Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN DALAM KACA MATA

FISIKA

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas KU2061 Agama dan Etika Islam K-01

Disusun Oleh :
Dinta (10221024)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Bandung, 15 November 2022

Dinta
Daftar Isi

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Daftar Gambar 4
Daftar Tabel 5
BAB I : PENDAHULUAN 6
BAB II : ISI 7
BAB III : KESIMPULAN 8
Daftar Pustaka 9
Lampiran 9
Daftar Gambar

Gambar 1. Posisi Perihelion dan Aphelion Bumi terhadap Matahari


Daftar Tabel

No table of figures entries found.


BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cuaca merupakan keadaan atmosfer pada waktu tertentu. Sedangkan, iklim
adalah ukuran rata-rata cuaca dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variable
tertentu, seperti temperature, curah hujan, atau angin pada periode waktu tertentu yang
umumnya merentang dari bulanan hingga tahunan atau bahkan jutaan tahun. Sejak
berjuta tahun yang lalu Bumi sudah berkali-kali mengalami perubahan iklim.
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika,
perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak
langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer
secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun
waktu yang dapat dibandingkan.
Perubahan iklim disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor manusia dan alam.
Namun, aktivitas manusia punya dampak besar pada perubahan iklim. Hal ini berkaitan
dengan Q.S. Al-Baqarah : 11 yang artinya “Dan bila dikatakan kepada mereka,
'Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi:' Mereka menjawab,
'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan'.”. Perubahan iklim
global juga dipengaruhi oleh posisi perihelion dan aphelion bumi terhadap matahari.
Hal ini berkaitan dengan Q.S. Yasin : 40 yang berbunyi “Tidaklah mungkin bagi
matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing -
masing beredar pada garis edarnya.” dan Q.S. Luqman : 29 yang berbunyi “Tidakkah
engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan. Sungguh, Allah
Mahateliti apa yang kamu kerjakan”.
Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan
suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah
sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan
manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian
dan ekosistem wilayah pesisir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyebab terjadinya perubahan iklim di bumi?
2. Bagaimana dampak dari terjadinya perubahan iklim di bumi?
3. Bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan akibat dari perubahan iklim
di bumi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan iklim
2. Untuk mengetahui dampak dari perubahan iklim
3. Untuk mendapatkan cara agar dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim
BAB II : ISI

Bumi dalam keadaan tidak baik-baik saja. Perubahan iklim pada zaman sekarang
menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan. Perubahan iklim disebut sebagai fenomena
pemanasan global, dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan
berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global
terdiri dari berbagai faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.
Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan
faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan
oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan
bakar fosil. Faktor yang menyebabkan perubahan iklim di antaranya efek gas rumah kaca,
pemanasan global, kerusakan lapisan ozon, kerusakan fungsi hutan, penggunaan Cloro Flour
Carbon (CFC) yang tidak terkontrol, gas buang, serta posisi perihelion dan aphelion bumi
terhadap matahari.
Berdasarkan prinsipnya, efek rumah kaca sama dengan kondisi yang terjadi pada rumah
kaca. Panas matahari terjebak di atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat.
Gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas matahari disebut gas rumah kaca. Yang
termasuk gas rumah kaca yang ada di atmosfer antara lain adalah karbon dioksida (CO2),
nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC). Gas-gas yang
melapisi tadi akan memantulkan infrared dari matahari yang seharusnya dikembalikan lagi ke
angkasa. Infrared terperangkap di bumi. Sinar inframerah memiliki panjang gelombang antara
760 nm sampai 1000 µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz. Benda panas akibat
getaran atomik dan molekuler dianggap memancarkan gelombang panas dalam bentuk sinar
inframerah. Sehingga sinar inframerah sering disebut dengan radiasi panas. Proses terjadinya
efek rumah kaca yaitu matahari memancarkan sinar matahari menuju bumi, sehingga dapat
menembus atmosfer dan diserap oleh permukaan bumi. Kemudian, bumi yang di hangatkan
oleh energi sinar matahari yang sebelumnya diserap, akan memantulkan kembali sebagian
energi berupa sinar inframerah kembali ke angkasa. Lalu, sinar inframerah yang dipantulkan
oleh bumi berbeda dengan sinar matahari yang sebelumnya diserap oleh bumi. Sinar
inframerah cenderung dapat diserap oleh gas – gas rumah kaca. Atmosfer yang telah dipenuhi
oleh gas rumah kaca kemudian menyerap sinar inframerah yang dipantulkan oleh bumi
sehingga menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer. Kemudian, atmosfer yang memanas
akan memantulkan sinar inframerah kembali ke permukaan bumi.
Pemanasan global adalah suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia
terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan
ini menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama
gas karbon dioksida (CO2) melalui proses yang disebut efek rumah kaca. Energi matahari yang
telah diabsorpsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan juga
permukaan bumi. Namun, energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang oleh karbon dioksida
(CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer bumi. Banyaknya CO2 di udara menjadi salah
satu faktor terjadinya pemanasan global. Faktor pemanasan global lainnya adalah seperti gas
industri, polusi bahan bakar, dan gas metana yang dihasilkan dari sampah plastik.
Ozon adalah gas yang secara alami terdapat di atmosfir. Fungsi laipsan ozon adalah
untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Sebanyak 99%
radiasi ini ditahan oleh lapisan ozon dan hanya sisanya, 1% radiasi yang sampai ke bumi. Hal
ini membuat radiasi tersebut tidak berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. Lapisan pelindung
radiasi ultarviolet ini semakin mengalami penipisan bahkan kerusakan. Penipisan lapisan ozon
akan meningkatkan radiasi sinar ultraviolet sinar matahari sampai ke bumi. Menipisnya lapisan
ozon ini dipicu oleh meningkatnya penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO). Penipisan lapisan
ozon juga disebabkan oleh meningkatnya karbon monoksida yang dihasilkan kendaraan
bermotor dan pabrik. Penggundulan hutan pun turut berkontribusi lantaran kemampuan pohon
dan hutan dalam menyerap gas-gas pemicu kerusakan lapisan ozon. Menipisnya lapisan ozon
mengakibatkan tidak menentunya cuaca dan iklim.
Illegal logging yaitu penebangan pohon pada suatu kawasan hutan yang dilakukan
secara liar tanpa mempertimbangkan dampak kerusakan hutan bagi lingkungan. Kebakaran
hutan, kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena kesengajaan manusia.
Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan untuk dijadikan lahan
perkebunan, pemukiman, peternakan dan lainnya. Oksigen (O2) merupakan gas yang berperan
penting untuk menyokong seluruh kehidupan di muka bumi. Hutan adalah produsen terbesar
yang menghasilkan gas tersebut. Selain itu, hutan membantu menyerap gas rumah kaca yang
menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan,
maka hal tersebut bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang
ekstrem. Kondisi suhu yang naik akibat penebangan hutan mengakibatkan ketidakstabilan
iklim dan menimbulkan fenomena perubahan iklim.
Klorofluorokarbon (CFC) merupakan salah satu dari sekian banyak senyawa organik,
yang tersusun atas karbon, fluor, dan klorin. Klorofluorokarbon bersifat sangat stabil, tidak
mudah terbakar, dan tidak beracun. Sehingga gas buatan ini sering diaplikasikan dalam
berbagai peralatan dan industri. Terlepas dari sifat dan pengunaan CFC dalam industri serta
berbagai peralatan, gas buatan ini sangat berbahaya bagi Bumi. lambat laun, gas CFC yang
digunakan dapat mencapai dan merusak lapisan ozon. Tiap satu molekul CFC mampu
menghancurkan 10 ribu molekul ozon. CFC yang telah dilepaskan ke atmosfer akan
terakumulasi di lapisan stratosfer. Adapun stratosfer merupakan lapisan yang mengandung
ozon, guna melindungi Bumi dari efek radiasi ultraviolet matahari. Penggunaan Chloro Fluoro
Carbon (CFC) menyebabkan penipisan lapisan ozon. Akibatnya radiasi ultraviolet dapat
dengan mudah masuk ke dalam Bumi. Penipisan lapisan ozon sangat berdampak bagi
kehidupan makhluk hidup di Bumi. Gas CFC merupakan gas yang dapat bergesekan dengan
lapisan ozon sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan penipisan pada laposan ozon.
Penipisan kapisan ozon inilah yang nantinya akan membuat bumi menjadi tidak terlindungi
dari radiasi sinar UV sehingga suhu bumi akan naik dan manusia yang terpapar sinar UV
beresiko tinggi terkena kanker kulit. Di era globalisasi dengan perkembangan kemajuan
teknologi yang pesat ini, gas CFC pada umumnya dimanfaatkan untuk pendingin ruangan
(AC), kulkas, dry clean, spray, maupun pada industri elektronik lainnya. Pemakaian gas CFC
yang berlebihan dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon yang signifikan.
Gas buang merupakan polutan yang berasal dari proses pembakaran pada kendaraan
bermotor. Gas buang mengandung polutan yang berbahaya bagi manusia, emisi gas buang
dapat diukur dengan alat ukur emisi untuk mengetahui berapa kandungan yang terkandung
pada gas buang tersebut. Kendaraan bermotor berbahan bakar fosil adalah salah satu
penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK). Tingkat penggunaan kendaraan bermotor yang
tinggi merupakan salah satu penyebab kepadatan GRK di atmosfer bumi. Pada tahun 2009 saja,
menurut perhitungan World Wide Fund sektor transports menyumbang sekitar seperempat dari
total GRK di atmosfer bumi. Jika emisi satu kendaraan bermotor yang dihasilkan hanya oleh
satu orang saja, itu berarti jika penduduk Jakarta ada seminar 11 juta jiwa dan 60 persennya
adalah pengguna kendaraan pribadi baik mobil atau motor, ada sekitar 6.600.000 kendaraan
