Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan seru sekalian alam, karena atas berkat rahmat, bimbingan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada junjungan kita penghulu umat, Nabi Muhammad Saw yang telah
menunjukan kepada kita jalan keselamatan didunia dan diakhirat beserta keluarga, dan
pengikut beliau hingga akhir jaman.

Setelah melewati berbagai hambatan dan rintangan, akhirnya penulisan makalah ini dapat
diselesaikan. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan semua pihak, baik dalam bentuk dukungan, bimbingan dan arahan serta
motivasi sehigga tugas ini dapat terselesaikan

Banjarmasin, 19 september 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar belakang ................................................................................................ 3


2. Rumusan masalah ........................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN

A. PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ................................ 5

B. PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM

TERTINGGI ................................................................................................ 5

C. PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI NILAI FUNDAMENTAL

NEGARA ...................................................................................................... 5

D. ISI PEMBUKAAN UUD 1945 (4 ALINEA) ............................................... 6

1. Alinea pertama ....................................................................................... 6

2. alinea kedua ............................................................................................. 6

3. Aliinea ketiga .......................................................................................... 7

4. Alinea keempat ........................................................................................ 8

E. KEDUDUKAN UUD 1945 .......................................................................... 8

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN .............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, atau disingkat UUD
1945 adalah hukum dasar tertulis(basic law), konstitusi pemerintahan negara republik
indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada
tanggal 18 agustus 1945. Sejak tanggal 27 desember 1949, diindonesia berlaku konstitusi
RIS, dan sejak tanggal 17 agustus 1950 di indonesia berlaku UUD 1950. Dekret presiden 5
juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh dPR
pada tanggl 22 juli 1959.

Sebelum dilakukan perubahan, UUD 1945 terdiri atas pembukaaan, batang tubuh(16
bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat
berasal dari 21 pasal yang tersdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat
aturan tambahan), serta penjelasan.

Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3
pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. Dalam risalah sidang tahunan MPR
tahun 2002, diterbitkan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 dalam 1
naskah, sebagai naskah perbantuan dan kompilasi tanpa ada opini.

UUD 1945 sudah dimaksudkan sebagai UUD sementara untuk segera mengantar
indonesia mengantarkan kepintu kemerdekaan UUD 1945 dibuat karena adanya peluang
untung merdeka yang harus direbut dengan cepat dan untuk itu haru pula segara di tetapkan
UUD bagi negara yang digagas sebagai negara konstitusional dan demokratis. Pada ukuran
waktu 1999 – 2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan(amandemen), yang mengubah
susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketata negaraan republik indonesia.

Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh komite nasional indonesia pusat (KNIP)
yang bersidang pada tanggal 29 agustus 1945. Naskah rancanga UUD 1945 indonesia disusun
pada masa sidang kedua badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan (BPUPK). Nama
badan ini pada kata” indonesia” karena hanya diperuntukan untuk tanah jawa saja. Di sumatra
ada BPUPK untuk sumatra. Masa sidang kedua tanggal 10-17 juli 1945. Tanggal 18 agustus
1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar republik indonesia.

3
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran UUD 1945 sebagai tertib hukum tertinggi ?


2. Bagaimana UUD 1945sebagai pokok kaidah negara yang fundamental ?
3. Apasaja isi kandungan pembukaan UUD 1945 ?
4. Bagaimana kedudukan pembukaan UUD 1945 ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Pembukaan undang-undang dasar 1945 terdiri atas empat alinea,dan setiap alinea
memiliki spesifikasi jikalau di tinjau berdasarkan isinya. Alinea pertama,kedua dan ketiga
memuat segolongan pernyataan yang tidak memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-
pasalnya. Bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang
mendahului terbentuknya negara Indonesia, adapun bagian ke empat (alinea IV) memuat
dasar-dasar fundamental negara yaitu: tujuan negara,ketentuan UUD negara,bentuk negara
dan dasar filsafat negara pancasila.Oleh karena itu alinea empat ini memiliki hubungan
kausal organis dengan pasal-pasal UUD 1945, sehingga erat hubungannya dengan isi pasal-
pasal UUD 1945 tersebut.

B. PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI

Di dalam suatu tertib hukum terdapat urutan susunan yang bersifat hirerkhis,
dimanaUUD (pasal-pasalnya) bukanlah suatu tertib hukum yang tertinggi. Diatasnya
masihterdapat suatu norma dasar yang menguasai hukum dasar termasuk UUD maupun
confensi, yang pada hakikatnya memiliki kedudukaan hukum yang lebih tinggi yang dalam
ilmu hukum tata negara disebut sebagai statsfundamentalform.

Adapun pembukaanUUD 1945 sebagai tertib hukum tertinggi sebagai berikut:

Pertama :Menjadi dasar, karena pembukaan UUD 1945 memberikan faktor-faktor


mutlak bagi adanya suatu tertib hukum indonesia. Hal ini dalam pembukaan
UUD 1945 telah terpenuhi adanya 4 syarat adanya suatu tertib hukum.
Kedua :pembukaan UUD 1945 memasukkan diri di dalamnya sebagai ketentuan
hukum yang tertinggi, sesuai dalam kedudukannya yaitu sebagai asas bagi
hukum dasar baik yang tertulis(UUD) maupun hukum dasar tidak tertulis
(convensi),serta peraturan-peraturan hukum yang lainnya yang lebih rendah.

C. PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI NILAI FUNDAMENTAL NEGARA

Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat negara indonesia pada hakikataya


merupakan suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara indonesia. Adapun
pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nila-nilai pancasila mengandung empat
pokok pikiran yang bilamana dianalisis makna yanvg terkandung didalamnya tidak lain
adalah merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai pancasila.

Adapun pokok-pokok pikirannya sebagai berikut :

5
Pertama : Menyatakan bahwa negara indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara
yang melindungi segenap bangsa dan segala tumpah darah indonesia, mengatasi paham
golongan maupun perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.

Kedua : Menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan
umum bagi seluruh warga negara. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran ini
sebagai penjabaran sila kelima.

Ketiga : Menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat. Berdasarkan atas


kerakyatan dan permusyawaratan / perwakilan hal ini menunjukan bahwa negara indonesia
adalah negara demokrasi yaitu kedaulatan ditangan rakyat. Hal ini sebagai penjabaran sila
keempat.

Keempat : Menyatakan bahwa negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa
menurut dasar kemanuaisaan yang adil dan beradab. Hal ini mengandung arti bahwa negara
indonesia menjunjung tinggi keberadaban semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal
merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa keempat pikiran tersebut tidak lain merupakan perwujudan
dari sila-sila pancasila. Pokok pikiran ini sebagai dasar fundamental dalam pendirian negara,
yang realisasi berikutntya perlu diwujudkan atau dijelmakan lebih lanjut dalam pasal UUD
1945.

D. ISI PEMBUKAAN UUD 1945 (4 ALINEA)

1. Alinea pertama

“Bahwa sesungguhmya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan.

Dalam alinea pertama tersebut terkandung suatu pengakuan tentang nilai hak kodrat, yaitu
yang tersimpan dalam kalimat “ Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa” hak kodrat
adalah hak yang merupakan karunia dari tuhan yang maha esa, yang melekat pada manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa
kemerdekaan adalah hak segala bangsa, bukan hak individu saja sebagai mana deklarasi
negara liberal. Bangsa adalah sebagai suatu penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai individu
dan makhluk sosial. Oleh karena itu sifatnya sebagai hak kodrat, maka bersifat mutlak dan
asasi. Deklarasi kemerdekaan atas seluruh bangsa didunia yang terkandung dalam aline
pertama tersebut, adalah merupakan suatu pernyataan yang bersifat universal.

2. alinea kedua

6
“ Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia tetlah sampailah pada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Berdasarkan prinsip yang bersifat universal ada alinea pertama tentang hak kodrat akan
kemerdekaan, maka bangsa indonesia merealisasikan perjuangannya dalam suatu cita-cita
bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Alinea kedua ini
sebagai suatu konsekuensi logis dari pernyataan akan kemerdekaan pada alinea pertama.

“Bersatu” mengandung pengertian pertama sesuai dengan pernyataan kemerdekaan, dimana


pengertian “bangsa”’ ini dimaksudkan sebagai kebulatan kesatuan karena unsur utama negara
adalah bangsa.

“Berdaulat” diartikan dalam hubungannya dengan eksitensi negara yang merdeka, yang
berdiri diatas kemampuan sendiri, kekuatan, dan kekuasaannya sendiri, berhak dan bebas
menentukan tujuan maksudnya sendiri, dan dalam kedudukannya diantara sesama bangsa dan
darah adalah memiliki derajad yang sama. Dalam tata pergaulan antar bangsa dan antarnegara
terjalin atas dasar menghormati berdasarkan keadilan dan kemanusiaan.

Pengertian negara indonesia yang “adil” yaitu negara yang mewujudkan kehidupan bersama.
Hal ini menyangkut terwujudnya keadilan antar negara terhadap warga negara, antara warga
negara terhadap negaranya seerta keadilan antar sesama warga negara dalam menggunakan
dan pemenuhan hak dan kewajiban hak dalam bidang hukum maupun moral.

Cita-cita bangsa dan negara tentang “kemakmuran” diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia baik material maupun spiritual, jasmaniah, maupun rohaniah. Secara lebih luas
kemakmuran diartikan tercapainya tingkatan hartat dan martabat manusia yang lebih tinggi
yang meliputi unsur kodrat manusia

3. Aliinea ketiga

“Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”

Pernyataan kembali proklamasi yang tercantum dalam alinea 3 tidak dapat dilepaskan dengan
pernyataan pada alinea 1 &2, sehingga alinea 3 merupakan suatu titik kombinasi, yang pada
akhirnya dilanjutkan pada alinea 4 yaitu tentang pendirian negara indonesia.

Pengakuan “nilai religius: yaitu dalam pernyataan atas rahmat Allah yang maha kuasa. Hal
ini mengandung makna bahwa negara indonessia mengakui nilai-nilai religius bahkan
merupakan dasar negara (sila pertama), sehingga konsukwensinya merupakan dasar dari
hukum positif negara maupun dasar mural negara.

Pengakuan”nilai mural” yang terkandung dalam yang didorong oleh keinginan luhur supaya
berkehidupan berkebangsaaan bebas. Hal ini menagandung makan bahwa negara dan bangsa
indonesia mengakui nilai-nilai moral dan hak kodrat untuk segala bangsa demikian juga nilai-

7
nilai moral dan nilai kodrat tersebut merupakan asas bagi kehidupan kenegaraan bangsa
indonesia.

“Pernyataan kembali proklamasi” yamg tersimpul dalam kalimat maka rakyat indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaan. Hal ini dimaksudkan sebagai penegasan dan kerincian
lebih lanjut naskah proklamasi 17 agustus 1945.

4. Alinea keempat

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suat pemerintahan negara indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan seluruh
tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam
suatu undang-undang dasar dalam negara, yamg terbentuk dalam susunan negara republik
indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ketuhanan yang maha Esa,
kemanusiaan yang dalam beradab persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia “

Setelah dalam alenia pertama, kedua dan ketiga dijelaskan tentang alasan dasar, serta
hubungan langsung dengan kemerdekaan, maka dalam alinea keempat sebagai kelanjutan
berdirinya negar republik indonesia tanggal 17 agustus 1945, dirinci lebih lanjut tentang
prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah pembentukan pemerintahan negara indonesia
dimana hal ini dapat disimpulkan dari kalimat’’kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu pemerintahan negara indonesia.

Adapun isi pokok yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat adalah
meliputi empat hal yang merupakan prinsip-prinsip pokok kenegaraan.

E. KEDUDUKAN UUD 1945

Dalam perkembangan hidup kenegaraan dan persatuan politik sampai saat ini, nampaknya
terdapat tiga macam pandangan mengenai kedudukan dan hubungan pembukaan (undang –
undang dasar) terhadap undang – undang dasar, antara lain seperti tercetus dalam seminar
hukum yang diadakan oleh fakultas hukum Universitas Gajah Mada pada tahun 1967. Jelas
ada unsur – unsur kelanjutan dari suasana sidang kontitwante sekitar tahun 1957 sampai
1958.

Pandangan pertama, bahwa pembukaan (undang-undang dasar) berkedudukan sama dengan


undang dasar, dan juga dapat dirubah seperti halnya undang-undang dasar sendiri.

Dasar penalaranya adalah bahwa undang-undang dasar 1945, sebagai oerwujudan dari tujuan
proklamasi kemerdekaan 1945, terdiri dari pembukaan dan batang tubuhnya, dan dibawah
judul “undang-undang dasar proklamasi“

8
Ditinjau dari terbentuknya, memang benar bahwa pembentuk pembukaan ( UUD) sama
dengan pembentuk UUD, karena pembentuknya atau pembuatnya adalah panitia persiapan
kemerdekaan indonesia di dalam sidangnya tanggal 18 agustus 1945. Akan tetapi kalau
ditinjau dari sudut maksud pembuatannya dan isinya jelas tidak tepat pandangan ini. Maksud
pembuatan pembukaan UUD jelas untuk selamanya, artinya tetap selama kita masih setia
kepada proklamasi kemerdekaan kita, dan hal ini terbukti didalam isinya yang tidak terdapat
kata kata ataupun kalimat yang menggambarkan sifat sementara, akan tetapi bersifat untuk
selamanya, misalnya bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa itu isi pendirian kita yang
tetap untuk selamanya. Demikian halnya dengan isi dari pembukaan lainnya. Sedang hal
demikian tidak terdapat dalam maksud pembuatan dan isi undang-undang dasar, terbukti dari
kata-kata ketua panitia persiapan kemerdekaan indonesia, juga terbukti dalam isi undang-
undang dasarnya sendiri yang menunjukan sifatnya yang sementara. Disamping itu
pembukaan (undang-undang dasar) merupakan dasarbagi undang-undang dasar, artinya
karena ada pendirian yang tertuang didalam pembukaan bahwa harus ada undang-undang
dasar, maka jelas undang-undang dasar merupakan akibat suatu keharusan yang ditentukan
dalam pembukaan.

Dengan demikian maka tidak tepat jika pembukaan (undang-undang dasar) sama
kedudukannya dengan undang-undang dasar. Mungkin hal itu akibat dari pemakaian istilah
dari undang-undang proklamasi, seolah-olah kedua dokumen itu merpakan jalur langsung
dari proklamasi, padahal yang berjaur langsung dengan proklamasi hanyalah pembukaan
undang-undang saja. Kedua, karena proklamasi itu bersifat tetap maka undang-undang dasar
”proklamasi” juga tetap. Disini letak kesalahannya karena penggunaan istilah yang kurang
tepat, dan secara resmi tidak pernah ada pada saat perencanaan sampai pada saat
pengesahannya sebagai undang-undang dasar. Yang ada hanya rancangan undang-undang
dasar atau undang-undang dasar saja.

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis ( disamping itu masih adahukum dasar yang
tidak tertulis yaitu konfensi ) pembukaan UUD1945 merupakan motivasi dan aspirasi
perjuangan tekat bangsa indonesia untuk mencapai tujuan nasional pembukaan UU1945 juga
mengandung pokok-pokok pikiran yang beersumber dari cinta hukum dan moral yang ingin
di tegakkan baik dilingkungan nasional maupun internasional. Seperti pada alinea pertama
memiliiki makna hak atas kemerdekaan,, aliinea kedua mempunyai mamknan perjuangan dan
cita cita indonesia, alinea ke tiga bermakna motivasi spiritual dan tekat bangsa indonesia
menyatakan kemerdekaannya, seangkan alinea keempat bermakna fungsi daan tujuan negara
indonesia, negara yng berdaaulat, dasar negara indonesia dan negara yang berdasarkakn
konstiitusi dan hukum.

Yang memiliki kesimpulan bahwasanya negara yang didirikan bewawasn kebasaan. Dimana
kuatnya wawasan kebangsaan ini erat kaitannya dengan persatuan indonesia yang harus terus
dibina demi terwujudnya kelancaran dan keberhasilan pembangunan nasional. Maka dari itu
pembukaan UUD 1945 sangatlah penting dan tidak dapat diubah oleh siapapun karena dapat
membubarkan suatu negara.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. Kaelan, M.S Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, 2010


2. Drs.Jarmanto, Pancasila, Yogyakarta, Liberty, 1982
3. Prof. Dr. Mr. Drs. Notonagoro, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Bina Aksara, 1962

11

Anda mungkin juga menyukai