Anda di halaman 1dari 13

PEMANASAN GLOBAL

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad,A. Md., M. T., IPM

Oleh:
KHARISMA AYU LESTARI 200104500007
RAIKA RAMADHANI 200104501014
YOSUA ARUNG BONE 200104501015

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. penulis ucapkan atas kehadirat-Nya karena
telah memberikan kelimpahan nikmat, sehingga laporan ini dapat terselesaikan di
tengah padatnya aktivitas sehari-hari penulis.
Laporan ini berjudul Laporan Matakuliah Metode Fisika lingkungan
“PEMANASAN GLOBAL”. Makalah ini membahas beberapa topik yang dirasa
perlu untuk dipahami dalam mata kuliah fisika lingkungan , terkhusus metode fisika
lingkungan dalam bidang kebumian. Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
pembelajaran mengenai metode fisika lingkungan dalam bidang kebumian
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik
tanpa adanya kemauan yang kuat dan dorongan dari Selaku dosen pengampu
matakuliah Fisika Lingkungan Ayahanda Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad.,
A.Md., M.T., IPM sehingga pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada beliau.
Untuk penutup, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun agar penulis dapat menyempurnakan isi makalah ini.
Semoga Allah SWT. berikan kelimpahan nikmat kepada pembaca.

Makassar, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PERTANYAAN MENDASAR 1
II. DESAIN PROYEK 2
III. MENYUSUN PENJADWALAN 7
IV. MONITOR KEMAJUAN PROYEK 8
V. PENILAIAN HASIL 9
VI. EVALUASI PENGALAMAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10

iii
I. Pertanyaan Mendasar
Hari Bumi pertama kali diperingati di Amerika Serikat atas inisiatif seorang
senator, Gaylord Nelson, tepatnya pada tanggal 22 April 1970. Cikal bakal Hari
Bumi dimulai sejak ia menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969, tentang
desakan untuk memasukkan isu-isu kontroversial, yaitu tentang masalah
lingkungan hidup. Al Gore mantan wakil presiden Amerika Serikat (AS)
menggambarkan dengan baik sekali adanya ancaman terhadap keberadaan
Bumi kita. Dalam filmnya tersebut digambarkan bagaimana selimut-selimut es
di berbagai wilayah dunia semakin menyusut, demikian juga gunung-gunung
es di dekat kutub Bumi. Pemanasan global diyakini disebabkan oleh berbagai
macam aktivitas manusia, seperti proses industrialisasi dan transportasi yang
menggunakan bahan bakar fosil.
Perubahan Iklim atau tepatnya perubahan variabel iklim ialah perubahan
suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan kelembaban sebagai akibat dari
pemanasan global. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk
ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus
tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 0.18 °C.
Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat
meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro
oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon. dan sulfur heksafluorida di
atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar
fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran
hutan (Ramli, 2015).
Pemanasan global adalah peningkatan gas rumah kaca di atmosfer yang
disebabkan oleh kegiatan umat manusia yang meningkatkan efek rumah kaca.
Sebagai salah satu efek pemanasan global, selama dua dekade terakhir adalah
timbulnya berbagai penyakit yang menyebar dengan cepat Beberapa mikro
organisme dalam tahap istirahat dapat dijumpai dalam suhu yang rendah.
Setelah suhu naik dia akan berkembang dengan pesat Berbagai wabah penyakit
sudah diketahui dan dicurigai oleh para ilmuan sejak dua dasawarsa yang
lampau, sebagai akibat terjadinya pemanasan. global. Apabila terjadi kenaikan

1
karbon dioksida sebesar dua kali dan empat kali dari tahun 1990 dalam rentang
100 tahun akan menaikkan permukaan laut sekitar 0,25 m (Latif,1996).
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diperoleh pertanyaan
mendasar sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kenaikan temperatur di masa depan terhadap
kehidupan di bumi?
2. Bagaimana pengaruh penipisan lapisan ozon terhadap kehidupan manusia?
3. Bagaimana pengaruh pemanasan global terhadap kehidupan manusia?
II. Membuat Desain Proyek
A. Pengaruh Kenaikan Temperatur di Masa Depan terhadap Kehidupan
di Bumi.
Sejak akhir abad 19, rata-rata temperatur permukaan bumi sudah meningkat
sekitar satu derajat Fahrenheit (0,6 derajat Celcius). Sedangkan kombinasi suhu
laut dan daratan pada tahun 2000 adalah sebesar 0,29 derajat Celcius di atas
rata-rata suhu pada tahun 1961-1990. Kenaikan suhu global sejak sekitar 1980
meningkat 2x lebih cepat daripada periode sebelumnya.
Menurut kepala BMKG, saat ini kenaikan suhu udara di Indonesia dinilai
sudah membuat iklim di Indonesia tidak karuan dimana kenaikan suhu udara
juga bisa mengakibatkan cuaca ekstrem dengan intensitas yang semakin
meningkat, durasi yang semakin panjang dan frekuensinya semakin sering.
Kalau tidak ada mitigasi yang tepat, menurutnya pada tahun 2100 kenaikan
suhu udara di Indonesia akan mencapai 3 °C. Belakangan kita sering merasa
lebih panas dibandingkan dulu tanpa menyadari bahwa itu adalah akibat dari
pemanasan global.
Meski secara umum rata-rata suhu udara permukaan Indonesia lebih rendah
dari rata-rata global, tetapi jika dilihat secara spesifik per kota maka beberapa
kota di Indonesia justru memiliki suhu lebih tinggi ketimbang rata-rata dunia.
Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar
matahari menuju ke atmosfer bumi. Kemudian sebagian sinar ini berubah
menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan
permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah dipantulkan kembali ke atmosfer

2
dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang kemudian menyebabkan suhu
bumi meningkat.
Apabila kenaikan temperatur global terjadi, permukaan laut akan naik
akibat peleburan gletser-gletser, yang pada gilirannya mengakibat permukaan
laut lebih tinggi. Kenaikan permukaan laut mempunyai dampak langsung pada
garis pantai dan bahkan dapat membajiri pulau-pulau kecil atau kawasan kota
yang rata dengan pantai. Dapat pula memungkinkan kejadian cuaca ekstrim
yang akan memunculkan badai-badai lebih hebat, musim kering, banjir, angin
topan dan gejala cuaca lain yang mempunyai dampak langsung pada kehidupan
sosial dan ekonomi manusia. Kecepatan kenaikan temperatur akan berarti bagi
ekosistem-ekosistem untuk menyesuaikan dan banyak jenis tumbuhan dan
binatang akan musnah. Manusia juga akan menghadapi berbagai kesulitan,
seperti dampak pada pertanian, persediaan air dan kehutanan.
Meningkatknya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi.
B. Pengaruh Penipisan Lapisan Ozon terhadap Kehidupan manusia.
Ozon pertama kali ditemukan oleh C.F Schonbein pada tahun 1840.
Penamaan ozon diambil dari bahasa yunani OZEIN yang berarti smell atau
bau. Ozon dikenal sebagai gas yang tidak memiliki warna. Soret pada tahun
1867 mengumumkan bahwa ozon adalah sebuah molekul gas yang terdiri tiga
buah atom oksigen.
Ozon di lapisan atas (lapisan stratosfer), terbentuk secara alami, dan
melindungi bumi. Namun zat kimia buatan manusia telah merusak lapisan
tersebut, sehingga menimbulkan penipisan lapisan ozon. Zat kimia itu dikenal
dengan ODS (ozone-depletting substances), diantaranya chlorofluorocarbons
(CFCs), hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), halons, methyl bromide, carbon
tetrachloride, dan methyl chloroform. Zat perusak ozon tersebut sebagian
masih digunakan sebagai bahan pendingin (coolants), foaming agents,
pemadam kebakaran (fire extinguishers), pelarut (solvents), pestisida
(pesticides), dan aerosol propellanys.