bermotor yang setiap hari menghasilkan emisi GRK. Belum lagi emisi dari pembakaran
berlebih akibat kemacetan. Salah satu zat yang dikeluarkan dari sisa pembakaran kendaraan
bermotor adalah gas karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida jika diabaikan maka
konsentrasinya akan terakumulasi di atmosfer dan berpotensi menyebabkan pemanasan global
dan dalam jangka panjang akan mengakibatkan perubahan iklim yang berbahaya bagi
kehidupan manusia.
Perubahan iklim global juga dapat dipengaruhi oleh perubahan aktifitas Matahari
jangka Panjang. Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi. Ketika
aktifitas Matahari meningkat, maka jumlah energi yang dipancarkan ke bumi akan semakin
besar (Susatya et al., 2011). Pancaran cahaya Matahari tersebut membawa energi bahkan
radiasi. Radiasi Matahari merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir
yang terjadi di Matahari, konsentrasi radiasi Matahari memiliki aktivitas tinggi ketika siang
hari pada saat cuaca cerah (sekitar jam 07:00 s/d jam 15:00 wib). Radiasi Matahari yang sampai
ke permukaan Bumi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Posisi Matahari dan kedudukan
wilayah di permukaan Bumi berpengaruh terhadap potensi radiasi Matahari di suatu wilayah
(Rifai et al., 2014). Radiasi Matahari akan mengalami hambatan yang disebabkan oleh partikel-
partikel yang ada di atmosfer. Hambatan tersebut berupa serapan, hamburan, dan pantulan
(Mairisdawenti et al., 2014). Radiasi tersebut dipantulkan kembali ke angkasa dalam bentuk
gelombang panjang, sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca, yaitu CO2,
CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada di atmosfer. Akibatnya gelombang panjang yang
bersifat panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. (Syaifullah, 2016). Radiasi
Matahari akan mengalami perubahan ketika adanya penghalang seperti adanya awan atau
hujan. Jumlah total radiasi yang diterima dipermukaan bumi dipengaruhi oleh jarak Matahari,
intensitas radiasi Matahari, panjang hari (sun duration), dan pengaruh atmosfer. Selain dari 4
faktor tersebut intensitas radiasi Matahari dipengaruhi adanya intensitas hujan harian.
Kandungan uap air ketika turun hujan akan menutup cahaya Matahari yang masuk pada sensor
radiasi. (Subiakto, 2016). Jarak Matahari selalu berubah sepanjang tahun dikarenakan orbit
Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips. Sehingga adakalanya Bumi berada pada jarak
terdekat dan terjauh dengan Matahari. Saat Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari
disebut perihelion dengan jarak Bumi terhadap Matahari sebesar 146,6 juta kilometer. Saat
Bumi berada pada jarak terjauh dari Matahari disebut aphelion dengan jarak Bumi terhadap
Matahari sebesar 152,65 juta kilometer seperti terlihat pada gambar 1. Jarak rata-rata Bumi
terhadap Matahari adalah 150 juta kilometer atau 1 Satuan Astronomi (1 SA) (Raisal &
Rakhmadi, 2020). Variasi jarak Matahari dengan Bumi sebesar 3%. Hal ini berpengaruh
terhadap diameter sudut Matahari yang terlihat dari Bumi (Sopwan, 2018). Suhu udara meliputi
dua aspek yaitu derajat dan insolasi atau intensitas radiasi Matahari yang sampai ke permukaan
bumi dimana salah satu yang mempengaruhi insolasi adalah ketinggian suatu lokasi dari
permukaan laut. Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, suhu udara di tempat tersebut akan
semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, suhu udara
akan semakin tinggi (Sitorus et al., 2014). Suhu rata-rata Bumi meningkat disebabkan oleh
pemanasan global yang berasal dari efek rumah kaca (Partiwi, 2019). Dampak pemanasan
global antara lain perubahan curah hujan, naiknya intensitas badai, mencairnya es di kutub,
menyebakan penurunan variasi hayati laut, dan lain-lain (Latuconsina, 2010).
Gambar 1. Posisi Perihelion dan Aphe;ion Bumi terhadap Matahari

Perubahan iklim yang terjadi secara terus menerus akan menimbulkan dampak
tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Diantaranya, yaitu curah hujan tinggi, musim kemarau
yang berkepanjangan, meningkatnya wabah penyakit, berkurangnya sumber air, gagal panen,
menurunnya kualitas dan kuantitas air. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama
periode waktu tertentu yang pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan
tanah horizontal yang diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun evaporasi. Normal
curah hujan ini terbagi menjadi 3 kategori, yaitu rendah (0 – 100 mm), menengah ( 100 – 300
mm), tinggi (300 – 500 mm), dan sangat tinggi (>500 mm).
Perubahan iklim menyebabkan banyak masalah lingkungan. Perubahan Iklim juga
menyebabkan cuaca ekstrim dan sulit ditebak. Misalnya, musim kemarau yang
berkepanjangan, gelombang panas yang meningkatkan suhu udara secara ekstrim dan hujan
lebat yang sering sekali terjadi. Di satu wilayah, bisa saja terjadi hujan terus-menerus yang
disertai dengan angin kencang dan menyebabkan banjir. Sementara di wilayah lain terjadi
kemarau berkepanjangan hingga mengeringkan sawah, ladang dan sumber-sumber air
masyarakat. Cuaca ekstrim seperti hujan kencang yang terjadi terus-menerus akan
menyebabkan banjir jika daratan tidak siap menampung limpahan air yang banyak. Kondisi
banjir menyebabkan lingkungan kotor dan menjadi lingkungan yang sangat baik bagi sarangga
dan nyamuk penyebar penyakit untuk hidup dan bereproduksi. Sedangkan kemarau, akibat
peningkatan suhu bumi terus-menerus dapat menyebabkan kebakaran semak dan hutan. Asap
yang dihasilkan dari kebakaran sejam dan hutan mencemari udara yang juga berdampak pada
kesehatan pernapasan manusia. Dalam kondisi tersebut akan sering ditemukan kasus-kasus
seperti Infeksi Pernapasan.
Meningkatnya temperatur udara yang disebabkan oleh pemanasan global dalam
perubahan iklim menyebabkan semakin cepatnya penguapan atau evaporasi sehingga
menyebabkan air tanah semakin cepat berkurang. Air tanah yang berkurang ini akan
memengaruhi ketersediaan air bersih di bumi. Kasus gagal panen akibat kekeringan yang
disebabkan oleh perubahan iklim terjadi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Puluhan hektar
sawah di Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar tersebut dipastikan gagal panen akibat
kekeringan dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Tidak hanya Kecamatan
Bangkinang, namun gagal panen akibat kekeringan ini diperkirakan akan melanda ratusan
hektar sawah lain di seluruh Kabupaten Kampar. Kekeringan ini merupakan yang terburuk
selama dua puluh tahun terakhir.
Profesor Richard Tol dari Sussex University, Inggris memperkirakan dampak negatif
pemanasan global akan melampaui dampak positifnya bila terjadi peningkatan suhu sampai 1,1
derajat celdius. Peningkatan suhu tersebut diprediksikan akan tercapai sebentar lagi. Profesor
Tol menyampaikan bahwa peningkatan suhu bumi akan menyebabkan hilangnya lapisan es di
Arktik pada musim panas, dan menipisnya lapisan tersebut pada musim dingin, jika
dibandingkan dengan musim dingin-musim dingin sebelumnya.
Terlalu tingginya curah hujan akan mengakibatkan menurunnya kualitas sumber air.
Selain itu, kenaikan suhu juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih. Pemanasan global
akan meningkatkan jumlah air pada atmosfer, yang kemudian meningkatkan curah hujan.
Meski kenaikkan curah hujan sebetulnya dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, namun
curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk langsung
kembali ke laut, tanpa sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk digunakan manusia.
Penanganan perubahan iklim sebenarnya bisa dilakukan dengan cara sederhana yang
akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Beberapa di antaranya, yaitu menanam pohon, selama
fotosintesis, pohon dan tanaman lain menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.
Tanaman merupakan bagian yang tak terpisahkan dari siklus pertukaran atmosfer alami.
Beberapa tanaman juga bisa melawan peningkatan karbon dioksida yang disebabkan oleh lalu
lintas mobil, manufaktur, dan aktivitas manusia lainnya.
Lalu, mengajak orang lain untuk melakukan pelestarian lingkungan. Cara yang paling
mudah adalah berbagai informasi tentang daur ulang dan konservasi energi dengan teman,
tetangga, dan rekan kerja. Menerapkan reduce, reuse, recycle. Reduce adalah kegiatan
menggunakan produk kemasan, terutama plastik seminimal mungkin. Reuse adalah langkah
menggunakan kembali benda-benda bekas seperti kantong plastik atau botol plastik. Sementara
recycle adalah kegiatan mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi berguna lagi,
Kamu bisa mendaur ulang kertas, plastik, koran, kaleng kaca dan limbah lainnya menjadi
sesuatu yang bermanfaat. Mengurangi penggunanaan kendaraan bermotor pribadi yang berarti
lebih sedikit emisi. Menggunakan sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan.
Banyak pabrik-pabrik besar mulai mengalihkan sumber energi yang digunakan agar menjadi
lebih ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas buang yang berbahaya bagi
lingkungan.
BAB III : KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global terdiri dari berbagai faktor
yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia. Iklim berubah
secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor
eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan
oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan
bahan bakar fosil. Faktor yang menyebabkan perubahan iklim di antaranya efek gas
rumah kaca, pemanasan global, kerusakan lapisan ozon, kerusakan fungsi hutan,
penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol, gas buang, serta posisi
perihelion dan aphelion bumi terhadap matahari. Perubahan iklim yang terjadi secara
terus menerus akan menimbulkan dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat.
Diantaranya, yaitu curah hujan tinggi, musim kemarau yang berkepanjangan,
meningkatnya wabah penyakit, berkurangnya sumber air, gagal panen, menurunnya
kualitas dan kuantitas air.
B. Saran
Penanganan perubahan iklim sebenarnya bisa dilakukan dengan cara sederhana
yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Beberapa di antaranya, yaitu menanam
pohon, selama fotosintesis, pohon dan tanaman lain menyerap karbon dioksida dan
mengeluarkan oksigen. Selain itu, dapat juga mengajak orang lain untuk melakukan
pelestarian lingkungan dan menerapkan reduce, reuse, recycle.
Daftar Pustaka

Filzah, Nur. 2022. Konsep Efek Rumah Kaca. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Putri, Miranda Z. 2017. Bijak Berteknologi, Kurangi Gas Emisi. Depok: Departemen
Lingkungin Hidup BEM UI 2017.

Raisal, Abu Y. 2021. Analisis Pengaruh Aphelion dan Perihelion terhadap Suhu Menggunakan
Weather Station. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-iklim

https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/2019/LAPISAN_OZON_YANG_SEMAKIN_M
ENIPIS.pdf
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai