Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pemanasan Global (Global Warming), merupakan hal yang sedang hangat dibicrakan saat ini. Pemanasan Global dapat diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata bumi, yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah peningkatan kadar CO2 di atmosfer bumi yang menyebabkan efek rumah kaca. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. (Agus R, 2008:04) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC) yang dikhususkan untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh Pemanasan Global. Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan penelitipeneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan

dengan Pemanasan Global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan-penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut.

Salah satu penemuan pertama IPCC adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan gas-gas rumah kaca ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan serta pembangkit tenaga listrik. (Agus R, 2008:4,5). Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pemanasan global (Global Warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkan memberikan kesempatan bagi berbagai macam virus dan bakteri penyakit tumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri penyakit berkembang pesat, secara tidak langsung Pemanasan Global juga dapat menimbulkan kekeringan maupun banjir. WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu ratarata global, yakni penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Gelombang panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat. Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan pesisir, dan mencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah Kolera dan Malaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladesh disebut sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di wilayah rendah

dan sering mengalami banjir. Mencairnya puncak Es Himalaya, luasnya daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi pada anak-anak. Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim, di antaranya Ebola, Flu Burung dll. Penyakit hewan yang dapat menular pada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizinya kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memadai. (Wan Alkadri, dlm Pro Health, 2009). Demikian besarnya pengaruh Pemanasan Global terhadap kesehatan manusia maupun hewan serta lingkungan, maka harus ada upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dampak dari Pemanasan Global. Pemanasan Global memberikan efek yang sangat serius pada kehidupan sosial masyarakat, karena itu diperlukan strategi dan langkah konkret, seperti mengubah perilaku individu dengan mengadakan penyuluhan, untuk meningkatkan pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan Global Warming, apa dampaknya, dan bagaimana cara mengatasinya, dan diharapkan setelah dilakukan penyuluhan maka perilaku masyarakat yang dapat menyebabkan Pemanasan Global dapat berubah. Penyuluhan tentang Global Warming perlu dilakukan kepada semua masyarakat termasuk siswa dengan

cara memberikan penyuluhan di sekolah. Penyuluhan ini akan dilaksanakan di SMK 1 Mertajaya yang terletak desa Mertajaya Kabupaten Pasang Kayu. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan siswa di SMK 1 Mertajaya. B. Rumusan Masalah Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan siswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan di SMK 1 Mertajaya?. 2. Bagaimana pengetahuan siswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan di SMK 1 Mertajaya?. 3. Apakah ada perbedaan pengetahuan siswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di SMK 1 Mertajaya?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap

pengetahuan siswa di SMK 1 Mertajaya. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya pengetahuan siswa tentang Global Warming sebelum dilakukan penyuluhan di SMK 1 Mertajaya

b. Diketahuinya pengetahuan siswa tentang Global Warming sesudah dilakukan penyuluhan di SMK 1 Mertajaya. c. Diketahuinya perbedaan pengetahuan siswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di SMK 1 Mertajaya. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi lokasi penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi siswa SMK 1 Mertajaya terkait dengan masalah Global Warming. 2. Bagi perkembangann ilmu pengetahuan Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya keilmuan dalam dunia Keperawatan, terutama bidang ilmu Promosi Kesehatan tentang pengaruh penyuluhan Global Warming terhadap pengetahuan siswa di SMK 1 Mertajaya. 3. Bagi peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama mengikuti pembelajaran terutama ilmu tentang riset keperawatan. 4. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan masalah Global Warming.

5.

Bagi AKPER BK Palu Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literatur ilmiah dalam bidang Kesehatan di AKPER BK Palu terkait dengan masalah Global Warming.

E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK 1 Mertajaya Desa Mertajaya Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara pada bulan April sampai dengan Mei 2012.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Global Warming 1. Pengertian Pemanasan Global (Global Warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut dan daratan bumi. Perubahan iklim global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi. (Budianto, 2000:195). Sejalan dengan pendapat Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1) mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. 2. Pengertian Gas Rumah Kaca Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah gas rumah kaca. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip

dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnyapun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. (Agus R, 2008:5). Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tersebut untuk menjaga

kehidupan di dalamnya tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak ada lapisan yang mengisolasi panas matahari. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon

Dioksida (CO2), Metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen (N2O) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga semakin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan didalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul N2O bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya

pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama di tuding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon (Wisnu Arya Wardana, 2010:47). 3. Penyebab Global Warming Gas rumah kaca penyebab efek rumah kaca yang dikhwatirkan manusia sebagai penyebab kenaikan suhu atmosfer bumi ternyata juga dihasilkan oleh aktivitas manusia. Secara tidak langsung, manusia ikut andil dalam Pemanasan Global, melalui gas rumah kaca yang timbul akibat aktivitas manusia itu sendiri. Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas rumah kaca adalah sebagai berikut: a. Transportasi Pencemaran udara yang disebabkan komponen yang keluar dari kendaraan transportasi berupa Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (Nox), Belerang Oksida (Sox), Hidrokarbon (HC) dan partikel-partikel lain. Komponen pencemaran udara tersebut dapat mencemari udara secara terpisah ataupun bersama-sama. Kuantitas komponen pencemaran udara tersebut tergantung pada sumber aktivitas manusia. b. Industri Aktivitas industri berdampak sangat luas terhadap perekonomian suatu negara sehingga banyak negara didunia berusaha

meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pengembangan

industri, termasuk indonesia. Aktivitas industri termasuk kegiatan yang dapat menambah jumlah emisi gas rumah kaca. Semua aktivitas industri yang melibatkan penggunaan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas bumi), terutama sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik yang diperlukan dalam industri, dapat dipastikan akan ikut menambah emisi gas rumah kaca. c. Pembuangan Sampah Metode pembuangan sampah saat ini lebih tertuju pada masalah kebersihan dan estetika lingkungan, belum memikirkan masalah dampak yang timbul akibat proses pembusukan sampah. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah yang pada umumnya berasal dari limbah organik yang merupakan antropogenic waste akan mengalami degredasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas CH4 adalah gas rumah kaca yang berpotensi menjadi penyebab pemanasan global. d. Pembakaran Stasioner Pembakaran stasioner sebagai bagian aktivitas manusia adalah pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas bumi) yang pada umumnya digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Pembangkit sumber daya listrik ini digunakan untuk berbagai keperluan manusia, antara lain listrik untuk keperluan rumah tangga, untuk keperluan industri dan untuk

10

keperluan transportasi (kereta api listrik, bus listrik). Mekanisme gas rumah kaca yang timbul dari pembakaran stasioner, mirip dengan mekanisme timbulnya gas rumah kaca pada aktivitas transportasi dan industri yang menggunakan bahan bakar fosil. 4. Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan (Pro Health, Pemanasan Global dan dampaknya bagi kesehatan). Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir. Berikut masalah-masalah kesehatan yang disebabkan oleh pemanasan global: a. Malnutrisi menyebabkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkan kematian 0,9 juta jiwa.

11

b.

Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen yang terganggu, banjir menybabkan meluasnya penyakit diare serta Laptospirosis.

c.

Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistim bumi, menghasilkan gas-gas rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global. Sedangkan asap hitamnya mengganggu secara langsung kehidupan manusia. Asap mengandung debu yang halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernafasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita.

d.

Pada suhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakit menular (Malaria, DBD, Chikunguya, penyakit yang di tularkan melalui udara dan air), terjadinya konflik psikologis (stress), penyakit lama timbul kembali, seperti penyakit Malaria, Penyakit degeneratif, Penyakit Jantung, Penyakit Paru-paru.

e.

Dampak pemanasan global mempengaruhi penipisan ozone antara lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penrunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi genetik, memperburuk penyakit-penyakit

12

umum Asma dan Alergi meningkatkan kasus-kasus kardiovaskuler, kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke serta gangguan jantung dan pembuluh darah. f. Pemanasan Global juga mempengaruhi perubahan lingkungan seperti: Pergeseran musim, banjir dan tanah longsor, kekeringan dan bencana kelaparan. Selain itu Pemanasan Global juga dapat menyebabkan perubahan ekosistem yang ada, misalnya saja

penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Agipty. Nyamuk ini biasa hidup di tempat yang panas sehngga di daerah perkotaan nyamuk ini akan sangat subur dengan adanya pemanasan global maka daerah-daerah yang semulanya dingin akan mengalami peningkatan suhu, panas meningkat sehingga nyamuk ini akan memiliki tempat yang lebih luas untuk berkembang dan menularkan penyakit. (Wisnu Arya Wardana, 2010: 47). g. Selain menimbulkan dampak kesehatan pada manusia, pemanasan global juga memiliki dampak kesehatan pada hewan yaitu meningkatnya penyakit menular antara hewan dengan hewan dan antara hewan dengan manusia (zoonozis). Kasus flu burung dan flu meksiko misalnya, penyakit ini yang semula hanya menyerang Unggas dan Babi kini dapat menginfeksi manusia, hal ini terjadi akibat adanya mutasi yang terjadi pada penyebab penyakit-penyakit

13

tersebut yaitu virus H5N1 dan H1N1. Virus yang semula jinak pada hewan dapat mengalami mutasi bila habitatnya terganggu 5. Usaha Menanggulangi Pemanasan Global (Wisnu Arya Wardana, 2010: 15) Usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi menyangkut banyak hal yang memerlukan pemikiran dan pemecahan bersama, maka usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global dibagi menjadi tindakan dan gerakan. Tindakan adalah usaha penanggulangan yang dapat segera dilakukan untuk penyelamatan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan masalah dampak Pemanasan Global. Adapun gerakan adalah suatu imbauan atau ajakan secara bersama-sama untuk menanggulangi dampak pemanasan global. Untuk lebih jelasnya, usaha

penanggulangan dampak pemanasan global dapat dibagi atas: a. Tindakan teknis Tindakan teknis adalah suatu usaha penanggulangan dampak Pemanasan Global yang secara teknis dapat segera di lakukan untuk pelayanan lingkungan, terutama berkaitan dengan masalah dampak Pemanasan Global. Tindakan teknis yang dimaksud antara lain adalah:

14

1) Pemanenan GRK CH4 Pada saat ini pembuangan sampah organik yang ditampung di tempat pembuanan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses pembusukan secara alamiah. Proses pembusukan sampah organik tersebut akan mengeluarkan gas methan (CH4) yang merupakan bagian dari gas rumah kaca. Adapun prinsip pemanenan gas CH4 tersebut kemudian bisa di salurkan untuk keperluan rumah tangga atau keperluan lain sebagai pengganti bahan bakar. Adapun prinsip pemanenan gas CH4 adalah dengan menampung limbah organik kedalam konverter atau digester. Setelah proses pembusukan limbah organik berjalan maka gas CH4 akan keluar dari proses pembusukan sampah. Lalu di tampung di dalam sebuah tangki. Gas CH4 yang terkumpul ini bisa menjadi pengganti sumber bahan bakar. 2) Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik Limbah organik yang di hasilkan manusia atau antropogenic waste cukup banyak dan bila tidak dimanfaatkan maka akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang menghasilkan gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4, pemanfaatan limbah organik harus dilakukan dengan proses aerobic sehingga gas yang keluar adalah gas CO2. Walaupun termasuk gas rumah kaca, gas CO2 masih lebih lunak atau potensi penyebab efek rumah kaca masih lebih

15

rendah dibandingkan dengan gas rumah kaca CH4. Daya potensi gas CH4 menyebabkan efek rumah kaca sendiri lebih kuat kira-kira 21 kali dari gas CO2. Atas penjelasan tersebut di atas, pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk organik harus di lakukan dengan proses aerobik. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman lainnya. 3) Penghijauan Lahan Gundul Penghijauan lahan gundul adalah bagian dari usaha konservasi alam atau pelestarian alam yang telah rusak akibat ulah manusia. Penghijauan lahan gundul di harapka dapat mengurangi bencana yang diakibatkan oleh Pemanasan Global. Penghijauan lahan gundul antara lain berdampak pada: a). Mengurangi bencana tanah longsor untuk daerah perbukitan dan mengurangi abrasi laut untuk daerah lahan pantai. b). Menahan dan menyeimbangkan permukaan air tanah, serta menahan instrusi air laut. c). Memelihara keaneka ragaman hayati. d). Menaikkan kadar oksigen dalam udara lingkungan.

16

4) Penggantian Bahan Bakar Pemakaian bahan bakar fosil (terutama batubara dan minyak bumi) akan menghasilkan gas CO yang pada akhirnya akan menjadi gas rumah kaca berupa gas CO2. Maka dari itu perlu ada penggantian sumber energi yang harus dilakukan. Energi alternatif yang dapat digunakan untuk mengganti energi yang mengandalkan bahan bakar fosil, antara lain adalah energi air (hydro power energy), energi pasang surut (tidal energy), energi gelombang laut (wave power energy), energi panas laut (ocean thermal energy convertion, OTEC), energi angin (wind energy), energy panas metahari (solar cell energy), dan energy nuklir (nuclear energy). b. Tindakan Non Teknis Adapun tindakan nonteknis yang dimaksud adalah menegakkan pelaksanaan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Apabila peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik, tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik pula. Akibatnya, berpengaruh juga pada lapisan ozon tidak berlubang lagi dan lapisan atmosfer bumi, yaitu tidak lagi mengandung lapisan gas rumah kaca.

17

c. Gerakan Nasional Gerakan nasional untuk mencegah Pemanasan Global harus segera dimulai agar dampak yang sangat mengerikan tidak sampai terjadi. Agar gerakan nasional ini dapat secara serempak dapat diikuti oleh segenap lapisan masyarakat, harus dimulai dan diberi contoh oleh pemerintah. Pemerintah selaku promotor gerakan nasional ini harus dapat memberi contoh program-program yang dampaknya dapat diraskan oleh masyarakat dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama. Misalnya, pemeriksaan, pengawasan dan penertiban gas buang yang keluar dari kendaraan bermotor harus secara tegas dan rutin dilakukan agar pencemaran udara lingkungan dapat dikurangi dan dihindari. d. Gerakan Internasional Apabila gerakan nasional dilakukan oleh setiap negara yang perduli terhadap masalah lingkungan hidup maka gerakan internasional akan lebih mudah untuk digalang secara bersama-sama. Gerakan nasional dapat di awali oleh negara-negara yang terletak pada satu kawasan, kemudian dikembangkan ke kawasan lainnya.

18

B. Tinjauan Tentang Penyuluhan 1. Pengertian Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yaitu pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat. (Notoatmodjo, 2005). Hal ini sejalan dengan pendapat Herawani (2001) yang menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan adalah penambahan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. 2. Metode Penyuluhan Dalam melakukan penyuluhan ada beberapa metode yang dibagi dalam tiga cara yakni: a. Metode penyuluhan menurut media yang digunaka dimana dapat dibedakan atas: 1) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan, tatap muka) maupun tidak langsung (lewat radio, telefon).

19

2)

Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran, poster, dan lain-lain, yang dibagikan atau dipasang pada tempat-tempat strategis seperti di jalan dan pasar.

3)

Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film, dan lain-lain.

b. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya, dimana dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu: 1) Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka atau melalui telefon yang mana komunikasi dapat secara langsung dalam waktu relatif singkat. 2) Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantara orang lain, dimana komunikasi tidak dapat dalam waktu singkat. c. Metode penyuluhan menurut keadaan psikisosial sasarannya, dimana dibedakan dalam 3 (tiga) hal, aitu: 1) Pendekatan perorangan, dimana penyuluh berkomunikasi secara orang per orang, seperti melalui kunjungan rumah ataupun kunjungan di tempat kegiatan sasaran. 2) Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama. 3) Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak langsung atau langsung dengan jumlah sasaran yang sangat

20

banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, seperti penyuluhan lewat televisi. 3. Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Orang Dewasa Pemilihan metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa ini harus selalu mempertimbangkan: a. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu

kegiatan/pekerjaan pokoknya. b. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin. c. Lebih banyak menggunakan alat peraga. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa program penyuluhan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. Notoatmidjo (2005) mengemukakan faktor metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Ada beberapa metode yang dikemukakan antara lain: 1) Metode penyuluha perorangan, termasuk di dalamnya

bimbingan dan penyuluhan , serta wawancara (interview). 2) Metode penyuluhan kelompok, dalam metode ini harus diingat besarnya kelompok dan tingkat pendidikan sasaran. Metode ini mencakup:

21

a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok yang besar ini adalah ceramah dan seminar. b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju (snow ballng), permainan simulasi, memainkan peran, dan lainlain. 3) Metode penyuluhan massa. Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum (public speaking), pidato-pidato melalui media elektronika, tulisan-tulisan

dimajalah atau koran serta Bill Board. 4. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia di terima atau di tangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula

pengetahuan/pengertian yang diperoleh. Elgar Dale (dlm Notoatmidjo, 2005), membagi alat peraga tersebut atas sebelas macam dan sekaligus

22

menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Secara berurut dari intensitas yang paling kecil sampai yang paling besar alat tersebut adalah sebagai berikut: 1). Kata-kata; 2). Tulisan; 3). Rekaman radio; 4). Film; 5). Televisi; 6). Pameran; 7). Fieldtrip; 8). Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda tiruan; 11). Benda asli. Alat bantu akan sangat membantu di dalam memberikan penyuluhan agar pesanpesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa macam alat bantu antara lain: a. b. c. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain. Alat bantu lihat-dengar, misalnya, televisi, video cassette.

Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat dikelompokkan menjadi: a. Alat bantu yang rumit (complicated) seperti film, film strip, slide yang memerlukan alat untuk mengoperasikannya. b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, bendabenda yang nyata poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya.

23

5.

Media Penyuluhan Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yng ingin disampaikan oleh

komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruangan, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmdjo, 2005). Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari berbagai pihak, seperti: a. Menurut bentuk umum penggunaannya Penggolongan media penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat dibedakan menjadi: 1. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, dan lain sebagainya. 2. Bahasa peragaan: poster tunggal, poster seri. b. Menurut cara produksi Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu: 1. Media cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah data, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk

24

dalam media ini adalah: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker dan pamflet. Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Tetapi media ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara, dan mudah terlipat. 2. Media elektronika Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan di dengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah: televisi, rado, film, video film, CD dan VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain: lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikutsertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan di ulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya. 3. Media luar ruang Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun elektronik, misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan media ini adalah lebih mudah di pahami,

25

lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan media ini antara lain: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilanuntuk mengoperasikannya. 6. Langkah-Langkah Melakukan Penyuluhan (Eliza Herijulianti dkk,2002:48) Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Melakukan analisis situasi. Menentukan prioritas masalah. Menentukan tujuan. Menentukan sasaran. Menentukan pesan yang akan disampaikan. Menentukan metode. Menentukan media. Menentukan rencana penilaian. Penyusunan jadwal.

26

7.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan. a. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan. b. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku. c. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

27

C. Tinjauan Tentang Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003:127). Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Over behaviour). b. Tingkat Pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 128 130). Pengetahuan yang dicakup dalam kognitif ada 6 tingkatan yaitu: a. Tahu Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

28

c.

Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari dari situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d.

Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut.

e.

Sintesis (Synnthesis) Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f.

Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berikatan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek penelitian berdasarkan suatu keriteria yang telah ada.

29

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: VARIABEL INTERVENSI

PENYULUHAN TENTANG GLOBAL WARMING PRE TEST POST TEST

PENGETAHUAN SISWA TENTANG GLOBAL WARMING SEBELUM PENYULUHAN

PENGETAHUAN SISWA TENTANG GLOBAL WARMING SESUDAH PENYULUHAN

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian

30

B. Hipotesis Adapun dugaan sementara dari penelitian ini adalah: ada perbedaan pengetahuan siswa tentang Global Warming sebelum dan sesudah penyuluhan di SMK 1 Mertajaya. C. Definisi Operasional 1. Penyuluhan tentang Global Warming Pemberian informasi tentang Global Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara penanggulangannya, yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan mempengaruhi siswa untuk merubah pola hidup yang dapat menyebabkan Global warming yang diberikan dengan cara ceramah dan tanya jawab.

2. Pengetahuan siswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan Definisi : Merupakan pemahaman siswa tentang Global

Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh siswa sebelum diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan. Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur : : : : Angket. Kuesioner. Rating nilai 0 100. Rasio.

31

3. Pengetahuan siswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan Definisi : Merupakan pemahaman siswa tentang Global

Warming yang meliputi pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan dan cara penanggulangannya, yang dimiliki oleh siswa sesudah diberikan penyuluhan. Pengetahuan tersebut di ukur dan akan menjadi acuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian penyuluhan. Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur : : : : Angket. Kuesioner. Rating nilai 0 100. Rasio.

32

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian Ekperimental dengan desain Pre Esperimen One Group Pretest Posttest, yaitu sebelum melakukan penyuluhan responden diberikan Kuesioner (pretest) kemudian setelah penyuluhan dilakukan, responden diberi Kuesioner untuk yang kedua kalinya (posttest) kemudian peneliti membandingkan hasil dari pretestposttest. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat digambarkan sebagai beriku:

01

X
Gambar 4.1 Desain Penelitian

02

Keterangan:

01 =

Pengetahuan siswa tentang Global Warming sebelum penyuluhan.

X = Penyuluhan tentang Global Warming. 02 =


Pengetahuan siswa tentang Global Warming sesudah penyuluhan.

33

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64). Dalam penelitian ini yang menjadi objek atau populasi penelitian adalah semua siswa kelas 2 SMK 1 Mertajaya di desa Martajaya, Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara. 2. Sampel a. Besar sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi / mewakili populasi (Nursalam dan Siti Pariani, 2001:64). Untuk menentukan besar sampel peneliti merujuk pada pendapat Notoatmodjo yang mengatakan bahwa penyuluhan kelompok efektif apabila peserta penyuluhan minimal 15 orang. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti menentukan besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 responden. b. Cara menentukan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Probability sampling dengan tehknik Simpel rendom sampling, yakni nama setiap

34

responden dipilih secara acak hingga sampai pada jumlah yang telah ditargetkan. C. Pengumpulan Data 1. Prosedur pengumpulan data Prosedur pengumpulan data adalah dengan cara membagikan kuesioner atau angket. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berisi 8 pertanyaan tertulis yang masingmasing 6 soal pertama diberi bobot nilai 10, dan 2 soal terakhir diberi bobot nilai 20. Sehingga nilai keseluruhan dari kedelapan soal tersebut adalah sebanyak 100. 2. Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan adalah: a. Data Primer Berupa data yang diperoleh langsung dari responden, yakni jawaban yang diberikan responden pada lembaran kuesioner. b. Data Sekunder Berupa data yang diperoleh dari pihak sekolah SMK 1 Mertajaya, yakni jumlah siswa dan daftar nama siswa kelas 2.

35

D. Pengolahan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengolahan data dengan cara: 1. Editing : Memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan, apakah

ada kekurangan atau kesalahan data yang diperoleh dari lapangan. 2. Coding : Memberi kode atau nomor pada jawaban yang diisi oleh

responden untuk memudahkan peneliti dalam entry data keprogram komputer untuk keperluan analisa. 3. Entry data : Memasukan data kekomputer untuk keperluan analisa. 4. Cleaning : Membersihkan data dengan melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar atau belum. E. Analisa Data 1. Analisa univariat analisa menghitung nilai mean, standar deviasi sampel, nilai maksimun-minimum dari hasil pre test dan pos test. 2. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat adanya perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Uji statistik yang digunakan yaitu menggunakan uji t (t test), dengan rumus: 

n = besar sampel d = selisih nilai rata-rata. s = simpangan baku sampel.

36

F. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada Kepala Sekolah SMK 1 Mertajaya untuk mendapatkan persetujuan kemudian proses pengumpulan data dilakukan dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informed Consent Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden, tujuannya adalah supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati haknya. 2. Anonymity Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. 3. Confidentiality Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.

37

Anda mungkin juga menyukai