Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM

Kelompok 3 (1A)

1. Allifah Andhin Fathanah (2202001)


2. Arif Putra Sanjaya (2201017)
3. Fakhira Akmalia (2201030)
4. Hilda Puspita (2201038)
5. Intan Safitri (2201040)
6. Najwa Ashfiya (2201054)
7. Rismayanti Iskandar (2201072)
8. Tanti Prayoganing Linggargiri (2201090)

Dosen Pembimbing:
Linda Andriani, S.S., M.I.Kom.

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FATMAWATI
JAKARTA NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penanganan
Perubahan Iklim”. Penyusunan makalah ini bertujuan memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Bahasa Indonesia kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan
tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Atas
penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ns. DWS Suarse Dewi, M.Kep, Sp.Kep.MB. selaku Ketua Sekolah Tinggi
Tinggi Ilmu Kesehatan Fatmawati Jakarta.

2. Ns. Hinin Wasilah,S. Kep., M. S. selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah


Bahasa Indonesia.

3. Linda Andriani, S.S., M.I.Kom. selaku Pembimbing dan Dosen Pengajar


Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

4. Ns. Deny Praseyanto, M.Kep, Sp. selaku wali kelas angkatan XXV Prodi
Diploma 3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fatmawati.

5. Orang tua yang selalu mendukung kami baik secara moral maupun materi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini
selanjutnya tentu sangat diperlukan. Semoga makalah ini, dapat menjadi manfaat
bagi semua pihak.

Jakarta, November 2022

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini, perubahan iklim global makin jelas dirasakan. Pola cuaca di
sebagian tempat sering berubah-ubah tidak menentu dan tidak dapat
diprediksi. Terkadang juga, akibat pola cuaca yang berubah-ubah itu dapat
terjadinya banjir di satu daerah dan kekeringan di sebagian daerah yang lain.
Kondisi saat ini tentu sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya. Beberapa
tahun yang lalu, Indonesia merupakan suatu negara yang beriklim tropis yang
hanya memiliki dua musim dalam satu tahun. Mulai dari awal tahun dalam
kurun waktu 6 bulan kedepan, indonesia akan memulai musim kemarau dan 6
bulan selanjutnya akan mengalami musim hujan. Siklus tersebut akan
mengalami perubahan seiring dengan perubahan pada lingkungan.

Perubahan iklim terkait dengan perubahan suhu lingkungan makro. Adapun


segala aktivitas manusia yang menimbulkan dampak negatif bagi linkungan,
itu juga dapat menjadi pemicu akan terjadinya perubahan iklim. Dalam
kondisi ini salah contoh dampak buruk dari aktivitas manusia adalah
banyaknya industri yang menyebabkan polusi. Kemudian dari masalah
tersebut, akan berdampak efek rumah kaca terhadap atmosfer bumi. Efek
tersebut jika terjadi secara klimaks akan menyebabkan pemanasan global
(global warming) yang berkaitan dengan krisis perubahan iklim (climate
crisis) dengan kata lain pemanasan global ini menyebabkan perubahan pada
iklim.

Supaya kita bisa mengurangi dampak negatif tersebut, terutama dampak


terhadap kesehatan maka manusia melakukan berbagai upaya untuk kebaikan
manusia itu sendiri.

1
Baca buku Ekologi, Pemanasan Global dan Kesehatan: Bab 3 Global Warming and Climate Change,
2018, Jakarta.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas di antaranya:
a. Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim?
b. Siapa saja yang berperan penting dalam menangani perubahan iklim?
c. Bagaimana cara menangani perubahan iklim?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan konsep perubahan iklim
b. Menjalaskan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan
c. Menjelaskan peran manusia dalam menangani perubahan iklim

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan studi
kepustakaan, yaitu pengumpulan data dari berbagai sumber yang ada, baik
dari buku maupun jurnal sesuai dengan materi yang dibahas. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penulisan makalah ini adalah membaca dan
menyimpulkan dari berbagai sumber referensi.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan,
Bab II Tinjauan teori yang terdiri dari pengertian perubahan iklim, era
penyebab terjadinya perubahan iklim, dan upaya yang dilakukan manusia
dalam menangani perubahan iklim.
Bab III Tinjauan kasus yang terdiri dari Dampak Perubahan Iklim
Terhadap Kesehatan.
Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran, dan penutup.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Perubahan Iklim


Berikut ini adalah konsep perubahan iklim:
1. Pengertian Perubahan Iklim
Sebelum kita mengetahui Penanganan Perubahan Iklim, kita harus tahu
pengertian dari perubahan iklim itu sendiri. Perubahan iklim merupakan
perubahan pola ataupun etentitas dari iklim itu sendiri yang dapat
diperkirakan periode waktunya (biasanya rata-rata 30 tahun). Perubahan iklim
dapat berupa perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau perubahan
sirkulasi cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Sebagai contonya, lebih sering
atau jarangnya perubahan cuaca ekstrem, perubahan pola iklim atau cuaca
secara signifikan dan peningkatan luasan daerah yang kekeringan. Perubahan
iklim merupakan perubahan yang terjadi pada komponen iklim yang meliputi
suhu, curah hujan,kelembapan, evaporasi, arah, kecepatan, dan perawanan.

Adapun pengertian tentang perubahan iklim yang dikuti dari UU No. 31


Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Perubahan
iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak
langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi
atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang
teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

2
Baca buku Perubahan Iklim dan Kesehatan Masyarakat (PERUBAHAN IKLIM: PERNGERTIAN DAN
RUANG LINGKUP) Oleh Oksfriani Jufri Sumampouw, 2019, Yogyakarta.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim
Perubahan iklim umumnya disebut fenomena pemanasan global, dan
merupakan fenomena di mana gas rumah kaca di atmosfer meningkat selama
periode waktu tertentu. Perubahan iklim dan pemanasan global disebabkan
oleh beberapa hal yang dipengaruhi kehidupan masyarakat. Iklim terus
berubah karena interaksi unsur-unsurnya dengan faktor eksternal, seperti
letusan gunung berapi, variasi sinar matahari, dan beberapa ulah manusia
seperti perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.
Penyebab perubahan iklim berdasarkan data yang diterima Indonesia, ada
beberapa penyebab terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim yang sedang
berlangsung juga mempengaruhi kehidupan masyarakat. Hujan deras musim
kemarau yang berkepanjangan peningkatan volume air akibat mencairnya es
di kutub. Adapun terjadinya angin topan disebabkan karena adanya
perubahan curah angin dari laut. Penurunan sumber daya air melindungi bumi
dari perubahan iklim dan mengurangi efek pemanasan global.

Mengenai hal tersebut ada beberapa poin penting tentang beberapa penyebab
terjadinya perubahan iklim yang di kutip dari sumber tepercaya:

a. Efek Rumah Kaca


Ada 6 jenis gas rumah kaca yang berperan peting dalam penyerapan
terhadap radiasi matahari berdasarkan Protocol Kyoto. Energi tersebut
semestinya harus dipantulkan kembali ke luar angkasa, namun karena
adanya gas-gas tersebut maka radiasi matahari terperangkap di atmosfer
bumi yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu di permukaan
bumi. Gas-gas tersebut diantaranya adalah CO 2 (Karbon Dioksida), CH4
(Metana), N2O (Nitrogen Dioksida), HFCS (Hydroflurokarbons), PFCS
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride). Sebenarnya bumi
telah memiliki unsur gas rumah kaca sendiri,yaitu uap air (H 2O). Tanpa
kehadiran gas rumah kaca tersebut maka suhu muka bumi dapat
diperkirakan sekitar 20-25 Co daripada suhu bumi saat ini, itu merupakan
keadaan yang tidak nyaman bagi makhluk bumi.
Adapun emisi gas rumah kaca disebabkan oleh aktivitas manusia dan
kegiatan manusia, terutama dalam pemanfaatan fosil seperti minyak
bumi, batu bara, gas bumi dan gas alam. Pembakaran fosil sebagai
sumber listrik, transportasi, dan akan menghasilkan karbondioksida dan
gas rumah kaca lain yang dibuang ke udara.

b. Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan peningkatan suhu global bumi yang di
tandai dengan adanya kenaikan suhu rata-rata udara di dekat permukaan
bumi dan laut sejak pertengahan abad ke-20 dan akan terus
diproyeksikan secara langsung. Sebagian besar kenaikan suhu yang
diamati sejak pertengahan abad ke-20 disebabkan oleh peningkatan efek
gas rumah kaca yang hasil dari aktivitas manusia seperti pembakaran
bahan bakar fosil dan pengurangan lahan hutan.

c. Penipisan Lapisan Ozon


Indikasi ini pertama kali ditemukan oleh tim peniliti Inggris, British Antartic
Survey (BAS), di Benua Antartika pada 3 setengah tahun yang lalu. Hasil
dari pantauan tersebut bahwa lapisan ozon mengalami kerusakan yang sangat
begitu parah di lapisan stratosfer bumi. Permasalahan ini sangat serius,
karena lapisan ozon merupakan komponen penting bagi kehidupan bumi yang
melindungi kita dari sinar ultraviolet. Ini sangat mengkhawatirkan bila hal
tersebut tidak ditangani maka akan menimbulkan bencana lingkungan yang
sangat luar biasa.

3
Baca buku Perubahan Iklim dan Kesehatan Masyarakat (Penyebab Terjadinya Perubahan
Iklim) Oleh Oksfriani Jufri Sumampouw, 2019, Yogyakarta.

4
Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi Oleh: Dr. Fadliah, M.St,Dosen
Manajen Pendidikan Fakultas Jlmu Pendidikan UNG, 2012, Jakarta.

B. Tiga Upaya Manusia dalam Mengatasi Perubahan Iklim


1. Upaya yang Dilakukan Manusia dalam Menangani Perubahan Iklim
Dalam hal ini masyarakat dan pemerintah harus kompak dalam upaya
menangani perubahan iklim yang merupakan salah satu masalah serius
sekarang ini. Upaya pemerintah yang harus dilakukan adalah melakukan
sosialisasi pendekatan mitigasi suapaya masyarakat bisa beradaptasi dalam
hal penerapannya dikehidupan sehari-hari.

a. Mitigasi
Mitigasi merupakan program pembangunan atau upaya pemerintah dan
masyarakat dalam mengurangi atau mereduksi emisi gas rumah kaca dengan
adanya etentitas tinggi dalam pemakaian. Salah satu contohnya yang sangat
kongkret adalah penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan.

Adapun salah satu jalan dalam melakukan perubahan iklim ini, di arahkan
dengan selalu melakukan pertimbangan program-program yang pro kepada
kebijakan ekonomi, social, dan lingkungan yang relevan. Selain itu dalam
implementasikanya atau praktiknya, Pokja Mitigasi yang dilakukan oleh
DNPI, telah berfokus terhadap tiga aspek yaitu:
1) Pengembangan ilmu pengetahuan.
2) Pengembangan kebijakan.
3) Mendorong adanya investasi.

Adapun pengembangan ilmu-ilmu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


a) Ilmu pengetahuan dibangun untuk memahami dan menjawab
berbagai macam ketidakpastian akibat perubahan iklim, guna
mempersiapkan yang lebih baik pada masa depan.
b) Kebijakan yang ditopang oleh ilmu pengetahuan yang kuat
merupakan persyaratan bagi penerapan aksi yang menyeluruh dan
efektif serta didukung dengan proses yang khusus.
c) Investasi dilakukan guna menghasilkan budaya yang sehat dan
benar dalam melakukan investasi ramah lingkungan yang
berkelanjutan.

C. Konsep Adaptasi Perubahan Iklim


Berikut ini adalah teori mengenai adaptasi
1. Pengertian Adaptasi
Adaptasi merupakan tindakan manusia dalam melakukan penyesuaian alam
dan untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap perubahan iklim.
Sebagai manusia itu sangat penting untuk beradaptasi dalam keadaan apapun.
Terutama dalam keadaan sekarang ini, yaitu perubahan iklim yang cukup
ekstrem dan mengganggu keseimbangan kehidupan manusia. Landasan
penanganan dampak perubahan iklim adalah:
a. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura.
b. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2019 tentang Sistem Budidaya
Pertanian Berkelanjutan (pasal 48) ayat 36.

Kata kunci untuk kegiatan adaptasi adalah penguatan kapasitas atau muatan
daya adaptasi tersebut. Oleh karena itu kapasitas adaptasi menjadi unsur
penting. Kuat atau lemahnya kapasitas adaptasi dapat di lihat dari sisi
eksternal yang meliputi daya dukung ekosistem dan linkungan saat ini, dan
juga sisi internal yang dilihat dari kesiapan perangkat regulasi dan
kelembagaan, anggaran serta sumber daya manusia.

