Anda di halaman 1dari 6

Lembar Kerja Peserta Didik

Pertemuan 2
Dampak Perubahan Lingkungan

Kelompok: ……………..

1.……………………
2.……………………
3.……………………
4.……………………
5.……………………
6.……………………

A. Capaian Pembelajaran

Elemen Capaian Pembelajaran (CP)


Pemahaman Biologi: Pemahaman Biologi:
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki
kemampuan menciptakan solusi atas
permasalahan-permasalahan berdasarkan isu
lokal, nasional atau global terkait pemahaman
keanekaragaman makhluk hidup dan
peranannya, virus dan peranannya, inovasi
teknologi biologi, komponen ekosistem dan
interaksi antar komponen serta perubahan
lingkungan.

B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi dampak perubahan lingkungan dengan baik dan tepat

C. Informasi Penting
Informasi Penting Bumi adalah habitat berbagai makhluk hidup yang ada di dunia,
termasuk manusia. Salah satu hal yang membuat planet ini nyaman untuk ditempati ialah
sistem atmosfer yang sedemikian rupa sehingga terdapat ketersediaan 02 dan memiliki suhu
permukaan yang ramah terhadap makhluk hidup: tidak terlalu panas atau terlalu dingin bagi
makhluk hidup, dan perbedaan suhu antara malam dan siang hari yang tidak ekstrem.
Namun, semakin hari suhu di permukaan bumi meningkat akibat pemanasan global.
Peningkatan suhu bumi akibat suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer bumi disebut
sebagai efek rumah kaca. Suhu bumi yang meningkat dapat menyebabkan berbagai dampak
buruk bagi lingkungan dan ekosistem lainnya karena adanya perubahan iklim dunia.

D. Langkah Kerja

1 Duduklah dalam kelompokmu yang sudah ditentukan sebelumnya !


2 Diskusikanlah bersama teman kelompokmu tentang materi yang akan dibahas!
3 Untuk mempermudah kamu menjawab pertanyaan, gunakanlah sumber-sumber buku
yang relevan dengan materi !

Bacalah Kasus Berikut !


Kasus 1
Gletser Thwaites yang Seukuran Britania Raya Terancam Mencair

Antartika merupakan benua terbesar kelima di Bumi dan dikenal sebagai benua es. Wilayah ini telah
tertutup es semenjak 34 juta tahun yang lalu karena pendinginan iklim. Meski begitu, Antartika tidak luput dari
ancaman pemanasan global. Diketahui di Antartika Barat terdapat gletser berukuran sangat besar bernama gletser
Thwaites. Dilaporkan oleh space, gletser ini memiliki luas sekitar 120 kilometer, memiliki kedalaman dari 800
hingga 1.200 meter.
Gletser Thwaites juga disebut sebagai Gletser Kiamat atau doomsday glacier. Mengapa? Karena dampak
yang dihasilkan dari mencaimya semua es dimiliki gletser tersebut sangat berbahaya. "Jika Thwaites seluruhnya
runtuh dan esnya melepaskan air ke laut. permukaan laut diseluruh dunia akan naik lebih dari 65 sentimeter." ujar
Ted Scambos. koordinator utama The International Thwaites Glacier Collaboration. "Hal ini bisa menjadi lebih
parah jika bencana tersebut mengganggu keberadaan gletser lain, yang ada disekitarnya, yang mana dapat
menyebabkan kenaikan permukaan air laut hingga 3 meter." lanjutnya.
Dilansir dari Sci Tech Daily, sebagai konteks, ketinggian air laut telah meningkat 20 sentimeter semenjak
tahun 1900. Meskipun kedengarannya tidak seberapa, kenaikan 20 sentimeter telah memaksa masyarakat pesisir
keluar meninggalkan rumah mereka dan memperburuk beragam masalah lingkungan yang ada. Ini berarti
kenaikan permukaan air laut dari 65 sentimeter hingga 3 meter dapat menyebabkan bencana yang besar bak
kiamat. Kenaikan permukaan laut setinggi itu pasti akan menggenangi banyak kota pesisir besar seperti Sganghai,
New York, dan Tokyo. Bencana tersebut juga akan menenggelamkan banyak wilayah pesisir dan melenyapkan
Negara-negara kepualauan kecil seperti Kiribati, Tuvalu, dan Maladewa.

Kasus 2
Kekeringan NTT Dampak Pemanasan Gl lobal

Kekeringan yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat curah hujan yang sangat minim
tahun ini merupakan dampak dari pemanasan global. Proses pemanasan global ini sebenarnya sudah terjadi sejak
lama, namun dampak pemanasan ini baru mulai dirasakan saat ini, kata Kepala Lembaga Penelitian (Lemlit)
Universitas Nusa Cendana-Kupang. Prof. Dr. Fred Benu, M.Si, di Kupang. Senin terkait kekeringan yang
melanda NTT.
Hampir semua petani di wilayah Nusa Tenggara Timur mulai merasakan dampak kekeringan. Curah
hujan yang minim tahun ini juga menyebabkan ancaman gagal panen hampir di semua daerah di provinsi
kepulauan itu. Bahkan stok pangan di lumbung petani bisa dipastikan tidak cukup hingga musim tanam tahun
berikut. "Curah hujan yang sangat minim tahun ini merupakan dampak dari pemanasan global. Proses pemanasan
global ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namum dampak pemanasan: ini baru mulai dirasakan saat ini,"
katanya. Menurut dia, pada masa lalu, pemanasan global sudah terjadi, namun dengan frekuensi kecil dan
dampaknya juga kecil tetapi aktivitas pemicu terjadinya pemanasan global terus dilakukan antara lain penebangan
hutan yang tidak terkendali dan penggunaan gas yang menyebabkan efek rumah kaca serta lainnya.
Menurut Fred Benu, pemanasan global saat ini harus dihadapi sambil terus berupaya menekan
peningkatan pemanasan bumi. Pemanasan global tidak akan berkurang dan terus meningkat pada tahun-tahun
mendatang. Cara yang perlu dilakukan adalah dengan beradaptasi dengan keadaan ini untuk bertahan. Model
adaptasi dalam bidang pangan adalah harus ada kajian dan penelitian untuk mengembangkan tanaman yang pas
untuk situasi yang semakin panas di masa mendatang. Menurutnya, dampak pemanasan global yang kini sudah
dialami NTT harus segera dilihat sebagai masalah yang sangat serius. Antisipasi masalah ini jangan sekedar
wacana saja, semua pihak tidak bisa mengambil langka sendiri-sendiri. "Masalah kekeringan ini akan semakin
serius dan kita perlu wanti-wanti sejak saat ini sebab frekuensi semakin tinggi dan ancaman yang berat." kata Fred
Benu.

Kasus 3
2021 Jadi Tahun Terpanas Kelima Sejak 1850

Tahun 2021 adalah tahun terpanas kelima yang tercatat sejak 1850. Para ilmuwan Uni Eropa (UE)
mengatakan tingkat karbon dioksida dan metana yang menghangatkan planet di atmosfer mencapai titik tertinggi.
Seperti dilaporkan Al Jazera, Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C35) UE menyatakan dalam laporan pada
senin (10/1/2022) bahwa tujuh tahun terakhir adalah yang terpanas di dunia dalam catatan sejak tahun 1850. Suhu
global rata-rata pada tahun 2021 adalah 1.1-1.2 Celcius diatas level tahun 1850-1900.
Tahun-tahun terpanas dalam catatan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C35) UE adalah 2020 dan
2016. Negara-negara yang berkomitmen berdasarkan Perjanjian Paris 2015 untuk mencoba membatasi kenaikan
suhu global hingga 1.5 Celsius, tingkat yang dikatakan para ilmuwan akan menghindari dampak terburuknya.
Perjanjian itu akan menargetkan emisi untuk kira-kira berkurang setengahnya pada tahun 2030. Karena emisi gas
rumah kaca mengubah iklim planet, tren pemanasan jangka panjang terus berlanjut Perubahan iklim
memperburuk banyak peristiwa cuaca ekstrim yang melanda dunia pada tahun 2021. dari banjir di Eropa.
Tiongkok, dan Sudan Selatan, hingga kebakaran hutan di Siberia dan Amerika Serikat.
Tahun 2021 merupakan tahun suhu ekstrim dengan musim panas terpanas di Eropa, gelombang panas di
Mediterania, belum lagi suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amerika Utara." ungkap Direktur
CS3 Carlo Buontempo. "Peristiwa ini adalah pengingat yang jelas tentang perlunya mengubah cara kita.
mengambil langkah tegas dan efektif menuju masyarakat yang berkelanjutan dan bekerja untuk mengurangi emisi
karbon bersih." bunyi peringatan Buontempo. Tingkat global CO, dan metana terus meningkat, dan keduanya
mencapai rekor tertinggi pada tahun 2021. "Tingkat CO, di atmosfer naik sekitar 2.4 ppm dari tahun 2020," kata
para ilmuwan.
C35 menyatakan tingkat metana, gas rumah kaca yang sangat kuat telah melonjak dalam dua tahun
terakhir, tetapi alasan mengapa tidak sepenuhnya dipahami. Emisi metana berkisar dari produksi minyak dan gas
pertanian hingga sumber alami seperti lahan basah. Setelah penurunan sementara pada tahun 2020 .

1. Berdasarkan kasus tersebut, identifikasi masalah yang terjadi !


a. Kasus 1
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
b. Kasus 2
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
c. Kasus 3
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
2. Berdasarkan kasus tersebut, identifikasi dampak yang terjadi akibat pemanasan global
pada ketiga kasus tersebut !
a. Kasus 1
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
b. Kasus 2
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
c. Kasus 3
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..

E. Kesimpulan

Buatlah Kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang telah kamu lakukan !
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Good Luck !

Anda mungkin juga menyukai