJ
Habibie, Abdurahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri. Yang paling terasa
pada pelaksanaan UUD 1945 pada masa ini terutama pada masa Presiden
Megawati adalah terjadi perubahan-perubahan pada batang tubuh UUD 1945
atau yang akrab kita dengar dengan istilah amandemen. Tujuannya adalah
menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM,
pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta
hal-hal lain yang sesuai denagn perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Tercatat telah terjadi empat kali Amandemen UUD 1945 selama kurun waktu
1999-2002 diantaranya:
• Sidang Umum MPR, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama
• Sidang Tahunan MPR, tanggal 7-21 Agustus 2000 Perubahan Kedua
• Sidang Tahunan MPR, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga
• Sidang Tahunan MPR, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat

Menurut Soetanto ( 2004: 93-94 ) ada beberapa alasan dari segi materi
muatan, mengapa UUD 1945 setelah berbagai perubahan perlu disempurnakan
dalam rangka reformasi hukum, diantaranya:
o Alasan Histories, bahwa sejarah mencatat pembentukan UUD 1945 memang
didesain para pendiri negara (BPUPKI & PPKI) sebagai UUD yang sifatnya
sementara dan butuh penyempurnaan lebih lanjut.
o Alasan Filosofis, bahwa dalam UUD 1945 terdapat percampuradukan
beberapa gagasan yang saling bertentangan.
o Alasan Teoritis, bahwa dari sudut pandang teori konstitusi, keberadaan
konstitusi bagi suatu negara hakikatnya adalah untuk membatasi kekuasaan
negara agar tidak sewenang-wenang tetapi justru UUD 1945 kurang
menonjolkan hal tersebut.
o Alasan Yuridis, sebagaimana lazimnya konstitusi tertulis yang selalu memuat
adanya klausula perubahan didalam naskahnya, begitupun UUD 1945 yang
didasari akan ketidaksempurnaan didalamnya dikarenakan UUD 1945 itu
sendiri merupakan hasil pekerjaan manusia.
o Alasan Politis Praktis, bahwa secara sadar atau tidak, langsung atau tidak
langsung, dalam praktik politik sebenarnya UUD 1945 sudah sering mengalami
perubahan yang menyimpang dari teks aslinya.
2.5 Pengamalan Pancasila Pada Masa Orde Pemerintah
Pengamalan atau penerapan nilai Pancasila sudah dilakukan sejak awal
kemerdekaan dan dari masa ke masa.
Penerapan Pancasila mengalami dinamika dari masa ke masa. Salah satu
faktor penyebab dinamika penerapan pancasila pada tiap-tiap periode adalah
adanya perubahan kebijakan pemerintahan.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengalami berbagai proses
implementasi yang berbeda-beda dari masa ke masa. Salah satu periode
penerapan Pancasila dalam sejarah Indonesia adalah pada masa Orde Lama
yang dipimpin Presiden Soekarno, khususnya dari tahun 1959 hingga 1966.
Seperti diketahui Indonesia telah mengalami tiga masa atau era
pemerintahan setelah kemerdekaan, yakni Orde Lama (1945-1966), Orde Baru
(1966-1998), serta era Reformasi dan setelahnya (1998-sekarang).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
UUD 1945 merupakan peraturan perundang-undangan tertinggi dalam
Negara dan menjadi hukum dasar tertulis Negara, yang bersifat mengikat dan
berisi aturan yang harus ditaati oleh setiap warga Negara.
Pelaksanaan UUD 1945 dari awal kemerdekaan sampai dengan sekarang masih
sering terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat menimbulkan korupsi,
kolusi, nepotisme. Seperti yang terjadi sekarang ini yang paling menojol ialah
krisis ekonomi. Seharusnya UUD 1945 sebagai landasan hukum tertinggi bisa
melaksanakan peranannya dengan baik secara tranfaran.
Seperti didalam pembukaan UUD 1945 “penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan” pernyataan seperti ini sebenarnya bukan hanya ditujukan kepada
negara lain tetapi kepada negara sendiri.
Sebaiknya kita sebagai warna negara yang memiliki UUD 1945 sebagai hukum
tertinggi bisa meresapi, memaknai dan mengaplikasikannya kedalam kehidupan
bersosial.
DAFTAR PUSTAKA

Syahrial Syarbani. 2014. PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN


TINGGI. Bogor. Ghalia Indonesia
Aim Abdulkarim, 2013. PANCASILA AND CIVIC EDUCATION I. Bandung.
Grafindo Media Pratama.
Aim Abdulkarim, 2013. PANCASILA AND CIVIC EDUCATION II. Bandung.
Grafindo Media Pratama.
http://patiahlistiana11.blogspot.co.id/2014/12/makalah-dinamika-pelaksanaan-
uud-1945.html
http://ucuandyhafiandy.blogspot.co.id/2013/01/makalah-dinamika-
pelaksanaan-uud-1945.html
http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2011/01/dinamika-undang-undang-dasar-
1945.html

Anda mungkin juga menyukai