3
Kehidupan manusia sangat tergantung pada lapisan ozon yang jumlahnya
relatif sangat sedikit. Ozon mempunyai kemampuan untuk menyerap radiasi
ultraviolet dengan panjang gelombang kurang lebih 320 nm yang dipancarkan
oleh matahari. Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang antara 200-280 nm
(UV-C), dapat mematikan manusia dan unsur-unsur kehidupan lainnya.
Sebelum sampai ke bumi sinar ultraviolet ini telah banyak diserap oleh lapisan
ozon. Sinar UV dengan panjang gelombang 280-320 (UV-B) sebagian besar
diserap oleh lapisan ozon, namun beberapa tetap dapat menerobos lapisan
tersebut. Sinar UV ini dapat mematikan hampir semua bentuk-bentuk
kehidupan.
Penipisan lapisan ozon menjadi salah satu isu kerusakan lingkungan hidup
yang sedang dihadapi oleh seluruh masyarakat dibelahan bumi ini. Penipisan
lapisan ozon menjadi perhatian masyarakat internasional berawal sejak tahun
1970-an, para ilmuwan sudah mencurigai bahwa lapisan ozon stratosfer berada
dalam bahaya. Menipisnya lapisan ozon diduga ada kaitannya dengan gas CFC
(Cholorofluorocarbon), dugaan tersebut ternyata benar sejak Sherwood
Rowland dan Mario Molina mengumumkan hasil penelitiannya. Kedua
ilmuwan dari Universitas California ini yang pertama kali menemukan bahwa
99 persen dari gas CFC yang teremisi ke atmosfer akan mencapai stratosfer dan
akan tetap tinggal di sana sampai puluhan tahun, mereka juga menduga bahwa
akumulasi gas CFC dan Halon inilah yang menyebabkan kerusakan lapisan
ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan terjadinya pemanasan suhu di bumi,
mencairnya es di kutub, dan peningkatan permukaan air laut beberapa kali
lipat. Menipisnya lapisan ozon meningkatkan paparan radiasi sinar ultraviolet
terutama UV-B yang masuk ke permukaan bumi. Peningkatan radiasi sinar
UV-B ini menyebabkan masalah pada kesehatan manusia, antara lain,
kerusakan jaringan kulit, seperti kanker kulit dan penuaan dini, kerusakan pada
mata seperti katarak, dan menurunnya daya tahan tubuh sehingga
mengakibatkan berbagai penyakit infeksi. Selain di bidang kesehatan, paparan
radiasi ultraviolet yang berlebihan juga akan mempengaruhi bidang pertanian.
Walaupun belum diketahui dengan tepat tambahan radiasi ultraviolet yang

4
mencapai permukaan tanah selama fase-fase rawan dari pertumbuhan tanaman,
namun radiasi ultraviolet dapat mengganggu pertumbuhan gandum, padi, dan
makanan pokok lain.
Hal ini membuktikan bahwa apabila ozon semakin lama semakin menipis,
maka akan membahayakan semua makhluk hidup di belahan bumi ini. Untuk
mengatasi masalah penipisan lapisan ozon, pada tahun 1977 UNEP (United
Nations Environtment Programme) menyelenggarakan World Plan Of Action
On The Ozone Layer, yang melaksanakan riset skala internasional dan
memonitor lapisan ozon. Pada tahun 1981, UNEP merancang konvensi global
framework tentang lapisan ozon, yakni The Vienna Convention For Protection
Of The Ozone Layer (Konvensi Wina 1985). Tujuan dari konvensi ini adalah
untuk melindungi lingkungan hidup dan kesehatan manusia dari kegiatan
manusia itu sendiri yang menyebabkan perubahan pada lapisan ozon.
Dikarenakan konvensi ini tidak menetapkan ukuran-ukuran tertentu yang
menyebabkan kerusakan lapisan ozon, oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari
Konvensi Wina 1985, akhirnya pada tahun 1989 lahirlah The Montreal
Protocol On Substances That Deplete The Ozone Layer, yang berisi tentang
larangan penggunaan bahan-bahan yang merusak lapisan ozon. Walaupun saat
ini zat kimia perusak lapisan ozon telah dikurangi atau dihilangkan
penggunaannya, namun penggunaannya di waktu yang lampau masih dapat
berdampak pada perusakan lapisan ozon.
C. Pengaruh Pemanasan Global terhadap Kehidupan Manusia.
Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Kontributor
terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2) dan metana
(CH4) yang dihasilkan pertanian dan peternakan (terutama dari sistem
pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-
gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya
hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin
memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan
CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Selama dekade terakhir
ini emisi CO2 meningkat dua kali lipat dari 1.400 juta ton per tahun menjadi
2.900 juta ton per tahun.

5
Gangguan terhadap keseimbangan energi di bumi merupakan salah satu
penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang semakin sulit
untuk diprediksi. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti gas-gas asam arang atau
karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O) merupakan
pemicu terjadinya gangguan terhadap keseimbangan tersebut. Saat ini
konsentrasi GRK sudah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan
keseimbangan ekosistem.
Indonesia berada di bawah Amerika Serikat dan China, dengan jumlah emisi
yang dihasilkan mencapai dua miliar ton CO2 per tahunnya atau menyumbang
10% dari emisi CO2 di dunia yang merupakan dampak dari pembakaran hutan
dan alih fungsi lahan yang kurang tepat. Konsentrasi GRK di atmosfer
meningkat sebagai akibat adanya pengelolaan lahan yang kurang tepat, antara
lain adanya pembakaran vegetasi hutan dalam skala luas pada waktu yang
bersamaan dan adanya pengeringan lahan gambut. Kegiatan kegiatan tersebut
umumnya dilakukan pada awal alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian.
Pencemaran lingkungan, pembakaran hutan dan penghancuran lahan-lahan
hutan yang luas diberbagai benua di bumi, telah mengganggu proses
penyimpanan karbon dalam Carbon Sink. Akibat dari itu, karbon yang
tersimpan dalam biomassa hutan terlepas ke atmosfer dan kemampuan bumi
untuk menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis hutan berkurang. Selain
akibat tersebut, intensitas Efek Rumah Kaca (ERK) akan ikut naik dan
meyebabkan naiknya suhu permukaan bumi. Hal inilah yang memicu tuduhan
bahwa kerusakan hutan tropik telah menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan global ini akan mempunyai dampak yang besar terhadap
kesejahteraan manusia pada umumnya, bahkan telah menyebabkan terjadinya
berbagai bencana alam di belahan dunia, seperti kenaikan permukaan laut,
meningkatnya badai atmosferik, bertambahnya jenis dan populasi organisme
penyebab penyakit. Sebagian peneliti bahkan mengatakan jika pemanasan
global ini terus meningkat, dalam waktu 50 tahun lagi, seperempat atau lebih
dari kehidupan di muka bumi ini mungkin akan binasa.

6
III. Menyusun Penjadwalan

Bulan
No. Kegiatan September Oktober November
I II III IV I II III IV I II III IV

1. Pembentukan kelompok
2. Diskusi topik
3. Penentuan topik yang dipilih
4. Mencari literatur
5. Menyiapkan pertanyaan mendasar
6. Penyusunan makalah
7. Pengumpulan makalah untuk revisi
8. Konsultasi pada dosen pembimbing
9. Revisi makalah
10. Presentasi
11. Revisi makalah
12. Finalisasi makalah

7
IV. Monitor Kemajuan Proyek

Kenaikan
temperatur
Dampak
Penipisan lapisan
ozon

Penyebab Makhluk hidup


Pemanasan global

Memanfaatkan SDA
dengan baik

Kerja sama antara


Melakukan
Solusi pemerintah dan
penghijauan
masyarakat

Mengurangi
penggunaan bahan
bakar fosil

V. Penilaian Hasil

Berdasarkan gambar diatas terlihat jelas perbedaan bumi pada tahun


1984 dan 2012 yaitu mencairnya es di kutub utara yang diakibatkan oleh

8
pemanasan global. Jika ini terus terjadi maka permukaann air laut akan
semakin tinggi yang akan mengakibatkan wilayah atau negara yang letaknya
lebih rendah akan tenggelam.
Untuk mengurangi pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan
manusia adalah dengan cara menghemat energi, menggunakan transportasi
umum, menanam pohon, mengurangi peralatan yang mengandung CFC dan
memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
perlunya kesadaran manusia untuk lebih peduli terhadap kehidupan di bumi.
VI. Evaluasi Pengalaman
a. Apabila kenaikan temperatur global terjadi akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi.
b. Pengaruh penipisan lapisan ozon terhadap kehidupan manusia adalah akan
meningkatkan jumlah sinar UV-B yang sampai ke bumi sehingga akan
berakibat negatif terhadap kehidupan permukaan bumi seperti yang
dialami oleh manusia, misalnya dampak negatif yang terjadi pada manusia
adalah menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata dan menurunkan
kekebalan tubuh sehingga orang akan lebih mudah terserang penyakit bila
terjadi penipisan/pengurangan ozon di lapisan stratosfer. Diperkiran
bahwa dengan penipisan ozon sekitar 0,5% akan menyebabkan
peningkatan katarak untuk kurang lebih 1%.
c. Pemanasan global menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam di
belahan dunia, seperti kenaikan permukaan laut, meningkatnya badai
atmosferik, bertambahnya jenis dan populasi organisme penyebab
penyakit.

9
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, W. E., 2005. Pengaruh Penipisan Ozon terhadap Kesehatan Manusia.


Prosiding Semhas Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
FMIPA-UNY.
Keman, S., 2007. Perubahan Iklim Global, Kesehatan Manusia dan Pembangunan
Berkelanjutan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, III(2).
Kumalawati, R. et al., 2020. Inventarisasi Perlindungan Lapisan Ozon.
Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.
Latif, V., 2019. Pemanasan Global dan Pola Penyakit, Pikiran Rakyat, Bandung..
Prodjosantoso, A. K., 1992. Globalisasi Masalah Penipisan Lapisan Ozon dan
Usaha-usaha Penanggulangannya. Cakrawala Pendidikan, No. 1.

10

Anda mungkin juga menyukai