Seperti yang dilakukan DNPI dengan melakukan yang strategis yaitu dengan
mewujudkan pembangunan rendah emisi karbon dan pembangunan
berkelanjutan yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim. Kebijakan
yang di lakukan oleh DNPI atau disebut Program Pokja Adaptasi yang
diprioritaskan pada upaya pungutan adapatasi perubahan iklim pada tingkat
nasional dan daerah, contohnya perbaikan kanal (Ridwan, 2013).
5
Jurnal Penanganan Dampak Perubahan Iklim Global pada Bidang Perkeretaapian Melalui
Pendekatan Mitigasi dan Adaptasi Ridwan, 2013,Bandung. 6Adaptasi dan Mitigasi DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM SUBSEKTOR HORTIKULTURA, Cetakan 1, 2022, Jakarta.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. KASUS
Dampak perubahan iklim yang sangat dirasakan adalah terjadinya
peningkatan suhu, peningkatan curah hujan dan terjadinya perubahan iklim
ekstrem. Perubahan iklim ini akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut Sumampouw
(2019), salah satu efek tidak langsung dari perubahan iklim terhadap
kesehatan masyarakat di Indonesia, yaitu terjadinya peningkatan vector borne
disease, seperti DBD, malaria, dan filariasis.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, jumlah
kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 587 kasus 9 kasus diantaranya
meninggal dunia. Pada tahun 2018 jumlah kasus DBD meningkat sebanyak
214 kasus 25 kasus diantaranya meninggal dunia. Jumlah kasus DBD
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa, dimana pada
tahun 2014 tercatat sebanyak 146 kasus dan 2 kasus diantaranya meninggal
dunia, pada tahun 2015 tercatat 155 kasus dan 1 kasus diantaranya meninggal
dunia, pada tahun 2016 tercatat 224 kasus dan tidak ada yang meninggal
dunia, pada tahun 2017 tercatat 49 kasus dan 1 kasus diantaranya meninggal
dunia, pada tahun 2018 tercatat 307 kasus dan 9 diantaranya meninggal
dunia.
Menurut Paomey et al (2019) menunjukkan bahwa kasus DBD
tertinggi terdapat pada Kelurahan Malalayang I sebanyak 16 kasus dan
terendah pada Kelurahan Winangun II sebanyak 4 kasus. Terdapat
keterkaitan antara ketinggian tempat dan kasus DBD. Dataran yang rendah
memiliki kasus DBD lebih banyak. Kepadatan penduduk tidak terlihat
keterkaitan dengan kasus DBD. Kasus DBD lebih banyak terdapat pada
daerah dengan kepadatan penduduk rendah.
B. Pembahasan
Berdasarkan penulisan yang dilakukan ditemukan ada beberapa faktor
risiko DBD, dimana beberapa faktor risiko yang diperoleh yaitu faktor
lingkungan (perubahan iklim), faktor pejamu berupa tingkat kesadaran dan
pengetahuan masyarakat yang masih kurang, faktor agen penyebab, dan
faktor DBD. Kelembapan yang tinggi yaitu pada suhu 28-32 oC, dimana
nyamuk Aedes akan dapat bertahan hidup dengan waktu yang sangat lama.
Suhu udara dan kelembapan di Indonesia tidak sama disetiap tempat, maka
pola waktu dan penyakit berbeda untuk setiap tempat. Penyebaran dengue
dipengaruhi oleh beberapa faktor iklim seperti curah hujan, suhu, dan
kelembapan. Berdasarkan teori yang ada pada wilayah dengan dataran yang
dekat dengan pantai populasi nyamuk yang banyak ditemukan adalah jenis
nyamuk Aedes aegypti karena pada wilayah ini jarang terdapat pepohonan
dan memiliki kelembapan yang tinggi sehingga cocok untuk habitat nyamuk
Aedes Aegypti (Sembel, 2009).
DBD merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis
lingkungan namun masih dipengaruhi oleh faktor dari host (penjamu) seperti
perilaku masyarakat (Kaparang et al 2019), dan pelayanan kesehatan yang
diberikan terhadap masyarakat. Selanjutnya faktor agen yaitu virus Dengue.
Virus Dengue ditemukan 4 serotype di Sulawesi Utara sehingga pemberian
vaksin harus diberikan untuk 4 serotype virus Dengue ini (Sumampouw,
2019). Menurut Kamruzzaman (2015) yang menyatakan bahwa perubahan
iklim menyebabkan perubahan curah hujan, suhu, kelembapan, dan udara.
Perubahan iklim akan berpengaruh terhadap ekosistem daratan, dan lautan
serta berpengaruh terhadap kesehatan. Dalam bidang kesehatan, perubahan
iklim akan menyebabkan dampak terhadap peningkatan kasus penyakit
menular terutama penyakit yang infektif terhadap iklim salah satunya vektor
penyakit Aedes.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan iklim bisa terjadi di muka bumi disebabkan karena beberapa
faktor. Baik faktor alami dari alam maupun faktor manusia seperti aktivitas-
aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap alam. Namun, sebagian besar
perubahan iklim diakibatkan oleh manusia. Karena Adapun tugas manusia
dalam menghadapi perubahan iklim dan peristiwa alam yang terjadi adalah
dengan mengelola bumi dengan baik serta sebisa mungkin bertindak hal hal
positif yang tidak memperparah keadaan bumi khususnya iklim.

B. Saran
Dalam menyikapi perubahan iklim yang terjadi pada era ini, manusia dapat
melakukan beberapa upaya penanganan. Salah satu contoh dengan melakukan
adaptasi dan imigasi yang telah kami bahas di atas. Contohnya dalam
penerapan kebijakan pemerintah dalam mengatasi banjir,longsor,dan
pemanasan global yang terjadi bumi nusantara. Manusia baik dari golongan
masyarakat dan pemerintah harus saling membantu dalam mengatasi
permasalahan dengan caranya masing-masing. Pemerintah memberikan
kebijakan-kebijakan dan masyarakat menjalankannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai