Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UUD 1945 DAN PAHAM KONSTITUSIONALISME DAN REALITASNYA

FRIMA GITA OKTAFIA (1910007722007)

BP 2019

DOSEN PENGAMPU : SUDIRMAN ALIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

STKIP YAYASAN ABDI PENDIDIKAN

PAYAKUMBUH

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT, pencipta alam semesta yang
menjadikan bumi dan isisnya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa
yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguhb berkat
limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini demi memenuhi tugas mata
kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”. Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat
bantuan dari berbagai pihak. Karena kami saling bertukar fikiran agar dapat menyusun
makalah ini dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang. Semoga makalah ini
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua
pihak.

Payakumbuh, 11 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. UUD 1945..........................................................................................3
B. Paham Konstitusionalisme ................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penempatan UUD sebagai peraturan tertinggi dalam kehidupan bernegara


merupakan pencerminan pelaksanaan negara hukum atau rechastaat atau disebut
pula sebagai rule of law. Unsur klasik rechsstaat yang pada umumnya dimuat
dalam UUD meliputi hak-hak manusia, pemisahan atau pembagian kekuasaan
untuk menjamin hak, pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan, dan
peradilan administrasi dalam perselisihan (Stahl dalam Budiardjo, 1986:57).
Sedang unsur rule of law yang hampir sama posisinya dengan rechstaats meliputi
supremasi aturan-aturan hukum, kedudukan yang sama menghadapi hukum, dan
terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (Dicey dalam Budiarjo,
1986:58). Unsur-unsur tersebut menegaskan bahwa konsep rechstaat dan rule of
law mengarahkan pada sasaran yang utama, yakni pengakuan perlindungan
terhadap hak asasi manusia (Huda, 2005:73-74). Perlindungan dimaksudkan
dijamin dalam aturan hukum. Ketentuan hukum menjadi acuan dalam berbagai
kehidupan bernegara. Konsep inilah yang disebut dengan negara hukum, artinya
dalam penyelenggaraan negara dilakukan berdasarkan aturan hukum dengan isi
menjunjung tinggi hukum.
Aturan hukum tertinggi dalam sebuah negara adalah konstitusi atau UUD.
Konstitusi berkembang dari paham konstitusionalisme yang artinya pembatasan
kekuasaan. Karena itu, konstitusi didalamnya mengatur mengenai pembatasan
kekuasaan. Caranya bisa melalui pembagian wewenang dan kekuasan dalam
menjalankan pemerintahan. Karena itu pula, konstitusi menjadi sangat penting
untuk menjamin hak-hak asasi warga negara sehingga tidak terjadi perlakuan yang
sewenang-wenang dari pemerintah yang kekuasaannya dibatasi. Selain itu,
didalam negara hukum terdapat aturan-aturan hukum sebagai penjabaran UUD
yang melindungi hak warga negara. Salah satu hak individu yang harus dilindungi
adalah hak setiap individu untuk mengeluarkan pendapat, baik secara lisan
maupun tertulis. Jaminan hak mengeluarkan pendapat merupakan manisfestasi
kehidupan demokrasi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari UUD 1945?
2. Apa saja fungsi dari UUD 1945?
3. Apa yang dimaksud dengan paham konstitusionalisme serta realitasnya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui mengenai UUD 1945 dan fungsinya.
2. Untuk mengetahui mengenai paham konstitusionalisme serta realitasnya.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan maklah ini adalah sebagai penambah wawasan bagi
penulis maupun pembaca untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai UUD
1945 dan paham konstitusionalisme serta realitasnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. UUD 1945
UUD 1945 pembukaan terdiri dari 4 alinea. Terdapat rumusan Sila-
sila dari Pancasila dan pasal-pasal terdiri dari Bab I s.d. Bab XVI (20
Bab) Pasal 1 s.d. Pasal 37 setelah diamanemen pasal menjadi (73 Pasal),
ditambah 3 Pasal Aturan Peralihan 2 Pasal Aturan Tambahan UUD 1945.
Dirancang oleh BPUPKI dan ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus
1945. Disiarkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No.7 Tanggal
15 Februari 1946 (naskah “Penjelasan” telah dihapuskan berdasarkan
amandemen keempat UUD 1945).
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma, dan
aturanaturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen
tersebut di atas. Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan
hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar,
UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis.
Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang undang,
peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan
atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada
peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan
perundang-undangan tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum negara (Pasal 2 UU No. 10 Tahun
2004).
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk
pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan
perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.

3
Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar
/ pokok Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar. 1.
Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia Dalam sejarahnya, sejak
proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku
tiga macam undang-undang dasar dalam empat priode, yaitu sebagai
berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD
1945. UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh
(16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan
tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD
RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa
bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950
terdiri atas 6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Untuk periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian
berikut:
a. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
b. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun
2000, tahun 2001, dan tahun 2002) Amandemen tersebut
adalah:
1) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19
Oktober 1999.
2) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18
Agustus 2000.
3) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10
November 2001.
4) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus
2002.
Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali
ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang

4
ditetapkan oleh PPKI tersebut sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK
melalui siding-sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945
dan tanggal 10 Juli sampai 16 juli 1945. Hasil karya BPUPKI berupa
rancangan pembukaaan hukum dasar dari BPUPKI itulah yang
selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah
mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI. Sidang PPKI pertama
berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang menghasilkan 3 keputusan
penting, yaitu sebagai berikut.
a. Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara
dan Hukum Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai
Presiden dan wakil presiden.
c. Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
untuk membentuk presiden.
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia
oleh PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang
Terdiri Dari 4 Alinea.
b. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara
Republok Indonesia terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan
peralihan, dan dua ayat aturan tambahan.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara
Indonesia yang terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan
bagian batang tubuh atau pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan
dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang dibuat dalam Berita
Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946. Berdasarkan
hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II
No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a. Pembukaan
b. Batang tubuh, dan
c. Penjelasan

5
UUD 1945 yang memuat tentang paham kostitusionalisme terdapat
pada pasal 1 ayat 2 yaitu “Kedaulatan berada dditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang undang dasar”

B. Paham Konstitusionalisme
Kostitusionalisme ialah suatu konsep atau gagasan yang berpendapat bahwa
kekuasaan pemerintahan perlu dibatasi, agar penyelenggaraan negara tidak
sewenang wenang atau otoriter. Paham konstitusionalisme berawal dari
dipergunakannya konstitusi sebagai hukum dalam penyelenggaraan negara.
Konstitusionalisme mengatur pelaksanaan rule of law (supremasi hukum) dalam
hubungan individu dengan pemerintah.
Konstitusionalisme menghadirkan situasi yang dapat memupuk rasa aman,
karena adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah yang telah ditentukan
terlebih dahulu. Konstitusionalisme mengemban the limited state (negara terbatas)
agar penyelenggaraan negara dan pemerintahan tidak sewenang-wenang dan hal
dimaksud dinyatakan serta diatur secara tegas dalam pasal-pasal konstitusi
(Marzuki,Laica,2010).
Menurut Jhon Alder dan Daniel S.lev paham konstitusionalisme adalah suatu
paham terbatas, dimana kekuasaan politik resmi dikelilingi oleh hukum yang akan
mengubah kekuasaan menjadi wewenang yang ditentukan sevara hukum,
sehingga pada intinya, konstitusionalisme adalah suatu proses hukum yang
mengatur masalah pembagian kekuasaan dan wewenang.
Pada prinsipnya paham konstitusionalisme adalah menyangkut prinsip
pembatasan kekuasaan. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu: pertama, hubungan antara pemerintahan dengan
warga negara,dan kedua, hubungan antara lembaga 4 pemerintahan yang satu
dengan lembaga pemerintahan yang lain. Karena itu biasanya isi konstitusi
dimaksud untuk mengatur tiga hal penting, yaitu menentukan pembatasan
kekuasaan organ-organ negara, mengatur hubungan antar lembaga-lembaga
negara yang satu dengan yang lain, dang mengatur hubungan kekuasaan antara
lembaga-lembaga negara dengan warga negara (Asshiddiqie,Jimly,2005).

6
Sebuah konstitusi bagi suatu negara pada hakikatnya merupakan akar paham
konstitusionalisme dimana tidak hanya dimaksudkan untuk membatasi wewenang
penguasa, menjamin hak rakyat dan mengatur pemerintahan, tetapi konstitusi juga
menjadi alat rakyat mengkonsolidasikan kedudukan politik dan hukum dengan
mengatur kehidupan bersama untuk mencapai cita-cita.
Konstitusi berisi hal hal yang mendasar, penting bagi negara, umumnya
bersifat garis garis besar yang nantinya dituangkan lebih lanjut dalam peraturan.
Konstitusi umumnya berisi tentang :
1. Pandangan hidup, cita cita dan falsafah yang merupakan nilai nilai luhur
bangsa.
2. Identitas dan organisasi negara.
3. Pola kekuasaan negara.
4. Hubungan antar lembaga negara.
5. Hubungan negara dengan warga negara.
6. Aturan tentang perubahan konstitusi.
Untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik, penyelenggaran bernegara
perlu diatur dan dituangkan dalam suatu konstitusi. Sebab tanpa aturan,
penyelenggaran bernegara cenderung disalahgunakan. Konstitualisme adalah
suatu gagasan/paham yang menyatakan bahwa suatu konstitusi/undang-undang
dasar harus mengatur dan memiliki fungsi khusus yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah dan perlindungan serta jaminan terhadap hak-hak warga negara.
Konstitusi yang berpaham konstitusionalisme bercirikan bahwa konstitusi itu
berisi pembatasan atas kekuasan dan jaminan terhadap hak-hak dasar warga
negara.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
UUD 1945 pembukaan terdiri dari 4 alinea. Terdapat rumusan Sila-sila dari
Pancasila dan pasal-pasal terdiri dari Bab I s.d. Bab XVI (20 Bab) Pasal 1 s.d.
Pasal 37 setelah diamanemen pasal menjadi (73 Pasal), ditambah 3 Pasal Aturan
Peralihan 2 Pasal Aturan Tambahan UUD 1945. Dirancang oleh BPUPKI dan
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Disiarkan dalam Berita Republik
Indonesia Tahun II No.7 Tanggal 15 Februari 1946 (naskah “Penjelasan” telah
dihapuskan berdasarkan amandemen keempat UUD 1945).

8
DAFTAR PUSTAKA
Hisyam Zaini dkk. 2008.Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka
InsanMadani.
Majid, Abdul. 2006.Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Masan, M. 2009.Panduan Belajar dan Evaluasi Pendidikan
Kewarganegaraanuntuk SD dan MI Kelas 4. Jakarta: PT. Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai